HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS

DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA AKHIR

DI SMA KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

 

Eltin Misi

Margaretta Erna Setianingrum

Program Studi Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

 

ABSTRACT

The purpose of this study was to look at the relationship democratic parenting and prosocial behavior in late adolescents at Satya Wacana Christian High School Salatiga. The sample population was 122 respondents, selecting samples with saturated sampling techniques. Collection can use two scale Likert models, namely Prosocial Behavior Scale (36 items) and Democratic Parenting Scale (36 items). Statistical data analysis using Pearson Product Moment Analysis Test with the help of SPSS statictics 16.0 for windows. The results of this study found that the average late adolescents at Satyaacacana Christian High School Salatiga (40%) had prosocial behavior in the moderate category and as much (47%) had democratic parenting categorized in the medium category as well. However, based on the Pearson Correlation test found results r = 0.288 (p <0.05) which means that from this study shows that there is a significant and positive relationship between democratic parenting and prosocial behavior in late adolescents at Satya Wacana Christian High School Salatiga.

Keywords: Democratic parenting, prosocial behavior, late adolescence

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara pola asuh demokratis dengan perilaku prososial pada remaja akhir di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Populasi sampel 122 responden, pemilihan sampel dengan teknik sampling jenuh. Pengumpulan data menggunakan dua skala model Likert, yaitu Skala Perilaku Prososial (36 item) dan Skala Pola Asuh Demokratis (36 item). Analisis data statistik menggunakan Uji Analisis Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS statictics 16.0 for windows. Hasil dari penelitian ini mendapatkan bahwa rata-rata remaja akhir di SMA Kristen SatyaWacana Salatiga (40%) memiliki perilaku prososial dalam kategori sedang dan sebanyak (47%) memiliki pola asuh demokratis yang tergolong dalam kategori sedang juga. Namun berdasarkan uji Pearson Correlation didapati hasil r =0,288 (p<0,05) yang berarti dari penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh demokratis dengan perilaku prososial pada remaja akhir di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga.

Kata kunci: Pola asuh demokratis, perilaku prososial, remaja akhir.

 

Pendahuluan

Pada tahap remaja akhir, seseorang akan mengalami perubahan dan perkembangan yang terjadi selama masa remaja akhir. Perubahan yang terjadi yaitu perubahan baik secara fisik, kognitif, sosial, spiritual, dan secara psikis yang berpengaruh pada perubahan sikap dan juga perilakunya. Masa remaja sering dianggap sebagai masa paling rawan dalam proses kehidupan manusia (Hurlock, 1980). Padahal bagi remaja sendiri, masa ini adalah masa yang menyenangkan banyak petualangan dan tantangan yang harus dilaluinya sebagai proses pencarian jati dirinya (Hurlock, 1980). Menurut Hurlock (1994) masa remaja awal dari 13-16 atau 17 tahun dan remaja akhir antara 16 atau 17-18 tahun.

Dalam proses mencari jati diri, para remaja akan bertemu dan bersosialisasi dengan orang-orang yang berada di sekitarnya. Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan pertolongan orang lain, maka remaja juga secara sukarela menolong atau memberikan bantuan terhadap orang lain. Perilaku menolong ini biasa disebut perilaku prososial. Perilaku prososial adalah perilaku yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain (Carla & Randall, 2002).

Perilaku prososial seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara yang berbeda-beda, misalnya dalam melakukan kerja sama, ada orang yang melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu mementingkan kepentingan bersama bukan kepentingan pribadinya.

Berdasarkan teori dari Carlo & Randall (2002) menyatakan aspek-aspek perilaku prososial yaitu: Altruistic, Compliant, Emotional, Public, Anonymous, Dire. Menurut Sarlito W. Sarwono & Eko A. Maniarno (2009) menyatakan bahwa ada salah satu faktor yang memengaruhi seseorang dalam menunjukan perilaku prososial kepada orang lain adalah pola asuh demokratis.

Pola asuh orangtua merupakan segala sesuatu yang dilakukan orangtua untuk membentuk perilaku anak-anak mereka meliputi semua peringatan dan aturan, pengajaran dan perencanaan, contoh dan kasih sayang serta pujian dan hukuman (Rizki, 2017). Pola asuh demokratis adalah gaya pengasuhan orangtua yang menunjukan perilaku dalam membantu remaja mengembangkan keterampilan sebagai kedewasaan secara psikososial, mampu bekerjasama dengan teman sebaya dan orang dewasa, kedewasaan yang bertanggungjawab serta berhasil secara akademik (Baumrind dalam Robinson, dkk, 1995). Pola asuh pencerminan tingkah laku orangtua yang diterapkan kepada anak secara dominan. Dikatakan dominan karena pola asuh yang diterapkan dilakukan secara penuh dan terus menerus, sepanjang kehidupan anak (Musaheri, 2007).

Menurut Hurlock (1992) pola asuh demokratis yaitu pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu mengendalikan mereka. Orangtua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari, tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orangtua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian menurut Tria & Made (2016) mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan, pola asuh orangtua terhadap perilaku prososial siswa kelas X SMKN 5 Surabaya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rizki (2016) mengatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pola asuh orangtua dengan perilaku prososial remaja SMP Negeri 238 Jakarta. Hal ini memperkuat hasil penelitian Rima (2014) menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat antara pola asuh demokratis dengan perilaku prososial pada siswa kelas IX Madrasah Tsanawiyah Albidayah.

Namun lain halnya dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Metika (2015) menunjukan hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh demokratis dengan perilaku prososial.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif dan signifikan antara Pola Asuh Demokratis dengan Perilaku Prososial pada Remaja Akhir di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh karena itu hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang positif dan signifikan antara Pola Asuh Demokratis dengan Perilaku Prososial pada Remaja Akhir di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Semakin tinggi pola asuh demokratis, maka perilaku prososial akan semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah pola asuh demokratis, maka perilaku prososial akan semakin rendah.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelasional menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas (X) Pola Asuh Demokratis dan variabel terikat (Y) Perilaku Prososial. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga yang berjumlah 122. Metode pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk menguji validitas dan reliabilitas. Pola dasar pengukuran skala menggunakan metode penskalaan model Likert yang menggunakan empat alternatif jawaban yaitu; (1) SS untuk jawaban Sangat Setuju, (2) S untuk jawaban Setuju, (3) STS untuk jawaban Sangat Tidak Setuju, dan (4) TS untuk jawaban Tidak Setuju. (Azwar, 2012).

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Hasil perhitungan uji Kolmogorov-smirnov Z diperoleh besar nilai K-S-Z variabel pola asuh demokratis sebesar 0,748 dengan nilai signifikan = 0,630 (p>0,05) dan nilai K-S-Z variabel perilaku prososial sebesar 0,937 dengan nilai signifikan = 0,344 (p>0,05), dari data tersebut artinya kedua variabel tersebut berdistribusi normal.

Uji linearitas menunjukkan bahwa hubungan antara pola asuh demokratis dan perilaku prososial adalah linear, yaitu Deviation from Linearity diperoleh F sebesar 0,984 (p<0,05), dengan nilai signifikansi sebesar 0,515 (p>0,05) yang menunjukan bahwa hubungan antara pola asuh demokratis dengan perilaku prososial adalah linear.

Uji hipotesis berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan diperoleh korelasi sebesar 0,288 dan signifikansi adalah 0,001 (p<0,05) yang berarti ada hubungan positif dan signifikan antara pola asuh demokratis dengan perilaku prososial pada remaja akhir di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

Pembahasan

Berdasarkan penelitian tentang hubungan pola asuh demokratis dengan perilaku prososial pada remaja akhir di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga, didapatkan hasil perhitungan koefisien korelasi (r) sebesar 0,288 dengan signifikansi sebesar 0,001 (p<0,05). Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan positif antara pola asuh demokratis dengan perilaku prososial pada remaja akhir di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima. Artinya bahwa semakin tinggi tingkat pola asuh demokratis maka, semakin tinggi pula tingkat perilaku prososial pada remaja akhir di SMA Kristen Satya Wacana. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah tingkat pola asuh demokratis maka, semakin rendah pula tingkat perilaku prososial pada remaja akhir di SMA Kristen Satya Wacana. Jadi dapat dikatakan bahwa pola asuh demokratis berkorelasi dengan perilaku prososial.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tria & Made (2016) mengatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pola asuh orangtua terhadap perilaku prososial siswa kelas SMKN 5 Surabaya. Hal ini memperkuat penelitian dari Rima (2014) menunjukan hasil bahwa ada hubungan yang kuat antara pola asuh demokratis dengan perilaku prososial.

Banyak faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya perilaku prososial. Pola asuh demokratis merupakan salah satu dari semua faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya perilaku prososial (Sarlito W. Sarwono dan Eko A. Maniarno, 2009), jika dilihat dari sumbangan efektif yang diberikan pola asuh demokratis terhadap perilaku prososial sebesar 8,29% dan sebanyak 91,71% dipengaruhi oleh faktor lain di luar pola asuh yang dapat berpengaruh terhadap perilaku prososial, seperti suasana hati, tempat tinggal, jenis kelamin, dan sifat.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pola asuh demokratis yang diberikan oleh orangtua memberikan kontribusi terhadap perilaku prososial sehingga nampak jelas bahwa pola asuh demokratis mempunyai hubungan yang positif signifikan dengan perilaku prososial pada remaja akhir di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pemaparan yang telah disampaikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara pola asuh demokratis dengan perilaku prososial pada remaja akhir di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga.

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan maka, peneliti mengajukan beberapa saran yaitu:

Bagi Siswa di SMA Kristen Satya Wacana, diharapkan dapat lebih mengoptimalkan perilaku prososialnya dengan cara lebih meningkatkan perilaku dalam hal berbagi, menolong secara sukarela, dan berderma.

Bagi Orangtua, dapat memperhatikan anaknya dalam hal bergaul, mendukung anaknya dalam mengikuti kegiatan sekolah maupun diluar sekolah dan mendukung anaknya untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam berbagi, menolong dan berderma.

Bagi Penelitan Selanjutnya, Meskipun hasil dari penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang positif signifikan antara pola asuh demokratis dengan perilaku prososial pada remaja akhir di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga, namun peneliti mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan mengembangkan variabel-variabel yang digunakan seperti suasan hati, tempat tinggal, jenis kelamin, dan sifat sehingga dapat menambah pemahaman masyarakat dan juga sebagai sumbangsih besar bagi ilmu psikologi khususnya psikologi sosial ataupun perkembangan.

Daftar Pustaka

Aditia, H.R., Hamiyati., Rusilanti. (2016). Hubungan pola asuh orang tua dengan kepedulian sosial remaja. Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan, 3(2).

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas, Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Baron, R. A & Branscombe, N. R. (2012). Social psychology 13th edition. Unites States of America: Pearson Educati.

Caprara, G.V., Steca, P., Zelli, A., Capanna, C. (1993). A new scale for measuring adults’ prosocialness. Europan Journal of Psychological Assessment, 21(2).

Carlo, G. & Randall, B. (2002). The Development of a measure of prosocial behaviors for late adolescents. Journal of youth and Adolenscence, 31(1) 31-44.

Dayakisni, T & Hudaniah. (2006). Psikologi sosial. Malang: UMM Press.

Hurlock, E.B. (1992). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga Khatimah.

Kasiati., M. As’ad, Djalali., Diah, Sofiah. (2012). Polas asuh orangtua demokratis, efekasi diri dan kreativitas remaja. Jurnal persona, 1(01).

Miklikoska, M & Hurme, H. (2011). Democracy begins at home: Democratic parenting and adolescents’ support for democratic values. European journal of developmental psychology.

Ningrum, M, I, S. (2016). Hubungan antara pola asuh demokratis dan konsep diri dengaan perilaku prososial. Skripsi yang di terbitkan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah.

Made, I, S. (2016). Pengaruh pola asuh orangtua terhadap perilaku sosial siswa kelas X. Skripsi yang di terbitkan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Putri, Rizki, Bunda, Liza., Tri Umari., Rosmawati. (2017). Pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku sosial. Program Studi Bimbingan dan Konseling.

Pratiwi, D, I. (2014). Hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sosial pada anak prasekolah. Skripsi yang diterbitkan. Jember: Universitas Muhammadiyah.

Restiani, S., Saparahayuningsih, S., Ardina, M. (2017). Hubungan antara pola asuh demokratis dengan kemandirian anak dikelompok paud. Jurnal potensi, 2(1).

Robinson, C.C, dkk. (1995). Athoritative, authoritarian, and permissive parenting practices: development of a new measure. Psychological repost, 77(819-830).

Safuro, R. (2014). Hubungan pola asuh demokratis orang tua dengan perilaku prososial remaja.

Santrock, J.W, (2012). Life-span development perkembangan masa hidup. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Santrock, J.W. (2007). Adolescence: perkembangan remaja (6th ed. Alih Bahasa: Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga.

Sarlito E. S dan Eko A. (2009). Meinarno. Psikologi sosial, 134-138.

Skinner, E., Johson,S. & Snyder,T. (2005). Six dimensions of parenting: A motivational model. Parenting: Science and practice, 5(1), 175-235.

Sugiyanto, W.P. (2015). Pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku prososial siswa kelas V SD. Jurnal pendidikan guru sekolah dasar.