Workshop Meningkatkan Pengembangan Profoesionalisme Guru
WORKSHOP MENINGKATKAN
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU
DALAM PROSES PEMBELAJARAN SEMESTER I DI SDN 1 KARANGJATI KECAMATAN BLORA KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Damiati
SDN 1 Karangjati Kecamatan Blora Kabupaten Blora
ABSTRAK
Workshop adalah suatu pertemuan ilmiah dalam bidang sejenis (pendidikan) untuk menghasilkan karya nyata.Profesionalisme sebagai penunjang kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor internal yang meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal yaitu berkaitan dengan lingkungan sekitar, sarana prasarana, serta berbagai latihan yang dilakukan guru. Profesional, yaitu:a) menguasai kurikulum serta perangkat pedoman pelaksanaannya, b) menguasai materi mata pelajaran yang harus diajarkan, c) mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai metode yang bervariasi, d) mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai macam media pembelajaran, e) terampil menyelanggarakan evaluasi proses dan hasil belajar, f) memiliki rasa tanggung jawab dan dedikasi guru terhadap tugasnya, dan disiplin dalam melaksankan tugasnya. Proses belajar adalah apa saja yang dihayati siswa apabila mereka belajar, bukan apa yang harus dilakukan pendidikan untuk mengajarkan materi pelajaran melainkan apa yang akan dilakukan siswa untuk mempelajarinya Proses pembelajaran dalam standar penilaian nasional, di mana kurikulum dijadikan acuan dalam pembelajaran yang diberlakukan, kemudian materi ujian dikembangkan dari kurikulum yang diberlakukan dengan benar. Kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi proses dan dari segi hasil, dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran.,di samping itu, dapat dilihat dari gairah dan semangat mengajarnya, serta adanya rasa percaya diri.,sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah perilaku sebagian besar peserta didik ke arah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik untuk memenuhi tuntutan tersebut diperlukan berbagai kompetensi pembelajaran.
Kata Kunci: Workshop Meningkatkan Profesinalisme Guru
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kemerosotan pendidikan kita mengubah kurikulum mulai kurikulum 1975 diganti dengan kurikulum 1984, kemudian diganti lagi dengan kurikulum 1994. Dan sekarang diganti dengan kurikulum berbasis kompetensi dan mengacu pada KTSP Nasanius (1998) mengungkapkan bahwa kemerosotan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan profesionalisme guru ,belajar siswa. Profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor internal yang meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal yaitu berkaitan dengan lingkungan sekitar, sarana prasarana, serta berbagai latihan yang dilakukan guru (Sumargi, 1996).
Kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi proses dan dari segi hasil Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah perilaku sebagian besar peserta didik ke arah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik. diperlukan berbagai kompetensi pembelajaran (Mulyasa, 2006:13).
Kemerosotan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa. Profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap,
Identifikasi Masalah
1. Pengembangan profesionalisme guru dalam meningkatkan proses pembela–jaran di SDN 1 Karangjati
2. Guru yang mengambil jalan pintas dengan tidak membuat persiapan ketika melakukan pembelajaran, se–hingga guru mengajar tanpa adanya kesiapan.
3. Guru yang belum profesional juga akan sangat mengganggu perkembangan peserta didik yang diakibatkan oleh perilaku guru.
4. Tugas guru dalam pembelajaran tidak terbatas pada penyampain materi kepada peserta didik.
5. Sesuai kemajuan dan tuntutan zaman, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami tugasnya
Pembatasan Masalah
Workshop mengembangkan profe–sionalisme guru dalam proses pembelajar–an semester I di SDN 1 Kkarangjati Kecamatan Blora Kabupaten Blora tahun pelajaran 2014/2015.
Rumusan Masalah
1. Apakah melalui Workshop dapat me–ningkatkan pengembangan profesiona–lisme guru dalam proses pembelajaran semester I di SDN 1 Karangjati Kec. Blora Kab.Blora pada tahun pelajaran 2014/2015?
2. Apakah setelah melaksanakan Work–shop dapat mengembangkan profesio–nalisme guru dalam meningkatkan proses pembelajaran semester I di SDN 1 Karangjati Kec. Blora Kab. Blora tahun pelajaran 2014/2015 ?
