ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA DEPAN, AWALAN

DAN EJAAN DALAM KARANGAN DENGAN TEMA COVID-19

DI SEKOLAH DASAR NEGERI 02 JATIREJO KECAMATAN JUMAPOLO

 

Sri Suwarni

Program Pascasarjana Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

 

ABSTRAK

Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Depan, Awalan, dan Ejaan dalam Karangan tema covid-19 siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jatirejo kecamatan Jumapolo kabupaten Karanganyar. Penelitian ini dilatarbelakangi hasil pengamatan peneliti, bahwa masih banyak terjadi kesalahan penulisan kata depan, awalan, dan penggunaan ejaan. Hal tersebut nampak dari hasil karangan dengan tema covid-19 di kelas IV. Tujuan penelitian ini adalah (1) Memperbaiki kesalahan penggunaan kata depan, awalan dan ejaan dalam menulis karangan (2) Siswa mempunyai pemahaman dalam menggunakan kata depan, awalan, dan ejaan dalam karangan sesuai dengan kaidah eskripsikan penulisan awalan dalam karangan berbagai topik siswa kelas IV, (3) Mendeskripsikan penggunaan ejaan, yaitu huruf kapital dalam karangan tentang berbagai topik siswa kelas IV, dan (4) Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan penggunaan kata depan, awalan, dan ejaan dalam karangan tentang berbagai topik siswa kelas IV. Pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan subyek penelitian siswa kelas IV SD Negeri 02 Jatirejo kecamatan Jumapolo kabupaten Karanganyar sebanyak 12 siswa. Pengumpulan data dilakukan pada satu hari, siswa membuat karangan kemudian peneliti mengidentifikasi kesalahan penggunaan kata depan, awalan, dan ejaan pada hasil karangan siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket faktorfaktor penyebab kesalahan berbahasa pada siswa. Tahap-tahap penelitian ini adalah (1) Tahap persiapan, meliputi pengamatan tentang sekolah, melakukan observasi pembelajaran bahasa Indonesia, dan mengambil data berupa karangan siswa kelas IV, (2) Tahap pelaksanaan, meliputi mengidentifikasi bentuk kesalahan, mengklasifikasi, bentuk kesalahan, dan analisis data, (3) Tahap penyelesaian, yaitu mengevaluasi kesalahan dan menyimpulkan data hasil penelitian. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Kesalahan penulisan kata depan pada karangan dengan tema Covid-19 siswa kelas IV SD Negeri 02 Jatirejo kecamatan Jumapolo kabupaten Karanganyar ditemukan sebanyak 20 kesalahan, (2) Kesalahan penulisan awalan pada karangan dengan tema Covid-19 siswa kelas IV SD Negeri 02 Jatirejo Jumapolo Karanganyar ditetemukan sebanyak 5 kesalahan, (3) Kesalahan penggunaan huruf kapital pada karangan tentang berbagai topik siswa kelas IV SD Negeri 02 Jatirejo kecamatan Jumapolo kabupaten Karanganyar ditemukan sebanyak 10 kesalahan, dan (4) Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan pada penggunaan kata depan, awalan, dan ejaan adalah terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasai, sikap kurang teliti, dan kurang peduli dengan kaidahkaidah bahasa dalam penulisan. Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan bahwa guru perlu memberikan latihan menulis sesuai dengan kaidah dan ejaan setelah memberi materi, selain itu guru juga lebih teliti lagi dalam membaca hasil karangan siswa, sehingga apabila masih ditemukan kesalahan pada karangan siswa maka guru dapat segera menjelaskan dan siswa membenahi tulisannya.

Kata Kunci: kata depan, awalan, ejaan, tema Covid-19

 

 

 

LATAR BELAKANG

Bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan, yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Menurut Setyawati (2010: 1) bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial, budaya, dan bahasa, serta alat pemersatu bangsa. Bahasa merupakan sarana untuk penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain. Tanpa bahasa proses berkomunikasi dengan orang lain tidak dapat berjalan efektif. Salah satu upaya untuk mengembangkan bahasa yang terarah yaitu melalui mata pelajaran bahasa Indonesia. Melalui mata pelajaran bahasa Indonesia, siswa diharapkan mempunyai kemampuan yang baik dalam berbahasa

Mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar digolongkan ke dalam mata pelajaran utama yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa menurut Nurjamal (2014:1) mencakup empat hal yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan menulis harus dimiliki siswa Sekolah Dasar sebagai salah satu keterampilan berbahasa selain menyimak, membaca, dan menulis. Dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, menulis merupakan hal yang paling sulit karena menulis bukan hanya menuangkan apa yang ada dalam ide atau pikiran, melainkan juga harus memperhatikan kaidah penulisan sesuai dengan ejaan. Menulis dapat mengembangkan banyak gagasan dan ide. Mengembangkan gagasan dan ide memerlukan bahasa agar menjadi suatu tulisan yang baik dan benar. Oleh sebab itu, kemampuan memilih kata-kata yang tepat dan penguasaan makna dari kata-kata yang dipilih harus dikuasai oleh setiap individu. Akan tetapi kenyataannya siswa belum mampu untuk memahami penulisan kata depan, awalan, dan ejaan dalam suatu karangan. Siswa merasa bingung menentukan mana yang penulisannya dipisah dan dirangkaikan dengan kata yang diikutinya. Umumnya siswa menuliskan kata depan diserangkaikan dengan kata dasar yang mengikuti, sedangkan awalan ditulis terpisah dari kata yang mengikuti. Selain kesalahan dalam menuliskan kata depan dan awalan, siswa juga kurang mampu menempatkan penggunaan ejaan yaitu huruf kapital. Kesalahan penulisan dalam berbahasa yang terjadi sejak siswa berada di Sekolah Dasar jika dibiarkan akan berdampak sampai tingkat pendidikan yang lebih lanjut atau bahkan dalam dunia kerja.Berdasarkan hasil penelitian terdahulu pada hasil kerja siswa kelas IV, materi membuat karangan tentang berbagai topik, ditemukan kesalahan-kesalahan penggunaan kata depan, awalan, dan ejaan berupa penggunaan huruf kapital. Kesalahan seperti ini dapat terjadi karena penyampaian yang kurang mendalamoleh guru, guru tidak menggunakan metode yang menarik dalam penyampaian materi sehingga siswa merasa bosan dan mengantuk. Akibatnya siswa tidak memahami materi ini dan banyak terjadi kesalahan penulisan yang tidak sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia. Kata depan dan awalan memiliki kedudukan yang amat penting dalam tulisan, tanpa kata depan dan awalan kalimat akan sulit dipahami, begitu pun penggunaan ejaan. Kesalahan penulisan yang terjadi pada siswa dapat disebabkan karena berbagai faktor yang bervariasi, sehingga dibutuhkan kajian yang mendalam untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan tersebut. Atas dasar latar belakang tersebut, maka diambil judul penelitian, Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Depan, Awalan, dan Ejaan dalam Karangan dengan tema Covid-19 siswa Kelas IV SD Negeri 02 Jatirejo, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar.

 

LANDASAN TEORI

Analisis Kesalahan Kata Depan

Kaidah penulisan kata depan “di”, “ke” dan “dari” ditulis secara terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali bila kata tersebut tidak berperan sebagai kata depan seperti daripada, kepada, kemarin.

Contoh:

  1. Bermalam saja di sini, kau tak cukup sehat untuk pulang malam ini.
  2. Hari sudah semakin gelap, kapan Kamu akan berangkat keGilimanuk?
  3. Aku tahu kamu marah kepadaku, tetapi kamu tetap harus berada di
  4. Kalau kau tak ingin aku berdiam diri saja, maka jangan menghalangiku kerumah nenek.
  5. Para karyawan dalam bus itu sangat berharap akan sampai dirumah sebelum malam menjelang.
  6. Saudara perempuanku itu baru saja datang dariSurabaya kemarin.
  7. Saat-saat seperti ini aku tak ingin memiliki barang mahal yang terbuat dari
  8. Untuk mendapatkan berbagai ilmu, kakak pertama berkelana ketengah hutan belantara menuju perguruan tersembunyi.
  9. Anak-anak yang berlibur ketempat nenek pasti diingatkan agar tidak bermain ke hutan larangan.
  • Kami yang merupakan penduduk daerah sini pun tidak pernah ke taman wisata air terjun tersebut.
  • Setelah aku menaiki puncak bukit komodo itu, aku bisa melihatdi kejauhan indahnya pulau komodo.
  • Koper-koper yang kami bawa, sebaiknya kita letakan dibagasi saja.
  • Berhari-hari kami telah mencari barang langka itu tetapi tak kunjung bertemu, namun pada akhirnya barang itu ada di toko antik simpang rumah kami.
  • Pembuatan film filosofi kopi berada diYogyakarta dan beberapa kota lainnya.

