Upaya Peningkatan Prestasi Siswa Melalui Metode Bervariasi
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI METODE BERVARIASI
DI KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI BADRAN
Supriyati
Sekolah Dasar Negeri Badran Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya peningkatan prestasi siswa dalam pembelajaran Matematika tentang Operasi hitung bilangan bulat melalui metode bervariasi di kelas V Sekolah Dasar Negeri Badran dan keaktifan serta kesan siswa terhadap pembelajaran Matematika. Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Badran UPTD Pendidikan Kecamatan Susukan dengan menggunakan populasi 15 siswa di kelas V. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian dilakukan selama 2 bulan (14 September s.d 15 Oktober 2016). Prosedur penelitian terdiri dari 3 siklus (siklus I, II dan III). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Matematika melalui pelaksanaan metode bervariasai dengan materi operasi hitung bilangan bulat, tiap siklus nilainya mengalami kenaikan. Sebelum perbaikan siswa yang belum tuntas sebanyak 13 siswa (86,6%) dari 15 siswa, siklus 1: 10 siswa (66,6%), siklus II: 4 siswa (26,6%). Siklus III: 1 siswa (6,6%). Kesimpulannya: Metode bervariasi dalma pembelajaran Matematika membuat siswa 1) aktif, 2) dapat meningkatkan prestasi siswa dan 3) pelajaran Matematika itu mudah dan menyenangkan. Dengan demikian peningkatan prestasi siswa dalam pembelajaran Matematika melalui metode bervariasi perlu diimplementasikan dalam pembelajaran sebagai saran peningkatan prestasi siswa
Kata kunci: Prestasi siswa, pembelajaran Matematika, metode bervariasi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Untuk mewujudkan peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh dan mencakup pengembangan dimensi manusia seutuhnya, yakni aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, ketrampilan, olah raga dan seni.
Pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui kompetensi peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian dan jatidiri yang dikembangkan melalui pembelajaran serta pelatihan, dilakukan secara bertahap berkesinambungan. Guna menjawab tantangan tersebut salah satunya diperlukan penyempurnaan pembelajaran mata pelajaran Matematika.
|
Matematika merupakan pelajaran yang mengkaji materi dengan pemahaman pada aspek kemampuan berhitung berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembelajaran Matematika sebaiknya dilakukan menggunakan berbagai pendekatan/metode dalam KBM. Pendekatan dilakukan secara terpadu degan meliatkan berbagai usnur terkait di sekolah. Melalui mata pelajaran Matematika siswa dapat diarahkan dan dibantu untuk sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara sistematis, rasional, logis dan kritis dalam mengkomunikasikan gagasan atau pemcahan masalah serta mengembangkannya secara optimal. Di dalam menyajikan pembelajaran. Matematika khususnya aritmatika (berhitung) menuntut kreativitas guru dalam menentukan metode apa yang akan digunakan sesuai dengan keadaan lingkungan sekolah.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas diperlukan upaya peningkatan mutu melalui kegiatan pembelajaran, dengan memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat dan berpusat pada siswa serta memuat kecakapan hidup.
Banyak metode yang dapat dipilih atau digunakan dalam pembelajaran Matematika, diantaranya ceramah, tanya jawab, diskusi, latihan, tugas, karya wisata, sosiodrama atau psikodrama, problem solving (pemecahan masalah), demontrasi dan eksperimen. Tentu saja tidak perlu semua metode itu digunakan. Pada prinsipnya saat kegiatan pembelajaran tidak hanya satu metode mengajar saja tetapi perlu adanya variasi. Persoalannya, bagaimana guru memilih metode-metode itu pada waktu mengajar. Hal ini tergantung pada tujuan mengajar, bahkan apa yang akan diajarkan, siapa murid yang kita ajar dan fasilitas atau perlengkapan apa yang dipergunakan.