Tujuan Penelitian
1 Meningkatkan pelaksanaan pengem–bangan profesionalisme Guru dalam meningkatkan proses pembelajaran di SDN 1 Karangjati Kecamatan Blora Kabupaten Blora.
2 Untuk mengetahui peningkatan pe–ngembangan profesionalisme guru dalam meningkatkan proses pembela–jaran di SDN 1 Karangjati Kecamatan Blora Kabupaten Blora.
3 Untuk mengembangkan kemampuan profesionalisme guru sebagai tenaga yang profesional di SDN 1 Karangjati.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
1. Penelitian dapat menambah kajian pengembangan Profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di SDN 1 Karangjati Kabupaten Blora.
2. Penelitian dalam menerapkan teori dan mendapatkan pengalaman profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di SDN 1 Karangjati Kabupaten Blora.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian dapat digunakan sebagai model mengimplementasikan me-ngenai pengembangan profesiona-lisme guru dalam meningkatkan proses pembelajaran di SDN 1 Karangjati Kabupaten Blora.
b. Dindikpora Kabupaten Blora dalam pengembangan profesionalisme guru dalam meningkatkan proses pembelajaran di SDN 1 Karangjati Kabupaten Blora.
c. Sebagai tolok ukur keberhasilan di SDN 1 Karangjati dalam peningkat-an pengembangan profesionalisme guru dalam meningkatkan proses pembelajaran di SDN 1 Karangjati Kabupaten Blora.
KAJIAN TEORI
Kajian Teoritis
Workshop adalah suatu pertemu–an ilmiah dalam bidang sejenis (pendi–dikan) untuk menghasilkan karya nyata (Badudu, 1988: 403). Lebih lanjut, Harbinson (1973: 52) mengemukakan bah–wa pendidikan dan pelatihan secara umum diartikan sebagai proses pemerolehan keterampilan dan pengetahuan yang terjadi di luar sistem persekolahan, yang sifatnya lebih heterogen dan kurang terbakukan dan tidak berkaitan dengan lainnya, karena memiliki tujuan yang berbeda.
Dalam banyak bidang pelatihan (Workshop), hal tersebut memang sangat sulit untuk tidak mengatakannya mustahil (dilakukan validasi dan evaluasi). Bidang yang dimaksud misalnya manajemen atau pelatihan hubungan manusia sifatnya. Dalam hal ini, semua bentuk pelatihan. Penilaiannya juga dilakukan langsung, karena jika si penatar selalu menjawab enam untuk soal tiga kali maka ia selalu benar.
Profesionalisme
Pasal 1 angka 4 UUGD menjelas-kan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh se-sorang yang menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang meme-nuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (Sujanto. 2007: 29).
Pembelajaran
Bruner (dalam Budiningsih, 2005:17) mengemukakan teori pembelajar-an adalah preskriptif (bersifat memberi ketentuan) teori belajar adalah deskriptif (gambaran). Preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah yang optimal, sedangkan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menje-laskan proses belajar. Teori pembelajaran yang deskriptif menempatkan variabel kondisi dan metode pembelajaran sebagai given, dan memberikan hasil pembelajaran sebagai variabel yang diamati (Sutikno, 2007:50). Nasition dalam Sutikno, mendifinisikan proses pembelajaran adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi sehingga terjadi interaksi antara siswa dengan guru dan alat mengajarnya yang disebut proses pembelajaran yang telah ditentukan.
Proses pembelajaran dalam stan–dar penilaian nasional, di mana kurikulum dijadikan acuan dalam pembelajaran yang diberlakukan, kemudian materi ujian dikembangkan dari kurikulum yang diberlakukan dengan benar (Mulyasa, 2005:7). Penyusunan perencanaan dalam persiapan pembelajaran sebagai produk program pembelajaran (Mulyasa, 2005: 216). Dengan demikian rencana pelaksana-an pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi satu sama lainnya, dan memuat langkah tujuan atau membentuk kompetensi, dimana peren–canaan pelaksanaan pembelajaran
Profesionalisme Guru
James M. Cooper dalam Sanjaya (2008: 14-15) ”A teacher is persons charged with the responbility of helping others to learn and to behave in new different ways”. Hal ini seperti yang diungkapkan Greta G Morine-Dershimer: “A professional is a person who posseses some specialized knowledge and skills, can weigh alternatives and select from among a number of potentially productive actions one that is particularly appropriate in a given situation”.
1) Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya mungkin diperoleh darei lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai, sehingga kinerjanya didasarkan kepada keilmuan yang dimilikinya yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2) Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang tertentu secara spesifik sesuai dengan jenis profesinya, sehingga antara profesi yang satu dengan yang lainnya dapat dipisahkan secara tegas.
3) Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan kepada latar belakang pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat, sehingga semakin tinggi keahliannya
Kerangka Berfifir
Argumentasi logis dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. sebagai berikut:
Hipotesis Tindakan
Sebelum melakukan penelitian tindakan Sekolah ini, penulis terlebih dahulu memberikan dugaan – dugaan mengenai hasil penelitian yang akan diperoleh, antara lain adalah:
“Diduga Workshop pengembangan profesionalisme Guru dapat meningkatkan proses pembelajaran di SDN 1 Karangjati Kabupaten Blora “.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Karangjati , meningkatkan profesionalime guru dalam proses pembelajaran. Peneliti–an ini dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan profesionalisme guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
Subyek penelitian adalah guru kelas IV,V,dan VI,siswa kelas IV,V dan VI dalam meningkatkan proses pembelajaran di SDN 1 Karangjati Kabupaten Blora.
Jenis dan Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2002: 107). Menurut Lofland dan Lofland dalam (Moleong, 2007: 157) Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Sumber data dalam penelitian etnografi adalah nara sumber (informan), peristiwa (aktivitas), tempat (lokasi), benda atau rekaman, dokumen dan arsip (Sutopo, 2002:50).
Teknik dan Alat Pengumpul Data
Teknik interaktif terdiri dari wawancara dan pengamatan berperan serta, sedangkan yang non interaktif meliputi pengamatan tak berperan serta, analisis, dokumen dan arsip. Sumber data dalam penelitian etnografi adalah “orang” (manusia) dengan perilakunya, peristiwa, arsip, dokumen dan benda-benda lain (Sutopo, 1988; dalam Mantja, 2005: 55).
1. Observasi
Teknik observasi sering diartikan sebagai suatu kegiatan aktiva yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata di dalam pengertian psikologi observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 2002: 133). Teknik observasi (pengamatan) ini digunakan untuk mengamati secara langsung tentang perilaku personel sekolah terutama kapala sekolah dan guru-guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya ( Arikunto, 2002: 206 ). Metode ini digunakan untuk melihat situasi dan kondisi lainnya yang terkait dengan data-data tertulis tentang karakteristik fisik SDN 1 Karangjati Kabupaten Blora.
Validasi Data
Pada data yang dikumpulkan dalam penelitian harus diuji keabsahannya untuk memperoleh temuan yang akurat. Untuk memeriksa keabsahan data peneliti-an menggunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data itu (Moleong, 2007:331). Untuk memeriksa keabsahan data peneliti menggunakan teknik trianggulasi metode, trianggulasi sumber dan trianggulasi teori.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS–AN
Tabel 4.1. Data hasil Pengembangan Profesionalisme guru di SDN 1 Karangjati Kabupaten Blora Tahun ajaran 2014/2015 pada Pra siklus
No. |
Kategori |
Interval |
X |
F |
f(x) |
% |
Ket |
1. 2. 3. 4. |
Amat baik Baik Cukup Kurang |
90-100 75-89 60-74 £59 |
95 82 67 45 |
1
2
3
8 |
95 164
201
360 |
11.58 20
24.90
43.90 |
820/14
=
58.57 |
Jumlah |
14 |
820 |
100 |
kurang |
Keterangan:
X : Nilai tengah interval
F : Frekuensi (jumlah guru)
F(x) : nilai tengah X frekuensi
Tabel 4.2 Hasil Tes Siklus I
No |
Kategori |
Interval |
X |
f |
f(x) |
% |
Ket |
1 2 3 4 |
Amat baik Baik Cukup Kurang |
90-100 75-89 60-74 £59 |
95 82 67 45 |
1
3
5
5 |
95
246
335
225 |
10.54
27.30
37.18
24.97 |
