PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DENGAN TEKNIK LIDI BERSAMBUT

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA OPERASI HITUNG

BILANGAN CACAH BAGI SISWA KELAS IVA SEMESTER 1 SD NEGERI 03 SEMINGKIR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Sudirman

Guru/Kepala SD Negeri 03 Semingkir

ABSTRAK

Prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah siswa kelas IVA semester 1 SD Negeri 03 Semingkir Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang tahun pelajaran 2010/2011 masih rendah. Nilai rata-rata ulangan harian 51,54 dengan KKM sebesar 70 tingkat ketuntasan baru mencapai 46,15%. Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah siswa kelas IVA pun dilakukan. Penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam 2 (dua) siklus dari tanggal 19 sampai 31 Juli 2010 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah bagi siswa kelas IVA.

Program pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga siswa senang dan tidak merasa bosan. Setelah siswa diberi tindakan pada siklus I hasilnya menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, nilai rata-rata 62,31 dengan tingkat ketuntasan 69,23%. Hasil siklus II nilai rata-rata mencapai 78,85 dan ketuntasan mencapai 80,77%.

Berdasarkan fakta yang ada menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah. Semua indikator kinerja yang ditetapkan dapat tercapai. Penulis menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan ini berhasil. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut dapat meningkatkan prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah bagi siswa kelas IVA semester 1 SD Negeri 03 Semingkir tahun pelajaran 2010/2011.

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, teknik lidi bersambut

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah siswa kelas IVA masih rendah. Rendahnya prestasi belajar matematika siswa kelas IVA dilihat dari nilai ulangan harian. Nilai rata-rata 51,54 dengan KKM 70 tingkat ketuntasan baru mencapai 46,15%. Rendahnya prestasi belajar matematika siswa kelas IVA salah satu penyebabnya adalah guru belum optimal dalam mengelola pembelajaran. Guru juga tidak menerapkan teknik yang menarik yang dapat merangsang gairah siswa dalam belajar. Proses pembelajaran masih berlangsung searah, artinya guru yang aktif sendiri sedangkan para siswa pasif. Guru berusaha menanamkan konsep pembelajaran dengan penuh semangat namun kurang memperhatikan segi aktivitas siswa.

Kondisi akhir yang diharapkan adalah prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah siswa kelas IVA meningkat. Meningkatnya prestasi belajar siswa dilihat dari indikator nilai perorangan, nilai rata-rata, dan tingkat ketuntasan yang tinggi. Aktivitas siswa dalam mengikuti program pembelajaran juga meningkat. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru menerapkan teknik yang menarik yaitu melalui model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut membuat siswa senang, tertarik dan semangat.

Berdasarkan uraian di atas, memberi gambaran akan adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Kesenjangan yang terjadi meliputi beberapa hal, antara lain:

a. Prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah siswa kelas IVA yang masih rendah harapannya meningkat.

b. Nilai rata-rata sebesar 51,54 harapannya meningkat menjadi 70.

c. Ketuntasan yang belum memenuhi harapan pada akhirnya dapat meningkat mencapai 75%.

d. Guru yang belum menerapkan teknik pembelajaran yang menarik harapannya mengadakan inovatif melalui teknik lidi bersambut.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut dapat meningkatkan prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah bagi siswa kelas IVA semester 1 SD Negeri 03 Semingkir tahun pelajaran 2010/2011?”

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum untuk meningkatkan prestasi belajar matematika SD Negeri 03 Semingkir Kecamatan Randudongkal.

2. Tujuan Khusus untuk meningkatkan prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah bagi siswa kelas IVA semester 1 SD Negeri 03 Semingkir tahun pelajaran 2010/2011.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan bagi penelitian tindakan lainnya yang relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Siswa dapat meningkatkan prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah melalui teknik lidi bersambut.

b. Manfaat bagi Guru untuk mengembangkan pembela-jaran matematika yang menyenangkan dan tidak membosankan karena dengan model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut membuat siswa senang, tertarik dan semangat.

c. Manfaat bagi Sekolah untuk pengembangan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan serta untuk merencanakan program kegiatan sekolah dalam rangka pengembangan potensi diri siswa.

d. Manfaat bagi Perpustakaan Sekolah untuk menambah perbendaharaan buku-buku referensi, sehingga apabila ada guru yang hendak mengadakan peneli-tian tindakan tidak menemui kesulitan dalam mencari bahan rujukan.

LANDASAN TEORI

Penelitian Tindakan Kelas

Rochiati Wiriaatmadja (2009: 11) memberi penjelasan yang dimaksud penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Guru dapat mencoba suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 140) memberi batasan tentang penelitian tindakan yaitu suatu pencarian sistematik yang dilakukan oleh pelaksana program (guru, dosen, kepala sekolah, dll.) dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyem-purnaan.

Hakekat Anak Didik dalam Pengajaran Matematika

Ruseffendi (1994: 3) menjelaskan bahwa untuk menga-jarkan konsep tertentu dari matematika/berhitung, harus dilaku-kan pengecekan lebih dulu apakah siswa untuk memahami konsep itu sudah siap atau belum. Mengajarkan sesuatu kepada siswa yang sudah siap hasilnya akan lebih baik dari pada siswa itu belum siap. Dalam hal tertentu, siswa yang terpaksa harus belajar sesuatu padahal ia sendiri belum siap untuk memahaminya bisa rusak, ibarat bayi yang belum siap berjalan dipaksa untuk bisa berjalan melalui pemapahan. Agar siswa mengerti serta memahami konsep matematika menurut Ruseffendi (1994: 4) maka siswa yang dikatakan siap untuk belajar adalah siswa yang sudah memiliki konsep kekekalan. Konsep kekekalan ini meliputi: materi, bilangan, panjang, luas, berat, dan isi. Pelajarannya harus diberikan pada saat yang tepat dengan cara yang tepat pula menurut teori perkembangan mental anak.

Proses Pembelajaran Matematika

Menurut Drs. Karso (1998: 1.35) tujuan akhir dari belajar matematika adalah pemahaman terhadap konsep-konsep mate-matika yang relatif abstrak. Sedangkan strategi teori-teori belajar tentang pengalaman lingkungan dan manipulsi benda-benda konkret hanyalah sekedar jembatan dalam memahami konsep-konsep matematika tersebut yang pada akhirnya tetap siswa harus belajar sesuai dengan hakikat matematika. Dalam hal mengajar matematika, guru harus menguasai matematika yang akan diajarkannya. Namun penguasaan terhadap bahan saja tidaklah cukup. Drs.Karso (1998: 1.35) menjelaskan bahwa pembelajaran matematika menuntut peserta didik berpartisipasi secara aktif dengan kemampuan yang relatif berbeda. Guru hendaknya berpedoman kepada bagaimana mengajarkan matematika itu sesuai dengan kemampuan berpikir siswanya. Proses pembelajaran matematika berjalan secara komprehensif yang harus diarahkan untuk kepentingan siswa.

Hakekat Belajar

Oemar Hamalik (2003:27) memberikan penjelasan tentang pengertian belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Bell-Gredler (1986) dalam Udin S Winataputra (2008: 1.5) memberi pengertian belajar secara komprehensif bahwa belajar adalah proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan (kompe-tensi), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar seorang siswa, menurut Oemar Hamalik (2003:32) faktor-faktor tersebut meliputi: faktor kegiatan, penggunaan, dan ulangan; faktor belajar memerlukan latihan, faktor suasana yang menyenangkan, siswa yang belajar hendaknya mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajar, faktor asosiasi, faktor pengalaman masa lampau sebagai bahan apersepsi, faktor kesiapan belajar, faktor minat dan usaha, faktor fisiologis, faktor intelegensi.

KERANGKA BERPIKIR PENDIDIKAN

Mendapati kenyataan prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah siswa kelas IVA yang rendah, penulis merasa perlu untuk memperbaikinya. Salah satu upaya yang ditempuh adalah memberi tindakan yang sekiranya dapat meningkatkan prestasi tersebut. Bentuk tindakan yang diberikan kepada siswa kelas IVA adalah menyeting pembelajaran yang menarik melalui model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut. Berangkat dari keinginan tersebut, penulis merumus-kan kerangka berpikir pendidikan yang menjadi alur dalam pelaksanan penelitian tindakan ini seperti bagan berikut.

 

KONDISI AWAL

Belum menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut

Prestasi belajar rendah

RENCANA TINDAKAN

KONDISI AKHIR

Siklus 1

Prestasi belajar meningkat

Siklus 2

Prestasi belajar melampaui indikator kinerja

Menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut

Diduga melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

 

HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang sudah penulis uraikan diduga melalui model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut dapat meningkatkan prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah siswa kelas IVA semester 1 SD Negeri 03 Semingkir tahun pelajaran 2010/2011.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2010/2011 selama 2 minggu efektif dari tanggal 19-31 Juli 2010. Alasannya untuk mempersiapkan siswa kelas IVA menghadapi UAS 1. Penelitian tindakan kelas ini mengambil lokasi di SD Negeri 03 Semingkir Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang karena guru/peneliti bertugas mengajar di SD Negeri 03 Semingkir sehingga lebih mengenal lingkungan lokasi dan potensi yang dimiliki serta lebih mudah mengkoordinir siswa.

Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IVA semester 1 SD Negeri 03 Semingkir tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 26 siswa terdiri dari 16 laki-laki dan 10 perempuan.

Sumber Data

Data yang dibutuhkan penulis peroleh dari sumber data primer dan sekunder. Adapun sumber data primer adalah nilai siswa, dan hasil pengamatan. Sedangkan data sekunder berupa daftar siswa kelas IVA yang diperoleh dari dokumen daftar kelas.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data menggunakan teknik tes dan observasi alat pengumpulan data berupa butir-butir soal tes dan lembar pengamatan.

Analisis Data

Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan analisisnya menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Analisis data deskriptif kuantitatif untuk menentukan nilai rata-rata dan tingkat ketuntasan.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian tindak-an kelas ini adalah:

1. Nilai rata-rata meningkat dari 51,54 menjadi minimal 70;

2. Ketuntasan belajar meningkat dari 46,15% mencapai minimal 75%.

Prosedur Penelitian

 

PLANNING

ACTING

OBSERVING

REFLECTING

PLANNING

ACTING

OBSERVING

REFLECTING

Secara prosedural penelitian tindakan ini menerapkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua tahapan siklus.

Tahapan tiap siklusnya meliputi:

1. Planning/Perencanaan

Kegiatan perencanaan ini penulis manfaatkan untuk membuat persiapan sebelum melaksanakan tindakan. Persiapan yang dilakukan meliputi: membuat alat peraga, menyusun RPP, membuat alat peraga, membuat lembar pengamatan, menyusun soal tes tindakan, dan membuat format penilaian.

2. Acting/Tindakan

Tindakan yang diberikan terintegrasi dalam pelaksa-naan program pembelajaran. Pembelajaran menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut. Siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang saling bekerja sama untuk menyelesaikan masalah. metode pembelajaran variatif tanya jawab, peragaan, tugas, diskusi, dan latihan. Siklus 1 merupakan tahap penanaman dan pemahaman konsep, sedangkan siklus 2 sebagai tahap kecakapan hitung. Pada setiap siklusnya pembelajaran disetting 3 x 35 menit. Pada akhir pembelajaran diadakan tes guna mengukur tingkat keberhasilan. Soal tes 20 butir berbentuk objektif waktu 30 menit KKM 70. Hasil tes dianalisis menggunakan prosedur analisis deskriptif kuantitatif untuk menentukan nilai rata-rata dan tingkat ketuntasan

3. Observing/Pengamatan

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan program pembelajaran yang diaktualisasikan dalam bentuk pemberian tindakan. Pelaksanaan kegiatan pengamatan dibantu oleh guru kolaborator. Aktivitas siswa selama mengikuti program pembelajaran menjadi prioritas utama dalam pengamatan. Hasil pengamatan dicatat dalam lembar pengamatan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.

4. Reflecting/Refleksi

Kegiatan refleksi merupakan salah satu tahapan dalam siklus penelitian yang tidak boleh diabaikan. Semua data yang diperoleh baik melalui pengamatan maupun tes tindakan dianalisis untuk memperoleh gambaran yang jelas terhadap perkembangan belajar siswa. Rangkaian kegiatan penelitian harus direfleksikan untuk mengetahui kelemahan, kekurangan, kekuatan, dan kelebihannya. Hasil refleksi siklus I dijadikan pedoman untuk merencanakan kegiatan siklus II.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pada akhir pelajaran operasi hitung bilangan cacah, guru memberi ulangan harian. Soal sebanyak 10 butir waktu 30 menit, KKM ditetapkan sebesar 70. Hasil analisis menunjukkan prestasi belajar siswa masih rendah. Nilai rata-rata hanya 51,54 dengan tingkat ketuntasan baru sebesar 46,15% seperti tabel berikut:

Uraian

Kenyataan

Tertinggi

90

Terendah

20

Rata-rata

51,54

Ketuntasan

46,15%

Deskripsi Hasil Siklus I

Kegiatan pada siklus I diawali dengan perencanaan. Segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Guru kolaborator membantu mengamati aktivitas belajar siswa. Pemberian tindakan terhadap siswa diintegrasikan dalam program pembelajaran menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut Guna mengetahui seberapa jauh operasi hitung bilangan cacah dikuasai siswa. Guru melaksanakan tes.. Soal tes sebanyak 20 butir berbentuk objektif dengan waktu mengerjakan 30 menit. KKM ditentukan 70. Hasil tes siswa disajikan dalam tabel di bawah.

Uraian

Kenyataan

Tertinggi

100

Terendah

35

Rata-rata

62,31

Ketuntasan

69,23%

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator terhadap kegiatan siswa disajikan dalam bentuk tabel berikut:

Kategori

Aktivitas Diskusi

Menyerap Kontribusi

Mengumpulkan Tugas

Penguasaan Teknik

T (Tinggi)

14

14

20

15

S (Sedang)

10

11

6

7

R (Rendah)

2

1

0

4

Selama berlangsungnya siklus I merefleksikan hal-hal sebagai berikut:

1. Sebagian besar siswa aktif mengikuti pembelajaran walaupun masih ada yang belum aktif sepenuhnya.

2. Siswa gembira dalam mengikuti pembelajaran.

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut mampu membangkitkan semangat belajar siswa.

Pemberian tindakan melalui penerapan model pembela-jaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut dalam menyelesai-kan soal operasi hitung bilangan cacah berdampak pada terjadinya perubahan yang cukup menyolok. Perubahan itu terjadi pada diri siswa, guru, dan kondisi kelas secara nyata.

1. Siswa gembira dan semangat mengikuti pembelajaran, berani mengajukan pertanyaan, dan aktif berdiskusi.

2. Guru lebih percaya diri, mampu menguasai kelas dan mengkondisikan siswa.

3. Suasana kelas ceria, hidup dan dinamis, interaksi tinggi.

Deskripsi Hasil Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, penulis menyusun perencanaan tindakan siklus II diawali menyusun RPP perbaikan yang lebih menekankan pada segi kecakapan hitung. Pembelajaran pada siklus II juga mengulang kembali teknik lidi bersambut. Setelah siswa melaksanakan program pembelajaran, tes tindakan siklus II pun dilaksanakan. Soal yang disediakan 20 butir berbentuk objektif dengan waktu mengerjakan 30 menit KKM 70. Hasil tes tindakan disajikan dalam tabel di bawah.

Uraian

Kenyataan

Tertinggi

100

Terendah

40

Rata-rata

78,85

Ketuntasan

80,77%

Pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator terhadap kegiatan siswa memperoleh data sebagai berikut:

Kategori

Aktivitas Diskusi

Menyerap Kontribusi

Mengumpulkan Tugas

Penguasaan Teknik

T (Tinggi)

24

23

24

21

S (Sedang)

2

3

2

5

R (Rendah)

0

0

0

0

Pelaksanaan siklus II merefleksikan hal-hal sebagai berikut:

1. Aktivitas belajar yang tinggi berpengaruh pada peningkatan prestasi belajar siswa.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut mampu meningkatkan nilai rata-rata dan tingkat ketuntasan.

3. Semua unsur yang ditetapkan dalam indikator kinerja sudah tercapai.

Pemberian tindakan pada siklus II berdampak pada terjadinya perubahan tingkah laku baik siswa, guru, maupun kondisi kelas.

1. Siswa rasa percaya dirinya meningkat, interaksi sesama siswa semakin intens, sering bertanya dan berpendapat.

2. Guru senang atas prestasi yang dicapai siswa, semakin dekat hubungannya dengan siswa, bertekad untuk memberikan yang terbaik kepada siswa.

3. Suasana kelas menjadi semarak, bertambah hidup dan dinamis, banyaknya siswa yang bertanya dan mengajukan pendapat menjadikan kelas semakin bermakna.

Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus

1. Pembahasan Tiap Siklus

a. Kondisi Awal

Agar lebih jelas bagaimana kondisi awal sebelum pelaksanaan penelitian ini penulis sajikan tabel berikut:

Uraian

Kenyataan

Tertinggi

90

Terendah

25

Rata-rata

51,54

Ketuntasan

46,15%

Prestasi belajar siswa masih rendah dilihat dari nilai rata-rata dan ketuntasan.

b. Kondisi Siklus I

Kondisi siklus I sudah lebih baik dari pada kondisi awal. Fakta yang dapat penulis berikan tersaji pada tabel berikut.

Uraian

Kenyataan

Tertinggi

100

Terendah

35

Rata-rata

62,31

Ketuntasan

69,23%

Nilai rata-rata dan ketuntasan mengalami peningkatan. Hasil pengamatan kolaborator terhadap kegiatan siswa memperoleh data sebagai berikut:

Kategori

Aktivitas Diskusi

Menyerap Kontribusi

Mengumpulkan Tugas

Penguasaan Teknik

T (Tinggi)

14

14

20

15

S (Sedang)

10

11

6

7

R (Rendah)

2

1

0

4

c. Kondisi Siklus II

Kondisi siklus II secara implisit sudah memenuhi tuntutan indikator kinerja penelitian. Ketercapaian indika-tor kinerja diperlihatkan dalam tabel berikut.

Uraian

Kenyataan

Tertinggi

100

Terendah

40

Rata-rata

78,85

Ketuntasan

80,77%

Nilai rata-rata dan ketuntasan sudah memenuhi ketetapan indicator kinerja penelitian.Pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator terhadap kegiatan siswa memperoleh data sebagai berikut:

Kategori

Aktivitas Diskusi

Menyerap Kontribusi

Mengumpulkan Tugas

Penguasaan Teknik

T (Tinggi)

24

23

24

21

S (Sedang)

2

3

2

5

R (Rendah)

0

0

0

0

Aktivitas diskusi, menyerap kontribusi, mengumpulkan tugas, penguasaan teknik meningkat

2. Pembahasan Antar Siklus

Pembahasan tiap siklus seperti diuraikan di atas apabila dirangkum menjadi satu tabel berikut:

No.

Uraian

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Keterangan

1

Nilai tertinggi

90

100

100

Meningkat

2

Nilai terendah

25

35

40

Meningkat

3

Nilai rata-rata

51,54

62,31

78,85

Meningkat

4

Ketuntasan

46,15%

69,23%

80,77%

Meningkat

Hasil siklus II nilai rata-rata 78,85 dan tingkat ketuntasan 80,77% sudah memenuhi ketetapan indikator kinerja. Secara empirik membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut dapat meningkatkan prestasi siswa. Sedangkan pengamatan kolaborator terhadap aktivitas belajar siswa (untuk kategori tinggi) siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk tabel perbandingan berikut:

Siklus

Aktivitas Diskusi

Menyerap Kontribusi

Mengumpulkan Tugas

Penguasaan Teknik

I

14

14

20

15

II

24

23

24

21

Keterangan

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Meningkat

Hasil Penelitian

Memperhatikan hasil analisis data menunjukkan fakta empirik bahwa ketercapaian indikator kinerja penelitian sudah terpenuhi dilihat dari:

1. Nilai rata-rata 78,85 melampaui ketetapan indikator kinerja 70,

2. Ketuntasan 80,77% melampaui ketetapan indikator kinerja sebesar 75%.

Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas ini berhasil.

PENUTUP

Simpulan

Berdasar analisis data serta memperhatikan hasil penelitian seperti yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya di mana diperoleh fakta empirik bahwa:

1. Nilai rata-rata 78,85 melampaui ketetapan indikator kinerja 70,

2. Ketuntasan 80,77% melampaui ketetapan indikator kinerja sebesar 75%.

Dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut dapat meningkatkan prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah bagi siswa kelas IVA semester 1 SD Negeri 03 Semingkir tahun pelajaran 2010/2011. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah.

Implikasi/Rekomendasi

Hasil penelitian tindakan kelas ini membuktikan suatu hubungan implikasi yang positif antara penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut dengan peningkatan prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah siswa kelas IVA. Artinya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik lidi bersambut berimplikasi pada meningkatnya prestasi belajar matematika operasi hitung bilangan cacah siswa kelas IVA semester 1 SD Negeri 03 Semingkir.

Saran

Sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan, melalui laporan hasil penelitian tindakan kelas ini penulis memberi saran kepada:

1. Diri sendiri, agar senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi siswa.

2. Rekan guru, hendaknya dapat memanfaatkan kesempat-an yang ada untuk secara terus menerus dan berkesinambungan menciptakan inovasi pembelajaran yang menyenangkan, mendayagunakan sumber daya yang ada untuk pningkatan mutu pendidikan.

3. Para siswa, hendaknya tekun belajar dengan menggali sumber belajar yang ada baik di sekolah maupun lingkungan, karena hanya dengan ketekunan dapat mencapai keberhasilan.

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. 2006. Kurikulum 2006 Standar Isi, Standar Kompetens, Kompetensi Dasar, Standar Kelulusan Mapel untuk SD/MI. Jakarta: BSNP

Buchori,dkk. 2004. Gemar Belajar Matematika 4 untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Semarang: Aneka Ilmu

Karso, dkk. 1998. Materi Pokok Pendidikan Matematika 1. Jakarta: UT

Max Darsono dkk. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press

Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nani Rosdijati. 2004. Kegiatan Belajar Mengajar Efektif dan Inovatif (Makalah disampaikan pada Pendidikan dan Pelatihan KBK di LPMP Jawa Tengah Tahun 2004). Semarang: LPMP

Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Permendiknas Nomor 22. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar. Jakarta: Pustaka Karya

Rochiati Wiriaatmadja. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Ruseffendi. 1994. Materi Pokok Pendidikan Matematika 3. Jakarta: UT

Tim Penyusun Kamus. 2002 . Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka

Tim Penyususn KTSP SD. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar (KTSP) Tahun Pelajaran 2010/2011. Pemalang: SD 03 Semingkir

Udin S. Winataputra. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: UT