UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

DENGAN MENGGUNAKAN METODE JIGSAW II

PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMAN 2 SALATIGA

Almuhni Nasi’i, Sunardi, Tri Widiarto

Pendidikan Sejarah – FKIP Iniversitas Kristen Satya Wacana Salatiga

ABSTRACT

The background of this research is due to low student achievement, interest in learning the lessons of Sociology too low, students are less interested in the teacher’s explanation because delivery is not systematic, less variable method and does not involve students actively in the learning process. The study aims to determine whether the use of Jigsaw II learning model to improve learning outcomes of Sociology at class XI IPS 1 SMAN 2 Salatiga 2013-2014 school year. This type of research is classroom action research consisting of two cycles and each run in two meetings. Then the collection of data using observation sheets and evaluation tests in the first cycle and second cycle, where as data analysis techniques using Comparative Descriptive. The results showed that the initial conditions (pre-cycle) students who graduated KKM just as much as 9 students or 23.68%, while 29 students have not passed or 76.32% with an average value of 71.42. In the first cycle of evaluation test shows 36 students have graduated KKM or 92.11%, and only 2 students who have not passed or 7.89% with an average value of 84.21. Despite the increase, but the results still need to be improved in the second cycle because it has not reached success indicators. From the results of the second cycle of evaluation test shows 38 students have graduated KKM or 100% successful, with an average value of 95.97 class. It can be concluded that the Jigsaw learning model to improve learning outcomes of Sociology at class XI IPS 1 SMAN 2 Salatiga Academic Year 2013-2014.

Keywords: Achievement, Sociology, Jigsaw method.


PENDAHULUAN

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 mengenai Standar Kompetensi Guru menyatakan bahwa guru harus memiliki 4 kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Salah satu aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Hal itu dapat dilakukan antara lain dengan penelitian tindakan kelas.

Guru harus memiliki kompetensi profesional yaitu mampu mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif yang diantaranya juga dengan melakukan penelitian tindakan kelas (Daryanto, 2011:1). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada dasarnya merupakan kegiatan nyata yang dilakukan guru dalam rangka memperbaiki/meningkatkan prestasi belajar siswa dikelasnya.

Dalam berbagai penelitian menunjukkan bahwa guru adalah faktor tunggal yang paling mempengaruhi prestasi siswa (manajemen kelas komprehensif edisi ke-9:14). Guru menduduki posisi sebagai pengasuh, teladan moral, dan pembimbing etis apabila tidak bersikap pilih kasih, kasar, dan mempermalukan siswa ataupun perilaku lainnya yang meremehkan harga diri dan kebanggaan siswa, kemudian guru seharusnya memperlakukan siswa dengan cara membangun hubungan baik yang menuntun siswa untuk terbuka terhadap positif pengaruh guru. Guru juga harus menyediakan forum khusus untuk menyampaikan pikiran dan masalah mereka (Pendidikan Karakter, Thomas Lickona, hal 110).

Seperti berdasarkan hasil wawan-cara yang telah dilakukan peneliti di SMAN 2 SALATIGA kelas XI IPS 1 menunjukkan bahwa siswa beranggapan pelajaran Sosiologi adalah pelajaran yang kurang diminati oleh siswa karena dianggap sebagai pelajaran hafalan yang membosankan. Dapat dibenarkan bahwa anggapan tersebut muncul bukan hanya dari siswa yang tidak mampu untuk memahami materi pelajaran Sosiologi namun juga dapat dikarenakan pembelajaran guru yang tidak variatif dan berkesan monoton, sehingga memungkinkan siswa dapat merasa bosan dengan mata pelajaran Sosiologi. Dan menjadikan mata pelajaran Sosiologi semakin memberikan citra membosankan bagi para siswa.

Menyadari hal di atas maka perlu diadakan tindakan untuk mengatasinya dengan cara membenahi pendekatan maupun metode pembelajarannya. Tanpa ada pembenahan di khawatirkan pembelajaran akan berjalan monoton dan verbalis sehingga siswa kurang menangkap makna pembelajaran dan dimungkinkan pencapaian hasil belajarnya akan rendah. Disini guru membutuhkan keaktifan siswanya untuk menjadi bagian dari materi pembelajaran supaya siswa dapat lebih menguasai materi pelajaran yaitu dengan menggunakan pembelajaran metode Jigsaw II. Metode Jigsaw II yaitu pembelajaran kooperatif yang mana guru berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi harus juga membangun dalam pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan langsung dalam menerapkan ide-ide mereka. Ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri dan membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme. Dengan demikian, pendidikan hendaknya mampu menja-dikan dan memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan membangkitkan potensi siswa, menumbuhkan aktifitas dan daya cipta kreativitas sehingga akan menjamin terjadinya dinamika di dalam proses pembelajaran.

TINJAUAN PUSATAKA

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap dan perubahan itu bersifat reality (Winkel, 1991:36). Dipertegas dalam Hilgard dan Bower (1975) mengemukakan belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu. Dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya.

Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian. Menurut Slavin (2007), pembelajaran kooperatif menggalakan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme.

Sosiologi adalah studi tentang statika sosial (sosial statics) dan dinamika sosial (sosial dynamics). Dalam hal ini statika sosial mewakili stabilitas sedangkan dinamika mewakili perubahan.

Departemen Pendidikan Nasional (2004) dalam “Kurikulum Sosiologi tahun 2004”, bahwa pembelajaran Sosiologi berperan sebagai wahana pengembangan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pemahamannya terhadap fenomena kehidupan sehari-hari. Sebagai wahana pengembangan kemampuan siswa, materi pelajaran mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata hidup bermasyarakat. Materi tersebut sekaligus menjadi pengantar bagi siswa-siswa yang berminat mendalami Sosiologi lebih lanjut.

Adapun Kerangka pikir penelitian ini tergambar dalam diagram sebagai berikut:

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di SMAN 2 Salatiga kelas XI IPS 1. Penelitian dilaksanakan pada semester I, Bulan November sampai Desember tahun ajaran 2013/2014 dan digunakan setting kelas, di mana data diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS 1 di SMAN 2 Salatiga yang berjumlah 38, diantaranya 19 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Wali kelas XI IPS 1 adalah Nani Widiastuti S.Pd yang juga sebagai guru mata pelajaran Sosiologi.

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan terdiri dari 2 siklus. Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah evaluasi, observasi, angket, dan dokumentasi. Analisis hasil tes belajar siswa akan dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif, yaitu membandingkan hasil belajar awal dengan niai-nilai hasil belajar setelah mengikuti tes pada siklus I maupun siklus II . Untuk mengetahui nilai rata-rata pra test maupun past test pada tiap siklusnya digunakan rumus ;

R =

∑x

N

Atau

nilai rata-rata =

Jumlah nilai seluruh siswa

jumlah siswa

Hasil Observasi dianalisis dengan tekhnik deskriptif kualitatif dan untuk mencari presentase ketuntasan prestasi belajar siswa menggunakan rumus

presentase ketuntasan =

Jumlah nilai tuntas/tidak tuntas

x 100%

Jumlah seluruh siswa

DESKRIPSI KONDISI AWAL

Berdasarkan pengumpulan data daftar nilai Tes Tengah Semester, diperoleh dari 38 siswa, hanya 9 siswa atau 23,68% yang lulus dari KKM (mendapat nilai 75 – 100). Nilai yang diperoleh siswa berkisar antara 50 – 74 dengan rata-rata kelas 70. Perolehan nilai rata-rata siswa siswa tersebut jauh dari ketuntasan minimal hasil belajar yang telah ditentukan oleh guru kelas XI IPS SMAN 2 Salatiga. Nilai terendah yaitu 60 dari 4 siswa dan nilai tertinggi 77 dari 3 siswa yang dapat disimpulkan bahwa pada kelas XI IPS I tersebut berada pada prestasi yang rendah dalam pembelajaran sosiologi.

DESKRIPSI HASIL SIKLUS I

Pelaksanaan siklus I pada tanggal 4 November, 6 November, dn 11 November 2013 di ruang kelas XI IPS 1 SMU N 2 Salatiga.

Langkah peneliti antara lain adalah menyiapkan rencana pembelajaran materi Sosiologi kelas XI IPS 1, kompetensi dasar “Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat”. Setelah membuat rencana pembelajaran, dilakukan cara membagi kelompok siswa dengan terlebih dahulu mengurutkan prestasi siswa rangking dalam kelas. Yaitu jumlah siswa dalam kelas 38 orang, dibagi dalam bagian 25% (rangking 1-9) kelompok sangat baik, 25% (rangking 9-16) kelompok baik, 25 % selanjutnya (rangking 17-24) kelompok sedang. 25% (rangking 25-38) rendah. Selanjutnya dibagi menjadi 5 kelompok (merah, kuning, hijau, putih, ungu) yang isi tiap-tiap kelompok heterogen dalam prestasi belajar sosiologi. Selanjutnya siswa disediakan lembar kerja sebagai pedoman dalam kelompok diskusi metode pembelajaran jigsaw II. Pembagian kelompok jigsaw II dan lembar kerja yang diberikan kepada siswa sesuai dengan jadwal pelaksanaan siklus I. Evaluasi beserta kunci jawaban juga telah disiapkan. Berdasarkan pada hasil pengamatan, diperoleh dari 38 siswa, mendapat nilai rata-rata 84,21 dengan nilai tertinggi 94 dan nilai terendah 60, jumlah siswa tuntas sebanyak 35 atau 92,11% dan 3 atau 7,89% siswa tidak tuntas.

Pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I belum mencapai target yang diinginkan, sedangkan rencana pembelajaran telah disusun sesuai dengan kerangka pembelajaran yang sesungguhnya yaitu pembelajaran menggunakan metode Jigsaw II pada peningkatan prestasi belajar Sosiologi. Melihat titik lemah yang terjadi pada sebagian kecil siswa berkenaan dengan contoh konflik masa sub materi macam-macam konflik sosial maka perlu diadakan penjelasan yang mendasar pada siswa kelas yang mengalami kesalahan pemahaman atau hambatan dengan memanfaatkan teman yang telah memahami materi untuk menjelaskannya yang akan dilakukan pada siklus II.

