UPAYA PENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MATERI RECOUNT TEXT MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS BAGI SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 2 AMPEL SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Nurhayati

Guru SMP N 2 Ampel Kabupaten Boyolali

 

ABSTRACT

The class action research is aimed to increase creativity and English learning result of VIII F class students in second term of 2015/2016 with Recount text material using assignment method in SMPN 2 Boyolali District. This research is done in the second term of 2015/2016 academic year, taken place in VIII F SMP NEGERI 2 Ampel in Boyolali district. Research subject is VIII F students in SMP Negeri 2 Ampel Boyolali in the second term of 2015/2016 amount of 36 students. This research was implemented for five months, started in Juli 2016 up to November 2016.Research data was taken from interviewees (primary data) and document (secondary data). Collecting data technique and equipment is test and non test (observasion and documentation). Class action research procedure using assignment method was done for 2 cycles, consists of plannning, implementation, observaion and reflection.Learning implementation in cycle I and cycle II done by grouping students into big group in cycle I and small group in cycle II. In cycle I the students discuss about monkey characteristics and present in front of class verbally. Cycle I result less than optimal because some students still have less creativity and pasive, effect the study result under KKM. Cycle II was implemented to fix the less optimal cycle I learning result, by looking for and writing regular verb in Recount text in group. Discussion result was presented in front of class verbally. Cycle II learning result is optimal. All students reach the KKM. Instead of each students creativity is active already and appropriate to researcher goal.

Keyword: creativity and recount text learning result, assigment method

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas VIII F pada semester 2 tahun 2015/2016 SMPN 2 Kabupaten Boyolali Ampel materi Recount text Recount Text dengan menggunakan metode pemberian tugas. Penelitian ini dilakukan pada semester 2 tahun 2015/2016, mengambil tempat klas VIIF SMP NEGERI 2 Ampel Kabupaten Boyolali. Subyek yang digunakan untuk Penelitian adalah siswa klas VIII F SMP NEGERI 2 AMPEL BOYOLALI pada semester 2 tahun 2015/2016 yang berjumlah 36 siswa. Penelitian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, dimulai dari bulan Juli 2016 sampai dengan bulan November 2016. Data yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari narasumber (data primer) dan dokumen (data sekunder). Teknik dan alat pengumpulan data dilakukan dengan tes dan non tes (observasi dan dokumentasi). Prosedur penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pemberian tugas, dilakukan sebanyak 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, tindakan pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan siklus II dilakukan hampir sama dengan cara siswa dikelompokkan menjadi kelompok besar pada siklus I dan kelompok kecil pada siklus II. Pada siklus I siswa berdiskusi tentang ciri-ciri kera dan kemudian dipresentasikan di depan kelas secara lisan. Hasil dari siklus I kurang optimal karena masih terdapat beberapa siswa yang kreavitasya masih kurang dan sikapnya masih pasif, sehingga hasil belajarnya belum mencapai KKM. Pelaksanaan siklus II dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar dari siklus I yang belum mencapai optimal. Mencari dan menulis kata kerja yang beraturan pada materi Recount text secara berkelompok. Hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas dengan lisan. Hasil pembelajaran siklus II telah mencapai optimal. Tidak ada satu pun siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Selain itu kreavitasdari masing-masing siswa juga telah aktif sesuai yang diharapkan oleh peneliti.

Kata kunci: Kreavitasdan hasil belajar Recount text,metode Pemberian tugas

 

PENDAHULUAN

Berdasarkan kondisi awal siswa klas 8 F SMPN 2 AMPEL Kab. Boyolali Semester 2 (Kedua) pada tahun pelajaran 2015/2016, tingkat Kreativitas siswa klas 8 F masih rendah, hal ini juga mempengaruhi hasil belajar siswa juga menjadi rendah karena tingkat Kreatifitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar rendah. Mengapa tingkat Kreatifitas nya rendah, dalam hal mengikuti proses belajar mengajar Bahasa Inggris pada materi Recount text? Ini disebabkan karena sebagian besar siswa klas 8 F tidak berani mengutarakan pendapat atau mengexpresikan pendapat pada materi pembelajaran Recount text ini sehingga kondisi siswa pada waktu guru meminta siswa untuk maju ke depan klas untuk mengerjakan text recount hanya kira-kira 20% siswa yang berani/aktif mengerjakan text recount , sedangkan yang lain kira – kira 80% hanya diam takut, dan hanya melihat tanpa komentar. Maka dari itu peneliti mencoba akan menggunakan metode pemberian tugas.

Kondisi tersebut menyebabkan hasil/prestasi belajar siswa rendah, karena siswa kuirang kreatif dalam mengikuti. Pada kondisi awal penelitian belum menggunakan metode pemberian tugas pada materi Recount text. Guru/peneliti sudah berusaha menjelaskan, mengajak diskusi sampai sudah membagi kelompok menjadi 9 kelompok. Setiap kelompok mempunyai 4 anggota, akan tetapi karena guru belum menggunakan metode pemberian tugas, maka siswa masih banyak yang tidak aktif dan tingkat kreatifitas siswa masih rendah. Khususnya dalam mempelajari Bahasa Inggris materi Recount text, walaupun pertanyaan/soal ulangan itu cukup mudah, siswa masih tetap banyak yang tidak memahami atau tidak aktif, sehingga menyebabkan hasil belajar rendah.

Harapan peneliti setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan metode pemberian tugas terjadi peningkatan aktifitas/Kreatifitas dan peningkatan hasil belajar Bahasa Inggris materi Recount text. Hal ini terjadi karena setalah guru menggunakan metode pemberian tugas, maka siswa alamn lebih memahami materi pembelajaran yang disampaikan, dengan demikian siswa akan memperoleh pengetahuan melalui pemberian tugas yang diberikan, sehingga siswa mengerti semakin mengerti tentang apa yang dimaksudkan dengan Recount text, dengan demikian pemahaman siswa tentang ciri-ciri/identifikasi materi Recount text akan semakin jelas dan gamblang.

Melalui pemberian tugas siswa akan lebih aktif dan dan kreatf unuk menunjukan ciri-ciri Recount text dan ciri-ciri yang lain yang termasuk kata kerja, kata keterangan,kata bantu yang digunakan, siswa aktif dan berani mendemonstrasikan Recount text dan ciri Kata Kerja kedua yang disebutkan kepada teman-temannya dan pada kelompok yang lain siswa sangat aktif dan senang pada waktu belajar dengan menggunakan metode Pemberian tugas. Dengan demikian aktifitas/Kreatifitas dan hasil belajar Bahasa Inggris materi Recount text menggunakan metode Pemberian Tugas dapat meningkat. Sehingga setelah tindakan berakhir semua siswa klas 8 F dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Bahkan dimungkinkan nilainya melebihi KKM.

Hasil pengamatan sebelum diterapkan metode Pemberian Tugas ,hasil belajar dan kreatifivitas siswa rendah, tetapi setelah diterapkan metode Pemberian Tugas ,maka semua siswa klas 8 F SMPN 2 AMPEL Semester 2, tahun pelajaran 2015/2016 menjadi kreatif/aktif dan hasil nilai Bahasa Inggris pun meningkat. Untuk itu untuk meningkatkan kreatifitas dan aktivitas siswa, penulis akan mengadakan tindakan. Tindakan itu yaitu: (1) menerapkan netode Pemberian Tugas yang pertama dengan kelompok besar, dari 36 siswa akan di bagi menjadi 3 kelompok, setiap kelompok, setiap kelompok anggotanya 12 siswa. (2) Menerapkan metode Pemberian Tugas yang kedua/tindakan yang ke-2, peneliti akan membagi menjadi kelompok kecil, yaitu 36 siswa akan di bagi menjadi 9 kelompok, masing – masing kelompok terdiri dari 4 anggota.

