Analisis Kesulitan Belajar IPA Siswa
ANALISIS KESULITAN BELAJAR IPA SISWA KELAS IV
PADA MATERI DAUR HIDUP HEWAN SDN LAMPER TENGAH 02
Hafiz Firmansah 1)
Wijonarko 2)
Qoriati Mushafanah 3)
1) Mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang
2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui masalah kesulitan belajar IPA pada materi daur hidup hewan siswa kelas IV SDN Lamper Tengah 02 Kota Semarang. Metode penelitianyang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber informasi siswa dan guru. Teknik pengumpulan data menggunakan obseervasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di SDN Lamper Tengah 02 Kota Semarang.Hasil penelitian ini yaitu faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam memahami materi daur hidup hewan adalah faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi: kesulitan memahami materi daur hidup hewan, serta siswa yang bosan dalam pembelajaran. Faktor ekstern meliputi: faktor guru dan teman sekelasnya, masih banyak anak yang suka ramai pada saat pembelajaran yang akan mengakibatkan siswa lain. Untuk mengatasi kesulitan belajar IPA siswa pada materi daur hidup hewan adalah memberikan penjelasan menggunakan alat peraga yang berfariatif dan memberikan latihan dengan mengerjakan soal.
Kata Kunci: Kesulitan Belajar, IPA, Daur Hidup Hewan.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting, dengan pendidikan seseorang akan dapat maju dan berkembang. Pendidikan adalah suatu proses, yaitu proses seseorang berusaha dengan penuh tanggung jawab untuk mendapatkan sesuatu yang baru. Proses pendidikan yang dilaksanakan secara formal di sekolah merupakan kegiatan belajar mengajar dan guru sebagai pemegang peran utama.
Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini semakin ketat. Generasi muda harus memenuhi hal tersebut, untuk memenuhi hal tersebut dibutuhkan generasi muda yang berpendidikan. Pendidikan merupakan hal penting dalam upaya mengembangkan para siswa. Menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003 bab 2 pasal 3 menjelaskan bahwa,“Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Masa sekolah dimulai pada masa kanak-kanak akhir, dimana anak-anak mulai masuk jenjang sekolah dasar, masa ini anak sudah matang untuk belajar dibangku sekolah dasar karena anak telah siap menerima ke tahapan-tahapan baru dari lingkungannya. Pendidikan merupakan faktor yang penting bagi kehidupan, hal ini yang mendorong lembaga-lembaga sekolah untuk meningkatkan kualitas dan mengikuti perkembangan zaman pada saat ini demi mencetak lulusan yang berkualitas, kreatif, serta beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Perkembangan intelektual anak didasrkan pada dua fungsi psikologis yaitu organisasi dan adaptasi, organisasi membuat seseorang mengatur sistematika proses fisik dan psikologis menjadi system yang teratur sedangkan adaptasi psikologis melalui dua cara yaitu assimulasi dan akomodasi. Guru memegang peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilakukan dengan penuh kesungguhan, tanggung jawab, sabar dan tekun dalam menghadapi peserta didik saat pembelajaran yang pada saat itu mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya (hewan dan tumbuhan) karena manusia dikaruniai pikiran, karena itu pikiran harus diasah untuk belajar.
IPA adalah ilmu yang mempelajari alam beserta isinya, IPA berupaya untuk membangkitkan minat manusia agar meningkatkan kecerdasan dan pemahaman tentang alam dan seisinya yang penuh rahasia yang tidak ada habisnya.IPA di SD hendaknya digunakan untuk memupuk rasa ingin tau anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka untuk mengembangkan kemampuan untuk bertanya dan mencari jawaban atas berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Fokus pelajaran IPA di SD hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan anak didik terhadap dunia mereka dimana mereka hidup. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Menurut Powler (dalam Samatowa, 2011: 3) ”IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu-kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten”.
Dalam melakukan kegiatan belajar tidak selalu berhasil, terkadang juga mengalami hambatan-hambatan yang mengakibatkan kegagalan belajar. Secara umum kesulitan belajar IPA dapat dikatakan suatu kondisi dalam pembelajaran yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar IPA siswa. Kesulitan belajar atau learning disability yang biasa disebut dengan istilah learning disorder atau learning difficulty adalah suatu kelainan yang membuat individu yang bersangkutan sulit untuk melakukan kegiatan belajar secara efektif. Faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar tidak mudah untuk ditetapkan karena faktor tersebut bersifat kompleks. Bahkan, faktor penyebab tersebut tidak dapat diketahui, namun mempengaruhi kemampuan otak dalam menerima dan memproses informasi dan kemampuan dalam belajar bidang-bidang studi tertentu.Kesulitan belajar tidak berhubungan langsung dengan tingkat intelegensi dari individu yang mengalami kesulitan, namun individu tersebut mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan belajar dan dalam melaksanakan tugas-tugas spesifik yang dibutuhkan dalam belajar seperti yang dilakukan dalam pendekatan dan metode pembelajaran konvensional. Kesulitan belajar merupakan isu yang berkepanjangan di dalam dunia pendidikan karena kelainan ini sulit diatasi, namun dengan dukungan dan intervensi yang tepat, individu yang berkesulitan belajar dapat melaksanakan tugas-tugas belajarnya dan sukses dalam pelajarannya, dan bahkan memiliki karir yang cemerlang setelah mereka dewasa. Gangguan kesulitan belajar ini menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung.
Faktor yang mempengaruhi siswa berpendapat bahwa pelajaran IPA susah adalah materi yang dipelajari menurut anak sulit dan daya tingkat penerimaan pelajaran seorang anak beda-beda, bahkan ada yang menganggap bahwa pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang menakutkan selain pelajaran matematika. Ketidakmampuan siswa dalam memahami materi akan menimbulkan ketidakpahaman dan ketidakjelasan terhadap suatu materi. Ketidakmampuan siswa akan terlihat pada saat tidak mampu lagi berkonsentrasi, sebagian siswa akan merasa kelelahan dan kejenuhan, dan sebagian siswa mengeluh jika diberi tugas, maka yang akan terjadi siswa tidak siap untuk menerima materi yang akan diberikan lagi.
Guru kurang mampu menciptakan pembelajaran IPA yang menarik dan belum melibatkan siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor yang pembelajaran yang kurang efektif,akibatnya siswa akan cepat bosan untuk belajar IPA. Siswa tidak akan menangkap pelajaran dengan baik dan mengakibatkan nilai saat ulangan banyak yang kurang memenuhi kriteria kelulusan minimal. Terdapat banyak materi yang diajarkan pada mata pelajaran IPA dalam pembelajaran salah satunya adalah daur hidup hewan, Widodo (2004: 24) menyebutkan bahwa “hewan mempunyai daur hidup yang merupakan suatu siklus yang tetap. Setiap tahapan dalam daur hidup adalah penyesuaian diri terhadap lingkungannya agar dapat terus bertahan hidup”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa daur hidup hewan adalah suatu siklus atau tahapan penyesuaian diri agar hewan tersebut dapat bertahan hidup.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian analisis jenis kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Lamper Tengah 02 Kota Semarang, pada bulan Agustus 2019 pada siswa kelas IV SDN Lamper Tengah 02 Kota Semarang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi tindakan, dll secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah daan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2017: 6)”.
Menurut Sugiyono (2017: 14) “metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositiveisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sample sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal”.
Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif adalah metode penelitian yang paling dasar dalam penelitian kualitatif. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang ada baik yang bersifat alamiah maupun bersifat rekayasa. Metode kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk mendaptkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung yaitu data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang nampak (Sugiyono, 2017:15)”.
Melalui penerapan metode penelitian deskriptif kualitatif yang meneliti keadaan atau masalah yang sedang berlangsung, diharapkan dapat diperoleh informasi yang lengkap mengenai masalah yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti mengimplementasikan dalam penelitiannya tentang analisis kesulitan belajar IPA siswa kelas IV SD N Lamper Tengah 02 pada materi Daur Hidup hewan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkanhasil temuan dari angket, wawancara guru, wawancara siswa, dan lembar observasi digunakan untuk menganalisis kesulitan belajar IPA siswa kelas IV SDN Lamper Tengah 02. Pembelajaran IPA yang berlangsung di SDN Lamper Tengah 02 sudah berjalan dengan baik, tetapi masih terdapat beberapa kendala yang terjadi saat pembelajaran berlangsung yang mengakibatkan siswa mengalami kesulitan belajar IPA pada materi Daur Hidup Hewan.
Beberapa faktor yang mengakibatkan siswa mengalami kesulitan diantaranya pemanfaatan media yang tersedia di sekolah seperti lcd proyektor dan laptop guru tidak bisa menggunakan media tersebut, media tersebut lebih efektif dibandingkan media gambar yang ditempelkan di papan tulis. Dengan media audio visual atau video dapat merangsang minat belajar peserta didik untuk lebih mandiri, peserta didik dapat belajar untuk berkonsentrasi, dan siswa dapat aktiv dan termotivasi untuk mempraktekan latihan-latihan.
Banyak siswa yang bosan dengan model yang digunakan guru pada saat mengajar. Disamping itu berdasarkan wawancara guru, beliau mengatakan bahwa kurang mahir dalam mengoprasikan media yang tersedia di sekolah seperti lcd proyektor dan laptop. Sebenarnya di sekolah tersebut sudah tersedia lcd proyektor dan bisa menggunakan media video yang akan mempermudah siswa dalam mengerti materi. Dengan media video siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran dan bisa menumbuhkan rasa ingin taunya pada materi tersebut. Hal itu akan mengakibatkan siswa lebih aktif bertanya kepada gurunya, sehingga pembelajaran yang berlangsung tidak pasif akan tetapi guru belum mampu menggunakan fasilitas yang disediakan oleh sekolah dan hanya mampu menggunakan media gambar dan papan tulis saja.
Kesulitan yang terjadi pada individunya adalah dalam memahami materi seperti dalam menghafal urutan daur hidup hewan yang ada pada mata pelajaran IPA siswa sering lupa karena urutan daur hidup hewan tersebut dirasa sulit untuk dihafalkan dan kebanyakan siswa yang menyebutkan urutan daur hidup hewan masih salah. Hal itu dikarenakan banyak siswa yang tidak mendengarkan guru saat dijelaskan dan siswa lebih suka berbicara dengan teman sebangkunya.
Siswa merasa bosan saat pelajaran berlangsung hal itu dikarenakan siswa hanya berpusat kepada guru didepan untuk mendengarkan materi yang diajarkan, akibatnya siswa bisa mengantuk dan tidak sadar mereka menguap. Hal itu disebabkan media yang digunakan guru juga hanya gambar yang ditempelkan di papan tulis. Media tersebut tidak membangkitkan semangat siswa yang ingin belajar materi tersebut.
Dengan menggunakan media gambar, siswa yang duduk pada bagian belakang kurang jelas dalam melihat media gambar tersebut, sehingga mengakibatkan siswa yang berada pada bangku belakang maju ke depan kelas untuk melihat gambar agar lebih jelas. Hal itu berakibat anak yang maju ke depan kelas akan mengganggu teman yang sedang fokus untuk mendengarkan guru yang sedang mengajar dan sesekali anak yang berjalan maju ke depan kelas sambil mengganggu teman yang lain. Perilaku itu secara tidak langsung akan mengganggu temannya yang sedang memperhatiakan guru yang mengajar.
Pada saat pembelajaran masih ada beberapa siswa yang sering keluar masuk kelas, seperti halnya siswa yang izin ke toilet dan membuang sampah, siswa tersebut akan menghambat guru dalam menjelaskan materi karena terpotong anak yang izin. Kebanyakan siswa yang izin ke toilet dan membuang sampah hanya menjadi alasan agar mereka tidak mengantuk dan menghilangkan rasa bosan. Beberapa siswa yang izin ke toilet kembali ke kelasnya lama karena di luar kelas mereka mengganggu teman sekelasnya dari luar ruangan kelas.
Dari hasil angket siswa kebanyakan mengalami kesulitan apabila pembelajaran dibuat dalam berkelompok, karena apabila berkelompok siswa akan cenderung berbicara di luar konteks pembelajaran, ramai, dan saling mengganggu satu sama lain dalam satu kelompok itu sendiri. Dalam berdiskusi biasanya hanya satu sampai dua orang yang mengerjakan soal, yang lain cenderung hanya menyalin jawaban yang telah dikerjakan oleh teman lainnya. Siswa sering merasa terganggu ketika diskusi sedang berlangsung diajak berbicara diluar materi pembelajaran oleh teman satu kelompoknya, karena ketika belajar siswa yang diajak berbicara fokusnya pada pelajaran akan pecah dan cenderung menanggapi temannya yang mengajak berbicara dan ramai sendiri.
Beberapa siswa banyak mengeluh pada saat berdiskusi dalam kelompok karena hanya satu anak yang mengerjakan soal yang lainnya hanya menyalin jawaban yang telah dibuat oleh temannya. Dari hal tersebut terlihat ada beberapa siswa yang malas untuk belajar dan akibatnya pada saat ulangan atau disuruh mengerjakan soal ke depan kelas oleh gurunya mereka tidak bisa.
Banyak siswa yang mengatakan bahwa siswa saat belajar IPA lebih menyukai praktik dalam belajar dibandingkan harus mendengarkan guru yang memeparkan materi didepan kelas. Menurutnya praktik lebih efektif karena siswa mudah mengingat apa yang telah di pelajari dibandingkan harus mendengar guru yang menjelaskan materi didepan kelas. Dengan praktik juga dapat menghilangkan rasa bosan yang dialami siswa saat pembelajaraan karena dengan sesuatu yang baru akan membangkitkan rasa ingin tau siswa dan semangat siswa mempelajari materi tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil temuan analisis penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kesulitan yang dialami oleh siswa yang disebabkan oleh beberapa faktor pada mata pelajaran IPA materi Daur Hidup Hewan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil angket siswa, wawancara, dan lembar observasi yang dilakukan.Kesulitan belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang saling berkaitan. Faktor internal ini berupa siswa kesulitan menghafal dan menyebutkan urutan daur hidup hewan secara benar. Selain faktor internal, faktor eksternal sangat berpengaruh terhadap kesulitan belajar IPA. Faktor eksternal berupa adanya gangguan dari teman dan media yang digunakan guru membosankan serta guru kurang dalam memanfaatkan fasilitas yang telah di sediakan oleh sekolah.
Dari hasil analisis serta kesimpulan penelitian yang telah dilakukan di SDN Lamper Tengah 02 Kota Semarang dapat diberikan saran, Bagi siswa, penelitian ini mampu dijadikan sebagai perbaikan diri dan motivasi dalam mengatasi Kesulitan Belajar IPA pada materi Daur Hidup Hewan.Bagi guru, peneltian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai referensi dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan menggunakan media yang berfariatif dan kreatif agar siswa lebih semangat dalam mengikuti pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Moleong, L. J .2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rosdakarya.
Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Widodo, Eko Prabandari, Subroto R, Kamari, Aryanti, dan Sunarti. 2004. Sains Untuk SD Kelas IV. Jakarta: PT. Bumi Aksara.