UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA UNTUK MENULIS ESSAY

BERBENTUK TEKS REPORT

DI KELAS IX B SMP NEGERI 2 JATIPURNO

TAHUN 2011-2012

Retno Dwi Hartanti

Guru Bahasa Inggris SMP N 2 Jatipurno

ABSTRAK

Tujuan pembelajaran bahasa Inggris adalah untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Dalam pembelajar-an bahasa Inggris kemampuan membuat dan memahami jenis teks merupakan bagian penting dari perkembangan kemampuan literasi di sekolah. Hal ini sejalan dengan konteks kurikulum berbasis kompetensi yang menekankan pentingnya memandang produk bahasa atau teks sebagai suatu alat atau media untuk berkomunikasi, bukan suatu ilmu yang dapat dikuasai dengan cara diterangkan oleh guru.

Kemampuan untuk membuat teks selain dipengaruhi oleh sistematika teks, sangat dipengaruhi oleh imaginasi siswa terhadap bahan yang akan ditulis. Untuk siswa yang mempunyai imaginasi bagustentang sesuatu akan bisa menuliskannya dengan bagus tetapi untuk yang tidak akan sulit untuk mengembangkan tulisan karena mereka hanya membayangkan sesuatu yang abstrak,terutama untuk menulis teks report yang berisi definisi dan deskripsi. Untuk mendefinisikan bagi siswa tidak mengalami kesulitan yang berarti dengan mencermati sesuatu yang abstrak, namun pada saat mendeskripsikan yang berisi: bagian-bagian dan fungsinya, kualitas, serta habit dan behaviour akan sulit apabila hanya membayangkannya secara abstrak karena memerlukan penjelasan secara detil dan terperinci.

Dari analisa diatas di kelas IX B untuk menulis teks berbentuk report, penulis menerapkan pembelajaran dengan menggunakn media gambar puzzle. Dengan menggunakan media gambar puzzle, siswa akan menuliskan sesuatu yang real dari gambar yang disajikan, untuk sistematika penulisan dibantu dengan urutan penyusunan puzzle, apa yang dilakukan yang pertama dalam penyusunan itulah yang ditulis terlebih dahulu secara berurutan.

Dengan penerapan pembelajaran menggunakan media gambar puzzle, siswa menuliskan teks report secara sistematik

Hal tersebut tercermin pada hasil pengamatan selama proses penelitian dengan bukti tugas-tugas selama proses pembelajaran dan tugas akhir pada nilai ulangan harian yang semakin meningkat sehingga KKM bisa dituntaskan.

Kata Kunci: Media, Visual Education

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kompetensi bahasa Inggris diperlukan untuk menyiap-kan siswa menghadapi era global yang menempatkannya sebagai bahasa untuk berkomunikasi untuk semua bangsa. Seperti yang diamanatkan dalam kurikulum bahasa Inggris 2004 bahwa tujuan pembelajaran ditujukan untuk kemampuan berkomunikasi. dalam kurikulum sekarang ini perspektif literasi diterapkan dalam pendidikan bahasa. Pendidikan literasi adalah pendidikan bahasa yang menyiapkan siswanya agar dapat berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat modern (Hammond et al. 1992).

Dalam pembelajaran bahasa Inggris kemampuan membuat dan memahami jenis teks merupakan bagian penting dari perkembangan kemampuan literasi di sekolah. Hal ini sejalan dengan konteks kurikulum berbasis kompetensi yang menekankan pentingnya memandang produk bahasa atau teks sebagai suatu alat atau media untuk berkomunikasi, bukan suatu ilmu yang dapat dikuasai dengan cara diterangkan oleh guru. Salah satu kompetensi dasar yang terkait dengan penguasaan teks untuk kelas IX adalah: Mengungkap-kan makna dan langkah retorika dalam esei pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk procedure dan report terutama untuk indicator: Menulis essay berbentuk report.

Teks report dalam kurikulum 2004 adalah seperti yang dipaparkan oleh Gerrott dan Wignel (1994). Atau penjelasan dari Hammond dkk (1992) dan oleh Hardy dan Klarwein (1990), yang menggolongkannya ke dalam dua jenis yaitu Short Report dan Long Report. Ini berbeda dengan Newspaper Report yang dimasukkan ke jenis teks tersendiri yaitu News Item.

Teks report berfungsi mendeskripsikan tentang cirri-ciri umum dari suatu jenis benda, hidup maupun mati. Penguasaan menggunakan teks sebagai alat komunikasi perlu dilakukan secara terus menerus. Pada saat siswa berusaha menguasai penggunaan teks untuk komunikasi bimbingan dari guru akan membantu mempermudah ataupun mempercepat proses pe-nguasaannya. Oleh karena itu peran guru sangat penting untuk memfasilitasi terhadap usaha siswa membuat dan memahami teks tersebut. Kerja kelompok juga akan memfasilitasi proses belajar individu, sebab siswa yang memiliki penguasaan lebih baik, biasanya juga berpotensi menjadi fasilitator yang efektif.

Namun demikian peran guru dan teman sebaya sebagai fasilitator kurang efektif dalam pembelajaran teks report untuk kompetensi dasar dan indicator yang telah disebutkan diatas pada siswa SMP Negeri 2 Jatipurno terutama untuk kelas XI B tahun pelajaran 2011/2012 semester satu. Hal ini tercermin dari hasil penilaian menulis essay teks report yang masih dibawah standart KKM. Mengingat pentingnya penguasaan dalam membuat teks report dengan asumsi bahwa jenis teks ini bukan hanya berpengaruh terhadap perkembangan ketrampilan literasi dalam bahasa Inggris, tetapi juga dalam bahasa Indonesia, dan bahkan bahasa ibu sekalipun, maka penting untuk para siswa menguasai indicator tersebut yang tercermin dari hasil penilaian menulis essay yang telah melampaui KKM.

Dari permasalahan diatas maka penulis mencari cara untuk mengembangkan menggabungkan metode pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan penggunaan media puzzle. Penggunaan media puzzle akan memfokuskan siswa terhadap isi, sistematika dan cirri-ciri leksikogramatika dari teks report. Cara kerja media tersebut dengan memberi gambar puzzle kepada siswa dalam kelompok kemudian secara kelompok mereka menyusun puzzle untuk menentukan apa yang dideskripsikan dari gambar yang terlihat, misalnya gambar gajah untuk menentukan general classificationnya, kemudian masuk description yang berupa bagian-bagian (parts), qualities, habit atau behaviours, untuk membuat deskripsi siswa melihat gambar dalam puzzle yang dipisah-pisah misalnya bagian kaki siswa menuliskan berapa kaki gajah dan seperti apa kondisinya dan kegunaannya, demikian juga untuk bagian-bagian yang lain dan seterusnya, maka pada saat siswa memilah puzzle dari bagian-bagian gajah siswa secara otomatis telah menuliskan deskripsi tentang gajah.

Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan media puzzle dapat menuntaskan KKM siswa dalam tujuan pembelajaran dari Kompetensi Dasar: Mengungkapkan makna dan langkah retorika dalam esei pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk procedure dan report terutama untuk indicator: Menulis essay berbentuk report.

KERANGKA TEORITIS

Pengertian Writing Skill

Writing Skill atau kompetensi menulis juga termasuk kemampuan komunikasi dimana penulis menggunakan bahasa untuk mengekspresikan ide, pikiran dan perasaan mereka. Dalam konteks pembelajaran bahasa, menulis adalah ungkapan alami dari gambaran pengalaman siswa atas pengalaman mereka dalam kemampuan berbicara, mendengarkan dan membaca. Berbeda dengan ketiga kemampuan bahasa diatas, menulis memberikan siswa waktu untuk mengontrol komponen-komponen bahasa untuk menghasilkan makna. Menulis memberi waktu kepada siswa untuk memikirkan apa yang akan diungkapkan untuk merefleksikan apa yang mereka pikirkan.

Pembelajaran menulis sebagai kompetensi komunikasi memfokuskan pada konteks rhetorika dan isi. Konteks rhetorika berarti pada saat menulis siswa harus punya tujuan, alasan, dan pada siapa ditujukan. Siswa harus tahu mengapa mereka menulis sesuatu dan untuk siapa mereka menulis. Isi dalam tulisan harus mencerminkan bahasa sebagai alat komunikasi, maka guru harus mengedepankan situasi real sehingga siswa mampu mengem-bangkan kemampuan menulisnya dengan tujuan yang diinginkan terkait dengan fungsi teks yang disajikan.

Menurut Magnan (Terry, 89) dan Brown (94), Ada dua tujuan dasar menulis untuk kelas pendidikan bahasa kedua atau bahasa asing yaitu kemampuan pendukung dan kemampuan komunikasi. Kompetensi pendukung meliputi struktur dan bentuk gramatikal,kosa kata dan pengejaan yang akan mendukung pengetahuan dan penggunaan bahasa. Kompetensi komunikasi akan mengarahkan siswa menggunakan komunikasi dalam bentuk tertulis. Prinsip pembelajaran bahasa untuk komunikasi yang tercantum dalam tujuan pembelajaran bahasa yang menempatkan menulis adalah salah satu alat komunikasi harus dikembangkan mulai dari tingkat pembelajar awal.

Menulis Teks Report

Teks report bertujuan untuk memberi deskripsi tentang cirri-ciri umum dari suatu jenis benda, hidup atau mati. Hal pertama yang harus diperhatikan siswa dalam menulis teks adalah generic structure dan unsure-unsur leksikogramatika yang menjadi cirri mencolok dari suatu jenis teks tersebut, khususnya mengenai topic yang sedang dibicarakan.

Hal pertama untuk membuat teks report adalah mendefinisikan dan klasifikasinya kemudian diikuti dengan deskripsi yang lebih rinci tentang berbagai hal yang terdapat atau dimiliki benda yang dimaksud.

Pada saat siswa akan memberi definisi pada suatu benda mungkin mereka cukup mengingat secara global benda yang dimaksud dalam arti secara abstrak telah bisa menentukan definisi dan klasifikasinya. Namun pada saat membuat deskripsi mereka perlu mengingat benda tersebut secara detil meliputi nama-nama per bagian, cirri-ciri dan fungsinya, misalnya pada saat mereka akan membuat deskripsi tentang gajah, mereka harus mengingat bentuk dan bagian-bagian tubuh secara tepat untuk menuliskan juga kegunaan masing-masing bagian tersebut termasuk cara hidupnya. Untuk itu akan lebih baik apabila siswa ditunjukkan visualisasi gajah yang real, namun tidak memungkinkan pembelajaran di kelas dengan menunjukkan gajah yang asli, selain untuk menunjang perkembangan kompetensi menulis siswa perlu banyak menulis dengan berbagai topic, selain gajah, bisa yang lain seperti jerapah, paus dan lain-lain. Visualisasi diperlukan agar siswa tidak hanya menghadapi sesuatu secara abstrak, untuk menanggulangi kesulitan menghadirkan benda yang real fungsi media diperlukan.

Media Pembelajaran

Media secara umum berarti perantara. Perantara dapat diartikan pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam konteks pembelajaran dapat berupa pesan yang dikirimkan oleh media kepada pembelajar atau siswa. Menurut Heinich dan kawan-kawan (1982) mengemukakan media sebagai perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima. Jadi televise, film, photo, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media ini membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Gagne dan Briggs (1925) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, film, slide, foto, gambar, grafik, televise, dan computer. Sedangkan Levied an Lentz (1982) mengungkapkan fungsi media salah satunya yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Media gambar dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian siswa kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.

Salah satu media gambar yang bisa digunakan untuk menunjang pembelajaran adalah puzzle. Puzzle selain bisa menampilkan gambar secara utuh juga bisa ditampilkan per bagian, hal ini sesuai dengan proses penulisan teks report. Dimana gambar secara utuh digunakan untuk memvisualisasikan definisi sedangkan dalam bentuk terpisah-pisah untuk membimbing siswa untuk menuliskan deskripsi.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian pada kajian teori yang telah dipaparkan diatas Maka dapat disusun hipotesa penelitian sebagai berikut ”Melalui Media Puzzle dapat menuntaskan KKM untuk KD: Mengungkapkan makna dan langkah retorika dalam esei pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk procedure dan report terutama untuk indicator: Menulis essay berbentuk report di kelas IX B tahun pelajaran 2011/2012 semester 1.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Jatipurno, dengan pertimbangan: (a) SMP Negeri 2 Jatipurno merupa-kan sekolah baru sehingga perlu adanya penelitian-penelitian tentang pendekatan pembelajaran yang paling efektif sehingga prestasi matematika siswa sesuai dengan harapan. (b) Peneliti merupakan staf pengajar (guru matematika) di SMP tersebut sehingga dalam pelaksanaan penelitian sangat memudahkan peneliti baik waktu, jarak, biaya dan lain-lain, (c) Adanya ikatan batin yang baik antara peneliti dengan seluruh warga sekolah. (d) Peneliti sangat mengenal berbagai karakteristik anak didik di SMPN 2 Jatipurno. (e) Peneliti juga melihat permasalahan yang dihadapi oleh siswa sehingga berupaya melakukan perbaikan dalam mengatasi permasalahan tersebut melalui penelitian tindakan kelas ini.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dari awal bulan Agustus tahun 2011 sampai dengan awal bulan Oktober tahun 2012. Adapun rincian kegiatan penelitian tersebut adalah: persiapan penelitian, koordinasi pelaksanaan tindakan, pelaksanaan (perencanaan, tindakan, monitoring dan evaluasi), penyusunan laporan penelitian, diskusi teman sejawat, penyempurnaan, penggandaan laporan penelitian. Adapun rincian waktu pelaksanaan penelitian ini yang dituangkan pada tabel berikut:

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012, antara bulan Januari sampai dengan bulan Agustus 2011 dan rencana berlangsung selama 2 bulan secara berkesinambungan. Dengan agenda kegiatan sebagai berikut:

Waktu Pelaksanaan Penelitian

No.

Tanggal Pertemuan

Tahap Kegiatan

Ket.

1

3 Agustus 2011

Siklus 1:

Tahap Perencanaan (Planning)

2

10 Agustus 2011

Tahap Melakukan Tindakan (Action)

3

19 Agustus 2011

Tahap Mengamati (Observation )

4

24 Agustus 2011

Tahap Refleksi (Reflection)

5

31 Agustus 2011

Siklus 2:

Tahap Perencanaan (Planing)

6

7 September 2011

Tahap Melakukan Tindakan (Action)

7

14 September 2011

Tahap Mengamati (Observation)

8

21 September 2011

Tahap Refleksi (Reflection)

9

28 September 2010

Tahap Analisis Data dan Deskripsi Temuan sebagai bahan Laporan

10

3-15 Oktober 2011

Menyusun Laporan TPK

Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 2 Jatipurno tahun ajaran 2011-2012. Siswa tersebut berjumlah 23 siswa, terdiri atas 18 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

Data dan Sumber Data

Data pada penelitian ini berupa informasi tentang kondisi, proses, keterlaksanaan skenario pembelajaran, hasil belajar, kepuasan siswa terhadap peran guru dalam pembelajaran. Data penelititan ini dikumpulkan dari berbagai sumber antara lain:

a) Informan atau nara sumber, yaitu siswa dan guru sendiri,

b) Tempat dan peristiwa berlangsungnya pembelajaran,

c) Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa kurikulum, RPP, buku penilaian.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, tes, kuesioner, dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti dan pengamat (te-man sejawat). Observasi dalam penelitian ini adalah obser-vasi langsung yaitu peneliti dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Pada refleksi awal pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan melihat keadaan pada saat proses pembelajaran dan hasil test awal. Setelah itu peneliti dan teman sejawat melakukan observasi pada saat perbaikan pembelajaran dan pelaksana-an tindakan.

2. Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan diambil dalam memperbaiki proses pembelajaran. Tes dilakukan dengan memberi tugas untuk menulis teks report. Pemberian tindakan dilakukan melalui dua siklus yang memungkinkan bertambahnya siklus berdasarkan evaluasi dan evaluasi dilakukan diakhir siklus untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada setiap siklus. Adapun pedoman untuk penilaian hasil penulisan adalah sebagai berikut:

Aspect

Score

Explanation

Diction

5

4

3

2

1

Excellent. The use of simple sentences is effective and easily understood.

Very good. Most of the simple sentences used are easily understood.

Good. Simple sentences used in the writting are effective and easily understood enough.

Fair. Many confusing sentences

Poor. Almost all sentences used cannot be understood.

Grammar

5

4

3

2

1

Excellent. Only one or two minor grammar mistakes.

Very Good. Some minor grammar mistakes.

Good. One or two major grammar mistakes.

Fair. Some major mistakes made in the writing affect the meaning.

Poor. Many major grammar mistakes. Hard to understand.

Coheren

5

4

3

2

1

Excellent The coheren of the writing is good order.

Very good One or two coheren mis.

Good. Some coheren mis but do not affect the content.

Fair. Some coheren mis that affect the content.

Poor. Many coheren mis and difficult to understand.

3. Kuesioner

Menurut Soegiono (2006:199) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner yang efisien jika peneliti mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Dalam penelitian ini kuisioner bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan model penemuan terbimbing dengan setting kooperatif.

4. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk mengetahui segala sesuatu dengan melihat catatan-catatan, dokumen-dokumen, yang berhubungan dengan obyek yang di teliti dan mendokumentasikan secara keseluruhan kejadian-kejadian selama berlangsungnya kegiatan pembela-jaran.

Teknik Pemeriksaan Validasi Data

Data penelitian perlu dibuktikan nilai kebenarannya dan dapat dipertanggung-jawabkan sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan kesimpulan. Teknik yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan member check.

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang telah dianalisis oleh peneliti yang menghasilkan kesimpulan dimintakan kesepakatan (member check) dengan sumber data yang diambil.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data kualitatif menggunakan model interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan, serta verifikasi refleksi.

1. Reduksi Data

Reduksi data yang diperoleh dari hasil observasi dan kuesioner yang dikumpulkan, dirangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok, kemudian dipilih data yang relevan dengan tujuan perbaikan pembelajaraan. Data yang tidak relevan dapat dibuang, dan jika dianggap perlu peneliti dapat menambahkan data yang baru dengan mengingat kembali peristiwa atau fenomena yang terjadi selama pelaksanaan tindakan.

2. Penyajian Data

Data yang telah direduksi dan dikelompokkan dalam berbagai pola dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. Penyajian data ini ditulis dalam paparan data.

3. Penarikan simpulan, verifiasi, dan refleksi

Data yang diperoleh dicari hubungan atau hal-hal yang sering timbul dari data tersebut kemudian dapat ditarik kesimpulan sementara yang disebut dengan temuan peneliti. Penarikan simpulan dilakukan terhadap temuan peneliti berupa indikator-indikator yang selanjutnya dilakukan pemak-naan atau refleksi sehingga memperoleh simpulan akhir. Hasil simpulan akhir dilakukan refleksi untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya.

Adapun teknik analisis data kuantitatif yaitu tes hasil belajar siswa yang diolah untuk mengukur ketuntasan dengan menggunakan rumus:

a. Ketuntasan Perorangan

Prestasi belajar dikatakan berhasil apabila siswa secara individual telah memperolah nilai 60 atau lebih. Di samping itu dilakukan juga metode analisis deskriptif yang merupakan pemaparan dari hasil penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dengan setting kooperatif.

b. Ketuntasan Secara Klasikal

X 100%

Rumus ini dipergunakan untuk mengetahui per-kembangan dan peningkatan pemahaman siswa terhadap materi himpunan sebelum dan sesudah pelaksanakan tindakan.

c. Menyimpulkan dan Memverifikasi

Dari kegiatan reduksi selanjutnya dilakukan pe-nyimpulan akhir yang selanjutnya diikuti dengan kegiatan verifikasi atau pengujian terhadap temuan ilmiah.

Indikator Keberhasilan

Hasil penelitian tindakan kelas ini tercapai sesuai dengan harapan bila dalam penelitian ini:

1. Penelitian dengan penggunaan media gambar puzzle untuk pembelajaran ini dikatakan berhasil jika hasil belajar siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 72 pada materi himpunan kelas IXB SMP Negeri 2 Jatipurno dengan peningkatan minimal 30% dari tahapan sebelum diadakan penelitian.

2. Keberhasilan tindakan perbaikan ini jika rata-rata hasil tes nilai himpunan memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebesar 75 % dari seluruh siswa dikelas IXB SMP Negeri 2 Jatipurno.

3. Penggunaan media gambar puzzle untuk pembelajaran yang digunakan merupakan strategi yang efektif untuk mengajarkan materi teks report jika 85% siswa menanggapi positif terhadap penggunaan media tersebut untuk pembelajaran yang diikutinya.

Prosedur Penelitian

Sebelum mengadakan tindakan pada penelitian ini, maka peneliti mengadakan pengamatan dan mengidentifikasi masalah yang dihadapi pada saat proses belajar mengajar serta melihat data kemampuan awal yang diperoleh dari tes kemampuan awal siswa dikelas IXB pada menulis materi teks report.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus namun bila dari dari dua siklus yang direncanakan masih terdapat masalah yang harus dipecahkan dan waktu yang memungkinkan maka dapat dilanjutkan dengan siklus berikutnya.

Pelaksanaan prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Refleksi Awal

Refleksi awal dilaksanakan setelah peneliti melakukan kegiatan pembelajaran pada materi himpunan. Hasil analisis refleksi awal digunakan untuk menetapkan dan merumuskan rencana tindakan yaitu menyusun strategi awal pembelajar-an.

Berdasarkan hasil pengamatan pendahuluan ditemu-kan bahwa selama pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa cenderung malas untuk mengerjakan tugas menulis teks report, dan guru harus selalu mengingatkan agar siswa mengerjakan tugas, kurang memperhatikan penjelasan guru, kurang bersemangat dan cenderung beralasan bingung apa yang harus ditulis, pada akhir proses pembelajaran baru mereka mengumpulkan tugas dengan hasil yang asal-asalan.

Hasil yang tercermin adalah sistematika penulisan yang acak-acakan. Banyak siswa yang mendeskripsikan sama dengan temannya padalah benda yang dideskripsikan berbeda. Ini menunjukkan bahwa ada siswa yang membuat deskripsi kemudian teman yang lain hanya sekedar mencontek dari teman tersebut, dengan kata lain siswa tersebut tidak mempunyai bayangan secara abstrak tentang benda yang dideskripsikan. Disamping teman yang seharus-nya menjadi fasilitator tidak menjelaskan materi dengan baik. Hal ini menjadi permasalahan yang harus dikaji dan diteliti untuk meningkatkan hasil belajar dalam materi himpunan.

Peneliti juga telah melihat hasil tugas akhir yang telah dilakukan dengan hasil rata-rata nilai kelas IXB masih dibawah batas ketuntasan minimal. Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa dalam saat pembelajaran siswa cenderung malas berpikir dan kurang terampil dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menulis materi report. Diskripsi siklus I.

a. Tahap perencanaan tindakan.

Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus ini, kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Peneliti menyusun silabus dan rencana pembela-jaran yang berkaitan dengan materi menulis teks report.

2) Peneliti merancang skenario pembelajaran mela-lui penggunaan media gambar puzzle yang dapat mengaktifkan berpikir siswa secara kelompok besar dengan membuat rencana proses yang tepat.

3) Merancang alat pengumpul data yang berupa tes dan digunakan untuk mengetahui pemahaman kemampuan siswa yang berkaitan dengan materi menulis teks report.

b. Tahap pelaksanaan tindakan.

1) Pada siswa diberikan penjelasan umum tentang tujuan penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan yang telah direncanakan, baik mengenahi pengumpulan data maupun kegiatan-kegiatan yang lain. Kegiatan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi: (a) Memberikan bimbingan secara umum tentang pokok bahasan yang diajarkan dengan mengunakan media gambar puzzle dengan teknik menstimulir rasa ingin tahu siswa (b) Mendorong siswa yang belum aktif untuk aktif dalam mengikuti pembe-lajaran. (c) Mengamati dan mencatat siswa yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

2) Peneliti memberikan media gambar puzzle dan meminta siswa yang mempunyai untuk memba-wa sendiri dari rumah untuk didiskusikan dengan kelompok sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dirancang dan mencatat kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing siswa. Guru memberikan sedikit bimbingan ba-gaimana proses menyelesaikan problem yang berkaitan dengan materi menulis teks report.

3) Siswa dari perwakilan kelompok mempresentasi-kan apa yang telah didiskusikan dalam kelompok, kelompok lain mengoreksi dan memberi tanggap-an, setelah itu guru memberikan penegasan terhadap problem yang muncul.

4) Peneliti memberikan evaluasi pada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa berkaitan dengan materi menulis teks report.

c. Tahap observasi tindakan.

Peneliti dan observer mengamati dan mencatat semua kejadian yang terjadi pada saat siswa mengikuti pembelajaran dan menanyakan pada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran tentang kesulitan -kesulitan yang dihadapinya.

d. Tahap refleksi.

Peneliti menganalisa hasil pekerjaan siswa dan hasil observasi yang dilakukan pada siswa guna menen-tukan langkah berikutnya. Peneliti membuat pengelom-pokkan siswa didasarkan pada hasil yang didapatkan siswa pada evaluasi yang dilakukan.

2. Diskripsi siklus II

a. Tahap perencanaan tindakan.

1) Mempersiapkan fasilitas dan sarana yaitu dengan membuat kelompok siswa dengan penyebaran siswa yang menguasai materi awal yaitu materi yang telah disampaikan pada siklus I .

2) Membuat pengurus pada masing-masing kelom-pok yang meliputi ketua, pencatat, dan juru bicara.

3) Membuat rencana proses yang merupakan perba-ikan dan penyempurnaan dari proses yang dilak-sanakan pada siklus I.

b. Tahap pelaksanaan tindakan.

1) Peneliti membagikan media kepada setiap kelom-pok yang telah diatur sebelumnya.

2) Peneliti membimbing siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan dan yang akan dipelajari serta menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan berkaitan dengan pengajaran dalam teknik menstimulir siswa untuk belajar bersama dalam kelompok.

3) Siswa yang telah menguasai pada materi di siklus I dimohonkan memimpin dalam kelompoknya. Media yang diberikan berisi gambar benda yang harus dideskripsikan berbeda tema dari siklus I.

4) Memberi kesempatan pada masing-masing ke-lompok untuk menyajikan hasil diskusi dengan disertai komentar dan masukan dari kelompok lain.

5) Peneliti memberi pembahasan dan memberikan bimbingan kepada siswa dalam satu kelas yang mengalami kesulitan ataupun salah dalam apersepsinya dengan berkeliling kesetiap kelompok.

6) Guru memberi penegasan tentang materi yang telah didiskusikan kepada siswa.

7) Memberikan evaluasi pada siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai indikator menulis teks report.

c. Tahap observasi tindakan.

1) Peneliti dan obsever mencatat hasil-hasil yang diperoleh siswa serta mencatat kesalahan-kesalahan yang dilakukan anak didik dalam mengerjakan masalah yang berkaitan dengan meteri menulis teks report yang diberikan.

2) Peneliti dan obsever mencatat kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah pada bahan ajar yang diberikan.

d. Tahap refleksi.

Peneliti membuat catatan kesulitan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah pada bahan ajar yang diberikan serta mendata siswa yang telah mampu menyelesaikan soal evaluasi dan mampu mendapatkan nilai diatas standart ketuntasan belajar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian tindakan dilakukan dengan menggunakan dua siklus, sebelum siklus diadakan penilaian dari proses pembelajaran konvensional yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus 1 dan ke 2 diamati 2 orang guru pengamat yaitu Esti Prihati N, S.Pd dan Sigit Prasetyo N, S.Pd. untuk melihat aktivitas guru dan siswa sebagai bahan masukan pada kegiatan pemantauan dan evaluasi/refleksi.

Adapun waktu pelaksanaan masing-masing siklus selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

JADUAL PELAKSANAAN KEGIATAN MASING-MASING SIKLUS

NO

SIKLUS

KEGIATAN

HARI/TANGGAL

SIKLUS I

Pretest

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Postest

Jum’at/5 Agustus 2011

Rabu/10 Agustus 2011

Jum’at/12 Agustus 2011

Senin/15 Agustus 2011

SIKLUS II

Pretest

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Postest

Rabu/7 September 2011

Jumat/9 September 2011

Rabu/14 September 2011

Jumat/16 September 2011

Analisis Hasil Siklus 1

Hal-hal yang diamati dalam penelitian ini meliputi: aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar, dan ketuntasan belajar masing-masing diuraikan seperti berikut ini.

1. Analisis Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Data aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan instrumen aktivitas siswa. Aspek yang di amati meliputi keseluruhan langkah pada RPP yang dikembangkan untuk pembalajaran dengan menggunakan media puzzle. Berdasar-kan analisis hasil pengamatan aktivitas siswa yang diperoleh setelah kegiatan siklus 1 menunjukkan bahwa rerata frekuensi aktivitas siswa untuk setiap aspek yang diamati dalam keseluruhan proses pembelajaran memperoleh jumlah yang bervariasi antara 4,7% sampai dengan 44,6%. Sedang-kan untuk siklus 2 adalah 3,9 sampai 45,7. Analisis hasil pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media puzzle secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini

PERSENTASE AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE

No

Aspek yang diamati

RPP (%)

Rata- rata

Siklus -1

Siklus-2

1

Mendengarkan penjelasan guru

15,4

10,7

13,1

2

Kerja sama kelompok

44.6

45,7

45,1

3

Inisiatif dalam kelompok

25,3

25,3

25,3

4

Presentasi

4,7

3,9

4,3

5

umpan balik

10

13,4

6,7

Jumlah

100

100

100

Berdasarkan Tabel 4.2 nampak bahwa frekuensi akivitas siswa yang tertinggi pada siklus 1 adalah kerja sama dalam kelompok dengan jumlah frekuensi sebesar 44.6%, dan yang terendah presentasi 4.7%. Sedang untuk siklus 2 adalah dengan aspek yang sama 45,7 yang tertinggi yang terendah 3,9.

2. Analisis ketuntasan hasil belajar

Sebelum pelaksanaan penelitian telah berlangsung pembelajaran secara konvensional dimana guru menyam-paikan materi tentang teks report dan membahas contoh-contoh teks report,kemudian guru memberi contoh cara mendeskripsikan dalam bentuk teks report. Adapun hasil penilaian terlihat pada table berikut:

Tabel 4. 3: Hasil Penilaian sebelum siklus

No

Rentang Nilai

Jumlah

Persentase

Kterangan

1

< 62

2

6,25 %

Belum Tuntas

2

62-71

23

71,8 %

Belum Tuntas

3

72-81

6

18,75 %

Tuntas

4

82-91

1

3.1%

Tuntas

5

92-100

0

0 %

Tuntas

Jumlah

32

100 %

Belum Tuntas Klasikal

Tabel 4. 1: Grafik Penilaian sebelum siklus 1

Dari table, grafik, diatas dapat dibaca bahwa pada Siswa yang belum tuntas adalah 25 siswa atau 73,1 %, siswa yang sudah tuntas adalah 7 siswa atau 25,7 % dengan rata-rata nilai 60.4 ini berarti secara klasikal belum tuntas. Dari analisis terlihat bahwa siswa tidak mendeskripsikan hal-hal yang specific dari sesuatu yang dideskripsikan. Misalnya telinga gajah berbentuk lebar, siswa hanya menulis gajah punya dua telinga. Asumsi penulis siswa tidak mengingat bentuknya karena tidak tervisualisasikan secara nyata. Oleh karena itu disiklus 1 siswa divisualisasikan gambar gajah baru mereka mendeskripsikan tentang gajah.

Hasil Kegiatan Penilaian Proses Tiap Siklus

a. Siklus 1

Pada pelaksanaan siklus 1 guru hanya memberikan penjelasan mengenai cara menyusun teks report kemudian membagi siswa dalam kelompok-kelompok untuk selanjutnya masing-masing kelompok diberi gambar puzzle yang berbeda judulnya. Didalam kelompok siswa menyusun puzzle sehingga terbentuk suatu gambar yang berupa gajah, jerapah dan lain-lain. Setelah terbentuk gambar siswa menuliskan definisi dan general classificationnya dari gambar yang telah terbentuk. Kemudian dari masing-masing bagian gambar siswa membuat deskripsinya yang terdiri dari bagian dan fungsinya, kualitas, habit dan behavior (kebiasaan dan cara hidup). Setiap kelompok mempresentasikan hasil tulisan dan kelompok lain berhak menunjukkan kekurangan atau kesalahan dari kelompok lain.Diakhir siklus guru melakukan penilaian secara individu dimana siswa memilih puzzle secara acak seperti yang dilakukan secara kelompok mereka menulis teks report secara individu, sehingga diperoleh nilai sebagaimana dapat dilihat pada tabel dan grafik penilaian siklus 1:

Tabel 4. 4: Hasil Penilaian pada siklus 1

No

Rentang Nilai

Jumlah

Persentase

Kterangan

1

< 62

2

6,25 %

Belum Tuntas

2

62-71

6

18,72 %

Belum Tuntas

3

72-81

21

62,62 %

Tuntas

4

82-91

3

9,37%

Tuntas

5

92-100

0

0 %

Tuntas

Jumlah

32

100%

Tuntas Klasikal

Tabel 4. 2: Grafik Penilaian pada siklus 1

Dari table, grafik, diatas dapat dibaca bahwa pada silus 1 Siswa yang belum tuntas adalah 7 siswa atau 24,97 %, siswa yang sudah tuntas adalah 71,99 % dengan rata-rata nilai 71,49 ini berarti secara klasikal tuntas. Namun demikian masih ada siswa yang belum tuntas dan rata-rata nilai belum seperti yang diharapkan. Kesalahan yang banyak dilakukan siswa adalah siswa langsung menuliskan deskripsi kemudian untuk general identifikasi justru berada ditengah-tengah teks,hal ini tidak sesuai dengan generic structure dari teks report yang mendahulukan general identifikasinya. Setelah dianalisis kesalahan yang terjadi karena siswa mengawali dengan gambar puzzle yang masih terpisah sehingga siswa menuliskan deskripsi dari masing-masing bagian. Oleh karena itu di siklus kedua gambar disajikan utuh baru kemudian siswa yang memisah per bagian untuk menuliskan deskripsinya.

b. Siklus 2

Berdasarkan hasil refleksi antara peneliti dan guru kolaborator pada siklus 1, maka pada siklus 2 siswa diingatkan akan kekurangan dan kelemahan pada siklus 1 untuk diperbaiki dan tidak diulang kembali. Kegiatan yang dilakukan pada siklus 2 sama dengan siklus 1 akan tetapi puzzle yang diberikan dalam bentuk utuh kemudian siswa menuliskan general identifikasi dari gambar yang diterima setelah selesai baru puzzle dipisah per bagian pada saat siswa memisah kaki maka mereka menuliskan deskripsinya begitu seterusnya sampai terbentuk deskripsi yang utuh dari contoh puzzle yang berupa gambar yang disajikan.

Pada pelaksanaan siklus 2 selama satu pertemuaan siswa melakukan proses pembelajaran dengan baik, sistematika teks tersusun dengan baik, hal ini terlihat dari hasil penulisan yang generic structurenya tepat,sehingga pada saat penilaian hasil yang diperoleh dapat dilihat pada table hasil dan grafik penilaian siklus 2:

Tabel 4. 3: Hasil Penilaian pada siklus 2

No

Rentang Nilai

Jumlah

Persentase

Kterangan

1

< 62

0

0 %

Belum Tuntas

2

62-71

0

0 %

Belum Tuntas

3

72-81

12

37,5 %

Tuntas

4

82-91

19

59,37 %

Tuntas

5

92- 100

1

3,12%

Tuntas

Jumlah

32

Tuntas Klasikal

Grafik 4. 3: Hasil Penilaian pada siklus 2

Dari table, grafik, diatas dapat dibaca bahwa pada siklus 2 Siswa yang belum tuntas adalah 0 %, siswa yang sudah tuntas adalah 32 atau 100% dengan rata-rata kelas 78,21 ini berarti secara klasikal sudah tuntas. Hal ini disebabkan siswa ketika proses pembelajaran dari awal hingga akhir tahu setiap langkah yang harus dilakukan dan dituliskan karena mereka menuliskan sesuatu yang tervisuali-sasikan dalam bentuk gambar bukan hanya sesuatu yang abstrak.

Dampak yang terjadi dari pembelajaran dengan menggunakan media puzzle adalah dapat memberikan kontribusi yang positif dan mengarahkan siswa terhadap sistematika penulisan sehingga menghasilkan teks yang komprehensif karena mereka tertarik dengan media yang disajikan kemudian menuliskan deskripsi dari sesuatu yang divisualisasikan dengan jelas berbeda kalau yang dideskripsikan adalah sesuatu yang abstrak, selain tidak menarik imajinasi mereka sering tidak berkembang terhadap materi yang dihadapi.

Pembahasan

Berdasarkan data dan analisis data pengamatan aktivitas siswa dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar puzzle, siswa tahu apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pencapaian pembelajaran dapat menulis essay berbentuk teks report karena proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Terarahnya perhatian siswa terhadap materi yang disaji-kan melalui media gambar puzzle diimbangi dengan kenaikan persentase penilaian. Pada penilaian siklus I mencapai ketuntasan klasikal 77,4% dan siklus 2 adalah 100%. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar menurut kurikulum berbasis kompetensi untuk KD: Mengungkap-kan makna dan langkah retorika dalam esei pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk procedure dan report terutama untuk indikator: Menulis essay berbentuk report sudah tercapai.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar puzzle dapat digunakan untuk mencapai ketuntasan belajar. Peningkatan antara penilaian awal, sebelum penggunaan media puzzle,dengan penilaian siklus 1 dan penilaian siklus 2 pada proses pembelajaran dengan penggunaan media puzzle signifikan untuk ketuntasan KKM dan mengarahkan perhatian siswa terhadap materi yang disajikan.

Hal ini berarti bahwa pembelajaran dengan mengguna-kan media puzzle dapat digunakan untuk menuntas KKM untuk KD: Mengungkap-kan makna dan langkah retorika dalam esei pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk procedure dan report terutama untuk indikator: Menulis essay berbentuk report.

PENUTUP

Simpulan dan Saran

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian ini bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar puzzle pada materi pokok teks Report pada siswa kelas IXB SMP Negeri 2 Jatipurno, dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut:

1. Hasil analisis aktivitas siswa selama kegiatan pembela-jaran dengan menggunakan media gambar puzzle menunjukkan bahwa siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Hasil analisis uji akhir pada siklus 1 dan 2 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal untuk tes hasil belajar tercapai yaitu sebesar 90% dan 100%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar puzzle dapat digunakan untuk mencapai ketuntasan hasil belajar.

Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Pengelolaan waktu perlu dipertimbangkan dalam setiap pelaksanaan pembelajaran, sehingga semua aktivitas siswa yang diharapkan dapat dikembangkan sesuai tujuan pembelajaran.

2. Pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan media gambar puzzle, berdasarkan kajian teoritik dan empirik, sesuai untuk pembelajaran di SMP, sehingga disarankan untuk menerapkan pola pembelajaran ini pada pokok bahasan yang lain, sehingga siswa menjadi terbiasa untuk secara aktif dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner, J. Acts in Meaning, in Tim Pelatihan Terintegrasi. 2005. Depdiknas: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.

Chomsky, N. Aspects of the Theory of Syntax, in Tim Pelatihan Terintegrasi. 2005. Depdiknas: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.

Depdiknas, 2002a. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur-Balitbang-Depdiknas.

Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004: Naskah Akademik Mata pelajaran Bahasa Inggris 2004. Jakarta: Depdiknas.

Halliday, M.A.K and C. Mattiessen. Construing Experience Through Meaning Tim Pelatihan Terintegrasi. 2005. Depdiknas: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.

Hammond et.al. English for Special Purposes A handbook for Teacher

Huberman, Michael A. Dan Milles, Matthew B.2000. Analisa Data Kualitatif (Alih Bahasa Nurhadi). Jakarta: Universitas Terbuka.

Kardi, S. dan Nur, M. 2000a. Pengantar Pada Pengajaran Dan Pengelolaan Kelas. Pusat Sains MIPA UNESA, Surabaya: Unesa-University Press.

Kim, E.C. and Kellough, R.D. 1995. A Resource Guide For Secondary School Teaching. Englewood Cliffs: Prentice-Hall, Inc.

Moh. Nasir , 1988 . Metode Penelitian . Jakarta: Ghalia Indonesia.

Moleong, L.J. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja RoSMPa Karya.

Nana Sudjana , 1995 . Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung: Remaja RoSMPa Karya.

Nur, M., Wikandari, R.P., dan Sugiarto, B. 1998. Teori Pembelajaran Kognitif. Pusat Sains MIPA UNESA, Surabaya: Unesa-University Press.

Puskur, Balitbang. 2002. Kurikulum dan Hasil Belajar. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran BAHASA INGGRIS SLTP dan MTs. Dikbud.

Soemosasmito, S. 1988. Dasar, Proses Dan Efektivitas Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud.

Wardani, J.G.A.K dkk. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.