BENTUK KESULITAN BELAJAR DALAM MEMECAHKAN

MASALAH MATEMATIKA MATERI DEBIT SISWA SEKOLAH DASAR

 

Lutfiana Khafidhoh

Fajar Cahyadi

Anita Chandra Dewi S

Program Studi PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Semarang (UPGRIS)

 

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa dalam memecahkan masalah matematika materi debit dan faktor yang memperngaruhi kesulitan belajar siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB SD Negeri Batursari 6 Demak. Metode pengumpulan data menggunakan angket online (google form), wawancara, dan soal pemecahan masalah matematika online (google form). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB SD Negeri Batursari 6 Demak. Pada soal pemecahan masalah matematika dilaksanakan oleh 25 siswa di SD Negeri Batursari 6 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Setelah mengumpulkan data dan diketahui bentuk kesulitan belajar dalam memecahkan masalah matematika, selanjutnya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan wawancara untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan belajar siswa kelas VB SD Negeri Batursari 6 Demak yaitu siswa kesulitan dalam memecahkan masalah matematika pada materi pengukuran debit. Kesulitan belajar tersebut dapat dilihat dari hasil dalam jawaban soal pemecahan masalah dimana saat siswa memecahkan masalah matematika siswa tidak memperhatikan langkah-langkah dalam pemecahan masalah.

Kata Kunci: Kesulitan Belajar, Pemecahan Masalah Matematika, Materi Debit.

ABSTRACT

The purpose of this research is to look at students ‘learning difficulties in solving mathematical problems and the factors that affect students’ learning difficulties. The subjects in this study were students of class VB SD Negeri Batursari 6 Demak. Methods of data using online questionnaires (google form), interviews, and online math problems (google form). The subjects in this study were students of class VB SD Negeri Batursari 6 Demak. The problems of mathematics problems were carried out by 25 students at SD Negeri Batursari 6, Mranggen District, Demak Regency. After collecting data and knowing learning difficulties in solving math problems, further research was carried out by conducting interviews to determine the factors causing student learning difficulties. The results showed that the learning difficulties of grade VB students of SD Negeri Batursari 6 Demak were students having difficulties in solving math problems on the debit measurement material. This learning difficulty can be seen from the results in the answers to problem problems where when students solve math problems students do not pay attention to the steps in the problem.

Keywords: Learning Difficulties, Mathematical Problem Solving, Debit Material.

 

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peranan penting dan nyata dalam kehidupan peserta didik, baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang, dimana hal tersebut tidak terlepas dari peran penting pendidik dan bagaimana pendidik itu mendidik peserta didik, terutama peserta didik yang masih duduk di sekolah dasar.

Pendidikan merupakan salah upaya membangun sumber daya manusia yang berkualitas. UU Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan hendaknya mampu mengembangkan potensi yang dimiliki siswa secara menyeluruh sehingga aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa dapat berkembang secara optimal.

Terkait pelaksanaan pendidikan di Indonesia, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945, pendidikan di sekolah dasar merupakan pendidikan anak yang berusia 7 sampai 13 tahun sebagai pendidikan di tingkat dasar yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah / karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat bagi siswa.

Dalam konsep heuristic pembelajaran matematika merupakan suatu sistem dimana peserta didiknya diarahkan dan dilatih untuk menemukan sesuatu secara mandiri. Pembelajaran matematika berorientasi pada matematika formal dengan beberapa pengertian seperti hubungan, fungsi, kelompok, vektor diperkenalkan dan dimasukkan dengan definisi dan dihubungkan satu dengan yang lain dalam satu sistem yang disusun secara deduktif. (Ali Hamzah dan Muhlisrarini 2014: 66)

Cahyadi dkk (2017:120) menegaskan, pembelajaran matematika di sekolah dasar merupakan dasar bagi peserta didik untuk menerima konsep-konsep matematika secara benar. Oleh karena itu pembelajaran matematika di sekolah dasar harus berjalan optimal agar mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam Chusna (2016), kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan, ataupun gangguan dalam belajar. Kesulitan belajar siswa terjadi ketika siswa tidak paham dengan apa yang dipelajarinya.