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini adalah: (1),Apakah melalui metode Pemberian tugas dapat meningkatkan Kreatifitas belajar bagi siswa klas 8 F SMPN 2 AMPEL pada Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 ?, (2) Apakah melalui metode Pemberian tugas dapat meningkatkan Kreatifitas belajar bagi siswa klas 8 F SMPN 2 AMPEL pada Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 ?,(3), Apakah melalui metode Pemberian tugas dapat meningkatkan Kreatifitas dan hasil belajar bagi siswa klas 8 F SMPN 2 AMPEL pada Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016?

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan umum penelitian adalah (1) untuk meningkatkan Kreativitas belajar Bahasa Inggris materi Recount text melalui metode Pemberian tugas bagi siswa klas 8 F SMPN 2 AMPEL Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016, (2) Untuk meningkatkan Kreatifitas belajar Bahasa Inggris materi Recount textbagi siswa klas 8 paralel SMPN 2 AMPEL pada Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 secara umum. (3) Untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris materi Recount textbagi siswa klas 8 paralel SMPN 2 AMPEL pada Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 secara umum. (4) Untuk meningkatkan Kreatifitas dan hasil belajar Bahasa Inggris materi Recount text bagi siswa klas 8 paralel SMPN 2 AMPEL pada Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 secara umum. Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan Kreatifitas belajar Bahasa Inggris materi Recount text melalui metode Pemberian tugas bagi siswa klas 8 F SMPN 2 AMPEL Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. (2) Untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris materi Recount text melalui metode Pemberian tugas bagi siswa klas 8 F SMPN 2 AMPEL Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.

KAJIAN TEORETIS

Bahasa Inggris adalah merupakan mata pelajaran yang penting, bukti bahwa Bahasa Inggris adalah mata pelajaran yang penting adalah dibuktikan dengan definisi yang dibuat oleh pakar. Bahkan yang membuat definisi dari orang per orang yaitu kelompok. Kelompok yang dimaksudkan yaitu kelompok para ahli atau pakar. Definisi Bahasa Inggris menurut kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu bahwa mata pelajaran Bahasa Inggris mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran eksakta atau mata pelajaran ilmu sosial yang lain. Perbedaan ini terletak pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini diindikasikan bahwa belajar Bahasa Inggris bukan saja belajar kosa kata dan tata bahasa dalam arti pengetahuannya; tetapi harus berupaya menggunakan atau mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kegiatan komunikasi. Seorang siswa belum dapat dikatakan menguasai Bahasa Inggris kalau dia belum dapat menggunakan Bahasa Inggris untuk keperluan komunikasi, meskipun dia dapat nilai yang bagus pada penguasaan kosa kata dan tata bahasanya (Depdikbud 2003: 417 – 418).

Definisi Bahasa Inggris menurut standar isi tahun 2006 bahwa Bahasa Inggris adalah mata pelajaran yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran eksakta atau mata pelajaran ilmu sosial yang lain. Perbedaan ini terletak pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini diindikasikan bahwa belajar Bahasa Inggris bukan saja belajar kosa kata dan tata bahasa dalam arti pengetahuannya, tetapi harus berupaya menggunakan atau mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kegiatan komunikasi dengan Bahasa Inggris. Dalam belajar bahasa, orang mengenal keterampilan reseptif dan keterampilan menyimak (listening) dan keterampilan membaca (reading), sedangkan keterampilan produktif meliputi keterampilan berbicara dan menulis (writting). Baik keterampilan reseptif maupun keterampilan produktif. Perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris (BSNP, 2007: 572).

Berdasarkan (BSNP, 2007:315). Bahwa mata pelajaran Bahasa Inggris juga mempunyai Empat skills atau keterampilan yaitu keterampilan mendengarkan/menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), keterampilan menulis (writting skills). Dari ke-4 keterampilan berBahasa Inggris siswa diharapkan dapat: (1) Memahami makna secara lisan interpersonal dan transaksional sederhana, secara formal maupun informal dalam bentuk recount, narative, procedure, descriptive dan report teks dalam konteks kehidupan sehari – hari. (2) Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan transaksional sederhana secara formal maupun informal, dalam bentuk recount, narative, procedure, descriptive dan report teks dalam konteks kehidupan sehari – hari.

