Memanfaatkan Picture Cue Card
MEMANFAATKAN PICTURE CUE CARD
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN DAN JARINGAN HEWAN
Niken Puspitasari
SMAN Colomadu Kabupaten Karanganyar
ABSTRACT
This research’s aim is to increase the learning outcome of the student about structure and function of the plant and animal tissues with Picture Cue Card. This research was held in two cycles, and had place in SMAN Colomadu Kabupaten Karanganyar with every student of XI IPA 5 class in the second semester in the year 2013/2014 as the research subject. The method that is used is the research of class activity. Datas were collected by 1) observation; 2) documentation; 3) test. The data analysis was done in three steps including: 1) data’s reduction; 2) data’s presentation; 3) verification. The outcome from this research explains that using Picture Cue Card can increase the learning outcome of these students. The percentage of increasing score from the initial condition to the end of the first cycle is 12,36%, and from the first cycle until the second cycle is 3,28%. So, it can be concluded that using Picture Cue Card can increasing the learning outcome of the students from class XI IPA 5 Colomadu on the second semester of the year 2013/2014.
Keyword: learning outcome, Picture Cue Card
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Hasil belajar struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan siswa kelas XI SMA Negeri Colomadu Kabupaten Ka–ranganyar semester gasal tahun ajaran 2013/2014 sebelum penelitian masih rendah. Bukti nilai yang rendah tersebut dapat dilihat pada daftar nilai. Nilai Pretest siswa baru materi Jaringan tumbuhan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 30, nilai yang sering muncul 60. Nilai ulangan harian pertama tentang materi Jaringan tumbuhan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40, sedangkan nilai yang paling sering muncul 70.
Sebelum penelitian ini dilakukan guru dalam melaksanakan proses pembela–jaran belum memanfaatkan media Picture Cue Card (PCC) Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran hanya menerapkan metode ceramah. Karena penyampaian materi bersifat monoton/tanpa variasi maka siswa cenderung merasa bosan atau bahkan mungkin dilanda kejenuhan.
Setelah penelitian dengan meman–fatkan media Picture Cue Card (PCC) ini dilaksanakan, penulis berharap semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran biolo–gi semakin meningkat. Dengan demikian akan meningkatkan proses dan hasil belajar Biologi. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti memandang perlu untuk melakukan penelitian dengan memanfa–atkan media” Picture Cue Card” dalam pembelajaran Biologi.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah dengan memanfaatkan media Picture Cue Card dapat mening–katkan hasil belajar Struktur dan Fungsi Jaringan tumbuhan dan Jaringan Hewan bagi siswa kelas XI IPA 5 SMAN Colomadu Semester Gasal tahun ajaran 2013/2014?
Tujuan Penelitian
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dan Jaringan Hewan bagi siswa kelas XI IPA 5 SMAN Colomadu Semester Gasal tahun ajaran 2013/2014 melalui proses pembelajaran dengan media Picture Cue Card
KAJIAN PUSTAKA
Media
Media adalah alat, perantara atau penghubung. Media pelajaran adalah alat bantu yang dapat mempermudah proses penerimaan materi pelajaran yang disam–paikan pendidik yang dapat mempermudah pencapaian keberhasilan tujuan pendidik–an. (Nasution, 1989)
Picture Cue card
Picture Cue Card adalah media konvensional berupa gambar sejak dulu digunakan, tapi masih digunakan hingga sekarang. Adapun Cue Card menurut Mauliana adalah secarik kertas yang berisi info atau point-point penting sebagai guidance yang harus dilakukan atau dibawakan pembawa acara. Acara dengan konsep live, sering menggunakan cue card sebagai bantuan.(Mauliana, 2013)
Struktur dan Fungsi Jaringan Tum–buhan
Cabang ilmu biologi yang mengkaji khusus tentang jaringan, termasuk jaringan hewan disebut histologi. Jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi dua, jaringan meristem dan jaringan permanen atau jaringan dewasa. 1) Jaringan meristem dibedakan menjadi dua: a) Jaringan meris–tem primer, Sel- sel pada jaringan ini terdapat pada titik tumbuh Aktivitasnya menyebabkan pertumbuhan primer. b) Jaringan meristem sekunder, sel- sel pada jaringan ini terdapat pada kambium. Aktivitasnya menyebabkan pertumbuhan sekunder. 2) Jaringan permanen atau jaringan dewasa dibedakan menjadi: a) Jaringan epidermis. b) Jaringan parenkim. c) Jaringan penguat atau penyokong;, d)Jaringan pengangkut, terdiri atas xylem dan floem.