Pembelajaran matematika memerlukan ketekunan dan keuletan, sehingga matematika dianggap sebagian siswa sebagai mata pelajaran yang membosankan dan begitu rumit, bahkan menakutkan. Sebagaimana dikemukakan oleh Abdurrahman, Mulyono (2012: 202) dari berbagai bidang studi yang diajarkan disekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh peserta didik, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi peserta didik yang berkesulitan belajar. Asumsi ini terus berlangsung pada setiap jenjang pendidikan, sehingga kondisi ini menyebabkan pelajaran matematika menjadi banyak tidak disukai atau disenangi oleh peserta didik, tidak dipedulikan bahkan diabaikan, sehingga siswa mengalami kesulitan belajar.

Menurut Roebyanto dan Harmini (2017) Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu mengahadapi banyak masalah. Permasalahan-permasalahan itu tentu saja tidak semuanya merupakan permasalahan matematis, tetapi matematika memiliki peranan yang sangat sentral dalam menjawab permasalahan keseharian itu.

Pemecahan masalah menurut Anderson (dalam Himmatul Ulya, 2014:91) merupakan keterampilan hidup yang melibatkan proses menganalisis, menafsirkan, menalar, memprediksi, mengevaluasi dan merefleksikan. Jadi, kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya ke dalam situasi baru yang melibatkan proses berpikir tingkat tinggi dan merupakan satu kemampuan penting yang harus dimiliki peserta didik.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di dikelas VB, pada pelajaran matematika peserta didik kesulitan dalam materi pengukuran pada debit. Hal tersebut terlihat saat guru mengajarkan materi pengukuran debit, untuk mengukur debit, volume, dan waktu yang tidak terlepas dari operasi perhitungan perkalian dan pembagian. Selain itu dalam pemecahan masalah matematika dalam bentuk soal cerita, peserta didik belum dapat menyelesaikannya dengan baik. Sikap kurang baik dalam pembelajaran ini ditunjukkan dengan siswa belum mampu untuk memecahkan soal cerita matematika karena terhambat dengan adanya konsep perkalian dan pembagian. Ada beberapa peserta didik yang sudah bisa mengerjakannya dengan baik, tetapi ada juga peserta didik yang kurang dan ada yang tidak ingin berusaha mengerjakan.

Untuk mengetahui pemahaman peserta didik mengenai materi tertentu, salah satunya guru harus memberikan latihan-latihan soal supaya guru mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mempelajari materi tertentu. Salah satunya guru dengan memberikan latihan soal mengenai materi satuan debit.

Dari hasil wawancara tersebut selanjutnya akan dilakukan analisis secara mendalam terhadap kesulitan-kesulitan apa saja yang ditemui peserta didik dalam mengerjakan soal pada materi debit. Jumlah peserta didik ada 25 dan hanya 3 siswa yang benar-benar aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada wawancara terhadap siswa kelas VB SD Negeri Batursari 6 sebesar 90% menjawab bahwa soal cerita tentang debit tergolong soal yang sulit. Kendala atau kesulitan yang dihadapi peserta didik antara lain: kesulitan dalam memahami soal, kesulitan dalam menuangkan ke dalam kalimat matematika, kesulitan dalam operasi hitungan, dan peserta didik juga sering kebingungan serta lupa rumus dalam mengerjakan soal cerita matematika materi debit. Hal tersebut dikarenakan soal debit merupakan salah satu materi yang lebih condong ke fisika. Peserta didik juga kesulitan apabila terdapat konversi satuan, misalkan konversi dari detik ke menit.

Selain itu guru menggunakan metode demonstrasi dan eksperimen serta tanya jawab kepada peserta didik. Untuk melakukan percobaan pengukuran debit, sekolah memfasilitasi alat dan bahan untuk kegiatan percobaan. Dengan dilakukan percobaan, diharapkan siswa lebih mudah memahami soal dan pemecahan masalahnya.

Dalam kesulitan belajar ini guru menggunakan pendekatan problem solving sebagai pembelajaran yang memuaskan kegiatan pada keterampilan penyelesaian masalah. Rohaeti, Hendriana dan Sumarmo (2019:90) berpendapat pendekatan problem solving tidak dirancang untuk memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, namun ditekankan pada membantu peserta didik mengembangkan dan melatih kemampuan berpikirnya, menyelesaikan masalah dan keterampilan lainnya agar menjasi siwa mandiri. Dengan kata lain, pendekatan problem solving mengarahkan kemampuan, kemauan, perasaan, semangat, serta pemikiran peserta didik untuk menyelesaikan masalah, serta mendorong siswa berpikir secara sistematis.

METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-September 2020 di SD Negeri Batursari 6 Kecamatan Kabupaten Demak. Teknik pengumpulan data dengan trianggulasi (gabungan).

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VB SD Negeri Batursari 6 Demak sebanyak 2 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Pemilihan kelas pada sekolah tersebut didasarkan pada kelas yang direkomendasikan oleh guru ketika mengajukan surat perijinan penelitian.

Pengumpulan data diambil secara online dan offline. Pengambilan data online dilakukan dengan menggunakan google form untuk metode angket siswa, wawancara siswa, dan angket orangtua. Sedangkan metode wawancara untuk guru dilakukan secara offline di sekolah.

Penelitian menggunakan tes berupa soal pemecahan masalah matematika materi debit yang dilakukan secara online melalui google form. Soal tersebut berbentuk soal cerita yang terdiri dari 5 soal. Jenis soalnya yaitu soal rutin dan non rutin.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis data model Miles dan Huberman. Aktivitas dalam penelitian yaitu sebagai berikut:

Pengumpulan data (data collection)

Dalam pengumpulan data, sebelumnya peneliti melakukan studi pendahuluan atau melakukan observasi ke sekolah untuk mengetahui permasalahan yang terjadi. Dari hasil observasi diketahui permasalahan muncul dikelas VB SD Negeri Batursari 6 Mranggen Demak mengenai peserta didik mengalami kesulitan belajar dalam pemecahan masalah matematika pada materi debit. Setelah mendapatkan permasalahan, peneliti mengolah menjadi sebuah latar belakang, selanjutnya peneliti menyusun penelitian tahap kedua.

Reduksi data (data reduction)

Data diperoleh dari hasil wawancara mengenai cara mengajar guru dalam mengarahkan siswa memecahkan masalah. Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi metode (teknik) yaitu pemberian angket, pemberian tes dan wawancara. Data tersebut yang bersifat kompleks sehingga memerlukan reduksi data dengan cara merangkum, memilih dan memfokuskan hal-hal yang bersifat penting.

Penyajian data (data display)

Berdasarkan data yang terkumpul kemudian peneliti melakukan analisis, selanjutnya yang peneliti lakukan adalah menggunakan penyajian data dengan teks yang bersifat naratif. Data yang disajikan dalam penelitian ini berbentuk rangkuman secara deskriptif dan sistematis dari hasil yang diperoleh, sehingga tema sentral dapat diketahui dengan mudah.

Verifikasi penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification).

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Peneliti akan melihat kembali data-data yang terdapat pada catatan megenai kesulitan belajar pemecahan masalah matematika materi debit kelas VB SD Negeri Batursari 6 Mranggen Demak, kemudian peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dianalisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Temuan Hasil Penelitian

Tabel Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Indikator
Memahami masalah Mengenali masalah, menganalisis masalah, dan memahami informasi yang diketahui serta ditanyakan pada permasalahan tersebut
Merencanakan penyelesaian masalah Merencanakan langkah yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah
Melaksanakan rencana penyelesaian masalah Dilakukan dengan kegiatan implementasi dari rencana yang sudah dibuat
Memeriksa kembali Memeriksa kembali untuk mengecek dengan teliti setiap tahap yang telah dilakukan. Dengan demikian kesalahan dalam menyelesaikan masalah dapat ditemukan.

 

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan soal pemecahan masalah matematika kepada 25 siswa yang dilakukan dikelas VB SD Negeri Batursari 6 Mranggen Demak. Sebanyak 25 siswa mengerjakan soal pemecahan masalah matematika materi debit. Dapat dilihat pada Tabel 1 langkah-langkah yang digunakan dalam pemecahan masalah matematika.

Respon terhadap soal pemecahan masalah matematika materi debit dapat dilihat berdasarkan Grafik 1 sebagai berikut:

Grafik 1. Respon Siswa Terhadap Soal Pemecahan Masalah Matematika Materi Debit Kelas VB SD Negeri Batursari 6 Demak

Sumber: Hasil Analisis Angket Siswa Setelah Mengerjakan Soal

Berdasarkan Grafik 1 didapatkah hasil bahwa pertanyaan nomor 1 siswa yang menjawab pertanyaan dengan jawaban “Ya” ada 14 siswa atau apabila dipresentase sebanyak 56% siswa yang mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal cerita matematika materi debit. Pada pertanyaan nomor 2 ada 24% atau 6 siswa menjawab “Ya” bahwa siswa mengerjakan soal dengan bantuan orang lain dan sebanyak 76% atau 19 siswa yang mengerjakan soal secara mandiri tanpa adanya bantuan orang lain.

