BEST PRACTICE PEMBELAJARAN IPA

MATERI PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN SECARA VEGETATIF MELALUI MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE

DAN METODE DIRECT OBSERVASI DI KELAS IV.C SEMESTER I

SD NEGERI KARANGAWEN 1 TAHUN 2017/2018

 

Suparmi

SDN Karangawen 1 Kec. Karangawen Kab. Demak

 

ABSTRAK

Pembelajaran Best Practicea ini adalah pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui apakah Model Pembelajaran Exemple Non Example dengan metode Direct Observasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA Materi Peekembangbiakan Tumbuhan Secara Vegetatif di Kelas IV.C Semester 1 SD Negeri Karangawen 1 Tahun 2017/2018. Tugas pokok guru di sekolah adalah melaksanakan proses pembelajaran dalam kelas, guna mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan, yaitu membentuk dan mengembangkan kepribadian peserta didik serta mengembangkan potnsi ilmiah secara keseluruhan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, guru perlu memiliki wawasan yang luas, pengetahuan, kompetensi, memilih strategi, metode, model serta media yang tepat dalam proses pembelajaran. Hasil best practices pembelajaran ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran example non example dengan metode direct observasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif. Peserta didik merasa senang dalam mengikuti pembelajaran, lebih aktif, kreatif, tumbuh rasa ingin tahu yang tinggi, berani mengutarakan pendapat atau ide, semangat dalam mengerjakan tugas sehingga hasil belajar dapat meningkat secara signifikan.

Kata Kunci: Pembelajaran Best Practices, Pembelajaran IPA, Model Example Non Example, Metode Direct Observasi.

 

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta dapat mengembangkan keterampilannya.

Guru merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran untuk mewujudkan suatu tujuan pendidikan. Kegiatan pembelajaran di sekolah dirancang untuk dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD merupakan pelajaran yang sangat penting bagi kehidupan siswa dalam kehidupan sehari-hari, tetapi di dalam pembelajaran terkadang menemukan masalah-masalah yang menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa. Guru harus dapat mengelola kelas dengan baik, guru dituntut untuk dapat berinovasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas. Guru harus mampu memilih dan menerapkan pendekatan, metode dan media dengan tepat sesuai dengan materi ajar serta sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Keberhasilan kegiatan pembelajaran yang dikelola guru dapat diketahui dari hasil belajar siswa secara keseluruhan. Dari hasil kegiatan tes formatif Materi Perkembangbiakan tumbuhan secara Vegetatif dengan Metode Dairec Observasi dengan model Exsample non exsample pada siswa kelas IV.C Semester 1 tahun 2017/2018. SD Negeri Karangawen 1 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, hasil belajar peserta didik dari 30 peserta didik 28 telah mencapai nilai di atas KKM yang telah ditentukan dengan rata- rata nilai 87. Ini berarti 93% peserta didik tuntas.

Model pembelajaran Example Non Example serta metode direct observasi dan juga media realita yang diterapkan dalam proses pembelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan secara generatif dan vegetataif anak merasa senang, lebih kreatif dan aktif, karena pembelajarannya berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja, mengamati dan mengalami sendiri tidak hanya tranfer materi secara abstrak dari guru.

Namun dalam proses pembelajaran dengan menggunaka metode direct observasi dan model example non example ini juga ada kendala yang ditemui yaitu: 1) Kurangnya alokasi waktu dalam penerapan metode derect observasi sehingga pengalaman dan pengetahuan peserta didik kuarang luas dan mendalam. 2) Dalam kegiatan pelaksanaan observasi secara langsung pada obyek, masih terlihat beberapa peserta didik kurang fokus pada tugas masing-masing, sehingga materi yang didapatkan kurang luas/banyak.

Berdasarkan identifikasi masalah maka pembatasan masalahnya adalah:1) Fokus pada materi perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif. 2) Penerapan Metode Direk Observasi dan model Example Non Example dikelas VI C, SD Negeri Karangawen 1, tahun 2017 / 2018. Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan dalam Pembelajaran Best Practices ini, antara lain:1) “Bagaimanakah proses pembelajaran Best Practices dengan menggunakan metode Direct Observasi dan model Example Non Example pada Pembelajaran IPA Materi Perkembangbiakan Tumbuhan Secara generatif dan Vegetatif di Kelas IV.C semester 1 SD Karangawen 1 Tahun 2017/2018?” 2) Bagaimanakah cara mengatasi kendala yang terjadi dalam pembelajaran Best practices dalam pembelajaran IPA materi perkembangbiakan tunbuhan secara generatif dan vegetataif di kelas VI.C SD Karangawen 1 tahun 2017/2018 ?”

Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan pembelajaran ini, adalah:1) Mendiskrepsikan proses pembelajaran Best Practices IPA materi perkembangbiakan tumbuhan dengan menerapkan Metode Direk Observasi dan Model Example Non Example.pada peserta didik kelas IV.C SD Negeri Karangawen 1 tahun 2017/2018. 2) Mendiskrepsikan perubahan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Direk Observasi dan Model Example Non Example.

Landasan Teori

Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2)

Menurut Hamalik (2003: 27) belajar adalah proses kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat tetapi lebih dari itu yaitu mengalami. Menurut Suparno (2001: 2) belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek dan latihan. Belajar adalah suatu proses perubahan individu. Setiap individu yang belajar akan terjadi perubahan pada dirinya yang dapat mengembangkan pribadinya, belajar bersifat individualistik. Dalam konteks belajar di sekolah apa yang dilakukan oleh pembelajar itulah yang dipelajari dan bukan dilakukan oleh guru.

Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan merupakan inti dari motivasi (Dimyati, 2009: 80-81).

Pengertian Pembelajaran

Menurut M. Saekhan (2008: 95) pembelajaran adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru untuk mewujudkan proses belajar secara efektif dan efisien. Menurut Merrill dalam Mark K. Smith (2009: 90) pembelajaran adalah sebuah proses aktif yang didalamnya makna dikembangkan atas dasar pengalaman. Menurut Yudhi Munadi (2008: 4) pembelajaran adalah usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dari dalam diri siswa.

Berdasarkan uraian teori pembelajaran dari para ahli, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan seorang guru secara terencana agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan pengetahuan keterampilan atau sikap baru pada diri seorang individu untuk berinteraksi sengan informasi dan lingkungannya. Pembelajaran dipandang sebagai proses, maka pembelajaran merupakan upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat peserta didik belajar. Proses tersebut dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan pembelajaran beserta penyiapan perangkat berupa alat media dan evaluasi serta pelaksanaannya.

Proses belajar mengajar adalah proses yang ditatat dan diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu dalam pelaksanaannya untuk dapat mencapai hasil yang diharapkan (Winataputra, 1997: 64).

Pembelajaran IPA

Nana Djumhana (2007: 1) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains (Science) mempelajari sifat-sifat dan gejala-gejala alam. Dalam mempelajari fenomena alam tersebut biasanya dilakukan pengamatan dan percobaan-percobaan untuk memperoleh informasi berupa fakta dan data, yang dalam proses mempelajarinya, Anda akan selalu berhubungan dengan pengukuran.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari (Muslichaah Ashyari, 2006).

Berdasarkan teori pembelajaran IPA di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh guru untuk membekali peserta didik dalam mempelajari sifat-sifat dan gejala-gejala alam melalui proses penemuan.

 

 

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif (Suprijono, 2010: 5).

Norman sebagaimana dikutip oleh Triyanto (2007: 86) mengatakan bahwa keberhasilan belajar peserta didik sebagian besar bergantung pada kemahiran untuk belajar secara mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai oleh peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan suatu hal yang dijadikan tolak ukur keberhasilan peserta didik dalam belajar dari sejauh mana sistem pembelajaran yang diberikan guru berhasil atau tidak. Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila kompetensi dasar yang diharapkan tercapai dan pencapaian hasil belajar peserta didik telah memenuhi standar ketuntasan belajar yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan.

Metode Pembelajaran

Menurut Sudjana (2001: 76) metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan (interaksi) dengan siswa pada saat proses belajar mengajar. metode mengajar berfungsi sebagai alat untuk menciptakan terjadinya interaksi edukatif dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran

Metode Pembelajaran IPA.

Proses pembelajaran yang baik hendaknya menggunakan berbagai metode. Metode pembelajaran dalam mata pelajaran IPA antara lain: 1)Metode Ceramah 2) Metode Tanya Jawab.3) Metode Tugas, 4) Metode Observasi. Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Ridwan, 2004: 104). Metode observasi sering diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek yang dilakukan oleh subjek. 2) Metode Direct Observasi (Pengamatan Langsung)

Metode direct observasi (pengamatan langsung) adalah suatu metode pembelajaran yang menerapkan pembelajaran dengan pengamatan objek secara langsung di lingkungan alam atau dengan menggunakan alat/media oleh siswa. Penerapan metode ini anak diarahkan pada pengalaman langsung untuk mengamati berbuat, dan menemukan agar dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan mengubah hal yang abstrak menjadi konkrit tentang alam sekitar. Prosedur pelaksanaan metode direct observasi adalah: a) Penjelasan kepada siswa tentang tujuan pelaksanaan observasi dan pemberian penjelasan tentang alat dan bahan yang akan digunakan dalam observasi. b) Pemberian penjelasan tentang urutan pelaksanaan. Guru mengawasi jalannya pelaksanaan observasi. c) Pemberian penjelasan tentang pelaksanaan observasi. d) Pengawasan dan pembimbingan guru tentang jalannya observasi. e) Pencatatan hasil observasi. f) Diskusi tentang hasil observasi. g) Pengumpulan hasil observasi serta evaluasi oleh guru.

Dalam pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam yang ditujukan untuk mengembangkan intelektual dan sikap ilmiah, berpikir kritis, dan mencintai alam, pendidik harus dapat memilih dan menggunakan metode yang tepat. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif di kelas IV.C semester I SD Negeri Karangawen 1 tahun 2017/2018, penulis menggunakan metode direct observasi dengan model pembelajaran exampel non example.

Penggunaan metode direct observasi ini diharapkan siswa dapat lebih tertarik, karena siswa melakukan pengamatan langsung pada bahan ajar atau objeknya. Metode ini diharapkan mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitas peserta didik secara optimal sebab mereka mengalami dan berbuat secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga anak menjadi lebih aktif, kreatif, dan merasa senang dengan pembelajarandengan demikian hasil belajar siswa akan meningkat.

Sesuai dengan tujuan dari pembelajaran, diharapkan siswa akan mendapatkan hasil belajar baik berupa pengetahuan, sikap, dan psikomotorik secara maksimal. Maka seorang guru harus mampu memilih dan menerapkan pendekatan, metode dan media pembelajaran sesuai dengan pembelajaran yang sedang berlangsung agar siswa belajar lebih aktif, kreatif, inovatif, dan merasa senang sehingga pembelajaran lebih bermakna dan hasil belajar akan lebih baik/meningkat.

Model Pembelajaran IPA

Model Pembelajaran Example Non Example

Menurut Buehl dalam Apariani dkk. (2010:20), examples non examples merupakan strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan dua hal yang terdiri dari examples dan non examples dari suatu definisi konsep yang ada dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Examples memberi gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.

Examples non examples merupakan model pembelajaran dengan mempersiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajian gambar ditempel atau memakai LCD/OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, evaluasi, dan refleksi (Roestiyah. 2001: 73).

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Examples Non Examples

Menurut (Agus Suprijono, 2009: 125) Langkah – langkah model pembelajaran Examples Non Examples, diantaranya: 1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gambar-gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan Kompetensi Dasar. 2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD/OHP/In Focus.Pada tahap ini Guru dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar dan membentuk kelompok siswa. 3) Guru memberi petunjuk dan kesempatan kepada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisa gambar. Peserta didik diberi waktu melihat dan menelaah gambar yang disajikan secara seksama agar detil gambar dapat dipahami oleh peserta didik, dan guru juga memberi deskripsi tentang gambar yang diamati. 4) Siswa mencatat hasil analisis dari gambar setelah melakukan diskusi kelompok. 5) Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusi atau presentasi. 6) Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 7) Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif di kelas IV.C semester 1 tahun 2017/2018 penulis memilih dan menerapkan model pembelajaran example non example dengan metode direct observasi guna tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Penerapan model pembelajaran example non example dan metode direct observasi adalah suatu model pembelajaran dan metode yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif di kelas IV.C semester 1 SD Negeri Karangawen 1 tahun 2017/2018, karena dengan model pembelajaran example non example dan metode direct observasi ini pembelajarannya lebih menekankan pada pemberian pengetahuan dan pengalaman langsung melalui pengamatan dan penggunaan keterampilan proses serta sikap ilmiah dan dalam suasana alam nyata yang menyenangkan sehingga peserta didik lebih merasa termotivasi, aktif, kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai akan lebih baik. Dengan demikian hasil belajar siswa akan tuntas secara keseluruhan dengan nilai yang maksimal.

