PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

DAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS II

SD NEGERI JATI 1 KECAMATAN MASARAN

KABUPATEN SRAGEN SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Winarni

SD Negeri Jati 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas II SD Negeri Jati 1 Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas dengan yang terdiri dari 2 siklus tindakan. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi menyusun perencanaan, mengadakan tindakan, melakukan pengamatan, refleksi. Berdasarkan hasil Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan menulis deskripsi siswa kelas II SD N Jati 1 Masaran. Pada siklus I aktivitas belajar dengan kriteria baik dicapai oleh 12 siswa atau 86% dari keseluruhan siswa. Pada siklus II aktivitas belajar dengan kriteria baik dicapai oleh 14 siswa atau 100% siswa. Pada aspek keterampilan menulis deskripsi siklus I persentase siswa yang mencapai nilai di atas KKM mencapai 64% atau 9 siswa. Pada siklus II persentase siswa yang mencapai nilai di atas KKM sebesar 86% atau 12 siswa.

Kata Kunci: Contextual Teaching and Learning, aktivitas belajar, keterampilan menulis desksipsi

 

PENDAHULUAN

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan kepada siswa untuk dapat berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Dengan demikian, diharapkan peserta didik mampu mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, informasi serta pengalamannya. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang lain di sekolah. Siswa yang telah menguasai keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca,dan menulis) pasti akan lebih mudah dan lebih cepat dalam mempelajari mata pelajaran yang diikuti dibandingkan dengan siswa yang mempunyai keterampilan berbahasa yang rendah.

Henry Guntur Tarigan (1994: 1) menyebutkan keterampilan berbahasa memiliki empat komponen yaitu: 1). Keterampilan menyimak (listening skills), 2) keterampilan berbicara (speaking skills), 3). Keterampilan membaca (reading skills), 4) keterampilan menulis (writing skills). Dalam penelitian ini difokuskan pada keterampilan menulis (writing skills). Dimana menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa, merupakan kegiatan perekaman bahasa lisan ke dalam bahasa tertulis.

Berdasarkan hasil tes awal siswa pada hari Selasa, 23 Juli 2019 tentang menulis deskripsi pada kelas II SDN Jati 1 terdapat 43% atau 6 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM 70, sedangkan 57% atau 8 siswa memperoleh nilai di bawah KKM tersebut. Data ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas II SDN Jati 1 rendah. Rendahnya keterampilan menulis deskripsi pada siswa disebabkan oleh beberapa hal antara lain, rendahnya minat siswa untuk mengungkapkan gagasan, pikiran perasaan dan informasinya dalam bentuk tulisan.

Sebagai pendidik yang peduli akan perkembangan pendidikan, peneliti ingin meningkatkan keterampilan menulis deskripsi dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning. Contextual Teaching and Learning yang merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dengan kehidupan sehari- hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut. (1) Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia. (2) Penelitian ini difokuskan pada peningkatan aktivitas belajar dan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas II SD N Jati 1 Kecamatan Masaran semester 1 tahun pelajaran 2019/2020..(3) Penelitian dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah penelitian ini sebagai berikut: (1) Apakah penerapan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas II SD Negeri Jati 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen semester 1 tahun pelajaran 2019/2020? (2) Apakah penerapan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas II SD Negeri Jati 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen semester 1 tahun pelajaran 2019/2020?

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Meningkatkan aktivitas belajar melalui penerapan Contextual Teaching and Learning pada siswa kelas II SD Negeri Jati 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen semester 1 tahun pelajaran 2019/2020. (2) Meningkatkan keterampilan menulis deskripsi melalui penerapan Contextual Teaching and Learning pada siswa kelas II SD Negeri Jati 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen semester 1 tahun pelajaran 2019/2020.

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Contextual Teaching and Learning (CTL)

Contextual Teaching and Learning oleh Ateec dalam http://www.ateec.org/learning/instructor/contextual.htm menyatakan bahwa “Students learn best–and retain what they have learned–when (1) they are interested in the subject matter and (2) concepts are applied to the context of the students’ own lives.” (ATEEC Fellows 2000). Dikatakan bahwa ”siswa belajar terbaik dan mempertahankan apa yang telah mereka pelajari saat (1) mereka tertarik pada materi pelajaran dan (2) konsep diterapkan pada konteks kehidupan sendiri siswa “.

Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengkaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (US. Department of Education the National school-to-Work Office dalam Trianto, 2007: 101)

Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2009: 14) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri, pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Sedangkan Elaine B. Johnson (2007: 65) mengungkapkan bahwa CTL adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu metode pembelajaran yang mampu menghubungkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa untuk menemukan pengetahuan yang bermakna.