901/14
=
64.35 |
Jumlah |
|
14 |
901 |
100 |
cukup |
Keterangan:
X : Nilai perkiraan keberhasilan
F : jumlah guru
X x F : Hasil kali antara X dan F
% : Prosen hasil
Tabel 4.3 Hasil Tes Siklus II
NO |
Kategori |
Interval |
X |
f |
f(x) |
% |
Ket |
1 2 3 4 |
Amat baik Baik Cukup Kurang |
90-100 75-89 60-74 £59 |
95 82 67 45 |
6
4
3
1 |
570
328
201
45 |
49.82
28.67
17.56
3.93 |
1144/14
=
81.71 |
Jumlah |
|
14 |
1144 |
100 |
baik |
Keterangan:
X : Nilai perkiraan keberhasilan
F : jumlah guru
X x F : Hasil kali antara X dan F
% : Prosen hasil
Tabel 4. 4 Hasil Tes Siklus III
No |
Kategori |
Interval |
X |
f |
f(x) |
% |
Ket |
1 2 3 4 |
Amat baik Baik Cukup Kurang |
90-100 75-89 60-74 £59 |
95 82 67 45 |
12
1
1
0 |
1140
82
67
0 |
88.44
6.36
5.19
0 |
1289/14
=
92.07 |
Jumlah |
|
14 |
1289 |
100 |
Amat baik |
Keterangan:
X : Nilai perkiraan keberhasilan
F : jumlah guru
X x F : Hasil kali antara X dan F
% : Prosen hasil
PENUTUP
Kesimpulan
Pada hasil penelitian tindakan sekolah yang dilakukan di SDN 1Karangjati Kabupaten Blora tentang Pengembangan profesionalisme guru dalam meningkatkan proses pembelajaran di SDN 1 Karangjati Kabupaten Blora dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini telah berhasil dilaksanakan, karena telah diterapkan dengan menggunakan tiga siklus, dalam hal ini guru berperan secara aktif dalam peningkatan proses pembelajaran ter-utama di SDN 1 Karangjati Kabupaten Blora.
2. Pada penelitian ini terjadi peningkatan yang baik karena guru di SDN 1 Karangjati Kabupaten Blora sangat bertanggung jawab dalam setiap tugas yang lakukan. telah berhasil dalam pengembangan profesionalisme guru dalam meningkatkan proses pembela-jaran di SDN 1 Karangjati Kabupaten Blora.
Implikasi/Rekomendasi
Pada penelitian di SDN 1 Karangjati Kabupaten Blora bahwa guru berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik, awalnya masih banyak kendala-kendala yang tidak bisa diatasi. Tetapi worskshop mengadakan. guru sebagai pendidik mampu memberikan motivasi yang baik kepada siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat mengerti dengan baik yang diajarkan oleh guru untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan suhingga sekolah mampu mencapai prestasi yang tinggi , tidak mengecewakan bagi kepala sekolah, guru siswa, dan para karyawan di SDN1 Karangjati Kabupaten Blora.
Saran
Suatu penelitian tindakan sekolah akan berhasil apabila semua aspek dan komponen yang ada di dalamnya dapat mendukung dengan baik untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pada penelitian ini membahas tentang pengembangan profesionalisme guru dalam meningkatkan proses pembelajaran di SDN 1 Karangjati Kabupaten Blora kerjasama semua komponen di sekolah diharapkan mampu mencontoh perilaku guru di SDN 1 Karangjati Kabupaten Blora. mungkin. Guru dapat menjadi panutan bagi siswanya, dan guru akan memberikan apa yang dianggap baik untuk murid-muridnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.S., Suhardjono, Supardi. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara-Jakarta
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Pustaka: Jakarta.
Sutopo,2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. UNS-Surakarta
Stikno, Sobry M. 2007. Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna. Kota Mataram. Penerbit: NTP Press.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Moleong L.J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya-Bandung
Mulyasa E. 2006. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya-Bandung
Mantja, W. 2008. Profesionalisasi Tenaga Kependidikan: Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran. Malang: Elang Mas.
Majid, Abdul, 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rohiat. 2008. Manajemen Sekolah. Bandung: Refika Aditama.
Yamin, M. 2008. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Gaung Persada Press. Jakarta.
Zamroni. 2007. Meningkatkan Mutu Sekolah. PSAD Muhammadiyah: Jakarta