Untuk kata depan “di”, ” ke” dan “dari”, apabila bertemu dengan kata yang bukan menyatakan tempat maka penulisan yang benar adalah digabung.

Contoh:

  1. Ketika kami mempunyai beberapa masalah di tempat proyek, kami selalu mengadu ke
  2. Aku sangat senang ketika mendengar kau tak jadi keluar kampus yang selama ini kamu idam-idamkan.
  3. Kepadalangit, kepada ombak, aku sampaikan titipkan rinduku untuk Alina.
  4. Ia hanya mengucapkan keinginannya dalam kata-kata tetapin tidak diwujudkan dengan perbuatan.
  5. Agar laporanmu dapat diperiksa, bawakan kesini semua bukti-bukti yang ada.
  6. Ada banyak kisah yang orang lain tidak tahu, namun ketika tiba saatnya semuanya akan di
  7. Untuk meningkatkan rasa kepercayaan kepada perusahaan, kami selalu memastikan konsumen mendapatkan haknya.
  8. Aku masih penasaran dengan apa yang kamu lukiskan kemarin, jika kau mengizinkan besok, bawalah lukisan itu ke
  9. Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, perusahaan kami berusaha keluar kota demi mencari barang yang berkualitas baik.
  • Jangan beri aku harapan palsu, kalau kau tak bisa memberikan barang itu kepadaku sore ini.
  • Ketika tepung diaduk dan diberikan penyedap, adonan tersebut kemudian diolah dan dibentuk sesuai pesanan.
  • Bergerak kesana kemari membuat kami lelah dan akhirnya membuat kami tidak sempat berdiskusi.
  • Di Indonesia, kota Ambon tak kalah cantik daripadakota Denpasar, dan pada malam hari kota Makasar tak kalah indah lampunya daripadakota Surabaya.
  • Barang-barang tak terpakai itu sebaiknya kita jual ke pengepul saja, daripadamenjadi sampah di gudang rumah.

Penulisan kata “di” sebagai imbuhan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya dan dirangkaikan dengan tanda hubung “-”. Penyambungan ini dilakukan ketika dihubungkan dengan singkatan atau singkatan kata yang bukan dari bahasa Indonesia.

Contoh:

  1. Anton terlihat lesu akhir-akhir ini, ia lebih sering duduk melamun di warung dekat pos ronda, ternyata dia baru di-PHKoleh perusahaan tempatnya bekerja.
  2. Untuk memberikan hasil yang maksimal dalam mengerjakan tulisan ini, sebaiknya sistem pada komputermu di-upgrade dengan versi terbaru.
  3. Karena beberapa kali tersangkut dalam perkelahian antar pelajar dan sering kali membolos, akhirnya anak itu di-DOdari sekolah.
  4. Berkali-kali aku meneleponnya, namun panggilanku selalu di-reject

Awalan

Awalan di- berbeda dengan awalan lain yang mempunyai variasi bentuk. Bentuk awalan di- akan sama untuk posisi dan kondisi di mana pun. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa adanya di sebagai kata depan. Hal ini tentu dibedakan berdasarkan cara penggunaannya di dalam penulisan. Di- sebagai awalan dilafalkan dan dituliskan serangkai dengan kata yang diimbuhinya, sedangkan di sebagai kata depan dilafalkan dan dituliskan terpisah dengan kata yang mengikutinya. Fungsi awalan di- adalah membentuk kata kerja pasif. Oleh karena itu, makna yang didapatkan dari hasil pengimbuhannya merupakan kebalikan dari makna kata kerja transitif, yakni kata kerja yang berawalan me- yang transitif. Contoh, membaca menjadi dibaca, memakai menjadi dipakai, dan membina menjadi dibina. Akan tetapi, kata kerja berawalan me- yang tidak transitif tidak mempunyai kata kerja pasif dengan awalan di-. Misalnya, menangis tidak dapat menjadi ditangis, mendatang tidak dapat menjadi didatang, dan menyatu tidak dapat menjadi disatu.

