GAMBARAN METODE INKUIRI DAN PENERAPAN

PADA PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN DIRI (PKn) DI KELAS VI

SD NEGERI BANYUBIRU 06

KECAMATAN BANYUBIRU KAB. SEMARANG

 

Sungkono

SD Negeri Banyubiru 06

 

ABSTRAK

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang sesuai dengan isi Kurikulum 2004 adalah pendidikan tentang nilai-nilai yang sasarannya bukan semata-mata pengalihan pengetahuan melainkan lebih ditekankan pada pembentukan sikap. Dengan demikian mata pelajaran PKn meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor, yang lebih menitikberatkan pada ranah afektif. Dalam proses pembelajaran PKn, guru belum semuanya melaksanakan pendekatan siswa aktif, dan peranan guru sebagai dinamisator belajar siswa belum diterapkan, namun guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam penyampaian materi pelajaran guru masih menggunakan buku-buku sumber dan buku pelengkap sebagaa sumber belajar, dan dalam penyampaian bahan ajar kepada siswa belum digunakan media belajar yang lain.Berdasarkan studi awal yang penulis lakukan pada guru Kelas VI SD Negeri Banyubiru 06 Kecamatan Banyubiru Kab.Semarang , dalam mengajar guru belum mencobakan metode-metode yang direkomendasikan oleh Depdikbud di atas. Metode yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar masih sebatas ceramah dan tanya jawab. Dalam penelitian ini penulis akan mencobakan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri yang merupakan metode yang belum pernah dicobakan sebelumnya pada siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran PKn di Kelas VI SD Negeri Banyubiru 06 Kecamatan Banyubiru Kab. Semarang , ternyata dapat menarik minat siswa. Siswa lebih antusias dan bergairah karena merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran. Hal ini bisa dilihat sewaktu siswa menjawab pertanyaan guru dan ketika siswa melakukan diskusi. Pembelajaran PKn yang disajikan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan konsep akhir (kesimpulan) sangat menarik bagi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Zain (1997:22). “Enquiry adalah belaiar mencari dan menemukan sendiri. Dalam sistem belajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final, tetapi siswa diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan masalah”. Dengan adanya bimbingan dari guru (berupa pertanyaan-pertanyaan) yang terus menerus dan berkesinambungan selama siswa mengamati peristiwa yang terjadi pada gambar, akhirnya siswa dapat menemukan konsep akhir (kesimpulan) dari hasil pengamatannya. Pertanyaan dari guru memegang peranan penting dalam menerapkan metode ini, karena itu dianjurkan agar guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menuntut siswa berpikir tinggi. Bimbingan guru yang berupa pertanyaan tersebut dimaksudkan agar dalam proses belajar siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membantu menghiri dari kegagalan dalam menemukan konsep akhir (kesimpulan) dari hasil pengamatannya.

Kata kunci: inkuiri, penerapan

 

PENDAHULUAN

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggungjawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Dalam dunia pendidikan kita sering mendengar ungkapan yang cukup sederhana yaitu “mendidik anak pada masa kini berarti menyiapkan orang dewasa di masa mendatang”. Pendidik haru:s bisa menyiapkan anak didik menjadi orang dewasa yang mandiri, mampu menggunakan dan mengembangkan sendiri kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) yang telah dimilikinya, dan mempunyai sikap yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

LATAR BELAKANG

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang sesuai dengan isi Kurikulum 2004 adalah pendidikan tentang nilai-nilai yang sasarannya bukan semata-mata pengalihan pengetahuan melainkan lebih ditekankan pada pembentukan sikap. Dengan demikian mata pelajaran PKn meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor, yang lebih menitikberatkan pada ranah afektif. Dalam proses pembelajaran PKn, guru belum semuanya melaksanakan pendekatan siswa aktif, dan peranan guru sebagai dinamisator belajar siswa belum diterapkan, namun guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam penyampaian materi pelajaran guru masih menggunakan buku-buku sumber dan buku pelengkap sebagaa sumber belajar, dan dalam penyampaian bahan ajar kepada siswa belum digunakan media belajar yang lain.

Berdasarkan studi awal yang penulis lakukan pada guru Kelas VI SD Negeri Banyubiru 06 Kecamatan Banyubiru Kab.Semarang , dalam mengajar guru belum mencobakan metode-metode yang direkomendasikan oleh Depdikbud di atas. Metode yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar masih sebatas ceramah dan tanya jawab. Dalam penelitian ini penulis akan mencobakan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri yang merupakan metode yang belum pernah dicobakan sebelumnya pada siswa.

TUJUAN PENELITIAN

Secara umum tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran/informasi bagi guru PKn tentang pengaruh metode inkuiri dalam pembelajaran PKn di Kelas VI SD. Secara khusus tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:

1) Untuk mengetahui cara-cara menyusun perencanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri bagi murid Kelas VI SD Negeri Banyubiru 06 Kecamatan Banyubiru Kab.Semarang pada pokok bahasan Pengendalian Diri.

2) Untuk mengetahui cara-cara melaksanakan proses pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri bagi murid Kelas VI SD Negeri Banyubiru 06 Kecamatan Banyubiru Kab.Semarang pada pokok bahasan Pengendalian Diri.

3) Untuk mengetahui seberapa besar hasil pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri bagi murid Kelas VI SD Negeri Banyubiru 06 Kecamatan Banyubiru Kab.Semarang pada pokok bahasan Pengendalian Diri.

4) Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami murid dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan metode inkuiri bagi murid Kelas VI SD Negeri Banyubiru 06 Kecamatan Banyubiru Kab. Semarang pada pokok bahasan Pengendalian Diri.

LANDASAN TEORI

Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang teridiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran, pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah dan mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Penjelasan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang No 2 Tahun 1989)

Kurikulum Pendidikan Dasar telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 060/U/1443 tanggal 25 Februan 1993. Salah satu dari sebelas mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

PKn banyak mengandung nilai-nilai pendidikan yang apabila diajarkan menurut cara yang tepat akan lebih bermakna bagi siswa dan akan diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, namun apabila diajarkan dengan cara yang salah, maka PKn hanya akan merupakan pelajaran yang bersifat hapalan belaka dan hasilnya kurang bermakna bagi siswa, karena siswa tidak akan bisa mengaplikasikan-nya dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai anggota keluarga, anggota sekolah atau anggota masyarakat.

Untuk mengajarkan PKn, tidak cukup hanya dengan metode ceramah karena PKn merupakan pembelajaran yang yang mengutamakan pada ranah apektif. Oleh karena itu diperlukan metode dan teknik yang sesuai dengan materi yang akan dibahas dan sesuai dengan tingkatan kelas. Menurut Depdikbud, (1996:50)

Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary dalam Iskandar, (1997:68) kata inkuiri (enquiry) berarti “pertanyaan atau penyelidikan”. Sedangkan Peaget dalam Iskandar, (1997:68) mengatakan bahwa “Pendekatan enquiry sebagai pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan”.

METODE PENELITIAN                                                   

Objek yang akan diteliti atau diobservasi merupakan data yang sangat penting dalam penelitian penerapan metode inkuiri adalah siswa Kelas VI SD Negeri Banyubiru 06 Kecamatan Banyubiru Kab.Semarang , dengan jumlah siswa 30 orang terdiri atas 14 orang laki-laki dan 16 orang perempuan.

Untuk memperoleh data yang akan diolah dan dianalisis diperlukan alat atau instrumen pengumpulan data yang lain selain observasi yang dilakukan, untuk itu penulis mengadakan pengetesan. Pengetesan dilaksanakan pada waktu penulis mengadakan pembelajaran PKn di Kelas VI pada pokok bahasan Pengendalain Diri. Untuk memperoleh data ini penulis melakukan pengetesan sebanyak dua kali, yaitu

  1. a) Tes yang ke-1 dilakukan sebelum siswa mendapat materi pokok bahasan tersebut dengar. tidak menggunakan metode inkuiri
  2. b) Tes yang ke-2 dilakukan setelah siswa mendapat materi pokok bahasan tersebut dengan menggunakan metode inkuiri

PEMBAHASAN

Pembahasan ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan sebagaimana yang telah dikemukakan pada BAB I. Pembahasan dalam menerapkan metode inkuiri dalam pembelaiaran PKn di Kelas VI SD Negeri Banyubiru 06 Kecamatan Banyubiru Kab. Semarang pada pokok bahasan Pengendalian Diri dikembangkan atas dasar hasil temuan data yang dikaitkan dengan konsep dan teori yang relevan.

Dari data tersebut dapat diinterpretasikan yang menghasilkan deskripsi sebagai berikut:

  1. Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran PKn di Kelas VI SD Negeri Banyubiru 06 Kecamatan Banyubiru Kab. Semarang , ternyata dapat menarik minat siswa. Siswa lebih antusias dan bergairah karena merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran. Hal ini bisa dilihat sewaktu siswa menjawab pertanyaan guru dan ketika siswa melakukan diskusi. Pembelajaran PKn yang disajikan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan konsep akhir (kesimpulan) sangat menarik bagi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Zain (1997:22). “Enquiry adalah belaiar mencari dan menemukan sendiri. Dalam sistem belajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final, tetapi siswa diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan masalah”. Dengan menggunakan metode ini siswa bebas mengungkapkan pendapatnya dalam memecahkan masalah yang telah ditetapkan, sehingga siswa merasa tertantang untuk aktif mencari dan menemukan kesimpulan dari hasil diskusi dan pengematan terhadap media pelajaran berupa gambar
  2. Dengan adanya bimbingan dari guru (berupa pertanyaan-pertanyaan) yang terus menerus dan berkesinambungan selama siswa mengamati peristiwa yang terjadi pada gambar, akhirnya siswa dapat menemukan konsep akhir (kesimpulan) dari hasil pengamatannya. Pertanyaan dari guru memegang peranan penting dalam menerapkan metode ini, karena itu dianjurkan agar guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menuntut siswa berpikir tinggi. Bimbingan guru yang berupa pertanyaan tersebut dimaksudkan agar dalam proses belajar siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membantu menghiri dari kegagalan dalam menemukan konsep akhir (kesimpulan) dari hasil pengamatannya. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Syamsudin (1985:95): “Bimbingan dalam belajar difokuskan kepada permasalahan tentang bagaimana caranya agar anak dapat terhindar dari kegagalan, mampu mengatasi hambatan-hambatan serta kesulitan hingga la, dapat mencapai prestasinya dengan mengembangkan dirinya sendiri secara optimal dalam menempuh proses belajar” Berdasarkan pendapat di atas apabila guru kurang terampil di dalam memberikan bimbingan (mengajukan pertanyaan-pertanyaan) maka akan menjurus kepada kerancuan atau kekeliruan materi yang dipelajari.
  3. Tampak bahwa penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran PKn di Kelas VI SD Negeri Banyubiru 06 Kecamatan Banyubiru Kab.Semarang pada pokok bahasan Pengendalian Diri sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh, evaluasi permbelajaran PKn yang menggunakan metode inkuiri rata-rata nilainya lebih tingggi (7,48) dari pada yang tidak menggunakan metode inkuiri (5,68). Jadi untuk mendapatkan basil belajar yang lebih baik di dalam pembelajaran PKn hendaknya guru jangan hanya menggunakan metode ceramah saja, tetapi dalam mengajarkan PKn harus menggunakan metode-metode yang lain yang sesuai dengan pokok bahasan.

SIMPULAN                              

Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang diperoleh dalam menerapkan metode inkuiri, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut.

Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri lebih menarik minat siswa, siswa lebih antusias dan lebih bergairah dalam belajar, karena merasa dilibatkan di dalam proses pembelajaran. Hal ini bisa dilihat sewaktu siswa melakukan pengamatan gambar dan pembacaan wacana. Dengan adanya bimbingan dari guru (berupa pertanyaan-pertanyaan) yang terus menerus dan berkesinambungan selama siswa melakukan pengamatan, dapat mendorong siswa untuk menemukan konsep akhir (kesimpulan) dari hasil pengamatan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Djauzak, 1996, Pedoman Pelaksanaan PBM di SD, Jakarta: Depdikbud

Adnan, Warsito, 2003, PKn, Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Depdikbud, 1994, Kurikulum Pendidikan Dasar Jakarta: Depdikbud

——– —, 1996, Materi Latihan Kerja Guru PKn, Jakarta: Depdikbud

———–, 1999, Suplemen Kurikulum Pendidikan Dasar Jakarta: Depdikbud

———–1999, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas VI Sekolah Menengah, Jakarta. Depdikbud

Djamariah, BS dan Azwan Zain, 1997, Startegi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta

Engkoswara, 1996, Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah Untuk Angka Kredit Guru , Bandung: Karangsewu

Keraf, Gorys, 1994, Komposisi, Flores: Nusa Indah

Moleong, Lexy J. 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya

Rusyan, Tabrani, 1992, Penuntun Belajar Yang Sukses, Bandung: Penerbit Nine Karya Jaya

Sri Wilujeung, Dyah, dkk, 1996, Perangkat Pembelajaran PKn SD, Jakarta: Tim Penatar PKn

Undang, Gunawan, 1998, Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar Di Sekolah Menengahr, Bandung: Siger Tengah