Hakekat kreatifitas(Task) adalah suatu bentuk kegiatan yang melibatkan siswa dalam memahami memproduksi, atau berinteraksi dengan menggunakan bahwa sasaran sementara perhatian mereka lebih tertuju pada makna dan bukan pada bentuk bahasa. Didalam suatu kreatifitas(task) terdapat tujuan, input, aktivitas, peran guru, peran siswa dan setting. (Depdiknas, 2004: 44). Dalam belajar bahasa Inggris diperlukan kreatifitas? sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya kreatifitasmerupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar – mengajar. Sebagai rasionalitasnya hal ini juga mendapatkan pengakuan dari berbagai ahli pendidikan. (Sardiman, 2007: 95).

Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah kreatifitasmental/psikis yang berlangsung dalam interakasi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan, keterampilan perubahan – perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap (Winkel, 1999: 53 ). Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relative lama dan merupakan hasil perngalaman (Purwanto, 2009: 44). Pandangan behavioristik, belajar merupakan sebuah perilaku membuat hubungan antara stimulus (S) dan respons (R), kemudian memperkuatnya pengertian dan pemahaman tidaklah penting karena S dan R dapat diperkuat dengan menghubungkan secara berulang – ulang memungkinkan terjadinya proses belajar dan menghasilkan perubahan yang diinginkan. Belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati melalui kaitan antara stimulus dan respons menurut prinsip yang mekanistik (Dahar, 2011: 24). Dasar belajar adalah asosiasi antara kesan(impression) dengan dorongan untuk berbuat(impuls to action). Asosiasi itu menjadi kuat atau lemah dengan terbentuknya atau hilangnya kebiasaan-kebiasaan. Pengulangan dapat menimbulkan tingkah laku dengan mengubah respons bersyarat menjadi respons tanpa syarat (Daryanto, 2016: 12).

Para behavioris meyakini bahwa prestasi belajarakan lebih baik dikuasai kalau dihafal secara berulang – ulang. Belajar terjadi karena adanya ikatan antara stimulus dan respons(S – R bonds). Ikatan itu menjadi makin kuat dalam latihan/pengulangan pengertian dan pemahaman karena terbentuknya hanya dengan mengikatkan antara S dan R secara berulang – ulang. Teori ini didukung oleh hasil eksperimen yang dilakukan oleh para ahli-ahli psikologi eksperimental seperti Thorndike, Pavlov, Skinnev, dan Guthril.

Proses belajar merupakan proses yang unik dan kompleks. Keunikan itu disebabkan karena Hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak pada orang lain, dan setiap individu menampilkan perilaku belajar yang berbeda. Perbedaan penampilan itu disebabkan karena setiap individu mempunyai karakteristik individualnya berbeda yang khas, seperti minat intelegensi, perhatian bakat dan sebagainya.        Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan Hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evakuasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan. Teori R. Gagne mengemu-kakan belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi (Daryanto, 2016: 12).

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu. “Hasil” dan “belajar”. Pengertian. Hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya input suatu kreatifitasatau proses yang mengakibatkan perubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan(raw materials) menjadi barang jadi (finished goods). Hal yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil panen, hasil penjualan, hasil pembangun, termasuk hasil belajar. Dalam siklus input, proses hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu mertupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Winkel,1999: 51). Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, simpson, dan Horrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (Winkel,1996: 244). Menurut Purwanto (29: 44). Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar diukur untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan sehingga hasil belajar harus sesuai dengan tujuan pendidikan.

