PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

DIRECT INSTRUCTION

DENGAN TEKNIK MEMBAGI LANGSUNG

UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR MATEMATIKA FPB

BAGI SISWA KELAS VI SEMESTER I

SD NEGERI 05 TLAGASANA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Sofi’i

Guru/Kepala SD Negeri 05 Tlagasana

Kecamatan Watukumpul Pemalang

ABSTRAK

Kondisi awal hasil belajar matematika FPB siswa kelas VI semester I SD Negeri 05 Tlagasana Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2010/2011 masih rendah. Nilai rata-rata ulangan harian 48,62 tingkat ketuntasan baru mencapai 44,83%. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika FPB siswa kelas VI pun dilakukan. Penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam 2 (dua) siklus tanggal 17-31 Juli 2010 melalui penerapan model pembelajaran direct instruction dengan teknik membagi langsung. Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika FPB bagi siswa kelas VI semester I SD Negeri 05 Tlagasana tahun pelajaran 2010/2011.

Melalui penerapan model pembelajaran direct instruction dengan teknik membagi langsung, penulis memberikan tindakan yang terintegrasi dalam pembelajaran. Program pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga siswa senang dan tidak merasa bosan. Setelah siswa diberi tindakan pada siklus I hasilnya menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, nilai rata-rata 64,31 dengan tingkat ketuntasan 62,07%. Hasil siklus II nilai rata-rata mencapai 73,1 dengan ketuntasan mencapai 82,76%. Semua indikator kinerja yang ditetapkan dapat terpenuhi. Penulis menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan ini berhasil. Penerapan model direct instruction dengan teknik membagi langsung dapat meningkatkan hasil belajar matematika FPB bagi siswa kelas VI semester I SD Negeri 05 Tlagasana tahun pelajaran 2010/2011.

Kata kunci: direct instruction, pembelajaran langsung, teknik membagi langsung

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Hasil belajar matematika FPB siswa kelas VI semester I SD Negeri 05 Tlagasana masih rendah. Nilai rata-rata ulangan harian 48,62 dengan tingkat ketuntasan sebesar 44,83% KKM ditetapkan sebesar 65 dengan tingkat ketuntasan ideal 75%. Berdasarkan kriteria tersebut, maka hasil belajar matematika FPB siswa kelas VI perlu ditingkatkan agar mencapai standar minimal. Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa antara lain: guru tidak menerapkan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, pengelolaan kelas belum optimal, guru tidak menerapkan teknik penyelesaian soal yang tepat. Penulis memandang perlu mengambil langkah dan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Mengingat hal itu, penulis mengangkat masalah ini sebagai penelitian tindakan dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction dengan Teknik Membagi Langsung untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika FPB bagi Siswa Kelas VI Semester I SD Negeri 05 Tlagasana Tahun Pelajaran 2010/2011”

Kondisi akhir yang diharapkan adalah meningkatnya hasil belajar matematika FPB siswa kelas VI. Guru menerapkan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yaitu model pembelajaran direct instruction dengan teknik membagi langsung. Aktivitas siswa mengikuti pembelajaran matematika FPB tinggi. Kesungguhan siswa dalam belajar matematika juga meningkat. Nilai rata-rata dan tingkat ketuntasan meningkat.

Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pengertian ganda perlu pembatasan masalah sebagai definisi operasional.

1. Penerapan berarti proses, cara, pemasangan, pemanfaat-an, perihal mempraktikan. Jadi yang dimaksud penerapan disini adalah pemanfaatan model direct instruction dalam mengelola pembelajaran matematika FPB bagi siswa kelas VI.

2. Model mempunyai arti pola, contoh, acuan, ragam dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Jadi yang dimaksud model disini adalah pola/ragam pembelajaran matematika FPB.

3. Direct Instruction, Harun (2008) menjelaskan direct instruction merupakan pembelajaran langsung yang khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.

4. Hasil belajar matematika adalah hasil belajar siswa setelah mempelajari materi FPB dari guru melalui penerapan model pembelajaran langsung.

5. FPB adalah faktor persekutuan terbesar dari dua bilangan atau lebih sampai bilangan tiga angka.

6. Siswa kelas VI semester I SD Negeri 05 Tlagasana Kecamatan Watukumpul tahun pelajaran 2010/2011 sejumlah 29 siswa terdiri 15 putra dan 14 putri.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui penerapan model pembelajaran direct instruction dengan teknik membagi langsung dapat meningkatkan hasil belajar matematika FPB bagi siswa kelas VI semester I SD Negeri 05 Tlagasana Tahun pelajaran 2010/2011?”

Cara Pemecahan Masalah

Cara pemecahan masalah rendahnya hasil belajar matematika FPB siswa kelas VI melalui penerapan model pembelajaran direct instruction dengan teknik membagi langsung yang dirancang untuk mengembangkan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Setting pembelajaran menurut langkah-langkah model pembelajaran langsung. Tindakan yang diberikan kepada siswa tercermin dalam siklus kegiatan penelitian. Teknik penyelesaian soal FPB melalui teknik pagar faktor, pohon faktor dan membagi langsung.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian untuk meningkatkan hasil belajar matematika SD Negeri 05 Tlagasana. Tujuan khusus penelitian untuk meningkatkan hasil belajar matematika FPB bagi siswa kelas VI semester I SD Negeri 05 Tlagasana tahun pelajaran 2010/2011.

Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan hasil penelitian tindakan ini dapat memberi manfaat yang nyata bagi dunia pendidikan baik manfaat teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai acuan bagi penelitian tindakan lainnya yang relevan.

2. Manfaat Praktis bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar matematika FPB dan memperoleh teknik baru dalam menyelesaikan soal FPB. Bagi guru dapat mengembangkan pembelajaran matematika yang mena-rik dan menyenangkan. Bagi sekolah dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan untuk menentukan kebijakan lebih lanjut. Bagi perpustakaan sekolah dapat menambah referensi buku yang perlu dan bermanfaat.

KAJIAN TEORI

Pengertian Belajar

Oemar Hamalik dalam bukunya “Proses Belajar Mengajar” (2003:27) memberikan penjelasan tentang pengertian belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Pengertian belajar yang cukup konprehensif diberikan oleh Bell-Gredler dalam Udin S Winataputra (2007:1.5) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Ratna Willis Dahar (1989: 11) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organism berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Sumadi Suryabrata (1993: 249) membagi faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua klasifikasi yaitu internal (fisiologis dan psikologis) dan eksternal (sosial dan keluarga) Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada. Oemar Hamalik (2003:32) memberi penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah: faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan, faktor latihan, faktor suasana yang menyenangkan, faktor asosiasi, faktor pengalaman masa lampau (bahan apersepsi), faktor kesiapan belajar, faktor minat dan usaha, faktor fisiologis, dan faktor intelegensi.

Hasil Belajar

Benyamin S Blomm dalam W Gulo (2004: 50) mengklasifikasi hasil belajar menjadi tiga yaitu: kognitif (berhubungan dengan pengetahuan, pengenalan, keterampilan, serta kemampuan intelektual), afektif (berhubungan dengan sikap, nilai, perkembangan moral, dan keyakinan), psikomotor (berhubungan dengan keterampilan motorik).

Teori Belajar Dalam Pembelajaran Matematika

Jerome Bruner dalam Ruseffendi (1994:23) mengemu-kakan bahwa dalam proses belajar matematika siswa melewati tiga tahap yaitu: enaktif (siswa secara langsung terlibat dalam memanipulasi benda-benda konkrit), ikonik (kegiatan yang dilakukan siswa berhubungan dengan mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya), simbolik (siswa memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu). Edward L. Thorndike dalam Ruseffendi (1994:27) mengemukakan beberapa hukum belajar yang dikenal dengan sebutan Law of Effect. Menurut hukum ini belajar akan lebih berhasil bila respon siswa terhadap stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan. Rasa senang atau kepuasan ini bisa timbul sebagai akibat siswa mendapatkan pujian atau ganjaran lainnya. Stimulus ini termasuk reinforcement. Teori belajar stimulus-respon yang dikemukakan oleh Thorndike ini disebut juga koneksionisme. Teori ini menyatakan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. W. Brownell dalam Ruseffendi (1494:31) mengemukakan bahwa belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan pengertian. Dia menegaskan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses yang bermakna.

Masalah-Masalah Belajar

Kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pelaksanaan belajar tidak selalu lancar dan berhasil di dalam belajar baik formal maupun non formal, pasti ada kesulitan atau hambatan yang kita sebut masalah belajar. Dengan demikian masalah belajar dihadapi oleh setiap orang yang melakukan kegiatan belajar. Adapun yang dimaksud dengan masalah belajar menurut Max Darsono (2001: 62) ialah berbagai problema yang menghambat atau mengganggu proses belajar atau pencapaian tujuan belajar. Masalah belajar yang tidak segera tertanggulangi akan mengakibatkan kesulitan belajar bagi siswa kelak.

Menurut Winarno Surakhmad (1498:47) kesulitan umum yang dihadapi oleh siswa yang belajar adalah tidak cukupnya pengetahuan mereka mengenai cara-cara belajar. Tanpa menghilangkan kemungkinan kesulitan belajar disebabkan oleh salah satu atau oleh perpaduan beberapa faktor, salah satu bidang yang perlu diperhatikan guru agar interaksi benar-benar dapat berjalan dengan lancar adalah menanamkan kebiasaan pada murid-murid agar memiliki keterampilan untuk belajar sendiri serta belajar dalam kesatuan kelompok yang berdiri sendiri.

Model Pembelajaran Direct Instruction

Rosenshina dan Stevens (1486) dalam Harun (2008) menguraikan bahwa yang dimaksud model pembelajaran direct instruction adalah model pembelajaran yang khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran langsung sebagai berikut: menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, mendemon-strasikan pengetahuan dan keterampilan, membimbing pelatihan, mengecek pemahaman dan memberi umpan balik, memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dan penerapan.

KERANGKA BERPIKIR PENDIDIKAN

Melihat kenyataan masih rendahnya hasil belajar matematika FPB siswa kelas VI, penulis merasa perlu mengambil tindakan untuk memperbaikinya. Berangkat dari keinginan itu, penulis mengambil sikap ilmiah untuk menentukan kerangka berpikir. Kerangka berpikir yang dimaksud merupakan alur berpikir yang logis dalam melaksanakan penelitian tindakan yang digambarkan dalam bagan berikut.

 

KONDISI AWAL

Belum menerapkan model pembelajaran direct instruction dengan teknik membagi langsung

Hasil belajar rendah

RENCANA TINDAKAN

KONDISI AKHIR

Siklus 1

Hasil belajar meningkat

Siklus 2

Hasil Belajar melampaui indikator kinerja

Menerapkan model pembelajaran direct instruction dengan teknik membagi langsung

Diduga melalui penerapan model pembelajaran direct instruction dengan teknik membagi langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa

 

HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas penulis mengajukan hipotesis tindakan bahwa diduga melalui penerapan model direct instruction dengan teknik membagi langsung dapat meningkatkan hasil belajar matematika FPB bagi siswa kelas VI semester I SD Negeri 05 Tlagasana tahun pelajaran 2010/2011.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2010/2011 dari tanggal 19-31 Juli 2010. Alasan pengambilan waktu penelitian pada semester I antara lain: materi FPB dialokasikan pada kelas VI semester I, dan untuk mempersiapkan siswa kelas VI menghadapi ulangan akhir semester I. Penelitian tindakan kelas ini mengambil lokasi di SD Negeri 05 Tlagasana Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang. Alasan dipilihnya SD Negeri 05 Tlagasana sebagai lokasi penelitian antara lain: penulis bertugas di SD Negeri 05 Tlagasana, penulis lebih mengenal lokasi dan potensi yang dimiliki, lebih mudah mengkoordinir siswa.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VI semester I SD Negeri 05 Tlagasana tahun pelajaran 2010/2011 sejumlah 29 siswa terdiri dari 15 putra dan 14 putri.

Sumber Data

Data yang diperoleh berasal dari sumber data primer dan sekunder. Data primer berupa nilai siswa baik nilai ulangan harian maupun nilai tes tindakan serta data dari hasil pengamatan, sedangkan data sekunder berupa daftar siswa dari dokumen kelas yang ada.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Alat pengumpulan data berupa butir-butir soal tes, sedangkan yang berhubungan dengan teknik non tes (pengamat-an) menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar pengamatan.

Analisis Data

Penelitian tindakan ini merupakan ragam penelitian kuantitatif. Analisis data yang dipakai juga analisis data kuantitatif yang sering disebut sebagai analisis data deskriptif kuantitatif. Analisis data deskriptif kuantitatif diperlukan untuk mencari nilai rata-rata tes siswa. Dari nilai rata-rata inilah dapat diketahui perkembangan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi tindakan.

Indikator Kinerja

Guna mengetahui keberhasilan dari pelaksanaan peneliti-an tindakan ini perlu ditetapkan indikator kinerjanya. Adapun indikator kinerja penelitian ini penulis tetapkan sebagai berikut: meningkatnya nilai siswa secara perorangan, meningkatnya nilai rata-rata dari 48,62 menjadi minimal 65, meningkatnya tingkat ketuntasan dari 44,83% menjadi minimal 75%.

Prosedur Penelitian

Secara prosedural penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas yang direncanakan dalam dua siklus. Apabila dalam dua siklus hasilnya belum memenuhi indikator kinerja maka pelaksanaan tindakan dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini akan berlanjut sampai mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Secara keseluruhan pelaksanaan penelitian berlangsung dalam dua minggu efektif yaitu tanggal 19-31 Jul 2010.

 

PLANNING

ACTING

OBSERVING

REFLECTING

PLANNING

ACTING

OBSERVING

REFLECTING

 

Tahapan setiap siklusnya meliputi:

1. Perencanaan

Dalam kegiatan perencanaan ini, penulis membuat persiapan sebelum melaksanakan tindakan. Persiapan yang dilakukan meliputi: menyusun RPP, membuat alat peraga, membuat lembar pengamatan, menyusun soal tes tindakan, dan membuat format penilaian

2. Tindakan

Tindakan yang diberikan kepada siswa terintegrasi dalam program pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran mengikuti langkah-langkah model pembelajaran direct instruction sebagai berikut:

a. menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa,

b. mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan,

c. membimbing pelatihan,

d. mengecek pemahaman dan memberi umpan balik,

e. memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dan penerapan.

Pembelajaran tiap siklus diatur dalam 4 x 35 menit. Tes tindakan dilaksanakan untuk mengukur tingkat perkembangan belajar siswa. Tes tindakan diberikan kepada siswa berbentuk soal objektif sebanyak 20 butir dengan waktu mengerjakan 30 menit.

3. Observasi/Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan seiring berlangsung-nya program pembelajaran. Kegiatan pengamatan dibantu guru kolaborator dikandung maksud agar di dalam melakukan pengamatan dapat terfokus pada subjek dan aspek-aspek yang diamati. Adapun subjek yang diamati adalah siswa dan guru peneliti. Aspek-aspek yang diamati untuk siswa meliputi aktif diskusi, memberi kontribusi, menguasai materi, dan kemampuan hitung. Sedangkan aspek untuk guru peneliti meliputi penguasaan materi, penguasaan teknik, penguasaan metode, penguasaan kelas, penguasaan alat evaluasi, penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian bahasa pengantar, penyajian materi pembelajaran, dan pengelolaan pembelajaran.

4. Refleksi

Dalam hal kegiatan penelitian tindakan, refleksi diperlukan untuk memberi gambaran keadaan selama dan setelah berlangsungnya tindakan. Sehingga dapat diketahui kelebihan, kekurangan, kekuatan, dan kelemahan yang ada. Kelebihan dan kekuatan untuk diperteguh dan dimantapkan, sedangkan kekurangan dan kelemahan untuk diperbaiki.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Hasil belajar matematika FPB siswa kelas VI semester I masih rendah dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian 48,62 ketuntasan mencapai 44,83%. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah guru tidak menerapkan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta tidak memberikan teknik penyelesaian soal FPB yang praktis, cepat, dan tepat. Penulis sajikan tabel nilai ulangan harian siswa kelas VI di bawah ini.

No

Uraian Nilai

Kenyataan

Ket

1.

Tertinggi

90

2.

Terendah

20

3.

Rata-rata

48,62

4.

Ketuntasan

44,83%

Deskripsi Hasil Siklus I

Tindakan yang diberikan kepada siswa seiring dengan pelaksanaan program pembelajaran selangkah demi selangkah dengan menggunakan multi metode. Penerapan berbagai metode tersebut dapat menarik minat siswa untuk belajar matematika. Para siswa termotivasi semangat belajarnya.

Kolaborator membantu penulis dalam hal melakukan pengamatan yang direkam pada lembar pengamatan. Setelah siswa mengikuti rangkaian pembelajaran dan untuk mengukur tingkat keberhasilan, penulis melaksanakan tes. Hasil tes dianalisis menurut prosedur analisis deskriptif kuantitatif. Soal tes berbentuk objektif sebanyak 20 butir 50% soal mudah 30% soal sedang dan 20% soal sulit dengan waktu 30 menit KKM 65. Hasil tes disajikan dalam bentuk tabel berikut.

No

Uraian Nilai

Kenyataan

Ket

1.

Tertinggi

100

2.

Terendah

20

3.

Rata-rata

64,31

4.

Ketuntasan

62,07%

Nilai rata-rata dan tingkat ketuntasan belum memenuhi ketentuan indikator kinerja sehingga masih perlu dilanjutnya pada siklus II.

Hasil pengamatan kolaborator terhadap kegiatan siswa memperoleh data sebagai berikut:

Kategori

Aktivitas Diskusi

Menyerap Kontribusi

Mengumpulkan Tugas

Penguasaan Teknik

T (Tinggi)

56%

56%

85%

63%

S (Sedang)

44%

41%

12%

37%

R (Rendah)

-%

3%

3%

-%

Sedangkan pengamatan terhadap guru peneliti menun-jukkan bahwa tingkat penguasaan materi, teknik, metode, bahasa, kelas dan alat evaluasi adalah tinggi, penyampaian tujuan pembelajaran ada dan jelas, penyampaian bahasa pengantar mudah dipahami, penyajian materi pembelajaran jelas dan runtut, pengelolaan pembelajaran terarah dan sesuai tujuan.

Pelaksanaan siklus I merefleksikan hal-hal sebagai berikut:

1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari nilai rata-rata tes tindakan I dibandingkan dengan kondisi awal,

2. Adanya pengaruh yang signifikan pada tingkat kemampuan/kompetensi yang dimiliki guru peneliti terhadap hasil belajar siswa,

3. Hasil belajar siswa belum memenuhi ketetapan indikator kinerja dilihat dari tingkat ketuntasan,

4. Penguasaan materi dan cara penyelesaian soal fpb perlu diperteguh dan dimantapkan.

Pemberian tindakan pada siklus I berpengaruh pada terjadinya perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Perubah-an itu terjadi pada:

1. Siswa, lebih bergairah dan bersemangat belajarnya, saling memberi kontribusi yang positif, mampu bekerja sama, menghargai pendapat teman, dapat berinteraksi dengan teman dan guru, berani bertanya.

2. Guru, lebih percaya diri, mampu mengelola pembelajaran dengan baik, dapat memotivasi siswa untuk belajar, merasa bangga atas hasil yang dicapai siswa.

3. Kondisi kelas, suasana kelas menyenangkan, kelas lebih dinamis, kelas lebih hidup dengan adanya interaksi dua arah antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru.

Deskripsi Hasil Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, penulis menyusun perencanaan tindakan siklus II. Perbedaan yang nyata dari siklus I ke siklus II terletak pada tujuan pembelajaran dan cara penyelesaian soal FPB. Pada siklus II cara penyelesaian soal FPB menggunakan teknik membagi langsung yang lebih praktis, cepat, dan tepat. Penggunaan teknik membagi langsung untuk menyelesaikan soal FPB merupakan tahap kecakapan berhitung.

Tes tindakan siklus II diberikan kepada siswa. Soal tes berbentuk objektif sebanyak 20 butir 40% mudah 40% sedang 20% sulit dengan waktu mengerjakan 30 menit. Hasil tes disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.

No

Uraian Nilai

Kenyataan

Ket

1.

Tertinggi

100

Meningkat

2.

Terendah

30

Meningkat

3.

Rata-rata

73,1

Meningkat

4.

Ketuntasan

82,76%

Meningkat

Hasil tes siklus II secara implisit sudah memenuhi ketentuan indikator kinerja penelitian yang ditetapkan. Nilai rata-rata 73,1 melampaui ketetapan indikator kinerja sebesar 65. Tingkat ketuntasan 82,76% juga melampaui ketetapan indikator kinerja sebesar 75%. Secara faktual pelaksanaan penelitian ini berhasil mencapai tujuan yang dikehendaki.

Hasil pengamatan kolaborator terhadap kegiatan siswa memperoleh data sebagai berikut:

Kategori

Aktivitas Diskusi

Menyerap Kontribusi

Mengumpulkan Tugas

Penguasaan Teknik

T (Tinggi)

86%

86%

93%

83%

S (Sedang)

14%

14%

7%

17%

R (Rendah)

-%

-%

-%

-%

Sedangkan pengamatan terhadap guru peneliti menun-jukkan bahwa tingkat penguasaan materi, teknik, metode, bahasa, kelas dan alat evaluasi adalah tinggi, penyampaian tujuan pembelajaran ada dan jelas, penyampaian bahasa pengantar mudah dipahami, penyajian materi pembelajaran jelas dan runtut, pengelolaan pembelajaran terarah dan sesuai tujuan.

Pelaksanaan siklus II merefleksikan hal-hal sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa meningkat dilihat dari nilai rata-rata tes tindakan siklus II dibandingkan dengan kondisi awal,

2. Tingkat kemampuan/kompetensi yang dimiliki guru peneliti berpengaruh terhadap hasil belajar siswa,

3. Nilai rata-rata tes tindakan siklus II sudah memenuhi ketetapan indikator kinerja,

4. Tingkat ketuntasan sudah memenuhi ketetapan indikator kinerja.

Pelaksanaan kegiatan siklus II juga membawa perubahan yang cukup mencolok pada diri siswa, guru, dan kondisi kelas yang ada.

1. Siswa, tumbuh rasa percaya diri, motivasi belajarnya tinggi, berani tampil di depan kelas, riang dan gembira mengkuti pembelajaran, dapat menyelesaikan tugas dengan baik, dan meningkat hasil belajar matematikanya.

2. Guru, sangat senang dan bangga atas hasil yang diraih siswa, termotivasi untuk melakukan inovasi pembelajaran yang menyenangkan, mampu mengelola pembelajaran dengan baik, dan merasakan dirinya bermanfaat bagi orang lain.

3. Kondisi kelas, suasana kelas lebih menggairahkan untuk belajar, kelas semakin hidup dan dinamis dengan intensitas belajar siswa yang tinggi, terjadinya interaksi dua arah yang semakin bermakna, suasana pembelajaran sangat menyenangkan.

Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus

1. Pembahasan tiap siklus

a. Kondisi awal

Agar lebih jelas bagaimana gambaran kondisi awal hasil belajar siswa sebelum diberi tindakan disajikan tabel berikut:

No.

Uraian

Kenyataan

Ket.

1

Nilai siswa perorangan

Masih rendah

2

Nilai tertinggi

90

3

Nilai terendah

20

4

Nilai rata-rata

48,62

5

Ketuntasan

44,83%

b. Kondisi siklus I

Perkembangan belajar siswa setelah diberi tindakan siklus I tersaji dalam tabel berikut.

No

Uraian Nilai

Kenyataan

Ket

1.

Tertinggi

100

2.

Terendah

20

3.

Rata-rata

64,31

4.

Ketuntasan

62,07%

Hasil pengamatan kolaborator terhadap kegiatan siswa memperoleh data sebagai berikut:

Kategori

Aktivitas Diskusi

Menyerap Kontribusi

Mengumpulkan Tugas

Penguasaan Teknik

T (Tinggi)

56%

56%

85%

63%

S (Sedang)

44%

41%

12%

37%

R (Rendah)

-%

3%

3%

-%

c. Kondisi diklus II

Perkembangan belajar siswa setelah diberi tindakan siklus II tersaji dalam tabel berikut.

No

Uraian Nilai

Kenyataan

Ket

1.

Tertinggi

100

Meningkat

2.

Terendah

30

Meningkat

3.

Rata-rata

73,1

Meningkat

4.

Ketuntasan

82,76%

Meningkat

Hasil pengamatan kolaborator terhadap kegiatan siswa memperoleh data sebagai berikut:

Kategori

Aktivitas Diskusi

Menyerap Kontribusi

Mengumpulkan Tugas

Penguasaan Teknik

T (Tinggi)

86%

86%

93%

83%

S (Sedang)

14%

14%

7%

17%

R (Rendah)

-%

-%

-%

-%

2. Pembahasan antar siklus

Pembahasan tiap siklus seperti diuraikan di atas apabila dirangkum menjadi satu tabel berikut:

No.

Uraian

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Ket

1

Nilai tertinggi

90

100

100

Meningkat

2

Nilai terendah

20

20

30

Meningkat

3

Nilai rata-rata

48,62

64,31

73,1

Meningkat

4

Ketuntasan

25%

62,07%

82,76%

Meningkat

Sedangkan pengamatan kolaborator terhadap aktivi-tas belajar siswa (untuk kategori tinggi) siklus I dan siklus II disajikan dalam tabel perbandingan berikut:

Siklus

Aktivitas Diskusi

Menyerap Kontribusi

Mengumpulkan Tugas

Penguasaan Teknik

I

56%

56%

85%

63%

II

86%

86%

93%

83%

Keterangan

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Hasil Penelitian

Memperhatikan hasil analisis data yang sudah diuraikan di atas menunjukkan fakta empirik bahwa ketercapaian indikator kinerja penelitian sudah terpenuhi. Ketercapaian indikator kinerja dilihat dari:

1. Nilai siswa secara perorangan sudah meningkat,

2. Nilai rata-rata 73,1 melampaui ketetapan indikator kinerja minimal 65,

3. Ketuntasan 82,76% melampaui ketetapan indikator kinerja sebesar 75%.

Berdasarkan pertimbangan segi ketercapaian indikator kinerja penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajarn direct instruction dengan teknik membagi langsung dapat meningkatkan hasil belajar matematika FPB bagi siswa kelas VI semester I SD Negeri 05 Tlagasana tahun pelajaran 2010/2011. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas ini berhasil mencapai tujuan seperti yang diharapkan.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta memperhatikan hasil penelitian seperti yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya di mana diperoleh fakta empirik bahwa ketercapaian indikator kinerja terpenuhi dilihat dari aspek:

1. Nilai siswa secara perorangan meningkat,

2. Nilai rata-rata 73,1 melampaui ketetapan indikator kinerja minimal 65,

3. Ketuntasan 82,76% melampaui ketetapan indikator kinerja sebesar 75%,

Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran direct instruction dengan teknik membagi langsung dapat meningkatkan hasil belajar matematika FPB bagi siswa kelas VI semester I SD Negeri 05 Tlagasana tahun pelajaran 2010/2011.

Implikasi/Rekomendasi

Hasil penelitian tindakan kelas ini membuktikan suatu hubungan implikasi yang positif antara penerapan model direct instruction dengan peningkatan hasil belajar matematika FPB siswa kelas VI. Artinya implikasi penerapan model direct instruction terasa manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar matematika FPB siswa kelas VI.

Saran

Sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan, melalui laporan hasil penelitian tindakan kelas ini penulis memberi saran kepada:

1. Diri penulis sendiri, agar senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Rekan guru, hendaknya dapat memanfaatkan kesempat-an yang ada untuk secara terus menerus dan berkesi-nambungan berkarya dan berkreasi demi pengembangan profesionalitasnya, menciptakan inovasi pembelajaran yang menyenangkan, mendayagunakan sumber daya yang ada untuk meningkatkan mutu pendidikan.

3. Para siswa, hendaknya tekun belajar dengan menggali sumber belajar yang ada baik di sekolah maupun lingkungan, karena hanya dengan ketekunan dapat mencapai keberhasilan.

DAFTAR PUSTAKA

Max Darsono, dkk. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV IKIP Semarang Press

Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Ruseffendi. 1494. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud

Sumadi Suryasubrata. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press

Udin S Winataputra. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: UT

Winarno Surakhmad. 1465. Metodologi Pengajaran Nasional. Jakarta: Jemmars

Wilis Dahar Ratna. 1989. Teori Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

W Gulo. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia