DAMPAK PEMAKAIAN MEDIA SOSIAL

TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS REMAJA

 

Nindra Innovani

SMK Negeri 2 Sukoharjo, Jawa Tengah

 

ABSTRAK

Perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini membuat individu makin membutuhkan informasi yang selalu up to date. Bahkan dampaknya begitu melekat dan nyaris tak bisa dihindarkan adalah keberadaan smartphone. Alat komunikasi ini merambah semua usia, baik dari anak-anak sampai orang dewasa sekalipun. Aplikasi media sosial yang terdapat di dalam smartphone dapat membuat remaja mengekspresikan dirinya tanpa rasa malu ataupun sungkan. Bahkan tak jarang justru dari penggunaan media sosial ini terjadi perubahan dalam hal gaya hidup. Selalu ada hal unik yang berkembang dalam diri remaja seiring perkembangan psikisnya. Apalagi saat ini informasi mengalir deras dari berbagai sumber. Perkembangan psikologis remaja yang cepat berubah-ubah, karena adanya masa storm and stress, tentu tidaklah mudah dalam menghadapinya. Perlu pemahaman yang mendalam tentang psikologis remaja agar remaja tumbuh dan berkembang menjadi genarasi emas sesuai dengan harapan bangsa, negara bahkan agama.

Kata Kunci: media sosial, perkembangan psikologis remaja

 

Pendahuluan

Munculnya media sosial saat ini, tak dapat dihindari lagi. Bahkan tanpa menngenal batas, ruang dan waktu, tiap individu selalu ingin menggunakannya. Tak heran jika remaja saat ini, lepas dari dia ekstrovert atau introvert sekalipun, selalu ingin mengekspresikan apa yang dipikirkannya, dialaminya, dirasakannya, bahkan angan-angannya. Semuanya itu rasanya ingin selalu ada di media sosial mereka. Smartphone menjadi barang yang menyumbang besar dalam perubahan gaya hidup seseorang. Aplikasi yang diberikan pun bermacam-macam. Hal ini ditunjang oleh rasa ingin tahu dari remaja untuk bereksplorasi lebih jauh.

Disadari ataupun tidak, munculah perubahan dalam perilaku remaja saat ini. Dulu sebelum muncul smartphone, remaja masih ada rasa “pekewuh” (basa Jawa: malu), sekarang semua terasa tidak ada “pekewuh”nya lagi. Sekarang semua di “upload” berkaitan dengan semua kegiatan yang dialami remaja, disebarkan melalui media sosial yang dimiliki, baik itu whatsApp, instagram, facebook, dan sebagainya. Tujuannya agar teman-temannya tahu apa yang sedang dialaminya, lalu di komentari teman-temannya. Jika ada yang memuji atau dalam media sosial istilahnya” like “ maka dapat memberikan efek yang positif pada remaja, antara lain rasa bangga, senang, dan yang terpenting adalah pengakuan diri bahwa dia diterima dan diperhatikan dalam pergaulan sosialnya. Namun hal ini pun dapat berefek negatif, jika tidak ada yang suka, tidak ada yang komentar, bahkan dapat menimbulkan rasa iri, cemburu, marah, maka munculah rasa sedih, dan bahkan mungkin dapat mengalami gangguan psikologis yaitu obsesif kompulsif.

Terjadi pergeseran budaya, dari budaya tradisional yang berubah menjadi budaya media yang digital. Salah satu media sosial yang cukup berpengaruh di Indonesia adalah Facebook (Ayun, 2015 dalam www.download.portalgaruda.org.). Kemudian muncul pula bermacam media sosial lainnya antara lain Instagram, Whatsapp, Path, dan sebagainya. Perlu kejelian orangtua, guru dalam menyikapi perubahan perkembangan remaja. Bagaimanapun juga perlu ada pendampingan baik dari orangtua maupun pihak sekolah dalam perkembangan remaja. Emosi yang mudah berubah-ubah menjadikan remaja selalu ingin mendapatkan perhatian agar eksistensi dirinya diakui oleh sebayanya.

PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS MASA REMAJA

Menurut Hurlock (1991) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.

Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.

Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:

  1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
  2. Ketidakstabilan emosi.
  3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
  4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
  5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
  6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
  7. Senang bereksperimentasi.
  8. Senang bereksplorasi.
  9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
  10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.

Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Oleh karena itu ada remaja yang mampu mengatasi masa storm and stress atau transisi dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja. Utamanya di jaman sekarang yang berkaiatan dengan pemanfaatan media sosial.

MEDIA SOSIAL DAN PENGERTIANNYA

Beberapa ahli berpendapat bahwa media sosial memiliki definisi, yang diambil dari https://pakarkomunikasi.com/pengertian-media-sosial-menurut-para-ahli, 2017, antara lain:

1.     Varinder Taprial dan Priya Kanwar (2012) , mendefinisikan bahwa media sosial adalah media yang digunakan oleh individu agar menjadi sosial, atau menjadi sosial secara daring dengan cara berbagi isi, berita, foto dan lain-lain dengan orang lain.

2.     McGraw Hill Dictionary , media sosial adalah sarana yang digunakan oleh orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain dengan cara menciptakan, berbagi, serta bertukar informasi dan gagasan dalam sebuah jaringan dan komunitas virtual.

3.     M. Terry (2009) – Media sosial secara sederhana diartikan sebagai pengguna isi bersama yang menggunakan teknologi penyiaran berbasis Internet berbeda dari media cetak dan media siaran tradisional.

JENIS – JENIS MEDIA SOSIAL

Berikut beberapa jenis media sosial (dalam http://sarungpreneur.com/inilah-macam-macam-sosial-media-yang-populer-di-dunia/), antara lain:

Facebook

Media sosial buatan Mark Zuckerberg. ini memang menduduki peringkat pertama media sosial yang paling banyak di gunakan di dunia. Anda mungkin termasuk pengguna media sosial yang satu ini kan? terlepas suka atau tidak suka, saat ini Facebook merupakan media sosial paling populer di dunia.

Sejak diluncurkan pada tahun 2004 silam Facebook sudah dilengkapi berbagai fitur yang memanjakan para penggunanya, mulai dari yang awam soal internet sampai yang sudah ahli sekalipun tidak akan mengalami kesulitan menggunakan Facebook sebagai sara berbagi informasi di dunia maya. Kepopuleran Facebook inilah yang mengantarkan Mark Zuckerberg menjadi salah satu orang terkaya di dunia diusia yang masih muda.

Twitter

Pada peringkat kedua media sosial yang paling populer di dunia adalah Twitter. Yup, media sosial yang mirip dengan microblog ini tercatat sebagai media sosial yang paling aktif penggunanya. Sejak diluncurkan tahun 2006 Twitter tumbuh dengan pesat dan saat ini sudah mencapai 284 juta pengguna.

Bagi yang suka membagikan status yang singkat jelas dan padat Twitter adalah tempat yang tepat untuk Anda. Hampir seluruh pengguna internat menggunakan Twitter, diantaranya selebritis, politikus, dan juga relawan mereka semua menggunakan media sosial ini untuk kepentingan masing-masing.

 

 

Instagram

Instagram merupakan media sosial tempat berbagi foto atau video yang paling populer saat ini. Pada awalnya Instagram hanya tersedia di aplikasi IOS (iphone / ipad), tapi saat ini sudah tersedia untuk berbagai OS yang lain seperti android, symbian, windows phone, dll. Kelebihan dari media sosial Instagram adalah bisa mengedit foto agar terlihat lebih bagus dan profesional.

Fitur yang tersedia di media sosial ini hampir sama dengan media sosial yang lain yaitu ada hashtag, ada comment, ada mention, ada like, ada follow, banyak masih banyak lagi yang lainya. Hampir setiap hari ada jutaan foto dan video yang telah di unggah di Instagram, Bagaimana apakah Anda sudah mempunyai media sosial yang satu ini?

Social “Chat” Apps

Terakhir adalah berbeda dari list yang lainya. Aplikasi chat ini bersifat lebih pribadi dan biasanya hanya ada di aplikasi ponsel seperti Nokia, iOS, Android, Blackberry, Symbian, Windows Phone. Banyak orang yang mengunakan layanan media sosial ini untuk menggantikan fitur sms dalam berkomunikasi. Aplikasi cahat ini lebih praktis dari sms, atau email karena aplikasi ini bisa di akses dari jaringan kartu sim dan juga koneksi wifi.

Kita bisa berkomunikasi dengan sahabat, teman, dan keluarga dimanapun Anda berada. Perbedaan cara berkomunikasi pada masing-masing aplikasi chat tidak terlalu banyak, semuanya rata-rata menyediakan fitur percakapan personal dan juga percakapan group. Yang berbeda adalah cara penambahan kontak teman(dengan pin / user ID / nomor telepon) dan juga perbedaan dari segi hiburan (emoticon / sticker, file sharing, voice call dan video call).

MEDIA SOSIAL BAGI KEPRIBADIAN REMAJA

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Alzahrani dan Bach, 2014, (dalam http://www.psikoma.com/dampak-sosial-media-terhadap-perkembangan-kepribadian-seseorang/by Eduardus Pambudi) mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor atau hal yang mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang ketika menggunakan sosial media. Berikut ini adalah beberapa hal yang membuat dampak sosial media bagi perkembangan kepribadian seseorang, terutama pada remaja:

1.      Memperkuat perilaku mencari popularitas

Salah satu dampak sosial media yang paling sering muncul dan menjadi pembahasan adalah munculnya perilaku “mencari”, yang berhubungan kuat dengan popularitas. Penggunaan sosial media banyak memicu munculnya perilaku mencari popularitas, dimana seseorang menggunakan sosial media hanya agar dirinya dilihat dan diakui oleh orang lain. Hal inilah yang kemudian akan berdampak pada perkembangan kepribadian seorang remaja.

2.      Meningkatkan kecemasan dan depresi

Berikutnya, dampak sosial media yang bisa muncul pada remaja antara lain adalah dapat memunculkan dan memperkuat kemunculan depresi dan rasa cemas pada diri seorang remaja. Alasan pertama yang menyebabkan hal ini muncul adalah karena pertemanan di sosial media sifatnya hanyalah sementara dan tidak nyata, dimana seseorang tidak bertemu dan berinteraksi dengan “teman” di dalam kehidupan nyata.

Hal ini akan berdampak ketika misalnya seseorang melihat postingan temannya yang bahagia dan menyenangkan, di saat dirinya sedang merasa tidak nyaman. Hal ini akan membuat dirinya merasa sedih dan tidak bahagia dengan dirinya dan hidupnya sendiri. Inilah yang kemudian dapat memunculkan kecemasan dan juga depresi pada diri seorang remaja.

3.      Standar penampilan yang tidak realistis

Dampak sosial media membuat seorang remaja memiliki standar yang bahkan tidak realistis untuk diraih. Misalnya saja memaksakan diri menggunakan barang branded, hanya agar foto profilnya terlihat bagus, di saat dia sedang tidak memiliki uang sama sekali. Hal ini menyebabkan kecenderungan seseorang yang menggunakan sosial media, terutama anak muda menjadi cenderung materialistis, dan terobsesi akan suatu “kesempurnaan” dan kebahagiaan yang dibuat oleh standar sosial media, bukan standar dirinya di dalam kehidupan nyata.

4.      Munculnya budaya popularitas

Dampak sosial media menyebabkan seseorang menjadi cenderung terobsesi atau terfokus pada popularitas di dalam media sosial. Seperti misalnya menghabiskan banyak waktu hanya untuk memposting sebuah foto agar terlihat cool di sosial media.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebenarnya selain dampak sosial mdia yang positif, terdapat pula dampak negatif, yang dapat mempengaruhi perkembangan seorang remaja secara signifikan. sosial media sangat efektif untuk membentuk kepribadian seseorang berkat ke-4 faktor tersebut. Karena itu, bijaklah dalam menggunakan sosial media, agar anda tidak terkena dampak sosial media yang buruk tersebut. 

Dampak media sosial terhadap perkembangan psikologis remaja

Internet memberikan banyak sekali manfaat, ada yang bisa memberikan manfaat baik dan buruk. Baik bila digunakan untuk pembelajaran informasi dan buruk bila digunakan untuk hal yang berbau pornografi, informasi kekerasan, dan lain-lainnya yang negatif.

Media Sosial adalah sebuah media online, dengan begitu para penggunaanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isinya, meliputi blog, jejaring sosial dan sebagainya. Di zaman yang modern ini sudah banyak media sosial yang lahir. Dan dari media sosial tersebut tentu saja akan membawa dampak baik positif maupun negatif bagi kalangan remaja umumnya.

Dampak positif media sosial bagi remaja antara lain:

a.         Memperluas wawasan dan jaringan pertemanan.

b.         Mengenal dunia luas.

c.          Remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman–teman yang mereka jumpai secara online, karena mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain.

d.         Memudahkan dalam memperoleh informasi.

e.          Sarana komunikasi

f.          Memudahkan para remaja untuk saling sharing/berbagi, dan saling berempati.

g.          Bisa dijadikan media untuk yang melakukan usaha online.

Dampak negatif media sosial bagi remaja antara lain:

a.         Remaja menjadi kecanduan untuk menggunakan jejaring social tanpa mengenal waktu.

b.         Remaja menjadi malas berkomunikasi di dunia nyata.

c.          Tingkat pemahaman bahasa pun menjadi terganggu.

d.         Buktinya, situs jejaring sosial malah membuat kalangan remaja lebih mementingkan diri sendiri.

e.          Membuat kalangan remaja menjadi malas belajar karena sering menggunakan jejaring sosial untuk bermain game yang ada di situs tersebut.

f.          Menyebabkan kurangnya sopan santun remaja saat ini.

g.          Hubungan sosial, pekerjaan, atau pendidikan terancam terganggu. Hal ini terjadi karena penggunaan internet yang berlebihan sehingga orang yang kecanduan internet tidak mempunyai waktu untuk berinteraksi atau mengerjakan hal lain yang sebenarnya bermanfaat.Biasanya sifat orang yang kecanduan internet lebih tertutup, karena dia lebih sering berada pada dunianya sendiri dan jarang berinteraksi dengan orang lain.

h.         Internet digunakan untuk melarikan diri dari perasaan bersalah, tidak berdaya, kecemasan, dan depresi

i.           Berani mengorbankan apapun demi koneksi internet, contohnya dia berani mencuri uang demi internet, ada juga yang membunuh hanya demi koneksi internet.

j.           Kurang peka terhadap keadaan sekitar

k.         Selain itu karena kurang gerak maka biasanya orang yang kecanduan internet dimungkinkan lebih mudah terjangkit berbagai penyakit.

Simpulan

Dari paparan di depan dapatlah ditarik kesimpulan bahwa dampak media sosial terhadap perkembangan psikologis remaja memang begitu besar, media sosial dapat memberikan dampak positif namun di sisi lain juga berdampak negatif. Oleh karena itu perlu memiliki sikap yang bijaksana dalam menggunakan dan memanfaatkan media sosial dengan sebaik-baiknya.

Daftar Pustaka

Fagan, R. (2006). Counseling and Treating Adolescents with Alcohol and Other Substance Use Problems and their Family. The Family Journal: Counseling therapy For Couples and Families. Vol.14. No.4.326-333. Sage Publication diakses melalui http://tfj.sagepub.com/cgi/reprint/14/4/326 pada 18 April 2008

Gunarsa, S. D. (1989). PsikologiPperkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia.

Hurlock, E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Monks, F. J. , Knoers, A. M. P. , & Haditono, S. R. (2000). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Muss, R. E. , Olds, S. W. , & Fealdman (2001). Human Developmen. Boston: McGraw-Hill Companies.

Santrok, J. W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

http://pkmpolapikirremaja.blogspot.co.id/2016/04/pengaruh-sosial-media-terhadap-remaja.html

http://sarungpreneur.com/inilah-macam-macam-sosial-media-yang-populer-di-dunia/

http://www.psikoma.com/dampak-sosial-media-terhadap-perkembangan-kepribadian-seseorang/

www.portalgaruda.org