Metode pemberian tugas adalah merupakan suatu metode mengajar yang diterapkan dalam proses belajar mengajar, yang biasa disebut dengan metode pemberian tugas. Biasanya guru memberikan tugas itu sebagai pekerjaan rumah. Pengertian Metode PemberianTugasSecara etimologi pengertian metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuanyang ditetapkan (Djamarah, 2006: 53). “metode pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar”. Tugas biasanya bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan ditempat lainnya. Tugas merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Karena itu, tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat pula secara kelompok (Djamarah,1996:96-97). Metode pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar”. Tugas biasanya bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan ditempat lainnya. Tugas merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Karena itu, tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat pula secara kelompok (Djamarah,2006: 96).

METODOLOGI PENELITIAN

Setting dalam penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode Pemberian Tugas dibagi menjadi 2, yaitu setting tempat dan setting waktu. Untuk penelitian tindakan kelas, peneliti memilih tempat penelitian sesuai dengan tempat tugas peneliti melaksanakan dinas sebagai guru. Di SMP NEGERI 2 AMPEL KAB.BOYOLALI karena sejak peneliti menerima SK mutasi tanggal 16 November 2005. Peneliti harus melaksanakan tugas mengajar di SMP N2 Ampel sejak tahun 2005/2006, peneliti sudah mutasi ke SMP N 2 Ampel,yang sebelumnya Tugas Peneliti di SMKN 1 BAWEN, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas di SMPN 2 Ampel Kabupaten Boyolali, karena sejak tahun tersebut peneliti sudah mutasi di SMPN 2 Ampel,maka Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas di sekolah ini Di SMPN 2 Ampel, banyaknya tenaga pengajar bahasa Inggris ada 3, sedangkan jumlah kelas ada 18 kelas, terdiri dari 6 kelas VII, 6 kelas VIII, dan 6 kelas IX. Oleh karena mata pelajaran Bahasa Inggris setiap kelas memiliki alokasi waktunya 4 jam pelajaran, maka 18 kelas x 4 jam pelajaran ada 72 jam pelajaran. Dari 72 jam pelajaran dibagi kepada 3 pengajar Bahasa Inggris, yaitu kelas VII adalah 6 kelas x 4 jam = 24 jam yang diampu oleh bapak Purwoko, S.Pd., kelas VIII ABC dan kelas IX ABC ada 6 kelas x 4 jam = 24 jam diampu oleh ibu Arny Masrutti, sedang 6 kelas yang lain yaitu kelas VIII DEF dan kelas IX DEF diampu oleh peneliti yaitu 6 kelas x 4 jam pelajaran = 24 jam pelajaran, berdasarkan SK mengajar tahun pelajaran 2015/2016. Karena peneliti mengajar kelas VIII F pada tahun pelajaran 2015/2016, akhirnya peneliti menetapkan kelas VIII F sebagai tempat penelitian, karena kelas tersebut yang mempunyai masalah tentang rendahnya kreativitas dan hasil belajar materi Recount text.

Peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas selama 5 (lima) bulan, yaitu dimulai dari bulan Juli 2016 sampai dengan bulan November 2016. Pada bulan Juli 2016 peneliti membuat proposal penelitian tindakan kelas, kemudian pada bulan Agustus 2016 mengerjakan penyusunan instrument seperti RPP, lembar observasi dan sebagainya, bulan September 2016 peneliti melakukan pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas. Pengumpulan data ini terbagi menjadi 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus 2. Adapun pelaksanaannya dilakukan berselang 1 minggu. Pada bulan Oktober 2016 , peneliti menganalisis data yang telah terkumpulkan, dan pada bulan November 2016 , peneliti melakukan pembahasan dan membuat laporan hasil penelitian. Peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas yang dimulai dari bulan Juli 2016 minggu I dan II sampai dengan November 2016 minngu I karena pada semester 2 tahun 2015/2016, materi Recount text terdapat pada semester tersebut, sehingga sesuai dengan program pembelajaran yang peneliti lakukan.