Hakikat Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang tidak hanya dapat dilihat dari aktivitas fisik saja, tetapi juga dari kreativitas mental dan intelektual (Sanjaya, 2013: 180). Aktivitas yang dilaksanakan bertujuan untuk mengubah tingkah laku seseorang melalui interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2014: 95). Tujuan aktivitas yang dilaksanakan siswa tersebut dapat diketahui oleh guru dari perlakuan siswa terhadap bahan belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 236). Hal tersebut sebagaimana yang dikemukakan Jauhar (2011: 156) yakni bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran meliputi bertanya, mengemukakan gagasan, serta melakukan kegiatan yang memberikan pengalaman langsung untuk membangun pengetahuannya sendiri.

Berdasarkan beberapa uraian tersebut, dapat dijelaskan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilaksanakan siswa dan bertujuan untuk mengubah perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar yang dilaksanakan tersebut dapat berdampak secara positif terhadap keterampilan-keterampilan siswa dalam berbagai bidang, seperti komunikasi, berpikir kritis.

Hakikat Keterampilan Menulis Deskripsi

Keterampilan berasal dari kata “terampil” yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan berarti kecakapan untuk menyelesaikan tugas. (Depdikbud, 1990: 935).

Keterampilan adalah keahlian khusus untuk mengerjakan usaha tertentu sebagai manifestasi dari pengalaman, pengetahuan yang dapat diasosiasikan dalam bentuk karya (Fitria Wulandari, 2006). Menurut Endy Syamsul Bahri dalam Fitria Wulandari (2006) menyatakan bahwa keterampilan adalah kecakapan, kecekatan, kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat.

Berdasarkan berbagai hal di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kecakapan, kemampuan, dan keahlian seseorang dalam melakukan suatu tindakan untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan baik dalam pemikiran dan tingkah laku.

 

Pengertian Menulis

Para ahli memberikan batasan menulis yang pada hakikatnya sama. Keterampilan menulis adalah segala aspek kegiatan berbahasa dengan mewujudkan buah pikiran secara tertulis dengan kaidah bahasa yang dipelajari.

Menurut Darmadi (1996: 2), kemampuan menulis merupakan salah satu bagian dari kemampuan berbahasa. Selain itu, kemampuan menulis juga dianggap sebagai kemampuan yang paling sukar dibanding kemampuan berbahasa yang lainnya, seperti kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Kemampuan menulis memang sangatlah penting bagi dunia pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena menulis mempunyai fungsi sebagai sarana untuk belajar.

Menulis merupakan suatu proses bernalar. Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan (Akhadiah 1990: 41). Sedangkan Widyamartaya (1990: 2), menyatakan secara garis besar bahwa menulis dapat dipahami sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami dengan tepat seperti yang dimaksud oleh penulis.

Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal (sebelum tindakan), guru masih menggunakan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang terpusat pada guru. Guru hanya memberi tugas pada siswa untuk menulis deskripsi tanpa diberi kesempatan untuk lebih berkreativitas. Siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, tetapi siswa hanya sebagai pendengar. Hal ini mengakibatkan siswa menulis tanpa mengikuti aturan-aturan dalam penulisan sehingga keterampilan menulisnya rendah.

Untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa, maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Pembelajaran yang inovatif dapat meningkatkan keterampilan menulis khususnya menulis deskripsi. Maka dipilihlah metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning yaitu pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Kelebihan metode Contextual Teaching and Learning adalah mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri sehingga siswa dapat belajar lebih bermakna. Contextual Teaching and Learning erat kaitannya dengan dunia nyata siswa, hal ini juga berkaitan dengan materi menulis deskripsi dimana siswa dapat menuangkan kejadian atau peristiwa yang dialami maupun diamati dalam bentuk tulisan.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut. (1) Penerapan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas II SD Negeri Jati 1 Kec. Masaran, Kab. Sragen semester 1 tahun pelajaran 2019/2020. (2) Penerapan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas II SD Negeri Jati 1 Kec. Masaran, Kab. Sragen semester 1 tahun pelajaran 2019/2020.

 

METODE PENELITIAN

Setting Tempat Penelitian

Penelitiian dilaksanakan di SD N Jati 1, Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Tempat penelitian dipilih karena sebagai tempat peneliti mengajar. Selain itu, juga memiliki jumlah siswa yang cukup memungkinkan untuk dilaksanakan penelitian dengan model pembelajaran yang telah direncanakan.

