Contextual Teaching and Learning Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Keterampilan Menulis
PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN
KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI KARANGMALANG 1 KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Sri Sugiyarti
SD Negeri Karangmalang 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas V SD Negeri Karangmalang 1 Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas dengan yang terdiri dari 2 siklus tindakan. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi menyusun perencanaan, mengadakan tindakan, melakukan pengamatan, refleksi. Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran contextual teaching and learning pada siswa kelas V SD Negeri Karangmalang 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen semester II Tahun Pelajaran 2018/2019 terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas V SD Negeri Karangmalang 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen semester II Tahun Pelajaran 2018/2019.
Kata kunci: CTL, aktivitas belajar, keterampilan menulis deskripsi
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Maka dari itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memperluas wawasan. Saat ini orientasi pembelajaran bahasa berubah dari penekanan pada pembelajaran aspek bentuk ke pembelajaran yang menekankan pada aspek fungsi.
Pada kesempatan ini, peneliti membahas tentang keterampilan menulis khususnya menulis deskripsi. Keterampilan tersebut, salah satu hal yang menjadi dampaknya adalah proses aktivitas belajar di dalam kelas. Berdasarkan hasil observasi di kelas V SD Negeri Karangmalang 1 Masaran pada pembelajaran hari Selasa, 22 Januari 2019, aktivitas belajar dan keterampilan siswa untuk menulis masih sangat terbatas, terlebih lagi untuk dapat menulis deskripsi dengan baik. Berdasarkan hasil observasi tersebut, tampak hanya 12 siswa atau 54% dari keseluruhan siswa yang melaksanakan aktivitas belajar dengan baik. Hal tersebut berdampak pada keterampilan menulis deskripsi yang dilaksanakan siswa, sehingga hanya 10 siswa atau 45% dari keseluruhan siswa yang memiliki keterampilan dalam menulis deskripsi. Maka dari itu guru perlu mencari upaya yang dapat membuat siswa tertarik agar siswa dapat menulis dengan baik.
Pembelajaran contextual teaching and learning memungkinkan siswa belajar dengan bermakna. Pendekatan kontekstual diharapkan dapat mendorong siswa agar menyadari dan menggunakan pemahamannya untuk mengembangkan diri dan penyelesaian berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pembelajaran contextual teaching and learning yang demikian diharapkan siswa dapat mengerti makna belajar, manfaat belajar, status mereka, serta bagaimana mereka mencapai semua itu. Mereka akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari akan berguna bagi hidupnya nanti.
Pembelajaran contextual teaching and learning merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil (Depdiknas, 2002a: 1).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis akan melaksanakan penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan ” Penerapan Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Keterampilan Menulis Deskripsi pada Siswa Kelas V SDN Karangmalang 1 Kec. Masaran, Kab. Sragen Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut. (1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam setiap langkah-langkah pembelajaran. (2) Meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis deskripsi benda maupun lingkungan. (3) Model pembelajaran yang diterapkan yaitu contextual teaching and learning.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Apakah penerapan pembelajaran contextual teaching and learning dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas V SD Negeri Karangmalang 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen semester II tahun pelajaran 2018/2019? (2) Apakah penerapan pembelajaran contextual teaching and learning dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas V SD Negeri Karangmalang 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen semester II tahun pelajaran 2018/2019?
Tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Meningkatkan aktivitas belajar melalui penerapan pembelajaran contextual teaching and learning pada siswa kelas V SD Negeri Karangmalang 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen semester II tahun pelajaran 2018/2019. (2) Meningkatkan keterampilan menulis deskripsi melalui penerapan pembelajaran contextual teaching and learning pada siswa kelas V SD Negeri Karangmalang 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen semester II tahun pelajaran 2018/2019.