Deskripsi Hasil Siklus II

Pelaksanaan siklus II direncanakan pada tanggal 13, 18, dan 20 November 2013 di ruang kelas XI IPS 1 SMAN 2 Salatiga. Siklus II diadakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pada siklus II akan dilakukan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada siklus I dengan melakukan perubahan perencanaan tindakan.

Berdasarkan pada hasil pengamatan, diperoleh dari 38 siswa, mendapat nilai rata-rata 95,9 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 75, jumlah siswa tuntas mencapai 35 atau 100%.

Berdasarkan paparan hasil penelitian diatas maka dapat diketahui prestasi belajar siswa kelas XI IPS I SMAN 2 Salatiga setelah mengikuti proses belajar-mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw II dari nilai ulangan pra siklus, siklus I, dan siklus II yang selalu mengalami peningkatan hingga 100% pada siklus keduanya.

KESIMPULAN

Dari hasil-hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Jigsaw II ketika diterapkan pada mata pelajaran Sosiologi untuk materi konflik sosial dan mobilitas sosial pada siswa kelas XI IPS 1 SMAN 2 Salatiga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat dari nilai hasil belajar dan nilai rata-rata kelasnya dari nilai rata-rata prasiklus yaitu 70,42 kemudian siklus I menjadi 84,21, dan pada tahap siklus II 95,97.

Prosentase ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus 23,68% kemudian pada siklus I 92,11% dan pada siklus II menjadi 100%.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul syani, 2002, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, Jakarta, penerbit PT Bumi Aksara

Anita Lie. 2005. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.

Cabin dan Dortier. 2004. Sosiologi; Sejarah dan Pemikirannya. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Danang dan Mustakim, Roy Killen, 2010. Metode Pembelajaran Jigsaw. http://bachtiar-toto.blogspot.com/2011/03/teori-belajar-dan-pembelajaran-jigsaw.html. diunduh tanggal 25 September 2013 pukul 15.00

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfha Beta

Daryanto, 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.Yogyakarta: Gavamedia.

Gredler, Margaret E. Ball, 1991. Belajar dan Membelajarkan, Jakarta: Rajawali

Hasibuan, J.J. dan Moedjiono, 2000, Proses Belajar Mengajar, Bandung, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

Hilgard dan Bower. 1975. Theories of Learning.Yogyakarta: Kanisius

Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.

Kardi dan Nur. 2000. Pembelajaran Langsung. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University Press.

Kuntowijoyo, 1999, Pengantar Ilmu Sejarah,Yogyakarta, Penerbit Yayasan Bentang Budaya.

Kusmana Pachrudin, E., 1985, Proses Belajar Mengajar: Azas, Strategi, Metode, Jurusan Pendidikan Dunia Usaha, IKIP Bandung.

Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media

Luise dan Vern. 2012. Manajemen Kelas Komprehensif – Edisi Kesembilan. Jakarta: Prenada Media.

Madyo Ekosusilo, dan Kasihadi, 2000. Dasar-Dasar Pendidikan, Semarang, Penerbit Effhar Publishing.

Moedjiono dan Dimyati, Moh., 1991, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Dikti, Depdikbud

Mulyasa, 2009, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Nasution.1996. Metode Research.Jakarta: Bumi Aksara

Ratumanan, T.W. 2004. Belajar dan Pembelajaran, Surabaya: UNESA University Press.

Sandjaja, dan Heriyanto Albertus, 2011, Panduan Penelitian, Jakarta, Prestasi Pustaka Raya.

Saroyo, Boko Adi, 2012. Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Sejarah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw pada Siswa Kelas VIII H SMP Negeri I Mrebet Purbalingga Semester Gasal 2011-2012. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Slavin, Robert. 2005. Cooperative Learning Teach Research dan Praktik. Bandung: Penerbit Nusa Media

Slavin, Robert. 2011. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek. Jakarta: PT Indeks

Songgok, Robert. 2009. Motivasi Dalam Belajar. Sumber: http://www.oocities.org/usrafidi/motivasi.html. diunduh tanggal 24 September 2013 pukul 13.00

Songgok, Robert. 2009. Motivasi Dalam Belajar. Sumber: http://www.oocities.org/usrafidi/motivasi.html. diunduh tanggal 24 September 2013 pukul 13.00

Suharsimi Arikunto, dkk., 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta.

Sukmadinata, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, PT.Remaja Rosdalarya

Tulus Tu’u. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

Winkel. W.S. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

Wiryawan dan Noorhadi. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Karunika Jakarta

 

Woolfolk dan Nicolich. 2004. Mendidik Anak-anak Bermasalah ( Psikologi Pembelajaran II). Depok: Inisiasi Press