Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Meningkatkan Etika Berkomunikasi
EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN ETIKA BERKOMUNIKASI SISWA KELAS VIII SMP PGRI 01 SEMARANG
Dela Lufita 1)
Heri Saptadi 2)
- Rohastono Ajie 3)
1) Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas PGRI Semarang
2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang
ABSTRAK
Penelitian dilatarbelakangi oleh siswa yang mempunyai kebiasaan berkomunikasi kurang baik di lingkungan sekolah seperti berbicara kepada guru kurang baik dan kurang enak didengar,memanggil teman dengan panggilan yang kurang baik, siswa yang saling mengejek satu sama lain, siswa tidak menghargai saat guru sedang menjelaskan, berkata kotor yang seharusnya tidak pantas di ucapkan oleh seorang pelajar. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian adalah efektifitas layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama untuk meningkatkan etika berkomunikasi siswa. Tujuannya penelitian untuk mengetahui meningkatkan etika berkomunikasi siswa melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama pada siswa kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang. Jenis penelitian adalah kuantitatif. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang dengan jumlah siswa 192 siswa. Metode yang digunakan adalah true eksperintal, sampel yang diambil sebanyak 30 siswa yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Data dalam penelitian diperoleh melalui instrument penelitian skala etika berkomunikasi dengan empat alternatif jawaban. Hasil analisis dengan menggunakan t-test. Penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design. Uji validitas intrument penelitian menggunakan rumus Product Moment, dan dilanjutkan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha. Hasil uji validitas instrument diperoleh butir instrument yang valid 36 butir dan 12 butir tidak valid digugurkan dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,320. Berdasarkan hasil analisis data penelitian setelah mendapatkan perlakuan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama, menunjukkan adanya peningkatan etika berkomunikasi pada siswa kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang. Dari hasil pengajuan hipotesis menggunakan runus t-test diperoleh thitung sebesar 2,117 sementara ttabeldengan taraf signifikan 5% (0,05) sebesar 2,048. Karena thitung 2,117, maka dapat disimpulkan bahwa “layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama efektif untuk meningkatkan etika berkomunikasi siswa kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang”.
Kata kunci: Bimbingan Kelompok, Teknik Sosiodrama, Etika Berkomunikasi
PENDAHULUAN
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berperan dalam membentuk karakter siswa. Dalam membentuk karakter yang baik tentunya peran keluarga dan guru BK sangatlah penting, ketika memasuki usia remaja, siswa cenderung tidak menerima aturan atau kode moral dari orang tua maupun aturan yang sudah ada di lingkungan sekolah. Seperti berbicara kepada guru kurang baik dan kurang enak di dengar, memanggil teman dengan panggilan yang kurang baik, dan lain-lain. Permasalahan yang sangat erat dialami oleh para siswa sehubungan dengan kebiasaan siswa yang tidak memiliki etika berkomunikasi dengan baik. Dalam permasalahan ini, tidak dapat dibiarkan begitu saja. Seharusnya ada perhatian lebih dari guru pembimbing, setidaknya untuk lebih bisa meningkatkan etika dalam berkomunikasi pada siswa.
Etika adalah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok (Salam, 2002: 1). Mulyana (2005: 41), komunikasi adalah suatu topik yang amat sering diperbincangkan, bukan hanya di kalangan ilmuwan komunikasi, melainkan juga kalangan awam, sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki terlalu banyak arti berlainan. Data di lapangan yang peneliti lakukan di SMP PGRI 01 Semarang diperoleh hasil analisis DCM (Daftar Cek Masalah) yaitu diketahui bahwa masalah yang banyak dipilih oleh para siswa ialah ucapan dan perbuatan saya sering tidak sesuai dengan norma sekitar 48,5%, selalu bertengkar dengan adik / kakak sekitar 45,5%, sering ditegur karena kurang sopan sekitar 24,2%. Hasil DCM menggambarkan bahwa siswa perlu mendapatkan informasi tentang etika berkomunikasi yang baik. Karena banyak siswa-siswinya yang cara berbicaranya kurang baik terutama kepada guru-guru, sesama teman-temannya di kelas dan lingkungan sekolah.
Dari hasil observasi yang lakukan oleh peneliti pada tanggal 2 s/d 4 November 2017 di lingkungan SMP PGRI 01 Semarang menunjukkan bahwa siswa saat berbicara kepada guru menggunakan bahasa yang kurang baik atau kurang enak didengar, memanggil teman dengan panggilan yang kurang baik, siswa yang selalu menggunjing guru dibelakang, siswa yang saling mengejek satu sama lain dan lain-lain. Dari fenomena tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang memiliki etika dalam berkomunikasi. Kemudian hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 2 November 2017 dengan guru BK. Dikatakan bahwa siswa kurang sopan santun saat bertanya, siswa yang tidak menghargai saat guru sedang menjelaskan, siswa berkata kotor yang seharusnya tidak pantas diucapkan oleh seorang pelajar, sering bertengkar dengan temannya. Masalah-masalah yang dialami oleh siswa-siswa tersebut disebabkan oleh kurangnya menjalin hubungan interaksi yang baik antara siswa satu ke siswa lain, dan juga interaksi dengan guru di lingkungan sekolah. Hal ini membuktikan bahwa pelayanan dalam bimbingan dan konseling harus dioptimalkan oleh guru terutama guru BK dalam menghadapi masalah etika berkomunikasi siswa, jika tidak maka akan terjadi kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik dan jika di biarkan maka akan mengakar pada siswa. Maka untuk mengatasi etika berkomunikasi akan digunakan salah satu layanan yaitu melalui bimbingan kelompok.
Melalui pemberian layanan bimbingan kelompok, guru BK harus memperhatikan tugas-tugas perkembangan siswa, agar layanan yang diperoleh bisa berjalan dengan efektif dan tepat sasaran.
Menurut Romlah (2001: 3) bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencagah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Secara umum dapat dikatakan bahwa sebagai salah satu teknik bimbingan, bimbingan kelompok mempunyai prinsip, kegiatan, dan tujuan yang sama dengan bimbingan. Perbedaannya hanya terletak pada pengelolaannya, yaitu dalam situasi kelompok.
Teknik dalam bimbingan kelompok salah satunya yaitu sosiodrama. Sosiodrama merupakan permainan peran yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam konteks sosial. Romlah (2001: 104). Sosiodrama adalah permainan peran yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia. Konflik-konflik sosial yang disosiodramakan adalah konflik-konflik yang tidak mendalam yang tidak menyangkut gangguan kepribadian. Sosiodrama lebih merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendidik atau mendidik kembali dari pada kegiatan penyembuhan. Sosiodrama dapat dilaksanakan bila sebagian besar anggota kelompok menghadapi masalah sosial yang hampir sama, atau bila ingin melatih atau mengubah sikap-sikap tertentu.
Tujuan dari teknik sosiodrama ini yaitu dapat membantu siswa untuk lebih sopan lagi dalam berkomunikasi dengan guru. Dengan diberikannya layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan etika berkomunikasi secara efektif di lingkungan sosialnya. Oleh sebab itu peneliti mengkaji judul: “Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Etika Berkomunikasi Siswa Kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang”. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama efektif untuk meningkatkan etika berkomunikasi siswa kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah kuantitatif. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang dengan jumlah siswa 192 siswa. Metode yang digunakan adalah true eksperintal, sampel yang diambil sebanyak 30 siswa yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Data dalam penelitian diperoleh melalui instrument penelitian skala etika berkomunikasi dengan empat alternatif jawaban. Hasil analisis dengan menggunakan t-test. Penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis hasil thitung = 2,117. Selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel taraf signifikan 5% (0,05) dengan ttabel = 2,048, maka thitung≥ttabel. Dengan demikian koefisien thitungsebesar 2,117 adalah signifikan 5%. Atas dasar perhitungan tersebut maka hipotesis yang berbunyi “Layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama efektif untuk meningkatkan etika berkomunikasi siswa kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang”.
Berdasarkan analisis data hasil pre-test skala etika berkomunikasi siswa kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang, pada kelompok eksperimen memiliki total skor 1051 dengan rata-rata 70,06 dan kelompok kontrol memiliki total skor 1178 dengan rata-rata 78,53. Berdasarkan skor tersebut terdapat skor rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tergolong dalam kategori rendah.
Setelah itu kelompok eksperimen diberikan treatment layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama selama enam kali pertemuan dan telah dilakukan perhitungan ternyata ada peningkatan dari hasil post-test. Sedangkan hasil post-test pada kelompok eksperimen memiliki total skor 1521 dengan rata-rata 101,4 pada kategori tinggi dan kelompok kontrol memiliki total skor 1429 dengan rata-rata 95,26 pada kategori tinggi. Sehingga kelompok kontrol yang hanya diberikan perlakuan maka peningkatan sedikit. Sedangkan kelompok eksperimen yang telah diberikan treatment layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama mengalami peningkatan yang relatif banyak. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya perubahan kebiasaan etika berkomunikasi yang terjadi pada siswa. Sebelum diberikan treatment siswa mempunyai kebiasaan berkomunikasi kurang baik seperti siswa berbicara dengan guru menggunakan bahasa kurang baik atau kurang enak didengar, memanggil teman dengan panggilan yang kurang baik, siswa yang tidak menghargai saat guru sedang menjelaskan, siswa yang saling mengejek satu sama lain dan sering bertengkar dengan temannya. Tetapi setelah diberikan treatment, terjadi perubahan kebiasaan cara berkomunikasi yang di tunjukkan yaitu siswa berbicara dengan guru menggunakan bahasa yang baik, sopan santun, memanggil temannya dengan panggilan yang baik, menghargai saat guru sedang menjelaskan, siswa tidak lagi saling mengejek satu sama lain dan siswa tidak bertengkar lagi dengan temannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama efektif untuk meningkatkan etika berkomunikasi siswa kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang. Dari hasil akhir proses yang peneliti lakukan selama pemberian treatment, siswa sangat senang, antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama.