Setting Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 5 bulan pada bulan Juli sampai dengan bulan November 2019 semester I Tahun Pelajaran 2019/2020.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD N Jati 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2019/2020 semester I. Jumlah siswa yakni 14 terdiri dari 5 laki-laki dan 9 perempuan.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut. (1) Observasi, (2) Tes, (3) Dokumentasi, dan (4) Catatan Lapangan.

Validitas Data

Penelitian ini menggunakan triangulasi untuk memperoleh data yang valid. Lexy J. Moleong (2002: 178) menyatakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu. Data penelitian ini menggunakan triangulasi metode. Triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan yang sejenis, yaitu dengan observasi dan dokumentasi mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan aktivitas dan keterampilan menulis deskripsi siswa Kelas II SD Negeri Jati 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2019/2020 Semester I.

Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa hasil observasi kegiatan guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil tes keterampilan menulis deskripsi siswa. Tahapan analisis data yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif menggunakan model alur Miles dan Huberman (2009: 15-21) yang meliputi 3 tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja yang diterapkan pada untuk mencapai keberhasilan penelitian ini yaitu sebagai berikut.

  1. Hasil analisis observasi aktivitas belajar siswa mencapai >80% dari keseluruhan siswa yang telah memenuhi kriteria Baik.
  2. Keterampilan menulis deskripsi siswa mencapai >80% dari keseluruhan siswa yang mencapai KKM yaitu 70.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian tindakan kelas. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart. Model ini meliputi tahap perencanaan (plan), pelaksanaan (act) dan pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Tahapan tersebut akan dilaksanakan dalam setiap siklus. Siklus berikutnya dilaksanakan jika pada tahapan refleksi siklus sebelumnya hasil yang diperoleh tidak mencapai kriteria keberhasilan tindakan. (Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2012: 16).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data Awal

Sebelum dilakukan tindakan penelitian, peneliti menggunakan tes awal (pretest) keterampilan menulis deskripsi dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan keterampilan siswa dalam menulis deskripsi serta kelebihan dan kekurangan guru dalam pembelajaran menulis deskripsi.

Berdasarkan hasil observasi sebelum melakukan tindakan, masih terdapat permasalahan yang ditemui, antara lain:

Pembelajaran yang digunakan Guru

Pembelajaran yang digunakan Guru masih konvensional dalam sehingga pembelajaran kurang seimbang antara guru dan siswa, dimana segala proses belajar mengajar berpusat pada guru yang mengakibatkan keterampilan menulis siswa masih rendah.

Sistem Penilaian yang digunakan

Penilaian yang digunakan dalam pembelajaran menulis belum mengarah pada penilaian yang sebenarnya. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis deskripsi. Hal tersebut berdasarkan dari hasil evaluasi 57% atau 8 siswa dari 14 siswa belum mencapai (Kriteria Ketuntasan Minimal) KKM yang telah ditetapkan yaitu 70.

Permasalahan yang ditemui pada diri siswa.

Siswa kurang aktif pada saat kegiatan pembelajaran, cenderung tidak serius dan tidak memperhatikan saat guru sedang memaparkan materi pelajaran, menunjukkan sikap jenuh dan bosan pada pembelajaran yang diterapkan guru, dilihat dari sikap siswa yang asyik bermain sendiri ataupun mengobrol dengan teman. Hal ini diperjelas dengan tingkah laku siswa yang mencerminkan ketidaksukaannya dalam pembelajaran menulis.

Berdasarkan tes awal diperoleh hasil bahwa siswa kelas II SDN Jati 1 yang berjumlah 14 siswa, terdapat 6 siswa mendapat nilai diatas 70 dan dinyatakan tuntas. Sedangkan terdapat 8 siswa mendapat nilai dibawah 70 dan dinyatakan tidak tuntas. Daftar nilai kondisi awal dapat dilihat pada tabel berikut:

 

 

 

 

 

Tabel 1.Daftar Nilai Kondisi Awal

No Nilai Frekuensi Persentase
1 21-30 0 0%
2 31-40 0 0%
3 41-50 0 0%
4 51-60 4 28,5%
5 61-70 4 28,5%
6 71-80 6 43%
7 81-90 0 0%
Jumlah 14 100%

 

Deskripsi Tindakan Siklus I

Indikator kinerja yang akan dicapai masih belum semua terpenuhi. Penampilan, penyampaian materi, pengelolaan kelas, penggunaan alat-alat pelajaran, suara, dan waktu belum maksimal. Sedangkan indikator kinerja bagi siswa masih terdapat hambatan baik dilihat dari proses pembelajaran maupun hasil belajar. Namun permasalahan dan hambatan yang ditemui hanya sebagian kecil.

Pada tindakan pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan di mana setiap pertemuan diadakan evaluasi. Sedangkan persentase siswa yang mendapat nilai tuntas diatas 70 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.Daftar Nilai Tes Akhir Siklus I

No Nilai Frekuensi Persentase
1 21-30 0 0%
2 31-40 0 0%
3 41-50 0 0%
4 51-60 3 22%
5 61-70 2 14%
6 71-80 7 50%
7 81-90 2 14%
Jumlah 14 100%

 

Berdasarkan tabel dapat diuraikan bahwa terdapat 9 siswa atau 64% yang telah mencapai KKM. Hasil belajar tersebut sebagai dampak dari aktivitas belajar yang telah dilaksanakan siswa. Berdasarkan hasil observasi, 12 siswa atau 86% dari keseluruhan siswa telah tampak melaksanakan aktivitas belajar dengan kriteria Baik.

 

Refleksi

Berdasarkan data yang diperoleh diatas, maka guru mempunyai cara untuk mengatasi hambatan tersebut adalah (1) memberi arahan bahwa menulis itu tidak sulit dan menyenangkan, (2) memberi tindak lanjut yaitu memperbaiki hasil tulisan setelah mendapat koreksi dari guru, (3) memberikan motivasi siswa agar berani maju ke depan kelas membacakan hasil karyanya.

Berdasarkan Nilai hasil menulis karangan deskripsi siswa siklus I dapat digambarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis desksipsi sesuai dengan laporan berikut ini:

Secara keseluruhan tujuan pembelajaran pada siklus pertama masih belum maksimal dan belum memenuhi indikator kinerja yang ditentukan. Maka dari itu, perlu dilanjutkan dengan tindakan II sebagai upaya perbaikan.

Deskripsi Tindakan Siklus II

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi atau pengamatan selama proses pelaksanaan siklus II yang berupa pembelajaran menulis deskripsi dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning. Pada pertemuan pertama siswa masih belum mampu memahami materi karena belum terbiasa dan belum menguasai bahan materi yang diajarkan. Masih banyak siswa yang pasif dan belum memahami tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada pertemuan kedua siswa mulai terlihat aktif dan sudah terbiasa dengan materi yang disampaikan. Namun ada juga yang terlihat pasif karena siswa kurang bisa berkreasi untuk menulis deskripsi.

Indikator kinerja yang akan dicapai masih belum semua terpenuhi. Penampilan, penyampaian materi, pengelolaan kelas, penggunaan alat-alat pelajaran, suara, dan waktu belum maksimal. Sedangkan indikator kinerja bagi siswa masih terdapat hambatan baik dilihat dari proses pembelajaran maupun hasil belajar. Namun permasalahan dan hambatan yang ditemui hanya sebagian kecil. Adapun permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

  1. Siswa cukup aktif dalam pembelajaran, tetapi masih belum serius dalam menerima materi.
  2. Siswa kurang percaya diri dalam menuangkan gagasan mereka dalam tulisan.
  3. Siswa belum benar dalam menulis sebuah tulisan deskripsi berdasarkan kriteria yang benar.

Pada tindakan pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan di mana setiap pertemuan diadakan evaluasi. Sedangkan persentase siswa yang mendapat nilai tuntas diatas 70 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.Daftar Nilai Tes Akhir Siklus II

No Nilai Frekuensi Persentase
1 21-30 0 0%
2 31-40 0 0%
3 41-50 0 0%
4 51-60 0 0%
5 61-70 2 14%
6 71-80 8 57%
7 81-90 4 29%
Jumlah 14 100%

 

Berdasarkan tabel dapat diuraikan bahwa terdapat 12 siswa atau 86% yang telah mencapai KKM. Hasil belajar tersebut sebagai dampak dari aktivitas belajar yang telah dilaksanakan siswa. Berdasarkan hasil observasi, 14 siswa atau 100% siswa telah tampak melaksanakan aktivitas belajar dengan kriteria Baik.

Refleksi

Pelaksanaan tindakan pada siklus II telah mencapai hasil yang sesuai indikator kinerja yang ditentukan. Pada pertemuan pertama siswa masih cukup banyak bertanya pada guru tentang tugas yang akan mereka kerjakan. Guru membantu siswa bagaimana cara mengawali membuat tulisan deskripsi. Pada pertemuan kedua, ssiwa sudah cukup memahami langkah dalam menulis karangan deskripsi. Banyak siswa yang sudah bisa memulai untuk mengubah apa yang ada di pikiran mereka ke dalam bentuk tulisan. Selain itu, siswa sudah bisa menggunakan huruf kapital, pemilihan kata yang tepat sehingga penyusunan kalimat sudah cukup baik dan sesuai yang diharapkan.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan Prasiklus

Sebelum dilaksanakan tindakan, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas II SDN Jati 1. Berdasarkan hasil observasi ini dinyatakan bahwa keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas II SDN Jati 1 masih rendah. Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 70, tetapi hanya terdapat 6 yang dinyatakan tuntas atau 43% dari keseluruhan siswa.

Pembahasan Siklus I

Berdasarkan hasil refleksi siklus 1 dapat disimpulkan bahwa melalui Contextual Teaching and Learning (CTL), siswa mengalami peningkatan baik dalam mencapai ketuntasan belajar maupun aktivitas belajar siswa. Pada siklus I ini belum semua siswa mencapai ketuntasan karena ada sebagian siswa yang belum terbiasa mengungkapkan apa yang mereka lihat dalam bentuk tulisan dan perlu tindakan selanjutnnya.

Pembahasan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi siklus II dapat disimpulkan bahwa melalui metode Contextual Teaching and Learning (CTL)., siswa mengalami peningkatan baik dalam mencapai ketuntasan belajar yakni 12 siswa atau 86% dari keseluruhan siswa yang tuntas.

Berdasarkan hasil siklus I sampai dengan siklus II dapat disimpulkan bahwa terjadi hasil cukup signifikan dan mencapai dengan indikator kinerja yang ditentukan, baik dilihat dari ketuntasan belajar.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dengan penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas II SDN Jati 1, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen semester 1 tahun pelajaran 2019/2020. Dari 14 siswa terdapat 6 siswa atau 43% dari keseluruhan siswa yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Setelah dilakukan penelitian, diperoleh hasil sebagai berikut.

  1. Pada aktivitas belajar siswa siklus I, diketahui bahwa 12 siswa atau 86% dari keseluruhan siswa telah melaksanakan aktivitas belajar dengan kriteria Baik. Sedangkan pada siklus II, bahwa 14 siswa atau 100% siswa telah melaksanakan aktivitas belajar dengan kriteria Baik.
  2. Pada aspek keterampilan menulis deskripsi siklus I, diketahui bahwa 9 siswa atau 64% dari keseluruhan siswa telah mencapai nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan yakni 70. Sedangkan pada siklus II, bahwa 12 siswa atau 86% dari keseluruhan siswa yang telah mencapai nilai di atas KKM 70.

Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian, kesimpulan serta implikasi seperti yang telah diuraikan di atas, maka ada beberapa sumbangan pemikiran yang berwujud saran-saran sebagai berikut:

Bagi guru

Hendaknya guru menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai alternatif model dalam pembelajaran terutama pada kompetensi dasar yang berhubungan dengan menulis. Terbukti dengan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) siswa dapat menulis deskripsi dengan baik berdasarkan pengalaman dan pengamatan mereka.

Bagi siswa

Untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi hendaknya: (1) Siswa lebih aktif dan sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah agar keterampilan menulisnya dapat meningkat. (2) Siswa dapat belajar tentang sesuatu berdasarkan pengalaman yang ia alami dan rasakan sendiri berdasarkan kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran dapat bermakna.

Bagi Kepala Sekolah

  1. Hendaknya selalu mengajak dan memberi pengarahan kepada para guru agar lebih cermat dan tepat dalam memilih model pembelajaran khususnya pada pembelajaran keterampilan menulis.
  2. Hendaknya memotivasi guru untuk mengembangkan model pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan, salah satunya yaitu dengan Contextual Teaching and Learning (CTL).

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah. 1990. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi Dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara.

Darmadi. 1996. Meningkatkan Kemampuan Menulis. Yogyakarta: Andi.

Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke. Cipta

Fitria Wulandari. 2006. Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Penguasaan Latihan Keterampilan Terhadap Sikap Mental Wiraswasta Siswa Siswi BBRSBD Prof. DR. Soeharso. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Jauhar, Muhammad, 2011. Implementasi PAIKEM dari BEHAVIORISTIK sampai KONTRUKTIVISTIK. Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser

Miles, M. B. dan Huberman, A. M. 2009. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press

Moleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto, Ngalim. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya

Riduan dan Akdon. 2012. Rumus Data Aplikasi Statistik. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, Wina.2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana.

Sardiman, A.M. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali. Pers.

Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. ALFABETA.

Suparno dan Muhammad Yunus. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis. Bandung: Angkasa

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Widyamartaya. 1990. Kreatif Mengarang. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.