Teori Totipotensi yaitu kemam–puan jaringan tumbuhan untuk tumbuh menjadi individu yang identik dengan induknya jika ditumbuhkan pada medium yang sesuai. Kultur jaringan adalah menghasilkan tanaman atau bibit yang secara genetik identik dengan induknya dalam jumlah yang banyak dengan waktu relative singkat.
Struktur dan Fungsi jaringan Hewan
Macam jaringan hewan meliputi: jaringan embrional, jaringan epitel, jarring–an otot, jaringan syaraf, jaringan pengikat/ penyokong, dan jaringan lemak.Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi atau menutup permukaan organ tubuh. Jaringan epitel yang sel- selnya melapisi permukaan tubuh disebut epidermis, yang membatasi organ dalam disebut endothelium, sedang–kan yang membatasi rongga disebut mesothelium.
Hasil belajar
Hasil belajar tiap-tiap individu berbeda karena dipengaruhi oleh beberapa factor. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dibedakan dalam tiga kelompok yakni : 1) Faktor intern yakni semua faktor yang ada pada diri pribadi si pelajar baik jasmaniah maupun rokhaniah, yang terdiri dari: a. Kondisi Psikis/psikologi terutama kecerdasan, bakat, minat, moti–vasi, emosi, daya fantasi dan logika. b. Kondisi Fisik yang meliputi kondisi panca indera terutama penglihatan dan pen–dengaraan, kesehatan jasmani dan keada–an anggota tubuh terutama system syaraf sentral. 2) Faktor ekstern yakni semua factor keadaan atau kondisi atau situasi yang terdapat diluar diri pribadi si pelajar. Yang termasuk faktor ini antara lain ; a. Faktor lingkungan yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial. b. Faktor instrumental antara lain : kurikulum, pro–gram, sarana dan fasilitas serta guru. 3) Faktor tehnik atau pendekatan belajar. (PPPG Bandung, 1983-11984, 53).
Hasil Belajar Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dan Hewan
Sudah diuraikan diatas bahwa “hasil belajar adalah suatu hasil yang dicapai oleh anak atau siswa setelah ia melakukan aktivitas belajar dengan suatu evaluasi yang memadahi”. Maka setelah anak mengadakan aktivitas belajar tentang Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dan Hewan kemudian mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru dia akan mendapat nilai atau hasil belajar. Jadi hasil belajar Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dan Hewan adalah : “Nilai atau hasil yang diperoleh atau dicapai oleh siswa setelah ia belajar Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dan Hewan dan mengerjakan evaluasi yang memadahi dari materi itu”.
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:
Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah: ”Dengan memanfaatkan media Picture Cue Card dapat meningkatkan hasil belajar Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dan Hewan bagi siswa kelas SMA Negeri Colomadu pada semester gasal Tahun Ajaran 2013/2014”.
METODE PENELITIAN
Setting dan subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu semester atau enam bulan yakni pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2013. Penelitian ini kami laksanakan di sekolah dimana kami ditugaskan oleh Pemerintah yakni di SMA Negeri Colomadu yang beralamat di Jalan Fajar Indah Baturan kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar. Subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA 5 SMA Negeri Colomadu kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2013/2014. Kelas ini merupakan kelas unggulan yaitu termasuk kelas ICT akronim dari Information and Communication Tehnology.yang berjumlah 22 siswa. Jumlah tersebut terdiri dari 12 siswa putra dan 10 siswa putri.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilaku–kan melalui tes. Ada tiga macam tes yang harus dilaksanakan yakni tes lisan, tes tertulis dan tes perbuatan. Sedangkan tes yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes tertulis.Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah butir soal. Butir-butir soal tes terdiri dari dua perangkat untuk dua siklus.
Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan menggunakan metode diskriptif komparatif, yakni dengan membandingkan nilai tes kondisi awal dengan nilai tes pada siklus pertama, nilai tes siklus pertama dengan nilai tes siklus kedua, kemudian membandingkan nilai tes kondisi awal dengan nilai tes siklus kedua.
Indikator Kinerja
Sebagai tolok ukur berhasil tidak–nya Penelitian Tindakan Kelas ini indikator yang digunakan dalam penelitian ini ada–lah: 1) Meningkatnya nilai rata-rata kelas dari kondisi awal ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II. 2) Meningkatnya antusiasme dan keaktifan siswa dalam pembelajaran biologi.
Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini lebih awal peneliti menentukan metode penelitian. Metode yang akan digunakan dalam pene–litian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Salah satu ciri dalam penelitian tindakan adalah adanya tindakan yang dila–kukan dalam tiap siklus.Langkah berikutnya adalah menentukan jumlah siklus. Dalam penelitian ini peneliti menentukan banyak–nya siklus yakni dua siklus.Langkah-lang–kah dalam setiap siklus meliputi: peren–canaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Dalam menyusun peren–canaan, peneliti membagi menjadi tiga kegiatan yaitu apersepsi, kegiatan inti dan penutup.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS–AN
Deskripsi Kondisi awal
Sebelum penelitian ini dilaksanakan hasil belajar siswa kelas XI IPA 5 SMAN Colomadu kabupaten Karanganyar sebelum penelitian masih rendah. Bukti nilai yang rendah tersebut dapat dilihat pada daftar nilai. Nilai Pretes siswa materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 30, nilai yang sering muncul 60. Nilai ulangan harian pertama tentang materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40, sedangkan nilai yang paling sering muncul 70.
Tabel 4.1 Hasil Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal
NO |
URAIAN |
NILAI |
Rata-Rata |
|
Terend |
Terting |
|||
1 |
Ulangan Pre Test |
30 |
80 |
60 |
|
Materi: Struktur dan Fungsi Jaringan tumbuhan |
|
|
|
2 |
UH I |
40 |
80 |
64,5 |
|
Materi: Struktur dan Fungsi Jaringan tumbuhan |
|
|
|
Rata-Rata |
62,3 |
Deskripsi Hasil Siklus I
Setelah tindakan pada siklus I berakhir dan peneliti memeriksa hasil tes siswa maka peneliti dapat memaparkan hasil pengamatan sebagai berikut. Dari 22 siswa yang mengerjakan soal-soal tes siklus I dengan materi Struktur dan Jaringan Tumbuhan nilai tertinggi adalah 90, dan nilai terendah adalah 60, sedangkan nilai yang sering muncul adalah 70. Dari nilai-nilai tersebut ditemukan rata-rata 70,0.
Pemanfaatan media PCC Jaringan tumbuhan, dibandingkan dengan kondisi awal terjadi peningkatan rata-rata nilai sebesar 12,36%. seperti terlihat pada tabel berikut:
No |
Uraian |
Kondisi awal |
Siklus I |
1 |
Tindakan |
Dalam pembelajaran hanya dengan ceramah dan belum memanfaatkan media PCC |
Dalam pembelajaran sudah menggunakan media PCC |
2 |
Prestasi belajar |
Nilai kondisi awal: Nilai terendah 40 Nilai tertinggi 80 Nilai rata-rata 62,3. |
Nilai siklus I: Nilai terendah 60 Nilai tertinggi 90 Nilai rata-rata 70
|
Deskripsi Hasil Siklus II
Setelah tindakan kelas pada siklus II selesai dilaksanakan dan peneliti meneliti hasil tes yang dikerjakan oleh siswa maka peneliti memaparkan hasil pengamatan sebagai berikut. Dari 22 siswa yang mengerjakan soal-soal tes siklus II dengan materi Struktur dan Fungsi jaringan Tumbuhan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 sedangkan nilai yang sering muncul adalah 70. dari nilai-nilai tersebut ditemukan rata-rata 72,3.
Sedangkan pada tes prestasi belajar di dapat nilai ulangan harian siklus II yang dapat diamati dalam tabel dan gambar berikut
Pemanfaatan media PCC Jaringan tumbuhan, dibandingkan dengan kondisi awal terjadi peningkatan rata-rata nilai sebesar 3,28%. seperti terlihat pada tabel berikut:
No |
Uraian |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Tindakan |
Dalam pembelajaran sudah menggunakan media PCC |
Dalam pembelajaran sudah menggunakan media PCC |
2 |
Hasil belajar |
Nilai siklus I: Nilai terendah 60 Nilai tertinggi 90 Nilai rata-rata 70
|
Nilai siklus II: Nilai terendah 50 Nilai tertinggi 100 Nilai rata-rata 72,3 |
.
PENUTUP
Simpulan
”Dengan Memanfaatan Picture Cue Card Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dan Jaringan Hewan Bagi Siswa Kelas XI IPA 5 Colomadu Kabupaten Karanganyar Pada Semester Gasal Tahun Ajaran 2013/2014”.
Untuk hasil penelitian akan peneliti paparkan perbandingan antara hasil belajar pada Kondisi Awal dengan hasil belajar pada siklus II sebagai berikut : Hasil belajar siswa pada kondisi awal nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah 40 dengan rata-rata 62,3. Sedangkan hasil belajar pada tindakan kelas siklus I dengan materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 sedangkan rata-rata nilai siklus I sebesar 70. Untuk hasil belajar siswa pada tindakan siklus II dengan materi struktur dan fungsi jaringan hewan nilai tertinggi 100, nilai terendah 50 sedangkan nilai yang sering muncul 60 dan70 dengan rata-rata nilai sebesar 72,3.
Dari paparan tentang nilai-nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa ada kenaikan hasil belajar kondisi awal dengan hasil belajar pada siklus II. Besarnya kenaikan rata-rata nilai kondisi awal dengan rata-rata nilai siklus II adalah 10,0 ( 72,3-62,3 ). Jika dihitung persentasenya adalah: = 16,05 %, dibulatkan menjadi 16,1%. Jadi peningkatan hasil belajar dari kondisi awal dengan tindakan siklus II sebesar 16,1%.
Dari uraian perbandingan hasil tes kondisi awal dengan hasil tes siklus II terdapat peningkatan hasil belajar. Jadi hipotesis peneliti yang berbunyi: ” Pemanfaatan Picture Cue Card Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dan Jaringan Hewan Bagi Siswa Kelas XI IPA 5 Colomadu Kabupaten Karanganyar Pada Semester Gasal Tahun Ajaran 2013/2014 ”terbukti kebenarannya.
Saran
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan ada beberapa saran yang akan peneliti sampaikan yaitu perlu ditingkatkan pemanfaatan media PCC: Bagi siswa untuk meningkatkan meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi guru mengintensifkan pemanfaatan PCC untuk meningkatkan kualitas Proses Belajar Mengajar. Bagi guru IPAyaitu Fisika, Kimia maupun Matematika,. Bagi sekolah, perlu peningkatan semangat/dorongan bagi guru-guru untuk melakukan penelitian selain untuk kepentingan peningkatan proses pembelajaran, untuk peningkatan kesejahteraan guru (mendapat nilai pengembangan profesi) juga laporannya dapat menambah koleksi perpustakaan (bertambah referensi).
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina Diah dkk. 2010. Biology 2A. Jakarta.PT. Penerbit Erlangga.
Kurikulum 2006 KTSP Mata Pelajaran Biologi untuk SMA.
Keputusan Mendikbud Nomor 060/U/1993
Maulina,Puja Ria, Arsip Blog Definisi Operasional. http://wwwLangganan:Entri(atom).com.(Diunduh Kamis 28 Maret 2013
Mulyadi HP, 2006. Prosedur / Motodologi Penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas, Semarang. LPMP.
Mursid Sumaatmaja dkk. 1983 – 1984. Metode Khusus IPS. Bandung. PPPG Tertulis
Peraturan Mendiknas RI Nomor 7/Q/2005
Septianing Rasti dkk. 2013. Panduan belajar Biologi 2A. Jakarta. Yudhistira.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara.
Susilana Rudi dkk.2008. Media Pembelajaran.Bandung.CV wacana Prima. Departemen Pendidikan Nasional.
Sutrisna Hadi. 1982. Metodologi Research jilid I. Yogyakarta. Yasbit Fakultas Psikologi UGM.
Sutrisna Hadi. 1982. Metodologi Research jilid II. Yogyakarta. Yasbit Fakultas Psikologi UGM.
Suwanto dkk. 1997. Petunjuk Guru Sejarah Nasional dan Umum. Semarang. Aneka Ilmu.
Tabrani Rusyan. 1979. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.
Qonita Alya. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta. PT Indahjaya Adipratama.