Pada pertanyaan nomor 3 sebanyak 60% atau 15 siswa menjawab dengan jawaban “Ya” bahwa siswa kesulitan saat menghitung pada materi debit dan 40% atau 10 siswa tidak kesulitan dalam menghitung saat mengerjakan soal cerita matematika materi debit. Pertanyaan nomor 4 ada 20% atau 5 siswa menjawab pertanyaan dengan jawaban “Ya” bahwa mereka menggunakan alat bantu untuk menghitung dalam mengerjakan soal dan 80% atau 20 siswa menghitung soal pemecahan masalah matematika secara manual tanpa alat bantu hitung yang ada. Pertanyaan terakhir nomor 5 hampir semua siswa mengatakan mereka mengerjakan soal sesuai dengan langkah langkah-langkah pemecahan masalah matematika, hal ini dilihat dari presentase 92% atau 23 dari 25 siswa menjawab “Ya” dan 8% atau 2 siswa menjawab “Tidak”.

Selanjutnya peneliti melakukan penskoran dengan mengkoreksi hasil jawaban siswa pada soal evaluasi pemecahan masalah matematika materi debit kelas VB SDN Batursari 6 Mranggen Demak dan mendapatkan hasil yang dapat dilihat pada Grafik yang disajikan. Berikut Grafik penilaian soal pemecahan masalah matematika materi debit:

Grafik 2. Nilai Soal Pemecahan Masalah Matematika Materi Debit

Kelas VB SDN Batursari 6 Demak

Berdasatkan Grafik 2 didapatkan hasil jawaban siswa bahwa sebagian besar siswa mengerjakan soal tidak memperhatikan langkah-langkah dalam pemecahan masalah. KKM pelajaran matematika pada KD materi debit yaitu 75. Dapat dilihat dalam tabel bahwa nilai tertinggi yang didapatkan siswa yaitu 86 dan nilai terendah yaitu 26. Hanya 3 siswa yang benar-benar memperhatikan langkah-langkah penyelesaian pemecahan masalah dan mendapatkan nilai diatas KKM.

Berikut ini merupakan hasil persentase dari masing-masing kesalahan siswa dalam memecahkan masalah matematika materi debit siswa kelas VB SD Negeri Baturari 6 Demak. Hasil persentase dapat disajikan dalam Grafik berikut:

Grafik 3. Kesulitan Siswa Terhadap Soal Pemecahan Masalah Matematika

Kelas VB SD Negeri Batursari 6 Demak

Sumber: Hasil Analisis Soal Pemecahan Masalah Matematika Matei Debit

Dilihat dari Grafik 3 didapatkah hasil bahwa kesalahan yang banyak dialami siswa yaitu persentase yang paling sedikit terlihat dalam langkah pemecahan masalah pada langkah ke 4 yaitu memeriksa kembali jawaban dengan cara membuat kesimpulan. Dalam menarik kesimpulan dapat dilihat pada langkah 4 soal nomor 1 sebanyak 20%, soal nomor 2 sebanyak 20%, soal nomor 3 sebanyak 23%, soal nomor 4 sebanyak 22%, dan soal nomor 5 sebanyak 23% siswa. Kesalahan yang dilakukan siswa yaitu kebanyakan siswa tidak menuliskan kesimpulan dari hasil jawaban tersebut.

Ada kesulitan belajar siswa ketika melakukan kesalahan dalam pemecahan masalah matematika yang lain, kesalahan yang dilakukan yaitu pada langkah ke 1 memahami masalah. Pada langkah memahami masalah tidak semua siswa memahami masalah terlebih dahulu. Dapat dilihat pada tabel 2 yang didapatkan hasil soal nomor 1 sebanyak 63,2%, soal nomor 2 sebanyak 47,2%, soal nomor 3 sebanyak 52%, soal nomor 4 sebanyak 74,4%, dan soal nomor 5 sebanyak 69,6%. Kesulitan pada tahap merencanakan penyelesaian masalah lebih banyak terjadi, karena dapat dilihat dari hasil pengolahan data bahwa siswa mengalami kesulitan dalam merencanakan penyelesaian masalah. Berdasarkan Tabel 2 pada langkah ke 2 soal nomor 1 sebanyak 63,2%, soal nomor 2 sebanyak 47,2%, soal nomor 3 sebanyak 52%, soal nomor 4 sebanyak 74,4% dan soal nomr 5 sebanyak 69,6%. Dalam langkah merencanakan penyelesaian masalah ini siswa banyak mengalami kesalahan ketika melakukan langkah melaksanakan rencana penyelesaikan masalah.

Pada langkah ke 3 soal nomor 1 sebanyak 77,6%, soal nomor 2 sebanyak 71,2%, soal nomor 3 sebanyak 90,4%, soal nomor 4 sebanyak 92% dan soal nomor 5 sebanyak 84%. Persentase terbanyak adalah pada langkah pemecahan masalah ke 3. Karena langkah tersebut siswa sudah melaksanakan penyelesaian masalah dengan menjawab soal menggunakan rumus debit dengan baik. Dalam melakukan perhitungan konsep matematika yang tepat dalam penyelesaian soal cerita matematika materi debit.

Hasil dalam penjabaran tersebut menunjukkan kesulitan-kesulitan belajar siswa dalam pemecahan masalah matematika materi debit kelas VB SD Negeri Batursari 6 Demak antara kain: kesulitan memahami masalah, kesulitan merencanakan penyelesaian masalah, kesulitan melaksanakan penyelesaian masalah, dan kesulitan memerika kembali jawaban atau menarik kesimpulan.

Hasil Wawancara Siswa dan Guru

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh pada saat wawancara siswa, sebagian peserta didik kesulitan dalam mengerjakan soal cerita matematika yaitu untuk aspek pada saat kegiatan guru dan siswa di kelas. Untuk menghitung saat mengerjakan soal cerita matematika, peserta didik dilarang menghitung menggunakan alat bantu seperti: kalkulator. Hal itu dikarenakan untuk menghindari peserta didik tidak dapat menghitung secara manual. Menghitung harus ada prosesnya tidak bisa secara langsung jadi saat itu juga.

Pembahasan

Langkah untuk pembahasan hasil penelitian tentang kesulitan belajar matematika materi debit dan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar matematika siswa kelas VB SD Negeri Batursari 6 Kabupaten Demak dapat dipaparkan sebagai berikut:

Kesulitan belajar yang dialami siswa kelas VB dalam soal cerita yaitu dalam memecahkan masalah matematika. Di dalam soal cerita tentunya terdapat permasalahan-permasalahan yang dapat dipecahkan dengan menggunakan rumus yang sudah disediakan. Hal ini berdasarkan penjabaran dari Dharma (2016) yang menyatakan bahwa soal cerita merupakan permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat bermakna dan mudah dipahami. Matematika merupakan persoalan-persoalan yang terkait dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dicari penyelesaiannya dengan menggunakan kalimat matematika.

Hasil penelitian dalam soal pemecahan masalah matematika untuk siswa kelas VB dapat diketahui bahwa siswa masih kurang dalam memahami soal, sehingga siswa tidak mengerjakan soal yang diberikan dengan teliti dan sungguh-sungguh. Siswa tertuju hanya pada apa yang ditanyakan tanpa melihat apa yang sudah diketahui dari soal tersebut. Siswa juga tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal pada lembar jawaban.

Berdasarkan hasil analisis data pada siswa kelas VB dapat diketahui bahwa kesulitan belajar matematika merupakan suatu kendala yang dialami siswa pada saat belajar matematika yaitu berhitung perkalian dan pembagian, menghafalkan rumus debit. Hal ini sesuai dengan teori menurut Febrini (2017: 161) yang menyatakan bahwa kesulitan belajar merupakan kumpulan dari berbagai gangguan yang bervariasi manifestasinya, yang berupa ketidakmampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, berfikir, dan berhitung.

Berdasarkan hasil analisis data yang diketahui bahwa, sebagian besar peserta didik sudah mampu menghitung operasi hitung perkalian dan pembagian, mereka sudah menghafal rumus matematika materi debit, tetapi rata-rata dalam pemecahan masalah matematika sebagian besar peserta didik belum mampu menuliskan langkah pemecahan masalah matematika dengan baik. Mereka rata-rata hanya menuliskan langkah melaksanakan rencana penyelesaian masalah bahwa peserta didik mampu memecahkan masalah dan mampu melakukan perhitungan dengan baik. Hal ini sesuai dengan teori menurut Lerner (1998: 367) menyatakan “Common mistakes made by childern learning mathemathics difficulties are as follows Lack of understanding of symbols, Place Value, Misuse of the process, Calculation, and undreadable writing”. Namun pada temuan yang ada dilapangan, peneliti menemukan jenis ksulitan belajar yang dialami siswa kelas VB SD Negeri Batursari 6 yaitu kesulitan dalam penggunaan proses perhitungan dan kesulitan dalam langkah-langkah pemecahan masalah matematika.