KAJIAN TEORI/TINJAUAN PUSTAKA
Hakikat Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsep pembelajaran yang membantu guru mengkaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (US. Department of Education the National school-to-Work Office dalam Trianto, 2007: 101)
Elaine B. Johnson (2007: 65) mengungkapkan bahwa CTL adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu model pembelajaran yang mampu menghubungkan materi pelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa untuk menemukan pengetahuan yang bermakna.
Komponen Contextual Teaching and Learning (CTL)
Menurut Zahorik dalam Elaine C. Johnson (2007: 219) terdapat lima elemen penting dalam Komponen Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu: (1) Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik. (2) Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-bagiannya secara khusus (dari umum ke khusus). (3) Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman. (4) Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekkan secara langsung apa-apa yang dipelajari. (5) Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dab pengembangan pengetahuan yang dipelajari.
Hakikat Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang tidak hanya dapat dilihat dari aktivitas fisik saja, tetapi juga dari kreativitas mental dan intelektual (Sanjaya, 2015: 180). Aktivitas yang dilaksanakan bertujuan untuk mengubah tingkah laku seseorang melalui interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2014: 95). Tujuan aktivitas yang dilaksanakan siswa tersebut dapat diketahui oleh guru dari perlakuan siswa terhadap bahan belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 236).
Hal tersebut sebagaimana yang dikemukakan Jauhar (2011: 156) yakni bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran meliputi bertanya, mengemukakan gagasan, serta melakukan kegiatan yang memberikan pengalaman langsung untuk membangun pengetahuannya sendiri. Aktivitas yang dilaksanakan siswa dalam pembelajaran tersebut akan berdampak secara efektif dalam enam hal, yaitu a) berkomunikasi lisan dan tulis secara efektif, b) berpikir logis, kritis, dan kreatif, c) rasa ingin tahu, d) penguasaan teknologi dan informasi, e) pengembangan personal dan sosial, serta f) belajar mandiri.
Aktivitas belajar yang dilaksankan siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan seluruh aspek yang terdapat dalam diri siswa, yang meliputi fisik maupun psikis (Purwanto, 2004: 107). Sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan keluarga, guru, cara mengajar, alat pembelajaran, motivasi sosial, serta lingkungan (Purwanto, 2004: 102).
Faktor internal maupun faktor eksternal memberikan pengaruh bagi siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran akan terlaksana secara optimal jika kedua faktor tersebut saling mendukung satu sama lain. Sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dapat diraih oleh siswa.
Hakikat Keterampilan Menulis Deskripsi
Keterampilan berasal dari kata “terampil” yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan berarti kecakapan untuk menyelesaikan tugas. (Depdikbud, 1990: 935).
Keterampilan adalah keahlian khusus untuk mengerjakan usaha tertentu sebagai manifestasi dari pengalaman, pengetahuan yang dapat diasosiasikan dalam bentuk karya (Fitria Wulandari, 2006). Menurut Endy Syamsul Bahri dalam Fitria Wulandari (2006) menyatakan bahwa keterampilan adalah kecakapan, kecekatan, kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat.
Berdasarkan berbagai hal di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kecakapan, kemampuan, dan keahlian seseorang dalam melakukan suatu tindakan untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan baik dalam pemikiran dan tingkah laku.
Pengertian Menulis
Para ahli memberikan batasan menulis yang pada hakikatnya sama. Keterampilan menulis adalah segala aspek kegiatan berbahasa dengan mewujudkan buah pikiran secara tertulis dengan kaidah bahasa yang dipelajari.
Menurut Darmadi (1996: 2), kemampuan menulis merupakan salah satu bagian dari kemampuan berbahasa. Selain itu, kemampuan menulis juga dianggap sebagai kemampuan yang paling sukar dibanding kemampuan berbahasa yang lainnya, seperti kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Kemampuan menulis memang sangatlah penting bagi dunia pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena menulis mempunyai fungsi sebagai sarana untuk belajar.
Menulis merupakan suatu proses bernalar. Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan (Akhadiah 1988: 41). Sedangkan Widyamartaya (1990: 2), menyatakan secara garis besar bahwa menulis dapat dipahami sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami dengan tepat seperti yang dimaksud oleh penulis.
Selain itu, Tarigan (1986: 21) menyatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik itu.
Altruistic Purpose (tujuan altruistik) penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Persuasive Purpose (tujuan persuasif) merupakan pulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan Informational Purpose (tujuan informasi, tujuan penerangan) merupakn tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan atau penerangan kepada para pembaca. Self-Expressive Purpose (tujuan pernyataan diri) merupakan tujuan yang memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada pembaca. Creative Purpose (tujuan kreatif) merupakan penulisan yang akan menghasilkan produk hasil dari proses kreatif.
Berdasarkan uraian tentang tujuan menulis di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis puisi dapat dikategorikan ke dalam tujuan menulis kreatif atau creative purpose. Begitu juga di dalam penulisan sebuah puisi. Perbedaan pemilihan diksi dan gaya yang mereka gunakan itulah yang merupakan proses kreatif. Hal tersebut yang akan menimbulkan keindahan atau unsur estetika di dalam puisi karya mereka tersebut.
Fungsi Menulis
D’ Angelo dalam Tarigan (1986: 22), menyatakan bahwa menulis sangatlah penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Memudahkan merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah, dan menyusun urutan pengalaman. Akhadiah dalam Wicaksono (2007: 30), menyatakan bebrapa keuntungan yang dapat diperoleh dari proses kegiatan menulis yaitu (1) dapat mengenali kemampuan dan potensi diri, (2) mengembangkan beberapa gagasan, (3) memperluas wawasan, (4) mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan mengungkapkan secara tersurat, (5) dapat meninjau dan menilai gagasan sendiri secara lebih objektif, (6) lebih mudah memecahkan permasalahan, (7) mendorong diri belajar dan (8) membiasakan diri berpikir serta berbahasa secara tertib.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menulis bagi seorang siswa adalah proses berpikir dan membantu untuk lebih berpikir kritis mengenai kejadian-kejadian yang terjadi pada diri sendiri atau di sekelilingnya. Siswa diharapkan dapat menciptakan sebuah karya melalui proses berpikir. Proses berpikir dalam pembelajaran ini menjembatani antara imajinasi dan penciptaan karya sastra yang akhirnya menghasilkan sebuah puisi yang indah.
Menulis Deskripsi
Sasaran menulis deskripsi adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi (daya hayal) pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya (Suparno dan Mohamad Yunus, 2008: 1. 11)
Menulis prosa deskripsi tentu juga dimulai dengan pengamatan. Hasil pengamatan ini dilukiskan dengan kata-kata sehingga pembaca seolah-olah juga melihat, merasakan, mendengar, dan sebagainya (Sabarti Akhadiah, dkk. 1992: 73). Siswa yang menulis deskripsi diusahakan seluruh panca indranya aktif dan hasilnya juga dapat merangsang panca indra pembaca.
Berdasarkan uraian dari pengertian menulis dan wacana deskripsi dapat dikatakan bahwa menulis deskripsi adalah suatu aktivitas mengungkapkan ide atau perasaan berupa lukiskan suatu objek dalam bentuk tulisan yang bertujuan mengajak pembaca ikut melihat dan merasakan apa yang diungkapkan oleh penulis.
Untuk bisa menulis deskripsi dengan baik, panca indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, perabaan) penulis menjadi penting. Usaha untuk mempertajam panca indra dalam menulis deskripsi perlu dilakukan latihan. Latihan tersebut anatara lain: (1) Penglihatan (2) penciuman, (3) pencecapan, (4) perabaan, dan (5) pendengaran.
Langkah-Langkah Menulis Deskripsi
Menulis deskripsi terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh. Langkah-langkah dalam menulis deskripsi tersebut adalah sebagai berikut:
- Menentukan apa yang akan dideskripsikan: apakah akan mendeskripsikan orang atau tempat
- Merumuskan tujuan pendeskripsian: apakan deskripsi sebagai alat bantu karangan narasi, eksposisi, argumentasi, atau persuasi.
- Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan
- Menciri dan menyistematiskan hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan dideskripsikan: hal-hal apa saja yang akan ditampilkan untuk membantu memunculkan kesan dan gambaran kuat mengenai sesuatu yang dideskripsikan, serta pendekatan apa yang akan digunakan oleh penulis
Kerangka Berpikir
Pembelajaran pada kondisi awal (sebelum tindakan), masih menerapkan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang terpusat pada guru. Sehingga aktivitas belajar yang terpusat pada siswa masih kurang. Siswa diberikan tugas untuk menulis deskripsi tanpa diberi kesempatan untuk lebih berkreativitas. Siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, tetapi siswa hanya sebagai pendengar. Hal ini mengakibatkan siswa menulis tanpa mengikuti aturan-aturan dalam penulisan sehingga keterampilan menulisnya rendah.
Untuk meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan menulis siswa, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Pembelajaran yang inovatif dapat meningkatkan keterampilan menulis khususnya menulis deskripsi. Maka dipilihlah metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning yaitu pembelajaran yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Model Contextual Teaching and Learning mampu mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan mereka yang dapat membuat siswa belajar lebih bermakna. Contextual Teaching and Learning erat kaitannya dengan dunia nyata siswa.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut. (1) Penerapan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas V SD Negeri Karangmalang 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen semester II tahun pelajaran 2018/2019. (2) Penerapan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas V SD Negeri Karangmalang 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen semester II tahun pelajaran 2018/2019.
METODE PENELITIAN
Setting Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD N Karangmalang 1 Masaran. Tempat penelitian ini karena masalah terkait aktivitas belajar dan keterampilan menulis deskripsi siswa yang dipaparkan dalam latar belakang. Alasan yang lain karena sekolah ini merupakan tempat peneliti mengabdi sebagai guru, sehingga peneliti ingin meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Setting Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan April 2019 semester II Tahun Pelajaran 2018/2019.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Karangmalang 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2018/2019 semester II. Berjumlah 22 siswa terdiri dari 11 laki-laki dan 11 perempuan.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut. (1) Metode Observasi, (2) Metode Tes, dan (3) Metode Dokumentasi.
Validitas Data
Penelitian ini menggunakan triangulasi untuk memperoleh data yang valid. Lexy J. Moleong (2014: 178) menyatakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu. Data penelitian ini menggunakan triangulasi metode. Triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan yang sejenis, yaitu dengan observasi dan dokumentasi mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan contextual teaching and learning dalam meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan menulis deskripsi pada siswa Kelas V SD Karangmalang 1 Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019.
Analisis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa hasil observasi pelaksanaan pembelajaran, aktivitas belajar siswa, dan keterampilan menulis deskripsi. Tahapan analisis data yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif menggunakan model alur Miles dan Huberman (2009: 15-21) yang meliputi 3 tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang diterapkan pada untuk mencapai keberhasilan penelitian ini yaitu sebagai berikut. (1) Aktivitas belajar siswa mencapai > 80% siswa yang melaksanakan aktivitas belajar dengan kriteria Baik. (2) Keterampilan menulis deskripsi siswa mencapai > 80% siswa yang mampu menulis deskripsi sesuai aspek-aspek dalam menulis deskripsi dengan skor minimal 70.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan adalah model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart. Model ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, dan refleksi. Siklus berikutnya dilaksanakan jika pada tahapan refleksi siklus sebelumnya tidak mencapai indicator kinerja yang ditetapkan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Awal
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Karangmalang 1, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD N Karangmalang 1, kec. Masaran, kab. Sragen semester II tahun pelajaran 2018/2019 terhadap 22 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Sarana dan prasarana di sekolah ini cukup lengkap, yaitu memiliki ruang kelas yang cukup baik, perpustakaan dengan koleksi buku yang cukup lengkap di perpustakaan, serta lingkungan yang baik untuk pembelajaran.
Sebelum dilaksanakan tindakan penelitian, peneliti menggunakan melaksanakan observasi aktivitas belajar siswa pada kegiatan pembelajaran dan tes awal (pretest) keterampilan menulis deskripsi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan menulis deskripsi siswa yang disesuaikan dengan aspek-aspek dalam menulis deskripsi. Maka dari itu, dilaksanakan pengamatan terhadap 22 siswa dalam pembelajaran awal pada hari Selasa, 22 Januari 2019 kelas V SD N Karangmalang 1 semester II tahun pelajaran 2018/2019, menunjukkan hasil sebagaimana berikut. (1) Aktivitas belajar 12 siswa (54%), (2) Keterampilan menulis deskripsi 10 siswa (45%).
Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I
Observasi dilakukan dalam setiap pembelajaran pertemuan 1 dan 2. Hasilnya diperoleh data pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan terlaksana dengan kriteria sangat baik, khususnya tampak dalam aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar yang telah terlaksana dengan baik tersebut berdampak pada keterampilan menulis deskripsi siswa. Hasil tersebut tampak setelah dilaksanakan tes akhir siklus I.
Tes akhir siklus I dilakukan untuk memperoleh data keterampilan menulis deskripsi siswa. Tes akhir siklus I dilaksanakan setelah akhir pelaksanaan pembelajaran kedua siklus I. Seluruh siswa mengikuti tes akhir siklus I. Tes berupa soal uraian untuk mengukur keterampilan menulis deskripsi. Penilaian hasil tes berpedoman pada rubrik penilaian keterampilan menulis deskripsi.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa, diperoleh hasil bahwa 18 siswa atau 82% dari keseluruhan siswa telah melaksanakan aktivitas belajar dengan kriteria Baik. Sedangkan 4 siswa atau 18% dari keseluruhan siswa belum tampak melaksanakan aktivitas belajar dengan Baik.
Siswa yang telah mampu meraih skor > 70 untuk keseluruhan aspek keterampilan menulis deskripsi pada siklus I yakni 16 siswa atau 73% dari keseluruhan siswa. Sedangkan 6 siswa atau 27% dari keseluruhan siswa masih memperoleh skor dibawah 70 pada keseluruhan aspek menulis deskripsi.
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I diperoleh data bahwa siswa yang melaksanakan aktivitas belajar dengan kriteria Baik yaitu 18 siswa atau 82% dari keseluruhan siswa. Berdasarkan tes akhir pada siklus I diperoleh data bahwa yaitu 16 siswa atau 73% dari keseluruhan siswa telah mencapai skor > 70 pada aspek keterampilan menulis deskripsi.
Kriteria keberhasilan tindakan atau indicator kinerja yang ditetapkan peneliti adalah jika minimal 80% dari keseluruhan siswa telah melaksanakan aktivitas belajar dengan kriteria Baik. Selain itu, pada aspek keterampilan menulis deskripsi minimal 80% siswa mendapatkan nilai > 70 dalam aspek keterampilan menulis deskripsi. Sehingga berdasarkan analisis tersebut perlu dilaksanakan perbaikan melalui pembelajaran pada siklus II.
Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II
Hasil observasi tindakan siklus II diperoleh data bahwa pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan terlaksana dengan kriteria sangat baik, khususnya tampak dalam aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar yang telah terlaksana dengan baik tersebut berdampak pada keterampilan menulis deskripsi siswa. Hasil tersebut tampak setelah dilaksanakan tes akhir siklus II.
Tes akhir siklus II dilakukan untuk memperoleh data keterampilan menulis deskripsi siswa. Tes akhir siklus II dilaksanakan setelah akhir pelaksanaan pembelajaran kedua siklus II. Seluruh siswa mengikuti tes akhir siklus II. Tes berupa soal uraian untuk mengukur keterampilan menulis deskripsi. Penilaian hasil tes berpedoman pada rubrik penilaian keterampilan menulis deskripsi.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa, diperoleh hasil bahwa 20 siswa atau 91% dari keseluruhan siswa telah melaksanakan aktivitas belajar dengan kriteria Baik. Sedangkan 2 siswa atau 9% dari keseluruhan siswa belum tampak melaksanakan aktivitas belajar dengan Baik.
Siswa yang telah mampu meraih skor > 70 untuk keseluruhan aspek keterampilan menulis deskripsi pada siklus II yakni 18 siswa atau 82% dari keseluruhan siswa. Sedangkan 4 siswa atau 18% dari keseluruhan siswa masih memperoleh skor dibawah 70 pada keseluruhan aspek menulis deskripsi.
Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II diperoleh data bahwa siswa yang melaksanakan aktivitas belajar dengan kriteria Baik yaitu 20 siswa atau 91% dari keseluruhan siswa. Berdasarkan tes akhir pada siklus II diperoleh data bahwa yaitu 18 siswa atau 82% dari keseluruhan siswa telah mencapai skor > 70 pada aspek keterampilan menulis deskripsi.
Kriteria keberhasilan tindakan atau indikator kinerja yang ditetapkan peneliti adalah jika minimal 80% dari keseluruhan siswa telah melaksanakan aktivitas belajar dengan kriteria Baik. Selain itu, pada aspek keterampilan menulis deskripsi minimal 80% siswa mendapatkan nilai > 70 dalam aspek keterampilan menulis deskripsi. Sehingga berdasarkan analisis tersebut tidak perlu dilanjutkan tindakan siklus berikutnya.
PENUTUP
Simpulan
Setelah melaksanakan tindakan pada penelitian ini, maka simpulan pada penelitian ini sebagai berikut.
- Pembelajaran contextual teaching and learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD N Karangmalang 1 Masaran semester II tahun pelajaran 2018/2019. Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa. Pada siklus I siswa yang telah melaksanakan aktivitas belajar dengan kriteria Baik yakni 18 siswa atau 82% dari keseluruhan siswa. Pada siklus II siswa yang telah melaksanakan aktivitas belajar dengan kriteria Baik yakni 20 siswa atau 91% dari keseluruhan siswa.
- Pembelajaran contextual teaching and learning dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa kelas V SD N Karangmalang 1 Masaran semester II tahun pelajaran 2018/2019. Pada siklus I persentase siswa yang mencapai nilai di atas KKM pada keterampilan menulis deskripsi mencapai 16 siswa atau 73% dari keseluruhan siswa. Pada siklus II persentase siswa yang mendapat nilai di atas KKM pada keterampilan menulis deskripsi mencapai 18 siswa atau sebesar 82% dari keseluruhan siswa.
Saran
Setelah melakukan penelitian tindakan kelas ini, dapat disampaikan beberapa saran untuk pelaksanaan penelitian selanjutnya.
- Pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan menulis deskripsi.
- Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan seluruh siswa dalam hal aktivitas belajar dan keterampilan menulis deskripsi siswa melalui penerapan Contextual Teaching and Learning.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
. 1992. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Darmadi Kaswan. 1996. Meningkatkan Kemampuan Menulis. Yogyakarta: Andi. Offset.
Depdiknas. 2002. Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke. Cipta.
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai konstruktivistik. Jakarta: Prestasi.
Johnson, Elaine B. 2007. Contextual teaching and learning: menjadikan kegiatan belajar mengajar mengasyikkan dan bermakna. Bandung: Mizan Learning.
Miles, M. B. dan Huberman, A. M. 2009. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Moleong, L. J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Purwanto, Ngalim. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.
Sanjaya, Wina (2015). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada. Media Group.
Sardiman, A.M. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.