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang termasuk dalam penelitian kebahasaan. Boydan dan Taylor (Moleong, 2006:04) mengatakan bahwa pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif dipilih karena masalah yang diteliti berupa data yang lebih tepatnya dijelaskan dengan menggunakan kata-kata. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/ menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) yang dilakukan pada objek yang alamiah yaitu objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada objek tersebut (Arikunto, 2007:9).

Sumber Data

Sumber data dalam penelitan ini adalah:

  1. Dokumen pribadi guru dan dokumen resmi, dokumen pribadi guru berupa media pembelajaran, materi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. , sedangkan dokumen resmi berupa kurikulum dan silabus sekolah dasar.
  2. Nara sumber dalam
  3. Narasumber (informant) adalah sumber data yang bukan sekedar memberikan tanggapan terhadap masalah yang ditanyakan, tetapi juga individu yang memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang dimilikinya. Karena itu, menurut Sutopo (Nugraheni, 2018;111), untuk menghadapi narasumber sebagai informan dalam penelitian, diperlukan sikap lentur, terbuka, dan kritis dari peneliti dalam memahami beragam informasi penting, yang berdampak langsung terhadap kualitas penelitian. Untuk memperoleh informasi yang lengkap dan beragam, narasumber dipilih dalam posisi dengan beragam peran yang berbeda, yang memungkinkan akses informasi yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan penelitian. Guru Bahasa Indonesia dan siswanya di sekolah yang diteliti, merupakan narasumber dalam penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang tepat untuk memperoleh data. Untuk memperoleh data secara tepat dan akurat, diperlukan teknik yang tepat pula. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan analisis dokumen.

  1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, (Moleong 2012: 186). Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (iatanterviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba, (Moleong 2012: 186), antara lain mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasituntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan;merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan.

  1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menggali data dari sumber yang berupa tempat, aktivitas, benda atau rekaman gambar. Observasi terhadap berlangsungnya proses pembelajaran sastra di sekolahdilakukan dengan teknik berperan pasif dengan cara formal maupun nonformal, (Nugraheni, 2018: 135)

Observasi/ Pengamatan sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi harus dilakukan padaproses kegiatan itu berlangsung.(Nana Sudjana, 1989: 109)

Tujuan observasi berperan dalam penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data mengenai pelaksanaan proses pembelajaran sastra yang apresiatif di sekolah, yang melibatkan aktivitas siswa dan guru di dalamnya.

  1. Analisis dokumen

Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah analisis dokumen. Kegiatan menganalisis dokumen disebut dengan content analysis, sebab dalam kegiatan itu peneliti bukan seekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen, tetapi juga memahami makna yang tersirat dalam dokumen dengan sikap hati-hati, teliti, dan kritis. Dokumen yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kurikulum Sekolah Dasar, perangkat administrasi guru dalam mengajar dan hasil mengarang diskripsi siswa.

Teknik Analisis Data

  1. Proses Analisis dalam penelitian.

Dalam penelitian ini proses analisis yang digunakan adalah analisis induktif. Data yang terkumpul dalam penelitian, dianalisis secara induktif, yaitu analisis yang tidak bertujuan untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis. Pada tahap analisis data, peneliti berupaya meneliti langsung permasalahan dari data yang diperoleh. Analisis data bertujuan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan keslahan berbahasa indonesia didalam karangan diskripsi siswa.

  1. Model Analisis

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif dari Miles & Huberman (Nugraheni, 2018;297). Komponennya meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan/ verifikasi. Ketiganya dilakukan semasa pengumpulan data berlangsung, dan aktivitasnya dalam bentuk interaktif dengan proses siklus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. Kesalahan Penulisan Kata Depan.