Best Practice Pembelajaran

Best practice adalah pengalaman terbaik dari keberhasilan seorang atau kelompok dalam melaksanakan tugasnya termasuk dalam mengatasi berbagai masalah atau kendala dalam lingkungan tertentu (ejurnal.upi.edu 2013).

Menurut Untung Sutikno.blogspot.com (2010) best practice adalah cara yang paling efisien dan efektif mendapatkan hasil yang terbaik untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan berdasarkan prosedur yang berulang, dengan memberikan suatu bukti nyata yang dapat mengubah perilaku peserta didik atau seseorang.

Ciri-ciri Best Practice

1) Mengembangkan cara baru yang kreatif, inovatif, efektif, dan efisien dalam menyelesaikan masalah pembelajaran dan membawa sebuah perubahan yang hasilnya luar biasa. 2) Mampu menyelesaikan masalah tertentu dengan cara terbaik. 3) Mampu menyelesaikan masalah secara berkelanjutan atau dampak dan manfaatnya berkelanjutan. 4) Meningkatkan kualitas pendidik. 5) Meningkatkan profesionlaisme guru, kepala sekolah, pengawas, dan pengemban pendidikan. 6) Berdasarkan temuan masalah nyata yang terjadi di lapangan. 7) Adanya pengakuan bahwa keberhasilan tersebut dapat ditiru, diadopsi oleh orang lain.

Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran untuk mencapai pembelajaran secara optimal seorang guru harus mampu memilih dan menerapkan pendekatan, model, metode, serta media pembelajaran secara tepat agar siswa belajar lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga pembelajaran lebih bermakna dan hasil belajar siswa dapat meningkat dengan optimal, maka kerangka berpikir dalam best practice ini sebagai berikut: 1) Model pembelajaran example non example adalah model pembelajaran yangpaling tepat diterapkan pada pembelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif di kelas IV.C semester 1 SD Negeri Karangawen 1 tahun 2017/2018 karena model pembelajaran ini dapat mengembangkan kreatifitas dan daya pikir serta meningkatkan pengetahuan peserta didik terhadap materi pelajaran. 2) Metode direct observasi adalah metode yang tepat dan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif di kelas IV.C semester 1 SD Negeri Karangawen 1 tahun 2017/2018 karena proses pembelajarannya melibatkan peserta didik melakukan pengamatan objek secara langsung sehingga siswa aktif, kreatif, dan merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir tersebut, maka hipotesis dari penulisan best practice ini adalah “Penggunaan Model Pembelajaran Example Non Example dan Metode Direct Observasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif di kelas IV.C semester 1 SD Negeri Karangawen 1 tahun 2017/2018”.

Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran dilaksanakan dikelas IV.C SD Negeri Karangawen 1 pada hari Senin tanggal, 21 Agustus 2017, Mata Pelajaran IPA materi Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif dengan menggunakan metode Direk Observasi dan Model Example Non Example.

Pembelajaran ini diikuti oleh 30 peserta didik, yang terdiri dari 16 peserta didik laki-laki dan 14 peserta didik perempuan.yang dikelpmpokkan menjadi 6 kelompok secara hiterogen baik jenis kelamin maupun kemampuan peserta didik.

Langkah Langkah Kegiatan Pembelajaran

Pra Kegiatan

  1. a) Guru memasuki ruangan kelas dengan wajah ceria dan berpenampilan menarik serta murah senyum. b) Guru memberikan salam. c) Guru dan siswa bersama berdo’a, dilanjutkan dengan mengadakan presensi pada siswa. d) Menyanyikan Lagu Indonesia Raya.

Pendahuluan

  1. a) Apersepsi dan Motivasi. b) Guru mengajak siswa menyanyikan lagu, c) Guru bertanya jawab dengan hal hal yang berkaitan dengan materi. d) Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan. e) Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan yang dilakukan dalam proses pembekajaran

Kegiatan inti

Eksplorasi.

1) Guru memperlihatkan gambar peta konsep tentang tumbuhan dan cara perkembangbiakannya melalui LCD. 2) Siswa secara berkelompok mengamati gambar. c) Penjelasan singkat materi pelajaran, 4) Siswa secara berkelompok melakukan pengamatan tanaman di luar kelas dan siswa mencatat nama- nama tumbuhan. 5) Siswa secara tertib masuk ruangan kelas dan duduk sesuai dengan kelompoknya. 6) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hasil pengamatan

Elaborasi

1) Guru membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis melalui tugas yang bermakna yaitu menuliskan pengertian dan membedakan perkembangbiakan tumbuhan secara vegetative alami dan buatan. 2) Secara kelompok anak mengamati tumbuhan untuk menemukan cara perkembangbiakannya. 3) Siswa secara berkelompok berdiskusi, mengerjakan lembar tugas yang diberikan oleh guru. 4) Siswa menulis hasil diskusi pada lembar tugas, bagi yang belum selesai diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tanpa rasa takut.dengan bimbingan guru. 5) Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil diskusi kelompok. 6) Pembahasan hasil diskusi dan laporan hasil secara klasikal oleh masing- masing wakil kelompok. 7) Tanggapan dari laporan atau presentasi kelompok.

Konfirmasi.

1) Guru dan peserta didik bertanya jawab tentang materi yang kurang jelas.2) Guru meluruskan kesalahpemahaman materi cara perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif baik alami maupun buatan. 3) Pemajangan hasil kerja kelompk pada papan pajang (Selama proses pembelajaran guru mengamati sikap dan kegiatan siswa)

Penutup

1) Guru memberikan rangkuman materi dan peserta didik membuat catatan.2) Sebagai alat ukur guru memberikan test / soal dan peserta didik mengerjakan lembar tes. 3) Guru mengoreksi bersama peserta didik, dan mengamati hasil yang diperoleh antara yang tuntas dan belum tuntas. 4) Pemberian tindak lanjut oleh guru, siswa yang bernilai tuntas diberikan pengayaan dan yang belum tuntas diberikan perbaikan. 5) Guru menyampaikan materi pelajaran pada pertemuan berikutnya. 6) Guru memberi tugas untuk membaca materi pada pertemuan berikutnyam di rumah. 7) Guru memberikan salam penutup

Kendala Yang Muncul

Dalam pelaksanaan pembelajaran Best Practices dengan menggunakan Metode Direct Observasi dan Model Pembelajaran Example Non Example di kelas IV.C dengan materi perkembanbiakan makhluk hidup secara vegetatif ini terdapat kendala yang muncul, antara lain:

Alokasi waktu

Penerapan Metode Direct Observasi membutuhkan banyak waktu dalam pelaksanaan pembelajarannya dibanding dengan metode konvensional mulai dari pembentukan kelompok, pengamatan langsung ke obyek, diskusi kelompok dan presentasi hasil kelompok dan juga pemajangan hasil.

Solusi:

  1. a) Guru harus benar benar dapat mengatur / mengalokasikan waktu pembelajaran dengan baik, sehingga materi dapat disampaikan secara jelas dan tuntas. b) Alur pembelajaran harus jelas dan sistimatis, berapa lama peserta didik melakukan observasi /pengamatan, diskusi kelompok dan presentasi. c) Bila waktu tidak memungkinkan semua kelompok untuk presentasikan hasil kerja kelompok, maka 2 atau 3 kelompok saja yang mempresentasiakan, hasil kelompok yang lain dipajang atau dikumpulkan, dan kelompok lain mempresentasikan dipertemuan berikutnya.

Pelaksanaan Kegiatan Observasia

  1. a) Setiap kelompok mengamati, mencatat tanaman yang sama sehingga materi yang didapatkan kurang luas. b) Masih ada beberapa peserta didik yang belum bisa bekerja sebagai tim/kelompok.c) Masih ada beberapa peserta didik bermain sendiri, pasif dan bergantung pada teman yang pandai.

Solusi:

  1. a) Guru hendaknya memberikan tugas kelompok ditempat yang berbeda serta materi yang berbeda, sehingga hasil yang diperoleh tidak sama dan benar- benar terjadi pertukaran hasil, materi menjadi lebih banyak dan luas. b) Tiap-tiap peserta didik hendaknya diberi tugas secara individu yang kemudian hasilnya dipadukan dengan satu kelompok, sehingga tidak ada peserta didik yang pasif dan bermain sendiri dan tidak bergantung kepada peserta didik yang pandai, semua aktif dan kreatif, c) Guru hendanya selalu mengawasi jalannya pengamatan/ kegiatan di luar kelas secara bergantian dari masing- masing kelompok, sehingga semua kelompok dapat terpantau.

Pembagian Kelompok

  1. a) Pembagian kelompok secara hiterogen dengan kemampuan yang berbeda ternyata peserta didik yang kurang mampu kuarang mendapatkan kepercayaan dari yang pandai sehingga peserta didik yang kurang mampu merasa terabaikan, tidak mendapatkan kesempatan mengemukakan pendapat dan memecahkan persoalan dalam diskusi kelompk. b) pembagian kelompok dengan jenis kelamin dan latar belakang yang berbeda, sehingga ada ketidaksukaan antara peserta didik yang satu dengan yang lain.

Solusi:

  1. a) Guru hendaknya selalu menanamkan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan antar teman /sesama. b) Pembagian kelompok sebaiknya hiterogen baik jenis kelamin maupun kemapuan serta latar belakang yang berbeda, sehingga peserta didik terbentuk sikap/ karakter yang mau menghargai orang lain,saling menyayangi antar sesama menumbuhkan sikap keberanian dan bertanggung jawab.

Hasil Belajar

Kualitatif

 Secara kwalitatif dalam pembelajaran Best Practices mata pelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan dengan menggunakan metode direct observasi dan model example non example di kelas IV.C SD Karangawen 1 terjadi peningkatan keaktifan peserta didik, peserta didik termotivasi dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinnggi, aktif, kreatif, lebih berani serta antusias terhadap materi pembelajaran. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik yang masih senang berkelompok dan senang bebas, membuat peserta didik merasa lebih senang dan nyaman serta tidak terikat. Kegiatan di luar kelas ini meski sebentar dapat memenuhi kebutuhan bergerak lebih bebas.

Pengelolaan waktu yang tepat dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran. Metode observasi atau pengamatan langsung terhadap obyek membuat belajar lebih bermakna, dan tidak hanya teoritis. Penggunaa model pembelajaran dengan model contoh tayangan gambar LCD membuat peserta didik lebih senang dibanding dengan hanya membaca buku dan mendengarkan ceramah dari guru. Melalui hasil pengamatan peningkatan hasil belajar peserta didik secara kwalitatif dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Aktivitas Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran Best Practices

No. Aspek Yang Diamati Jumlah Peserta Didik
1. Perhatian peserta didik terhadap materi >25
2. Kreativitas dalam tugas dan diskusi >25
3. Keberanian mengemukakan ide.pendapat >20
4. Rasa ingin tahu yang tinggi >20
5. Semangat belajar yang tinggi >25
6. Berani bertanya dan menjawab pertanyaan >15
6. Terlihat malas mengikutu pembelajaran <5

 

Kuantitatif

Secara kwantitatif hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan, dibanding dengan pembelajaran sebelum menggunakan metode direct observasi dan model pembelajaran Example non example. Keberhasilan belajar ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2. 1, Tabel Nilai Hasil belajar Pembelajaran Best Practices

No. Perolehan Nilai Jumlah Peserta didik Ketuntasan Rata-rata Nilai
1. < 75 2 dari 30 93% 87
2. > 75 28 siswa dari 30

 

Berdasarkan Tabel 2.1 nilai hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif, diperoleh data dari 30 peserta didik yang mendapat nilai tuntas lebih dari KKM yang ditentukan yaitu 75 adalah 28 (93%) peserta didik, dan 2 (7%) peserta didik belum tuntas. Dari paparan hasil nilai tuntas yang diperoleh peserta didik dengan rata- rata nilai 87, maka 28 dari 30 peserta didik telah mampu menguasai materi pembelajaran ini. Berdasarkan hasil pengamatan dan tes yang diperoleh dalam pembelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif dengan menggunakan metode direct observasi dan model example non example telah menunjukkan bahwa perhatian dan respon peserta didik dalam pembelajaran sangat baik dan antusias, pesrta didik berani mengemukakan pendapat/ide serta berani mengajukan pertanyaan, peserta didik juga telah kreatif dalam pembelajaran serta dalam penyelesaian tugas kelompok sangat baik. Dengan keadaan seperti ini maka hasil belajar/ prestasi belajar peserta didik menjadi baik, ini dibuktikan dengan perolehan nilai tes tertulis sangat baik. Peserta didik yang mendapat nilai tuntas/lebih dari 75 ada 28 peserta didik berarti 93% peserta didi telah menguasai materi Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif dengan baik.

Dengan demikaian pembelajaran IPA Materi perkembangbiakan tumbuhan secara vegetataif dengan menggunakan metode direct observasi dan model example non example di kelas IV.C Semester 1 SD Negeri Karangawen 1 merupakan pengalaman pembelajaran yang sangat baik

Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil Pembelajaran Best Practices dapat disimpulkan bahwa: 1) Pembelajaran Best Practices dalam pembelajaran IPA materi perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif dengan metode direct observasi dan penggunaan model pembelajaran example non example di kelas IV.C semester 1 SD Negeri Karangawen 1 tahun 2017/2018 sangat tepat, ini terbukti dengan tingkat keberhasilan peserta didik dalam perolehan nilai yang sangat memuaskan yaitu 28 (93%)peserta didik telah menguasai matei ajar / telah mendapatkan nilai tuntas dengan rata- rata nilai 87. 2) Penggunaan metode direct observasi dan model pembelajaran example non example serta pemilihan media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran dapat menghasilkan pengalaman belajar lebih bermakna bagi peserta didik maupun guru.. dari hasil pengamatan didapatkan: peserta didik lebih semangat dan antusias dan sangat senang dalam mengikuti proses pembelajaran. peserta didik lebih aktif dan kreatif dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru karena peserta didik terlibat secara langsung dengan obyek / materi yang diajarkan.

Saran

1) Agar hasil belajar peserta didik baik dan meningkat maka guru hendaknya terus menambah wawasan dan keilmuannya, untuk dapat membekali diri, meningkatkan kualitas diri, agar dapat mengembangkan kreatifitas dalam pemilihan, perencanaan dan penggunaan strategi, pendekatan, model, metode serta pemilihan media dan peraga dengan tepat pada saat proses pembelajaran yang dilaksanakan. 2) Guru perlu menyediakan waktu untuk mengembangkan model pembelajaran yang beragam dan menarik agar dapat tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga mempermudah peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang diberikan. 3) Penguasaan teori tentang pendidikan dari berbagai sumber sangat diperlukan, buku penunjang perlu ditambah agar wawasan guru semakin luas. 4) Agar hasil belajar baik dan prestasi belajar meningkat hendaknya peserta didik memperhatikan, mengikuti dengan perasaan senang, aktif kreatif, berani mengenukakan pendapat / ide dalam setiap pelaksanaan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

BSNP, 2008. Model Silabus Kelas VI. Hal. 50. Jakarta: Depdiknas.

Dwi Suhartanti, dkk. 2006. BSE Kelas V6 SD IPA. Jakarta: Duta Ilmu.

Dwi Suhartin, dkk. 2018. ILMU PENGETAHUAN ALAM Untuk kelas VI SD/MI (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Haryanti. 2012. SAINS untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta: Erlangga. https://media neliti com, publikations 2 April 201

Jurnalbidandiah.blogspot.com. 2012.Model Pembelajaran Example Non Example.

Suciati, dkk. 2005. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka.Untung

Sutikno.blogspot.com. 2010. Best Practic

Suparmi. 2016. Diktat IPA Untuk SD Kelas VI Semester 1 untuk Kalangan Sendiri, Hal Hal 31-41. Karangawen: Perpustakaan Sekolah Dasar Karangawen 1