Pada tahap memeriksa kembali pada siswa dalam tahap ini masih belum mencapai hasil yang diinginkan. Pada soal nomor 1 sampai dengan 5 siswa melakukan kesalahan dalam tahap memeriksa kembali jawaban. Kesalahan yang dilakukan siswa yaitu siswa tidak menuliskan kesimpulan pada hasil pekerjaannya, siswa juga tidak memeriksa kembali jawaban pada tahapan ini.

Dari hasil penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik kesulitan belajar dalam matematika khususnya pada materi debit. Kesulitan yang dialami peserta didik adalah saat memecahkan masalah matematika pada soal cerita karena tidak menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah matematika dengan benar.

Dari hasil penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik kesulitan belajar dalam matematika khususnya pada materi debit. Kesulitan yang dialami peserta didik adalah saat memecahkan masalah matematika pada soal cerita karena tidak menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah matematika dengan benar.

Berdasarkan analisis data dari wawancara guru, wawancara siswa dan angket siswa didapatkan hasil bahwa penggunaan media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa dalam pemecahan masalah matematika materi debit. Hal ini sejalan dengan pendapat Sagala (2011) bahwa kemampuan untuk menggunakan metode imliah dalam pemecahan masalah sehingga terbangun kesadaran akan kebesaran Tuhan Sang Maha Pencipta alam itu sendiri. Guru menggunakan media pembelajaran tetapi siswa masih belum tertarik dan mudah merasa bosan. Kemungkinan media yang digunakan kurang inovatif yang menyebabkan siswa sulit memahami materi dan berpengaruh besar terhadap kesulitan belajar dalam memecahkan masalah matematika materi debit. Dengan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi dan kreatif akan membuat siswa menjadi kreatif dan tidak bosan, karena guru yang kreatif akan lahir anak-anak yang kreatif juga.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan berkaitan dengan jenis dan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa dalam memecahkan masalah matematika materi debit di SD Negeri Batursari 6 Mranggen Demak, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar yang dialami peserta didik pada pelajaran matematika kelas VB SD Negeri Batursari 6 Mranggen Demak meliputi kesulitan dalam memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan penyelesaian masalah, dan menarik kesimpulan atau memeriksa kembali. Kesulitan belajar siswa dalam memecahkan masalah matematika materi debit ini, dapat didasari dengan adanya bukti penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti berupa jawaban wawancara, angket dan hasil pekerjaan siswa.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar Teori, Diagnosis dan Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmoko, Sigit Wdhi, Fajar Cahyadi dan Ikha Listyarini. 2017. Pengembangan Media Utama dalam Pemecahan Masalah Matematika Materi Luas Keliling Bangun Datar Kelas III SD/MI. Jurnal Pendidikan Guru MI. Volume 4. No. 1. Hlm. 119-128.

Chusna, Frida Amri. 2016. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pangenrejo. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Volume 35. No 5. Hlm. 3292.

Febrini, Deni. 2017. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Press.

Lerner, Janet W. 1998. Learning Disabilities: Theories, Diagnosis, And Teaching Strategis. New Jersey: Hpughton Mifflin.

Nurhidayat, Taufik, Arifin Muslim dan Karma Iswata Eka. 2019. Peningkatan Sikap Ilmiah dan Prestasi Belajar Melalui Quantum Teaching Materi Pengukuran Sudut Siswa Kelas IV SDN 2 Bojangsari. Majalah Ilmiah Pendidikan Dasar. Volume 9. No. 1. Hlm.79-87.

Roebyanto, Goenawan dan Sri Harmini. 2017. Pemecahan Masalah Matematika untuk PGSD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sagala, Anita Chandra Dewi. 2011. Meningkatkan Kemampuan Sains Anak Usisa Dini Melalui Pembelajaran Berbasis Ketrampilan Proses. Majalah Ilmiah Pendidikan Dasar. Volume 1. Nomor 2. Hlm39-63.

Siswanto, Tatag Yuli Eko. 2018. Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.