Kenyataan yang terjadi di lapangan selama ini dalam proses belajar mengajar terutama di SD, khususnya di Sekolah Dasar Negeri Badran masih ada guru yang saat mengajar di kelas belum menggunakan metode bervariasi secara tepat dan maksimal. Disamping belum terbiasa menggunakan metode variasi karena keterbatasan waktu dan fasilitas, juga kesadaran guru itu sendiri. Guru sekolah dasar adalah guru kelas yang mengajar semua mata pelajaran. Konsekuensinya setiap bari murid bertatap muka dengan guru yang sama. Hal ini dapat menimbulkan kejenuhan, oleh karena itu dalam pembelajaran Matematika, penggunaan metode bervariasi harus mendapat perhatian yang serius guna menciptakan suasana pembelajaran yang berlangsung menarik bagi siswa, sehingga hasil yang maksimal. Hasil yang maksimal biasanya diwujudkan dengan nilai hasil ulangan Matematika itu sendiri.
Pada awal semester I tahun pelajaran 2016/2017 menunjukkan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran tersebut rendah. Hal ini disebabkan hanya 2 siswa dari 15 siswa di kelas V Sekolah Dasar Negeri Badran yang mencapai penguasaan materi sebesar 75% (Nilai Batas Tuntas). Oleh karena itu untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran Matematika, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) khususnya mata pelajaran Matematika, dengan mengupayakan peningkatan pembelajaran Matematika melalui penggunaan metode bervariasi dengan judul “Upaya Peningkatan Prestasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Metode Bervariasi di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Badran.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut di atas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh penggunaan metode bervariasi terhadap keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Matematika ?
2. Bagaimanakah dampak penggunaan metode bervariasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat ?
3. Bagaimanakah kesan siswa terhadap pembelajaran Matematika melalui pendekatan metode bervariasi.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan metode bervariasi terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran Matematika.
2. Dampak penggunaan metode bervariasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa (prestasi) tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat.
3. Kesan siswa terhadap pembelajaran Matematika melalui pendekatan metode bervariasi.
Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis
Penelitian ini diharakan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya.
Manfaat praktis
a. Bagi siswa
Mendapatkan pembelajaran Matematika yang lebih aktif, efektif, dan menyenangkan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan.
b. Bagi guru
Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang mereka hadapi, menambah wawasan, dan keterampilan untuk meningkatkan mutu pembelajaran Matematika.
c. Bagi sekolah
Memberikan sumbangan dalam upaya peningkatan mutu mata pelajaran Matematika.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Prestasi Belajar Siswa
Zaenal Arifin (1990: 3) menyatakan bahwa prestasi belajar berupa kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Menurut Ngalim Purwanto (1989: 48) hasil belajar adalah prestasi yang digunakan untuk menilai pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam waktu tertentu. Sedangkan menurut WJS. Poerwadarminta (1993: 9) prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan maupun dikerjakan.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud prestasi belajar adalah sejumlah kemampuan, keterampilan, dan kecakapan siswa sebagai hasil kegiatan belajar yang diwujudkan dalam bentuk bahan pelajaran yang telah dipelajari.
Menurut Zaenal Arifin (1990: 1) fungsi prestasi adalah sebagai berikut: 1) indikator kualtias dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai, 2) lambang pemuasan hasrat ingin tahu, 3) bahan informasi dalam inovasi pendidikan, 4) dapat dijadikan indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan, 5) dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.
Metode Bervariasi
Dalam perencanaan pengajaran guru dapat memiliki dan menentukan metode yang akan digunakan. Pada perencanaan ini perlu memperhatikan faktor-faktor kemampuan guru, tujuan pembelajaran, kekhasan, bahan pelajaran, keadaan siswa dan asas-asas pengembangan kurikulum. Menurut Depdikbud (1998: 184) metode adalah cara atau tehnik yang digunakan oleh guru dalam mengelola proses belajar mengajar sehingga mencapai tujuan yang diharapkan. Metode pengajaran yang digunakan dalam pelajaran Matematika tidak terbatas jumlahnya. Pada prinsipnya penggunaan metode pengajaran berkaitan erat dengan penguasaan guru terhadap metode yang digunakan dan materi yang disampaikan.
Metode yang dapat digunakan dalam pengajaran Matematika secara bervariasi, antara lain:
1. Metode ceramah/kuliah.
2. Metode penugasan.
3. Metode diskusi.
4. Metode tanya jawab.
5. Metode permainan.
6. Metode proyek (Ibid 1996: 187).
Kerangka Berpikir
Keberhasilan atas prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak hal, baik yang berasal dari dalam dan dari luar diri siswa. Salah satu faktor yang diangkat dalam penelitian ini adalah Strategi Pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Untuk mengimplementasikan Strategi dan rencana pembelajaran dipakailah metode yang tepat yaitu metode bervariasi yang disesuaikan dengan kemampuan dan lingkungan siswa.
Penggunaan Strategi Pembelajaran yang tepat didukung dengan metode dan teknik mengjar yang baik dan komunikatif akan meningkatkan mutu pembelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar. Hal itu dapat terlihat pada prestasi siswa di kondisi awal sampai pada Siklus III yang selalu meningkat prestasinya.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Badran. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017, jumlah siswa sebanyak 81 yang terbagai menjadi 6 kelas yaitu kelas 1: 12 siswa, kelas II: 14 siswa, Kelas III: 17 siswa, Kelas IV: 12 siswa, Kelas V: 15 siswa, dan Kelas VI: 11 siswa. Tenaga pengajar: 9 orang (1 orang Kepala Sekolah + 6 guru kelas + 1 guru PAI + 1 guru Mapel B.Inggris).
Subyek Penelitian
Mengingat penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Clasroom Action Research) maka sasaran penelitian adalah populasi siswa yang berjumlah 15 siswa di kelas V SD Negeri Badran Semester I tahun pelajaran 2016/2017.
Sumber Data
Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
Data Primer
Data yang diperoleh dari para informan mengenai situasi dan kondisi lapangan yang diobservasi secara langsung
Data Sekunder
Data sekunder bersumber secara tidak langsung dari para pelaku tetapi data yang diperoleh melalui studi pustaka, catatan-catatan, arsip-arsip atau dokumen benda-benda fisik, laporan-laporan yang diperoleh dari instansi terkait.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Dalam pembelajaran Matematika di SD Negeri Badran UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang selama ini, siswa menampakkan sikap yang kurang bersemangat dalam menerima pelajaran. Hal ini menyebabkan suasa kelas kurang kondusif, interaksi timbal balik antara guru dan siswa tidak terjadi, yang pada akhirnya prestasi belajar Matematika siswa belum sesuai dengan harapan. Perlu diketahui bahwa pelajaran Matematika kelas V dilaksanakan setiap hari Selasa. Sebelum implementasi tindakan dimulai terlebih dahulu diadakan tes awal. Hasil tes awal ini dari 15 siswa yang mengikutinya, rata-rata nilai 55,3, saya serap yang dcapai hanya 13,33%. Berarti sebagian besar siswa belum menguasai materi (prestasi rendah)
Deskripsi Siklus I
Pada siklus pertama dipersiapkan latihan soal. Hal ini disebabkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih rendah. Oleh karena itu pelaksanaan pembelajaran diawali apersepsi dengan maksud menarik perhatian dan minat siswa terhadap pelajaran yang akan disajikan. Selanjutnya memperkenalkan materi pokok Operasi Hitung Bilangan Bulat. Untuk lebih memudahkan siswa dalam menguasai materi peneliti menjelaskan soal dengan menggunakan metode secara bervariasi dari soal operasi hitung bilangan sederhana ke yang umit, dari yang mudah ke yang sukar.
Siswa diberi soal baik secara kelompok maupun individu untuk melakukan operasi hitung bilangan bulat dengan benar. Guru bersama siswa mengadakan tanya-jawab dan berdiskusi yang mengarah pada latihan-latihan soal serta siswa aktif maju ke depan kelas guna mengerjakan soal secara individu maupun kelompok. Jika permasalahan yang timbul pada siklus I, yaitu belum dikuasainya materi, maka kriteria yang telah ditentukan tidak dapat tercapai. Untuk itu proses perbaikan pembelajaran masuk ke dalam siklus berikutnya. (Siklus II).
Deskripsi Siklus II
Selain upaya yang dilakukan pada siklus pertama, upaya tambahan pada siklus kedua adalah terlebih dahulu menggali persepsi awal siswa berkenaan dengan materi yang akan dipelajari. Dari persepsi awal suatu proses pembelajaran inilah peneliti kemudian mengembangkannya. Hal tersebut dilandasi oleh pendapat David Ausubel (dalam Rusna Ristasa 2005: 7) yang menyatakan pembelajaran akan bermakna jika mampu mengembangkan informasi atau materi pelajaran baru dengan konsep-konsep atau hal-hal lainnya yang ada dalam struktur kognitifnya.
Siklus kedua sebagai siklus lanjutan dilaksanakan setelah mempelajari hasil refleksi diri pada siklus sebelumnya yaitu dengan berusaha lebih ditingkatkan dengan memfokuskan metode diskusi, tugas dan tanya jawa terutama saat menggunakan model garis bilangan. Apabila siswa masih mengalami kebingungan dalam mengerjakan soal latihan, maka guru juga harus lebih menggali kemampuan siswa, guru memaksimalkan penggunaan peraga model dan memberikan pertanyaan-pertanyaan terutama pada siswa yang masih mendapatkan nilai di bawah tuntas. Peneliti merumuskan pertanyaan dengan singkat, jelas, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
Dengan lebih memaksimalkan penggunaan metode bervariasi secara tepat, siswa semakin mampu mengerjakan soal secara benar meskipun masih menghadapi kendala. Pada siklus kedua inipun jika masih belum mencapai kriteria yang dituntaskan, maka proses perbaikan pembelajaran dilanjutkan ke siklus ketiga.
Deskripsi Siklus III
Refleksi dilaksanakan setelah melaksanakan pembelajaran (KBM) dan mempelajari hasil tes formatif ketiga dengan melaksanakan:
1. Pemberian angket kepada siswa tentang respon setelah siswa menerima pembelajaran matematika dengan memaksimalkan metode bervariasi (metode diskusi, tanya jawab, dan demontrasi)
2. Diskusi dengan kolaborator/pengamat. Dari hasil diskusi dengan kolaborator maka disepakati untuk menghentikan penelitian pada siklus ketiga karena sudah diperoleh hasil yang cukup signifikan (memuaskan), sehingga untuk waktu berikutnya akan tetap menggunakan metode bervariasi secara optimal dalam pembelajaran Matematika.
Pembahasan Antar Siklus
Siklus I
Pada siklus ini guru/peneliti melakukan pengamatan dengan mencatat semua perilaku yang muncul akibat perlakuan/tindakan yang diberikan kepada siswa.
Beberapa aspek pengamatan meliputi:
1) Perhatian siswa dalam instruksional.
2) Keaktifan siswa dalam melaksanakan tugas.
3) Keseriusan siswa dalam melaksanakan tugas.
4) Tingkat kesalahan siswa dalam melaksanakna tugas.
5) Tanggapan dari siswa.
6) Kecakapan siswa dalam melaksanakan tugas.
7) Hasil tes formatif siswa.
Observator melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Di samping itu, observator mewawancarai siswa yang belum tuntas belajarnya.
Pembelajaran belum berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penguasaan materi dan keberanian sebagian besar siswa belum terlihat, masih terdapat 10 siswa yang belum tuntas belajarnya dari 15 siswa. Hasil pembelajaran pada siklus pertama nilai rata-rata 68,3 atau 33,33% dari nilai ketuntasan belajar. Setelah peneliti serta supervisor dan observator mendiskusikan tentang hasil observasi serta wawancara yang dikaitkan dengan hasil tes formatif, maka pada siklus kedua perlu diupayakan penilaian, terutama penguatan penggunaan model pembelajaran agar KBM lebih efektif-efisien, berkembang, dan siswa memiliki keberanian serta mmapu mengerjakan soal-soal dengan benar, dan memaksimalkan pembimbingan agar siswa mampu menemukan sendiri informasi sehingga tercipta iklim belajar yang kondusif. Oleh karena itu, siklus lanjutan dilaksanakan setelah mempelajari hasil refleksi diri pada diklus sebelumnya, yaitu dengan cara mencari titi-titik rawan dan kelemahan penggunaan metode bervariasi campuran untuk selanjutnya diperbaiki, sehingga pada siklus berikutnya hasil yang dicapai diharapkan lebih baik dari sebelumnya. Dalam kegiatan ini yang perlu diantisipasi adalah kesiapan guru untuk menggunakan metode bervariasi secara rutin serta ketersediaan media bagi siswa. Untuk mengurangi kegagalan, diperkuat menggunakan metode tanya jawab dan diskusi secara tepat dan bijak.
Siklus II
Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan dengan mencatat aktivitas dan perilaku siswa selama diberikan perlakuan antara lain:
1) Perhatian siswa dalam kegiatan instruksional.
2) Keaktifan siswa dalam melaksanakan tugas.
3) Keseriusan dalam melaksanakan tugas.
4) Hasil yang diperoleh siswa setelah mencoba dengan alat peraga gambar letak garis bilangan.
5) Kecepatan melaksanakna tugas.
6) Tanggapan dari siswa.
7) Hasil tes formatif siswa.
Observator juga melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar/KBM dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observator mewawancarai siswa yang belum tuntas belajar.
Dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus pertama, pada siklus kedua terlihat adanya perubahan yang cukup mencolok terutama keberanian siswa dan penguasaan konsep. Seluruh siswa berani maju ke depan kelas berdasarkan kelompoknya meskipun kemampuan penguasaan materi masih perlu ditingkatkan. Guru dalam memotivasi siswa berangsur baik sehingga berhasil membangkitkan keberanian siswa secara personal. Kendala yang masih ada dan dihadapi oleh siswa pada saat siswa harus menggambar garis bilangan. Solusinya sederhana, yaitu membuat cabang tanda-tanda pada garis. Nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus kedaua 74,33 nilai ketuntasan naik 40,0% dari 33,3% (14 siswa) menjadi 73,33% (11 siswa). Penentuan siklus lanjutan setelah mempelajari hasil observasi refleksi pada siklus II.
Siklus III
Pada kegiatan observasi ini, peneliti melakukan pengamatan dengan mencatat aktivitas dan perilaku siswa selama diberi perlakuan yang meliputi:
1) Perhatian siswa dalam kegiatan instruksional.
2) Keaktifan siswa dalam melaksanakan tugas.
3) Keseriusan siswa dalam melaksanakan tugas.
4) Hasil yang diperoleh siswa setelah mengerjakan tugas/soal.
5) Kecepatan melaksanakan tugas.
6) Tanggapan dari ssiwa.
7) Hasil tes formatif.
Observator juga melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar/KBM dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observator mewawancarai siswa yang belum tuntas belajar.
Dari ketiga siklus perbaikan pembelajaran tersebut, tiap siklusnya ditempuh dengan strategi penguatan penggunaan metode bervariasi yang tepat didukung peraga gambar yang cukup sekaligus memprioritaskan penyelesaian masalah. Ternyata siklus demi siklus mengalami penyempurnaan secara bertahap. Siklus ketiga merupakan siklus yang paling sempurna. Kemampuan dan keberanian secara personal lebih nyata. Hal ini terbukti dengan hasil pembelajaran siswa siklus ketiga menunjukkan hasil yang optimal, rata-rata kelas 83,0 nilai ketuntasan naik 20% yaitu dari 73,33% (11 siswa) menjadi 93,33% (14 siswa). Siswa yang belum tuntas tinggal 1 siswa (6,66%).
Dari hasil diskusi dengan guru kolaborator maka disepakai untuk menghentikan penelitian pada siklus ketiga karena sudah diperoleh hasil yang memuaskan.
Hasil Penelitian
Hasil Pengolahan Data
Hasil perbaikan pembelajaran Matematika di kelas V SD N Badran dengan materi pokok Operasi Hitung Bilangan Bulat (Operasi hitung campuran bilangan bulat) hasil dan kemampuannya dapat diamati dan dianalisis. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil tes formatif tiap siklusnya dibandingkan dengan tes formatif pada studi awal/sebelum perbaikan. Sebagian besar mengalami kenaikan.
1. Pada studi awal siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 13 siswa dari 15 siswa atau sebesar 86,6%.
2. Pada siklus I siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 10 siswa dari 15 siswa atau sebesar 66,66%.
3. Pada siklus II siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 4 siswa dari 15 siswa atau sebesar 26,66%.
4. Pada siklus III siswa yang belum tutnas belajar sebanyak 1 siswa dari 15 siswa atau sebesar 6,66%.
Sedangkan siswa yang menguasai materi pelajaran mengalami kenaikan, yaitu:
1. Pada siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 5 siswa dari 15 siswa atau sebesar 33,33% , rata-rata kelas 74,3.
2. Pada siklus II siswa yang tuntas belajar sebanyak 11 siswa dari 15 siswa atau sebesar 73,33%, rata-rata kelas 74,3.
3. Pada siklus III siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 siswa dari 15 siswa atau sebesar 93,33%, rata-rata kelas93,33.
Dari penjelasan tersebut dapat digambarkan dalam tabel di bawah ini
Tabel 5. |
Perkembangan Penguasaan Mata Pelajaran Matematika materi Operasi hitung bilangan bulat (Operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat) dalam 3 Siklus. |
|||||
No |
Uraian |
Siswa Tuntas |
Siswa Belum Tuntas |
|||
Frekuensi |
% |
Frekuensi |
% |
|||
1. |
Sebelum Perbaikan |
2 |
13,33% |
13 |
86,66% |
|
2. |
Siklus I |
5 |
33,33% |
10 |
66,66% |
|
3. |
Siklus II |
11 |
73,33% |
4 |
26,66% |
|
4. |
Siklus III |
14 |
93,33% |
1 |
6,66% |
|
Dari tabel 5 dapat dilihat perkembangan setiap siklus penguasaan materi pelajaran oleh siswa yang mengalami peningkatan cukup baik. Dari studi awal ke siklus I mengalami kenaikan sebesar 20,0%. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 40,0%, dan pada siklus III mengalami peningkatan sebesar 20% dari siklus II atau tinggal 6,6% ( 1 siswa) yang belum tuntas. Hal itu disebabkan berbagai faktor antara lain kesehatan dan sosial ekonomi sehingga siswa tersebut mengalami kendala di dalam belajar.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan metode bervariasi dalam pembelajaran Matematika membuat siswa lebih aktif hal ini dapat dilihat dari perhatian, aktivitas, keseriusan, tingkat kesalahan mengerjakan soal, tanggapan dan kecakapan siswa dalam melaksanakan tugas.
2. Pelaksanaan pembelajaran Matematika melalui metode bervariasi dapat meningkatkan prestasi siswa. Hasil sebelum perbaikan siswa yang tuntas baru mencapai 2 siswa (13,33%), dari 15 siswa, siklus I meningkat menjadi 5 siswa (33,33%), naik 3 siswa (20,0%), siklus II: 11 siswa (73,33%), naik 6 siswa (40,4%) dan pada siklus III menjadi 14 siswa (93,33%) naik 3 siswa (20%).
3. Kesan siswa terhadap pelajaran Matematika melalui metode bervariasi adalah bahwa pelajaran Matematika itu serius, mudah, dan menyenangkan.
Implikasi/Rekomensasi
Dari simpulan yang telah dikemukakan di atas, maka implikasi dari hasil penelitian ini adalah diketahuinya beberapa aspek yang kurang diperhatikan dan kendala yang dihadapai, maka perlu adanya perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran matematika. Sedangkan aspek yang sudah diperhatikan dalam pembelajaran ke depan perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Selain itu, berbagai persoalan yang telah diidentifikasi ini dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pengembangan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD).
Saran
1. Diharapkan guru dapat lebih maksimal, inovatif dan kreatif dalam menggunakan metode bervariasi selama pembelajaran khususnya Matematika sehinga dapat membawa siswa aktif guna mencapai prestasi yang terbaik.
2. Guru perlu mencoba dan secara kontinyu menggunakan metode bervariasi, sehingga di dalam kelas proses pembelajaran Matematika tidak monoton. Hal tersebut akan menciptakan suasana pembelajaran yang harmonis dan inovatif.
3. Guru perlu memperhatikan minat dan keaktifan belajar siswa agar dapat membantu meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
4. Lembaga pendidikan disarankan dapat menciptakan kondisi belajar yang memadai khususnya tersedianya sarana dan prasarana guna menunjang proses pembelajaran yang berkualitas.
5. Kepada para peneliti, disarankan untuk meneliti lebih lanjut tentng keefektifan pembelajaran dengan menggunakan metode variasi selain mata pelajaran Matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1993. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa Bandung.
Depdikbud, 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Diknas Purbalingga. 2004. Pencapaian Kompetensi Siswa. Purbalingga: Diknas
, 2005. Pencapaian Kompetensi Siswa. Purbalingga: Diknas.
Havighurt, Robert J. 2005. Ogradedness Helping ix to Happen. Pensylvania: Technomic Publishing.
Hurlock, Elizabeth B. 1990. Pendidikan Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.