Untuk memperoleh data-data yang akurat dari sumber data, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas dengan melallui metode pemberian Tugas pada materi Recount text di kelas VIII F SMP N 2 Ampel Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Adapun teknik pengumpulan data ini, peneliti menggunakan 2 cara, yaitu tes dan non test. Pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VIII FSMP N 2 Ampel Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 dalam belajar materi Recount text melallui metode pemberian Tugas, validasi data dilakukan dengan cara triangulasi. Menurut Moleong triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data itu (Moleong, 2007: 331). Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan 2 macam triangulasi yang digunakan untuk mengecek data yang ada. Kedua triangulasi data adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Pada penelitian tindakan kelas melalui metode pemberian tugas materi Recount text pada kelas VIII FSMP N 2 Ampel Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016, langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti setelah memperoleh data yang valid adalah analisis data. Analisis data ini dilakukan oleh peneliti dengan cara membandingkan hasil belajar dari kondisi awal yang masih kurang dengan hasil belajar setelah menerapkan pembelajaran dengan metode pemberian tugas..Dari hasil perbandingan tersebut, peneliti akan memperoleh peningkatan-peningkatan dari masing-masing siklusnya. Peningkatan-peningkatan tersebut kemudian direfleksikan dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Apabila hasil refleksi telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti, maka langkah akhir yang dilakukan oleh peneliti yaitu membuat kesimpulan dari hasil akhir dari penelitian tindakan kelas ini. Dan apabila hasil refleksi belum mencapai tujuan yang diharapkan, maka peneliti akan melakukan tindakan selanjutnya yaitu masuk pada siklus berikutnya. Pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya ini dilakukan secara berbeda dari siklus sebelumnya. Pelaksanaan siklus selanjutnya ini dibuat lebih terfokus dan lebih mendalam, sehingga siswa dapat belajar dengan mudah dan kemampuannya dapat meningkat. Tindak lanjut seperti ini dilakukan oleh peneliti hingga hasil akhir telah mencapai optimal seperti yang diharapkannya. Pada penelitian tindakan kelas metode pemberian tugas siklus yang dilakukannya hanya sampai 2 siklus, karena hasil pembelajaran pada siklus 2 telah mencapai optimal seperti yang diharapkan oleh peneliti

Prosedur pelaksanaan tindakan penelitian dengan materi Recount text melallui metode pemberian Tugas di kelas VIII FSMP N 2 Ampel Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 dalam belajar Recount text dilakukan dengan menggunakan 2 siklus. Pada masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, tindakan atau pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

HASIL PENELITIAN

Hasil belajar dari 30 siswa siswa sebelum dilakukan tindakan berupa penerapan metode pemberian tugas terlihat seperti tabel berikut.

Tabel 1. Hasil Belajar Pra Siklus

Kategori Interval Jumlah Rata-rata
Amat Baik 87-100 0 0
Baik 76-86 7 23,33
Cukup 60-75 12 40
Kurang 0-59 11 36,67
Jumlah 30 100

 

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada kondisi awal (sebelum dilakukan tindakan) hasil belajar dari 30 siswa dengan kategori sangat baik sebanyak 0 (belum ada), kategori baik sebanyak 7 siswa (23,33%), kategori cukup sebanyak 12 siswa (40%), kategori kurang sebanyak 11 siswa (35,57%).

Setelah dilakukan tindakan siklus I, yaitu dengan menerapkan metode pemberian tugas hasil belajar dari 30 siswa siswa seperti tabel berikut

Tabel 2. Hasil Nilai Siklus I

Kategori Interval Jumlah Rata-rata
Amat Baik 87-100 3 10
Baik 76-86 11 36,67
Cukup 60-75 13 43,33
Kurang 0-59 3 10
Jumlah 30 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan siklus I yaitu dengan menerapkan metode pemberian tugas, hasil belajar dari 30 siswa dengan kategori sangat baik sebanyak 3 siswa (20%), kategori baik sebanyak 11 siswa (36,37%), kategori cukup sebanyak 13 siswa (43,33%), kategori kurang sebanyak 3 siswa (10%), setelah dilakukan tindakan siklus II hasilnya seperti tabel berikut.

Tabel 3. Hasil Nilai Siklus II

Kategori Interval Jumlah Rata-rata
Amat Baik 87-100 24 80
Baik 76-86 5 16,67
Cukup 60-75 1 3,33
Kurang 0-59 0 0
Jumlah 30 100

 

Tabel di atas menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan siklus II yaitu dengan menerapkan metode pemberian tugas, hasil belajar dari 30 siswa dengan kategori sangat baik sebanyak 24 siswa (80%), kategori baik sebanyak 5 siswa (16,67%), kategori cukup sebanyak 1 siswa (3,33%), kategori kurang sebanyak 0 siswa (0%).

Hasil observasi menunjukkan bahwa kreativitas dan aktivitas siswa, sebelum dilakukan tindakan dengan setelah dilakukan tindakan siklus I, dan siklus II, mengalami peningkatan. Peningkatan hasil observasi kreativitas dan aktivitas siswa terlihat seperti tabel berikut.

Tabel 4. Hasil Observasi

Pra Siklus Siklus I Siklus II
Siswa masih takut dan malu berbicara secara lisan dengan menggunakan Bahasa Inggris dan aktivitasnya masih kurang. Kreativitas siswa mulai aktiv, rasa takut dan malu mulai hilang, tetapi masih ada beberapa siswa yang tergolong aktif. Kreativitas siswa telah aktif secara menyeluruh, dan sudah berani mengutarakan ide dan gagasannya secara lisan dengan menggunakan Bahasa Inggris

 

Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat dilakukan analisis bahwa sebelum dilakukan tindakan sebagian hasil belajar siswa tergolong rendah, setelah dilakukan tindakan I, hasl belajar siswa didominasi dengan kategori cukup, dan setelah dilakukan tindakan siklus II, hasil belajar siswa hasil belajar siswa sudah optimal. Analisis hasil belajar siswa terlihat seperti tabel berikut.

Tabel 5. Hasil Belajar dari Tes

Pra Siklus Siklus I Siklus II
Kemampuan sebagian besar siswa masih tergolong rendah Kemampuan sudah meningkat, tetapi masih didominasi dengan kategori cukup atau minimal Kemampuan sudah mencapai optimal dengan adanya kreativitas yang aktif dari masing-masing siswa

 

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) melalui metode Pemberian tugas dapat meningkatkan Kreativitas belajar bagi siswa klas 8 F SMPN 2 AMPEL pada Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016, (2) Melalui metode Pemberian tugas dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa klas 8 F SMPN 2 AMPEL pada Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 (3) Melalui metode Pemberian tugas dapat meningkatkan Kreatifitas dan hasil belajar bagi siswa klas 8 F SMPN 2 AMPEL pada Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti memberikan saran kepada beberapa pihak sebagai berikut. (1) Kepada siswa kelas VIII Fpada khusunya dan siswa di SMP N 2 Ampel pada umumnya hendaknya selalu bersikap aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. (2) Kepada guru hendaknya selalu bersikap aktif dan kreatif dalam mengajar, terutama dalam menentukan metode pembelajaran. (3) Kepada kepala sekolah hendaknya selalu memotoring pembelajaran pada setiap guru, sehingga dapat memberikan solusi bagi guru yang mengalami kendala dalam mengajar. (4) Bagi peneliti selanjutnya hendaknya selalu aktif dan kreatif dalam melakukan penelitian

DAFTAR PUSTAKA

BNSP. 2006. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Model Silabus Mata Pelajaran SMP/MTs.Jakarta: BP.Ciptajaya.

Dahar, Ratna Willis. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Depdikbud. 2003. Kurikulum Bahasa Inggris. Jakarta: Depdikbud

Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan, Zain 2006.Strategi Belajar Mengajar. PT.Rineka Cipta

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya.

Puwanto.2009.Evaluasi Hasil Belajar: Pustaka Pelajar.

Sardiman A.M,. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Winkel, W. S. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedi