FILM KARTUN NUSSA SEBAGAI MEDIA

PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SD

 

Palupi Wahyu Pertiwi

Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

Iin Purnamasari

Intan Rahmawati

Dosen Universitas PGRI Semarang

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai apa saja yang terdapat dalam film kartun Nussa, mengetahui pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter di SD N Karangsari Sulang, memanfaatkan film kartun Nussa sebagai media dalam program Penguatan Pendidikan Karakter di SD Negeri Karangsari Sulang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dalam film kartun Nussa mengandung nilai karakter. Pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter di SD Negeri Karangsari Sulang belum terlaksana dengan maksimal. Film kartun Nussa dapat dijadikan sebagai media dalam program Penguatan Pendidikan Karakter di SD N Karangsari Sulang. Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif. Pengambilan data menggunakan observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan konfirmasi hasil wawancara, angket, dan dokumentasi. Uji kredibilitas data dilakukan dengan memperpanjang pengamatan, meningkatkan ketekunan, dan triangilasi data. Analisis data menggunakan model Miles & Huberman. Nilai-nilai karakter Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SD Negeri Karangsari meliputi nilai karakter religius, nasionalis, mandiri, integritas, dan gotong royong. Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa nilai mandiri dan integritas peserta didik masih kurang baik. Masing-masing nilai karakter tersebut mendapatkan persentase sebanyak 47% dan 53%. Film nussa hadir sebagai media perantara yang dapat memperkuat nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Pengimplementasian film kartun nussa dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dapat diterapkan melalui kegiatan penayangan setelah apel pagi ataupun melalui kegiatan yang telah dijadwalkan oleh pihak sekolah. Implementasi film kartun nussa sebagai media penguatan dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SD Negeri Karangsari melalui kegiatan pembelajaran di implementasikan dalam kegiatan pembelajaran dengan melihat kesesuaian antara episode film kartun nussa dengan tema pembelajaran.

Kata kunci: Kartun Nussa, Nilai, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

 

PENDAHULUAN

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sedangkan pada pasal 3 (tiga) menyatakan bahwa, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.

Adapaun tujuan Pendidikan sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3,yang menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta beradapan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Artinya, selain dituntut untuk memiliki kecerdasan peserta didik juga dituntuk untuk memiliki karakter dan akhlak kepribadian yang berbudi luhur.

Pendidikan di masa mendatang harus memiliki mutu kuantitas dan kualitas yang lebih maju serta lebih baik dibandingkan dengan pendidikan yang sedang berlangsung saat ini maupun pendidikan di masa lampau. Sehingga kemajuan negara tidak hanya didukung oleh kemajuan generasi penerus dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki melainkan juga disertai oleh karakternya yang baik. Di negara Indonesia banyak terdapat orang pintar, namun tidak memiliki karakter yang baik. Sehingga banyak orang pintar Indonesia melakukan kejahatan dengan bermodalkan kepintar yang dimilikinya.

“Karakter dapat dikembangkan melalui keluarga, lingkungan sekitar, sekolah, dan media massa” Gede Raka (2011: 45). Seiring dengan berkembangnya teknologi media massa mengambil peran penting dalam penguatan karakter peserta didik. Film dapat menjadi media pengembangan atau penguatan karakter karena dirasa mampu diterima oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Di dalam film terdapat sebuah pesan yang disampaikan secara unik dan kreatif disertai dengan tampilan gambar dan suara yang menarik. Film memuat nilai-nilai karakter yang tersirat melalui setiap adegan yang disajikan. Nilai-nilai karakter dalam setiap adegan di dalam film bertujuan untuk menyampaikan sebuah pesan moral.

Film yang sesuai dengan perkembangan anak adalah film kartun. Salah satu film kartun yang saat ini sedang booming dan menjadi favorit anak-anak adalah film kartun Nussa. Dalam setiap episodenya, terdapat berbagai kandungan ajaran agama Islam seperti doa–doa keseharian, akhlak dan prilaku islam, mengingatkan dalam hal-hal kebaikan serta berbagai nilai karakter seperti nilai-nilai yang terkandung dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang ada di sekolah.

Fatma Pramita (2018: 17) menyatakan bahwa “Pendidikan karakter menjadi hal penting untuk memunculkan calon masyarakat yang tidak hanya terpelajar tetapi juga masyarakat yang terdidik baik secara intelektual, moral, maupun karakter”. Sehingga diharapkan di masa depan, Indonesia memiliki generasi penerus yang tidak hanya menguasai bidang intelektual tetapi juga memiliki karakter yang baik. Penelitian mengenai penanaman dan pennguatan nilai karakter di sekolah telah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain Fatma Pramita (2018), Raminem (2018), Ramadhani (2019), dan Demillah (2019). Penelitian Fatma Pramita (2018) menunjukkan bahwa nilai karakter dapat dikuatkan dengan bantuan media yang menarik perhatian peserta didik yang diberikan melalui kegiatan bercerita, mendengarkan, dan menulis. Peserta didik tentunya lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan tersebut dan secara tidak langsung akan berpengaruh pada nilai karakternya. Lebih lanjut Raminem (2018) yang menyatakan bahwa penggunaan media dalam penguatan nilai karakter merupakan sebuah bentuk inovasi pembelajaran menyenangkan bagi siswa khususnya siswa sekolah dasar. Mendongeng bisa menjadi metode penyampaian pesan-pesan moral yang sangat efektif.

Sementara itu penelitian Ramadhani (2019) menunjukkan bahwa kultur sekolah berbasis adiwiyata yang menguatkan karakter peduli lingkungan di SD. Sekolah sebagai salah satu tempat yang sangat berperan dalam menerapkan pendidikan karakter. Anak-anak yang bersekolah sebagian besar menghabiskan waktunya di sekolah, sehingga apa yang didapatkan di sekolah akan mempengaruhi karakter peserta didik. Banyak kegiatan yang bisa dikembangkan dalam rangka penerapan pendidikan karakter. Kultur sekolah merupakan salah satu lima aspek yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas sekolah diantaranya yaitu: (1) proses belajar mengajar, (2) kepemimpinan, (3) manajemen sekolah, (4) sarana dan prasarana, (5) kultur sekolah. Lebih lanjut Demillah (2019) menyatakan bahwa bahwa film animasi mampu memperkaya pengalaman dan kompetensi siswa pada beragam materi ajar. Film dapat dikatakan sebagai media belajar karena film merupakan salah satu bentuk perwujudan yang bersifat teknis dari metode cerita yang memuat kisah-kisah menarik, ringan, menghibur dan mendidik.

Berdasarkan latar belakang pendahuluan tersebut maka penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui nilai apa saja yang terdapat dalam film kartun Nussa, mengetahui pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter di SD N Karangsari Sulang, memanfaatkan film kartun Nussa sebagai media dalam program Penguatan Pendidikan Karakter di SD Negeri Karangsari Sulang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pada penelitian ini, peneliti mendeskripsikan suatu fenomena dengan keadaan yang sesungguhnya yang terjadi di SDN Karangsari Sulang Kabupaten Rembang yang disajikan dalam bentuk kalimat naratif sebagai penelitian deskriptif. Berdasarkan kondisi dan objek penelitian yang berbeda, peneliti menggali data melalui observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi.

Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik observasi partisipasi dilakukan dengan cara terlibat langsung secara aktif bersama objek yang diteliti. Wawancara terbuka dilaksanakan berdasarkan pedoman wawancara, sumber data penelitian juga dikumpulkan melalui kajian dokumen yang relevan.Untuk menguji validitas data, maka data yang terkumpul diverifikasi terlebih dahulu keabsahan data dilakukan melalui konfirmasi hasil observasi, wawancara dengan informan, dan konfirmasi dokumen dengan hasil wawancara. Uji kredibilitas data dilakukan dengan memperpanjang waktu pengamatan, triangulasi data, dan meningkatkan ketekunan. Tahap analisis data menggunakan model interaktif Miles & Huberman (1992) yakni dilakukan secara berlanjut, berulang dan terus-menerus di dalam melaksanakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan mengambil kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan ini berisi tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hasil analisis menunjukkan bahwa film kartun nussa memiliki nilai karakter Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di dalam episode-episodenya. Berikut merupakan salah satu hasil analisis nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terdapat pada film kartun nussa episode merdeka. Pada episode “Merdeka” diketahui bahwa karakter nasionalis muncul sebanyak dua kali, dalam bentuk para tokoh melakukan adegan seperti mengikuti lomba perayaan kemerdekaan Republik Indonesia dan memeriahkan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Dilanjutkan dengan karakter gotong royong yang juga muncul dua kali, dengan bentuk para tokoh melakukan adegan kerjasama dalam menghias sepeda dan menolong teman yang sedang terkena musibah. Selanjutnya karakter religius muncul sebanyak satu kali, dalam bentuk para tokoh melakukan adegan seperti mengucapkan salam.

Karakter Mandiri muncul sebanyak satu kali, dalam bentuk para tokoh melakukan adegan seperti menghias sepeda tanpa bantuan orang lain. Karakter integritas juga muncul sebanyak satu kali, dalam bentuk para tokoh melakukan adegan seperti berkata jujur saat mengakui kesalahan.

Pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SD Negeri Karangsari Sulang belum terlaksana dengan maksimal. Hal ini terlihat dari perilaku peserta didik di SD Negeri Karngsari Sulang yang belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam kesehariannya. Nilai karakter mandiri dan integritas masih sangat perlu ditingkatkan. Selama ini belumm ada budaya khusus yang di terapkan sekolah dalam meningkatkan penanaman nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Hasil wawancara dengan menunjukkan bahwa pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SD Negeri Karangsari Sulang sudah terlaksana bersamaan dengan ditetapkannya Perpres No.87 Tahun 2017 tentang Nilai Karakter. Akan tetapi mengingat situasi dan kondisi SD Negeri Karangsari Sulang yang tentunya perlu penyesuaian maka penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) baru terlaksana pada tahun 2018. Kepala sekolah menyampaikan bahwa pelaksanaan Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) terintrogasi ke dalam kegiatan pembelajaran dan kegiatan keseharian siswa di lingkungan sekolah. Terlaksananya program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tentunya ditunjang dengan adanya faktor pendukung, seperti kerjasama antara warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, dan peserta didik, sarana dan prasarana yang memadai, serta peran kepala sekolah yang mengawasi keberlangsungannya program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) itu sendiri.

Selain terdapat faktor pendukung tentunya juga terdapat faktor penghambat. Faktor penghambat pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SD Negeri Karangsari Sulang yaitu kurangnya kesadaran individu, ego diri sendiri yang tinggi,tidak adanya kesadaran secara pribadi, penggunaan media yang kurang menarik peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai karakter Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Evaluasi pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) menurut pendapat kepala sekolah adalah program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SD Negeri Karangsari Sulang belum terlaksana dengan maksimal dan perlu dikuatkan menggunakan media yang dapat menarik perhatian peserta didik sehingga mampu menanamkan nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di dalam keseharian peserta didik secara maksimal.

Harapan kepala sekolah mengenai pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SD Negeri Karangsari Sulang adalah pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dapat berlangsung secara maksimal sehingga mampu memperkuat nilai karakter peserta didik. Kepala Sekolah juga menghendaki bahwa pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SD Negeri Karangsari perlu ditingkatkan secara mendalam dengan bantuan media tertentu sehingga nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dapat diserap secara mendalam oleh peserta didik agar sekolah berhasil mencetak generasi yang baik dalam hal pengetahuan dan kepribadian.

Berikut disajikan bagan pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SD Negeri Karangsari Sulang:

Bagan 1. Pelaksanaan PPK

Implementasi film kartun Nussa sebagai media dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SD Negeri Karangsari Sulang dapat dilaksanakan dalam kegiatan penayangan setelah apel pagi ataupun kegiatan penayangan yang telah dijadwalkan. Misalnya, penayangan pada minggu pertama menayangkan film kartun Nussa episode “Merdeka”, minggu kedua menayangkan film kartun Nussa episode yang lainnya sesuai dengan kebijakan guru dan kepala sekolah dan begitu seterusnya. Film kartun Nussa ini cocok di berikan dalam kegiatan mendengarkan, bercerita, dan membaca. Melalui penayangan film kartun Nussa, peserta didik menjadi antusias sehingga nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terdapat dalam film kartun Nussa dapat dicontoh oleh peserta didik secara tidak langsung. Film kartun Nussa menjadi media yang menyenangkan dan menarik perhatian peserta didik dalam penanaman nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) itu sendiri.

Implementasi film kartun Nussa dalam kegiatan pembelajaran di SD Negeri Karangsari Sulang dapat disisipkan melalui tema pembelajaran yang memiliki kesesuaian dengan episode-episode pada film kartun Nussa. Misalnya episode “merdeka” bertalian dengan tema-tema sebagai berikut seperti gambar pada bagan sebagai berikut:

Bagan 2. Bagan Kesesuaian episode “Merdeka” dengan tema pembelajaran

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Film kartun Nussa mengandung nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter yang termuat dalam adegan di setiap episodenya. Selain itu menurut kepala sekolah dan guru pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter di SD Negeri Karangsari Sulang kurang maksimal. Masih ditemukan beberapa hambatan dalam pelaksanaannya. Sehingga program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) perlu ditingkatkan dengan menggunakan bantuan media tertentu. Peserta didik sudah mengamalkan nilai-nilai karakter Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) akan tetapi belum maksimal. Hal ini terlihat dari angket pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter peserta didik yang memiiki persentase yang cukup rendah.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ketidak maksimalan program Penguatan Pendidikan Karakter di SD Negeri Karangsari Sulang dapat ditingkatkan dengan menggunakan bantuan media film kartun Nussa. Hasil penelitian tentang Penguatan Pendidikan Karakter melalui angket pada peserta didik cukup baik, hal ini terlihat dari hasil angket yang menunjukkan nilai presentase yang beraneka ragam dan diatas 50%. Nilai karakter seperti religius, integritas dan gotong-royong sudah menjadi nilai karakter utama yang tertanam di SD Negeri Karangsari Sulang, dan karakter-karakter lainnya seperti karakter nasionalis, dan mandiri diharapkan akan lebih berkembang.

Hasil data penelitian melalui wawancara dengan kepala sekolah dan guru tentang pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sudah berjalan dengan cukup baik, kepala sekolah dan guru sudah melaksanakan kegiatan yang dapat meningkatkan dan membentuk karakter peserta didik menjadi lebih baik lewat kegiatan pembelajaran. Implementasi film kartun Nussa dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SD Negeri Karangsari Sulang dapat dilaksanakan melalui kegiatan penayangan setelah apel pagi ataupun kegiatan penayangan yang telah dijadwalkan. Implementasi film kartun Nussa dalm kegiatan pembelajaran dapat disisipkan melalui tema pembelajaran yang memiliki kesesuaian dengan episode-episode pada film kartun Nussa.

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: (1)bagi kepala sekolah yaitu diharapakan dapat menjadi seorang pimpinan yang dapat selalu membuat pembaharuan mengenai variasi dalam pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di sekolah agar para peserta didik tertarik dan semakin terbentuk karakternya. (2)bagi guru yaitu diharapkan dapat menggunakan bantuan media tertentu yang menarik perhatian peserta didik yang disisipkan melalui kegiatan pembelajaran agar karakter peserta didik menjadi lebih baik. (3)bagi peserta didik diharapkan lebih meningkatkan dan mengembangkan karakternya melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi kebiasaannya baik di rumah maupun di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

A.Koesoema Doni. 2017.Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Cipta.

Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Demillah, Airani. 2019. Peran Film Animasi Nussa dan Rara Dalam Meningkatkan Pemahaman Tentang Ajaran Islam Pada Pelajar SD. Jurnal Interaksi | Volume: 3 | Nomor: 2 | Edisi Juli 2019 | hlm 106-115.

Gede, Raka. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah: dari Gagasan ke Tindakan. Jakarta: PT Gramedia

Kemendikbud. (2016). Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 Penguatan Pendidikan Karakter.

Pramita, Fatma. 2018. Analisis Nilai Karakter Dalam Cerita “Petruk Jadi Raja” Karya Suyadi sebagai Bahan Penguatan Pendidikan Karakter (Ppk) di SDN Pandeanlamper 05 Semarang. Jurnal Guru Kita (JGK). Vol 2 (2) Maret 2018, hlm. 16-22.

Ramadhani, Lilis. 2019. Kultur Sekolah Berbasis Adiwiyata di Sekolah Dasar dalam Menguatkan Karakter Peduli Lingkungan. Indonesian Values and Character Education Journal Vol. 2. Nomor 2.

Raminem. 2019. Penananaman Nilai Karakter Siswa Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri 133 Seluma Melalui Dongeng “Sayembara Pandai Tidur”. Jurnal Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran (KIBASP) Vol. 1. Nomor 2.

Ranang,dkk.2010. Animasi kartun. Jakarta: Pt.Indeks Jakarta.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaran Negara RI Tahun 2003. Sekretaris Negara RI. Jakarta.