ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA

PADA KARANGAN NARASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA KELAS IV SD N TLOGOREJO 1 DEMAK

 

Dhonna Witantri1)

Mei Fita Asri Untari2)

  1. Arief Budiman3)

1)Mahasiswa Program Sarjana Universitas PGRI Semarang (UPGRIS)

2), 3) Dosen Universitas PGRI Semarang (UPGRIS)

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan berbahasa pada karangan narasi siswa kelas IV SD N Tlogorejo 1 Demak. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah lembar karangan narasi siswa kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada karangan narasi siswa masih terdapat kesalahan berbahasa tataran morfologi dan ejaan yang disempurnakan. Sebanyak 27 siswa dalam menulis karangan masih terdapat kesalahan. Dalam tataran morfologi, sebanyak 27 siswa masih melakukan kesalahan dalam penulisan kata depan di dan ke pada penulisan tempat dalam karangannya. Sedangkan pada tataran ejaan yang disempurnakan, sebanyak 24 siswa rata – rata melakukan kesalahan penulisan dalam penggunaan huruf kapital yang dipakai pada awal kalimat, kesalahan dalam penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi, dan dalam penggunaan bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Saran yang diberikan pada skripsi ini adalah guru seharusnya menjelaskan lebih detail dasar menulis sehingga siswa dapat menulis dengan baik dan benar. Memberikan pembetulan langsung apabila terdapat siswa yang melakukan kesalahan berbahasa Indonesia agar siswa mengetahui letak kesalahannya.

Kata kunci: Analisis kesalahan berbahasa, Karangan Narasi, Bahasa Indonesia

 

PENDAHULUAN

Bahasa tidak terpisahkan dari manusia dan mengikuti di dalam setiap pekerjaannya. Mulai saat bangun pagi-pagi sampai jauh malam waktu ia beristirahat. Manusia tidak lepasnya memakai bahasa, malahan pada waktu tidurpun tidak jarang ia “memakai bahasanya” (Hastuti, 2003:4). Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2007:80) bahasa merupakan sistem pada lambang (tanda yang berupa sebarang bunyi (= bunyi bahasa) yang dipakai orang untuk melahirkan pikiran dan perasaan. Pada saat kita berbicara atau menulis, kata – kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitu saja, melainkan mengikuti aturan yang ada yakni seperangkat aturan yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa inilah yang disebut dengan tata bahasa. Jadi, bahasa tunduk kepada berbagai kaidah tertentu baik gramatik, fonemik, dan fonetik. Bahasa itu tidak bebas dan terikat kepada bergaia kaidah tertentu. Hal ini dikarenakan bahasa adalah sistem. Sistem bahasa itu sukarela (arbitary). Yang dimaksud bahasa bersifat arbiter ialah bersifat asal bunyi, manasuka, atau tidak ada hubungan yang logis antara kata yang digunakan sebagai simbol atau lambang dengan yang dilambangkannya.

Dalam penggunaan Bahasa Indonesia sering kali siswa membuat kesalahan baik lisan maupun tulisan yang tidak sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kesalahan berbahasa dianggap sebagai bagian dari proses belajar-mengajar, baik secara formal maupun secara tidak formal. Kesalahan berbahasa yang terjadi atau dilakukan oleh siswa dalam suatu proses belajar mengajar mengimplikasikan tujuan pengajaran bahasa belum tercapai secara maksimal (Setyawati, 2012:16-17). Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tersebut tentu terdapat kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa, kesalahan berbahasa ini dipandang sebagai bagian dari proses belajar bahasa siswa dalam pemerolehan pengajaran bahasa. Kurangnya pemahaman mengenal Bahasa Indonesia juga membuat siswa terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia yang sebagian besar tidak baik dan benar, serta seiring berkembangnya zaman banyak munculnya bahasa baru atau bahasa gaul yang menyebabkan siswa sering menggunakan bahasa tersebut. Kesalahan berbahasa juga dapat disebabkan faktor guru yang kurang teliti dalam memberikan materi kepada siswa.

Menurut Tarigan (2011:67-68) istilah kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake) dalam pengajaran bahasa dibedakan yakni penyimpangan dalam pemakaian bahasa. Kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performansi. Kekeliruan ini bersifat acak, artinya dapat terjadi pada setiap tataran linguistik. Sebaliknya, kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi. Kesalahan biasanya terjadi karena konsisten, jadi secara sistematis.

Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan mengoreksi pekerjaan siswa, kemudian memperbaiki kesalahan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan menganalisis kesalahan, khususnya kesalahan dalam penulisan kata dalam kalimat. Dengan melakukan analisis kesalahan berbahasa, guru akan mudah untuk mengetahui penyebab dari kesalahan-kesalahan itu. Analisis kesalahan berbahasa dapat membantu guru bahasa Indonesia untuk memprogramkan materi yang akan diajarkan (Rohmadi, 2011).

Berdasarkan observasi dari hasil karangan narasi siswa di SD N Tlogorejo 1 Demak, terdapat kesalahan yang dialami siswa dalam menulis karangan narasi. Dengan mengadakan analisis kesalahan berbahasa pada karangan narasi siswa dapat diketahui dan dipahami kesalahan-kesalahan berbahasa serta faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan berbahasa tersebut, sehingga hal ini dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV Ibu Mardiana Sari, S.Pd, beliau mengatakan bahwa siswanya masih belum menguasai dalam hal menulis karangan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dituturkan beliau hal tersebut terjadi dikarenakan beberapa faktor salah satunya adalah kemampuan kognitif anak, karena hanya beberapa siswa yang memiliki kemampuan kognitif baik yang dapat menulis karangan Bahasa Indonesia dengan bahasa yang baik dan benar.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Dwi Hastuti yang berjudul Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V SD N Sarirejo Semarang sangat erat kaitannya dengan penelitian yang dilakukan penulis. Dalam penelitian tersebut penulis melakukan analisis kesalahan berbahasa pada siswa kelas V dengan kesimpulan bahwa masih banyak kesalahan berbahasa Indonesia ditemukan pada karangan siswa. Kesalahan yang ditemukan pada karangan siswa adalah kesalahan berbahasa Indonesia bidang fonologi, morfologi, sintaksis, dan ejaan yang disempurnakan.

Sehubungan dengan latar belakang di atas dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis melakukan penelitian tentang kesalahan berbahasa pada karangan narasi siswa dengan judul “Analisis Kesalahan Berbahasa pada Karangan Narasi Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD N Tlogorejo 1 Demak”. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka peneliti melakukan pembatasan masalah. Hal ini agar dalam penelitian ini tidak meluas. Permasalahan yang dikaji adalah kesalahan berbahasa tataran morfologi dan ejaan yang disempurnakan pada karangan narasi siswa kelas IV SD N Tlogorejo 1 Demak.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kesalahan berbahasa pada karangan narasi siswa kelas IV SD N Tlogorejo 1 Demak.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini adalah jenis deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah lembar karangan narasi siswa kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berjumlah 27 karangan siswa.

Penelitian tersebut menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang objek kajiannya adalah kesalahan berbahasa Indonesia pada karangan narasi yang ditulis oleh siswa kelas IV SD N Tlogorejo 1 Demak.

Data kualitatif adalah data yang diujudkan dalam kata keadaan atau kata sifat, misalnya “Sangat Baik” disingkat SB, “Baik’’ disingkat B dan lain-lain merupakan kelanjutan kualitasnya (Arikunto, 2013:21). Menurut Moleong dalam Arikunto (2013:22) sumber data penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya. Sumber data dalam penelitian ini adalah lembar karangan narasi siswa kelas IV SD N Tlogorejo 1 Demak.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian adalah metode simak. Metode penyediaan data ini diberi nama metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak di sini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Penyadapan penggunaan bahasa tersebut dapat berupa bahasa lisan atau bahasa tulis. Penyadapan penggunaan bahasa secara tertulis, jika peneliti berhadapan penggunan bahasa bukan dengan orang yang sedang berbicara atau becakap-cakap, tetapi berupa bahasa tulis, misalnya naskah-naskah kuno, teks narasi, bahasa-bahasa pada media massa dan lain-lain. (Mahsun, 2014:92-93) Teknik lanjutan dari teknik sadap yaitu:

  1. Teknik Simak Bebas Libat Cakap

Menurut Mahsun (2014:93) teknik simak bebas libat cakap maksudnya si peneliti hanya berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh para informannya. Dia tidak terlibat dlam peristiwa pertuturan yang bahasanya sedang diteliti.

  1. Teknik Catat

Menurut Mahsun (2014:93) teknik catat adalah teknik lanjutan yang dilakukan ketika menerapkan metode simak sebagai teknik lanjutan di atas.

Pencatatan dapat disiapkan dalam kartu data yang selanjutnya akan diklarifikasi (Sudaryanto, 2015:207).

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Sugiyono (2014:246)

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2014:246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan analisis data yang telah dilakukan, kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD N Tlogorejo 1 Demak secara umum sangat kurang. Dalam karangan yang ditulis siswa, masih terdapat banyak sekali kesalahan berbahasa Indonesia yang ditemukan.

Berdasarkan analisis kesalahan berbahasa Indonesia pada karangan narasi siswa kelas IV SD N Tlogorejo 1 Demak ditemukan kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia tataran fonologi, morfologi, sintaksis, ejaan yang disempurnakan. Namun dalam penelitian ini difokuskan pada analisis kesalahan berbahasa Indonesia tataran morfologi dan ejaan yang disempurnakan.

  1. Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi

Berdasarkan analisis data di atas, daftar kesalahan berbahasa tataran morfologi dapat dilihat dalam tabel tabulasi data di bawah ini.

Tabulasi Data Kesalahan Morfologi

Kode Data Jenis Kesalahan Keterangan
Penghilangan prefiks ber- Penghilangan prefiks meng- Penulisan kata depan di- dan ke-
Kr 1 A

Kr 2 A

Kr 3 A

Kr 4 A

Kr 5 A

Kr 6 A

Kr 7 A

Kr 8 A

Kr 9 A

Kr 10 A

Kr 11 A

Kr 12 A

Kr 13 A

Kr 14 A

Kr 15 A

Kr 16 A

Kr 17 A

Kr 18 A

Kr 19 A

Kr 20 A

Kr 21 A

Kr 22 A

Kr 23 A

Kr 24 A

Kr 25 A

Kr 26 A

Kr 27 A

1

1

1

1

2

1

2

1

2

4

1

2

1

2

2

2

1

2

1

1

2

1

1

1

1

2

1

1

97,5%

97,5%

95%

97,5%

97,5%

92,5%

97,5%

95%

90%

97,5%

95%

97,5%

95%

95%

95%

97,5%

95%

97,5%

97,5%

95%

97,5%

97,5%

97,5%

97,5%

95%

97,5%

97,5%

Jumlah 27 2 1 38 100% – 65,8% = 34,2%

 

Kesalahan tataran morfologi berdasarkan table 4.1 di atas ditemukan sebanyak 41 atau 34,2%. Kesalahan itu meliputi penulisan penghilangan prefiks ber- sebanyak 2 kesalahan.Prefiks ber- yang tidak dieksplisitkan, tentu saja hal ini tidak benar. Kata main pada karangan merupakan kata dasar yang menduduki predikat pada masing-masing kalimat. Sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baku, dalam predikat tersebut harus dieksplisitkan predikat ber-, yaitu menjadi bermain (Kr/Reva/2018). Kesalahan berikutnya yakni penghilangan prefik meng- pada kata bentukan. Hal ini terjadi disebabkan oleh penghematan yang sebenarnya tidak perlu terjadi karena justru merupakan pemakaian yang salah. Kalimat yang benar pada kata nginap dalam (Kr/Rizqi/2018) adalah menginap. Kesalahan yang dilakukan siswa selanjutnya adalah penulisan kata depan di dan ke, sebanyak 27 siswa melakukan kesalahan dalam penulisan kata depan yang menunjukkan tempat. Penulisan kata depan di dan ke yang ditulis siswa masih banyak yang disambung, contohnya: Aku hanya bisa berenang dikolam renang kecil saja (Kr/Dwi/2018)

  1. Kesalahan Tataran Ejaan Yang Disempurnakan

Berdasarkan analisis data di atas, daftar kesalahan berbahasa tataran ejaan yang disempurnakan dapat di lihat dalam table tabulasi data di bawah ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabulasi Data Kesalahan EYD

Kode Data Jenis Kesalahan Keterangan
Huruf Kapital Tanda Hubung Kata Tidak Baku
Kr 1 B

Kr 2 B

Kr 3 B

Kr 4 B

Kr 5 B

Kr 6 B

Kr 7 B

Kr 8 B

Kr 9 B

Kr 10 B

Kr 11 B

Kr 12 B

Kr 13 B

Kr 14 B

Kr 15 B

Kr 16 B

Kr 17 B

Kr 18 B

Kr 19 B

Kr 20 B

Kr 21 B

Kr 22 B

Kr 23 B

Kr 24 B

Kr 25 B

Kr 26 B

Kr 27 B

1

2

1

2

4

3

5

4

1

2

1

4

1

1

3

4

2

1

4

3

1

2

3

3

1

2

1

1

2

1

1

1

98,2%

97%

98,2%

97%

92,6%

95,5%

92,6%

94,1%

97%

94,1%

98,2%

94,1%

98,2%

97%

94,1%

94,1%

95,5%

98,2%

89,7%

95,5%

98,2%

97%

95,5%

95,5%

0%

0%

0%

Jumlah 27 58 3 7 100% – 39,7% = 60,3%

 

Berdasarkan tabel 4.2 ditemukan kesalahan tataran ejaan yang disempurnakan sebanyak 40 atau 60,3% dalam penggunaan huruf kapital, tanda hubung dan kata penggunaan kata tidak baku. Pada karangan narasi siswa ditemukan sebanyak 58 kali kesalahan yakni siswa tidak menggunakan huruf kapital dalam mengawali sebuah kalimat.

Selain itu ada beberapa siswa yang menggunakan huruf kapital yang seharusnya tidak ditulis menggunakan huruf kapital karena tidak untuk mengawali sebuah kalimat. Kesalahan berikutnya adalah siswa yang tidak menggunakan huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama nama geografi, dalam karangan siswa adalah kata gedong songo, dan umbul sidomukti, kudus, semarang, demak, Jakarta, kampung laut, gubug, bandungan. Dalam karangan juga ditemukan kesalahan sebanyak 7 kali dalam penggunaan kata tidak baku, siswa juga melakukan kesalahan sebanyakan 3 kali dalam penggunaan bentuk ulang yang tidak ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-).

Berdasarkan pembahasan di atas rata – rata siswa kelas IV SD N Tlogosari 1 Demak sudah bisa menulis dan dapat mengembangkan kemampuan mengingat kejadian yang pernah dialaminya. Hal ini diketahui dari hasil karangan narasi siswa yang eskpresif dalam menuliskan pengalaman pribadinya, tetapi saat menulis karangan mereka lupa menggunakan tanda baca yang tepat, bahkan beberapa dari mereka ada yang menggunakan huruf kapital, ada juga siswa yang menulis menggunakan bahasa Jawa dicampur dengan bahasa Indonesia. Kesalahan tataran morfologi terjadi akibat siswa yang kurang memahami bagaimana pembentukan kata dasar maupun kata bentukan dengan benar. Sedangkan kesalahan berbahasa pada tataran ejaan yang disempurnakan terjadi akibat siswa yang kurang memahami tanda baca dan ejaan yang baik dan benar.

Kesalahan-kesalahan yang dialami siswa terjadi karena faktor guru yang kurang dalam memberikan materi dasar menulis bahasa Indonesia yang baik dan benar, disamping itu guru tidak langsung melakukan pembenaran saat siswa melakukan kesalahan saat menulis sehingga siswa tidak mengetahui kesalahan dalam tulisannya.

Pada penelitian ini menggunakan pengujian kredibilitas dengan triangulasi data, ini merupakan teknik yang mencari pertemuan pada satu titik tengah informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan pembanding terhadap data yang telah ada.

Penelitian Dwi Hastuti (2013) berjudul “ Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V SD Negeri Sarirejo Semarang “ didapatkan kesimpulan bahwa banyak kesalahan berbahasa Indonesia yang ditemukan pada karangan siswa. Kesalahan berbahasa Indonesia yang ditemukan pada karangan siswa adalah kesalahan berbahasa Indonesia bidang fonologi morfologi, sintaksis, dan ejaan yang disempurnakan (EYD). Kesalahan – kesalahan di atas terjadi akibat berbagai faktor. Faktor tersebut adanya pengaruh bahasa ibu dan bahasa asing, serta karena guru tidak memberikan dasar – dasar menulis yang baik dan benar.

Penelitian Dina Sukowati (2011) berjudul “ Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Karangan Narasi Siswa Kelas X Jurusan Pemasaran SMK Bina Negara Gubug Tahun Pelajaran 2010/2011 “ diperoleh simpulan bahwa dalam karangan siswa kelas X ditemukan banyak kesalahan berbahasa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan siswa tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan banyak persamaan mengenai faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam berbahasa Indonesia. Rata-rata siswa kurang memahami dasar penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akibat pengalaman bahasa siswa yaitu bahasa ibu maupun bahasa asing yang terbawa dalam bahasa tulis.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, dapat disimpulkan bahwa:

  1. Pada karangan narasi siswa masih terdapat kesalahan berbahasa tataran morfologi dan ejaan yang disempurnakan. Sebanyak 27 siswa dalam menulis karangan masih terdapat kesalahan.
  2. Dalam tataran morfologi, sebanyak 27 siswa masih melakukan kesalahan dalam penulisan kata depan di dan ke pada penulisan tempat dalam karangannya.
  3. Pada tataran ejaan yang disempurnakan, sebanyak 24 siswa rata-rata melakukan kesalahan penulisan dalam penggunaan huruf kapital yang dipakai pada awal kalimat, kesalahan dalam penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi, dan dalam penggunaan bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, guru seharusnya menjelaskan lebih detail dasar menulis sehingga siswa dapat menulis dengan baik dan benar. Memberikan pembetulan secara langsung apabila terdapat siswa yang melakukan kesalahan berbahasa Indonesia agar siswa mengetahui letak kesalahannya. Guru melakukan evaluasi bersama siswa setelah siswa menulis karangan untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan oleh siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Dadan. 2006. Apresiasi Sastra Indonesia, Bandung: UPI Press.

Hastuti, Sri. 2003. Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia, Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Hastuti, Dwi. 2013. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Pada Karangan Siswa Kelas IV SD Negeri Sarirejo Semarang. Semarang: IKIP PGRI Semarang.

Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Rajawali Press.

Nurkhikmah, Anita. 2011. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Pada Karangan Siswa Kelas IX SMA Negeri 1 Ungaran Tahun Pelajaran 2011/2012. Semarang: IKIP PGRI Semarang.

Poerwadarminta, W.J.S. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rohmadi, Muhammad. 2011. Belajar Bahasa Indonesia: Upaya Terampil Berbicara dan Menulis Karya Ilmiah, Surakarta: Cakrawala Media.

Sukowati, Dina. 2011. Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Karangan Narasi Siswa Kelas X Jurusan Pemasaran SMK Bina Negara Gubug Tahun Pelajaran 2010/2011. Semarang: IKIP PGRI Semarang.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyitno dan Ngatmini. 2018. Pengantar Praktis Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Lingustis. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Suharsimi, Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.Bandung: Angkasa.

Wijayanti, Dwi Rohmah. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa Bidang Morfologi pada Karangan Narasi Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 1 Weleri Tahun Ajaran 2013/2014. http://eprints.ums.ac.id/31072/10/NASKAH_PUBLIKASI.pdf. Diakses tanggal 1 Maret 2019.