Berdasarkan hasil lain yang sudah dikerjakan, siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut didukung dengan adanya perubahan kebiasaan cara berkomunikasi yang ditunjukkan yaitu siswa berbicara dengan guru menggunakan bahasa yang baik, sopan santun, memanggil temannya dengan panggilan yang baik, menghargai saat guru sedang menjelaskan, siswa tidak lagi saling mengejek satu sama lain dan siswa tidak bertengkar lagi dengan temannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa anggota kelompok dapat meningkatkan etika berkomunikasi setelah diberikannya layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama.
Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan kebiasaan etika berkomunikasi siswa sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama. Dari apa yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama efektif untuk meningkatkan etika berkomunikasi siswa kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil perhitungan analisis rumus t-test diperoleh hasil Thitung sebesar 2,117 selanjutnya dikonsultasikan dengan Ttabel pada taraf signifikan dengan N = 28 yaitu sebesar = 2,048, maka Thitung > Ttabel adalah 2,117 > 2,048. Atas dasar perhitungan tersebut maka hipotesis kerja (Ha) diterima yang dinyatakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama dapat meningkatkan etika berkomunikasi pada siswa kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang. Dengan demikian hipotesis kerja (Ha) diterima pada taraf signifikan 5%. Maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama efektif untuk meningkatkan etika berkomunikasi siswa kelas VIII SMP PGRI 01 Semarang”.
Dari hasil pembahasan dan simpulan di atas, maka di bawah ini beberapa saran yang dapat disampaikan: 1) Bagi Siswa: memanfaatkan bimbingan kelompok dengan bermain peran dalam menghadapi suatu masalah pribadi dan sosial pada lingkungan disekelilingnya sehingga dapat menyelesaikan tujuan dengan kemampuan yang dimilikinya. 2) Bagi Guru Pembimbing: bagi guru pembimbing agar lebih baik dalam mengefektifkan pelaksanaan layanan BK walupun di luar jam pelajaran, khususnya layanan bimbingan kelompok dengan sosiodrama untuk membantu permasalahan yang dihadapi siswa. 3) Bagi Kepala Sekolah: pelaksanaan BK di sekolah tidak hanya berperan untuk mengajar siswa di dalam kelas saja. Pemberian layanan BK juga dapat dilaksanakan di luar jam pelajaran, seperti halnya layanan bimbingan kelompok. 4) Bagi Peneliti: memberikan pengalaman dan wawasan bagi peneliti dalam memberikan layanan bimbingan kelompok dengan sosiodrama.
DAFTAR PUSTAKA
Anita. Ariani. 2015. Standarisasi dan Dasar Pijakan Etika Komunikasi Dakwah. Jurnal Ilmu Dakwah Vol.14 No.28.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Refika Cipta.
Corry, W. Andy. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Renika Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. 2010. Etika Berkomunikasi dalam Menyampaikan Aspirasi. Universitas Tanumanegara. ISSN: 2085 1979.
Effendy Onong Uchjana. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hartinah, Siti. 2009. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Posdakarya.
Haryatmoko. 2007. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT. Refika Aditama.
Juntika, Nurihsan Achmad. 2006. Etika Komunikasi. Yogyakarta: Kanisius.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok. Padang: Universitas Negeri Padang.
Prayitno & Erman Amti. 2008. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Rendy, Yusuf. 2009. Komunikasi dalam Organisasi. Yogyakarta: Kanisius.
Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Rohim Syaiful. 2009. Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, & Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Romlah Tatiek. 2001. Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang. Universitas Negeri Malang.
Roshita, Ita. 2015. Upaya Meningkatkan Perilaku Sopan Santun Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama.Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol 1. No. 2. Diunduh di http://i-rpp.com/index.php/jptbk. pada tanggal 9 Mei 2017 pukul 17.31 WIB.
Salam Burhanudin. 2002. Etika Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukarno, Anton & Venty. 2015. Statistika Pendidikan. Semarang: Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas PGRI.
. 2008. Pengantar Penilaian Statistika. Semarang: Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PGRI.
Suranto Aw. 2011. Komunikasi interpersonal. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Suryani, Lilis Erma. 2013. Penerapan Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Komunikasi Yang Beretika Pada Siswa di SMA Negeri 1 Gondang. Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol 03. No 01. UNESA. Di unduh di http://e-jurnal.Unesa.ac.id. Pada tanggal 18 Januari 2017 pukul 11.40 WIB.
Tohirin. 2015. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT. Rajawali Press.
Widjaja. 2010. Ilmu Komunikasi (Pengantar Studi). Jakarta: Rineka Cipta.
Yusuf & Nurihsan. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.