Kesalahan penulisan kata depan dalam karangan dengan tema Covid-19 siswa kelas IV SD Negeri 02 Jatirejo kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar mencakup 1) kesalahan penulisan kata depan di menyatakan tempat, 2) kata depan ke menyatakan tempat yang dituju, dan 3) kata depan pada menyatakan tempat keberadaan dan waktu. Kesalahan pada penulisan kata depan di dalam hasil karangan siswa sebanyak 20 kesalahan, kata depan ke ebanyak dua belas kesalahan, dan tidak ada kesalahan penulisankata depan pada dalam hasil karangan siswa. Kebanyakan siswa menuliskan kata depan dengan diserangkaikan pada kata yang mengikuti. Seharusnya kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikuti (Arifin, 2004: 173).

  1. Kesalahan Penulisan Awalan.

Kesalahan penulisan awalan dalam karangan tentang berbagai topik siswa kelas IV SD Negeri 02 Jatirejo kecamatan Jumapolo kabupaten Karanganyar mencakup 1) kesalahan penulisan awalan dimembentuk kata kerja pasif, dan awalan ke- membentuk kata kerja, kata benda, dan kata bilangan. Kesalahan terjadi pada penulisan awalan di- membentuk kata kerja pasif sebanyak lima kesalahan, sedangkan pada awalan ke- tidak ada siswa yang salah dalam menuliskannya. Siswa menuliskan awalan dengan cara diserangkaikan dengan kata yang mengikuti. Awalan adalah imbuhan yang diletakkan di depan kata dasar, sehingga membentuk kata baru yangmemiliki arti (Kridalaksana, 2009: 28). Penulisan awalan diserangkaikan dengan kata yangmengikuti agar membentuk kata yang memiliki arti.

  1. Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital.

Kesalahan penggunaan huruf kapital dalam karangan dengan tema Covid-19 siswa kelas IV SD Negeri 02 Jatirejo kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar mencakup 1) kesalahan penggunaan huruf kapital sebagai huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata di dalam judul sebanyak 10 kesalahan, 2) kesalahan penggunaan huruf kapital di tengah kalimat sebanyak 14 kesalahan, 3) kesalahan penulisan huruf kapital sebagai huruf pertama pada awal kalimat sebanyak 8 kesalahan, 4) kesalahan penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama nama geografi sebanyak 8 kesalahan, 5) kesalahan penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan sebanyak lima kesalahan, 6) kesalahan penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya sebanyak empat kesalahan, dan 7) kesalahan penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertamanama orang sebanyak tiga kesalahan.

  1. Faktor-faktor Penyebab Kesalahan Penulisan Kata Depan, Awalan, dan Huruf Kapital.

Berdasarkan angket siswa kelas kelas IV SD Negeri 02 Jatirejo kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar, terdapat indikator kesalahan berbahasa menurut Setyawati dan Jalal, antara lain 1) terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasai, 2) kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya, 3) pengajaran bahasa yang kurang tepat, 4) keterbatasan dalam penyampaian materi, 5) sikap kurang teliti, 6) kurang peduli dengan kaidah-kaidah bahasa dalam penulisan, dan 7) kesulitan belajar. Hasil dari angket siswa menemukan faktor-faktor yang mendominasi terjadinya kesalahan penulisan kata depan, awalan, dan huruf kapital adalah faktor terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasai, sikap kurang teliti, dan kurang peduli dengan kaidah kaidah ahasa dalam penulisan.

PENUTUP

Teori-teori kebahasaan dalam penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman pembaca tentang kesalahan berbahasa, khususnya dalam penggunaan kata depan, awalan, dan ejaan berupa huruf kapital. Teori yang digunakan dalam penelitian ini juga dapat memberikan referensi kepada guru, siswa, atau pun pembaca tentang kesalahan penulisan dalam karangan. Selain itu, penelitian ini juga memperkaya pengetahuan tentang analisis kesalahan berbahasa Indonesia dalam penggunaan kata depan, awalan, dan ejaan. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan guru untuk mengevaluasi hasil karangan siswa. Diharapkan guru dapat membiasakan siswa untuk menggunakan kaidah dan ejaan dalam berbagai kegiatan menulis, sehingga ketika siswa berada pada tingkat pendidikan yang lebih lanjut atau pada dunia kerja, siswa sudah terbiasa menulis sesuai dengan kaidah dan ejaan yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. Dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departement Pendidikan Nasional. Balai Pustaka. Jakarta

Alwi, H. Dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2009. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya