IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF

TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

UNTUK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG PUASA

PADA SISWA KELAS V SDN 3 NGAWEN SEMESTER 2 TAHUN 2016/2017

 

Ahmad Suyudi

Guru SD Negeri 3 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam tentang Puasa Pada Siswa Kelas V SDN 3 Ngawen. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari satu pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan model kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan prose pembelajaran, baik keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Hal dapat terlihar dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 532 dengan rata-rata 2,5 dan masuk dalam kreteria baik, dan pada siklus II mendapat skor 672 dengan rata-rata 3,1 dan masuk dalam kreteria sangat baik. Hasil belajar siswa pada siklus I , nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50 dengan rata-rata 74,6, ketuntasan siswa secara klasikal 70,4% dan pada siklus II, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60 dengan rata-rata siswa 77,2, ketuntasan siswa secara klasikal 81,5%.  Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Teams Games Tournament pada Pembelajaran Pendidikan Agama islam dapat hasil belajar siswa pada siswa kelas V SDN 3 Ngawen Kecamaatan Ngawen Kabupaten Blora.

Kata kunci: Hasil Belajar, model kooperatif tipe Teams Games Tournament

 

PENDAHULUAN

SDN 3 Ngawen selama proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V dimana pembelajaran masih belum optimal karena guru belum menggunakan model pembelajaran yang baik, belum menggunakan media yang menarik, sumber belajar masih minim, pembelajaran yang monoton, masih menggunakan model ceramah, sehingga menyebabkan minat siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangat kurang. Hal tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga berdampak pada rendahnya nilai Pendidikan Agama Islam. Hal ini didukung oleh data nilai Pendidikan Agama Islam yang diperoleh siswa kelas V pada nilai Ulangan tahun ajaran 2016/2017 masih banyak yang berada di bawah Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70 yang ditetapkan di SDN 3 Ngawen , dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50 dan rata – rata kelas 70,6 dengan prosentase siswa tuntas sebanyak 44,4% dan 55,6% tidak tuntas.Dengan melihat data hasil belajar pada pelaksanaan pembelajaran tersebut perlu ditingkatkan proses pembelajarannya agar hasil belajar Pendidikan Agama Islam dapat meningkat.

Alternatif untuk memecahkan permasalahan tersebut peneliti bersama kolaborator menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam serta mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran yaitu melalui model kooperatif Teams Games Tournament dan penggunaan media pembelajaran.Pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Berdasarkan beberapa penelitian diatas pembelajaran Teams Games Tournament dapat dijadikan alternatif pilihan untuk menyelesaikan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 3 Ngawen. Oleh karena itu peneliti merasa penting untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul; “Implementasi Model Koope-ratif Tipe Teams Games Tournament Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam tentang Puasa Pada Siswa Kelas V SDN 3 Ngawen Semester 2 Tahun 2016/2017”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan pokok sebagai berikut: “Bagaimana model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament dapat Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam tentang Puasa di kelas V SDN 3 Ngawen.

Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam tentang Puasa Pada Siswa Kelas V SDN 3 Ngawen melalui model Kooperatif Teams Games Tournament

KAJIAN TEORI

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2006: 30). Perubahan sebagai hasil belajar bersifat menyeluruh, baik perubahan pada perilaku maupun kepribadian secara keseluruhan. Belajar bukan semata-mata kegiatan mekanis stimulus respon, tetapi melibatkan seluruh fungsi organisme yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu.

Untuk mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor internal), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis seperti kecerdasan atau intelegensi, bakat, minat dan motivasi. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD

Syariat islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan nabi sesuai ajaran Islam dengan berbagai metode dan pendekatan dari satu segi kita lihat bahwa pendidikan islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Dari segi lainnya, pendidikan islam tidak bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh. Oleh karena itu, pendidikan islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal dan juga karena ajaran islam berisi tentang ajaran sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Semula yang bertugas mendidik adalah para Nabi dan Rasul selanjutnya para ulama, dan cerdik pandailah sebagai penerus tugas, dan kewajiban (Drajat, 1992:25-28).

Pendidikan agama dapat didefenisikan sebagai upaya untuk mengaktualkan sifat-sifat kesempurnaan yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt kepada manusia, upaya tersebut dilaksanakan tanpa pamrih apapun kecuali untuk semata-mata beribadah kepada Allah (Bawani, 1993: 65). Ahli lain juga menyebutkan bahwa pendidikan agama adalah sebagai proses penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insan yang beriman dan bertakwa agar manusia menyadari kedudukannya, tugas dan fungsinya di dunia dengan selalu memelihara hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri, masyarakat dan alam sekitarnya serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa (termasuk dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya) (Ali, 1995: 139). Para ahli pendidikan islam telah mencoba memformutasi pengertian pendidikan Islam, di antara batasan yang sangat variatif tersebut adalah:

1.     Al-Syaibany mengemukakan bahwa pendidikan agama islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai sesuatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.

2.     Muhammad fadhil al-Jamaly mendefenisikan pendidikan Islam sebagai upaya pengembangan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurnah, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan maupun perbuatanya.

3.     Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (insan kamil)

4.     Ahmad Tafsir mendefenisikan pendidikan islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Tafsir, 2005: 45)

Dari batasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik) agar dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologis atau gaya pandang umat islam selama hidup di dunia.

Model Kooperatif Tipe TGT

Menurut Isjoni (2010:83) TGT (Teams Games Tournament)adalah pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok–kelompok belajar beranggotakan 5-6 siswa yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin,suku atau ras yang berbeda.

Menurut Slavin (2010:13) Teams Games Tournament adalah pembelajaran kooperatif yang pada mulanya dikembangkan oleh David De Vries dan Keith Edwards, ini merupakan metode pembelajaran pertama dari John Hopkins University. Model ini menggunakan turnamen akademik, menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.

Dari dua pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Teams Games Tournament adalah model kooperatif, dalam pelaksanaanya beranggotakan 5-6 siswa yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin,suku atau ras yang berbeda dengan mengunakan kuis-kuis dan skor kemajuan individu.

Menurut Slavin (2010:163) pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil

 Siswa ditempatkan dalam kelompok kecil yang terdiri dari sampai 5-6 orang yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnis. Hal ini diharapkan dapat mendorong adanya kerjasama antar siswa yang berkemampuan tinggi membantu siswa yang berkemampuan rendah dalam penguasaan materi.

Game

Game dalam Teams Games Tournament terdiri atas pertanyaan-pertanyaan dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis dalam lembar yang sama. Seorang siswa akan mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut.

Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung.

Turnamen dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir unit pertemuan setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok dalam lembar kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk menempati meja turnamen sesuai dengan prestasinya, siswa yang berprestasi tinggi berada di meja turnamen 1. Meja turnamen 2, 3 dan seterusnya diperuntukkan untuk siswa yang berprestasi dibawahnya. Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir. Pemenang pada tiap meja akan “naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi, skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama, dan yang skornya paling rendah akan “diturunkan”. Dengan adanya kompetisi ini maka diharapkan para siswa akan menunjukkan kinerja yang sebenarnya.

Penghargaan Kelompok

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata – rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh.

 

METODE PENELITIAN

Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada semester II yang dimulai dari bulan Januari hingga bulan Maret 2017.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung di kelas V SDN 3 Ngawen Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru. Penelitian dilaksanakan di kelas V SDN 3 Ngawen tahun pelajaran 2016/2017, dengan jumlah siswa 35anak.

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana dapat diperoleh (Arikunto, 2009: 129). Sumber data yang diperoleh antara lain:

1)  Siswa

Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan secara sistematik selama pelaksanaan siklus I sampai siklus II, hasil belajar dan catatan lapangan.

2)  Guru

Sumber data guru diperoleh dari hasil observasi keterampilan guru melalui model kooperatif tipe Teams Games Tournamen dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

3)  Data dokumen

Sumber data dokumen berupa data awal nilai hasil tes sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas.

Validasi Data

Peneliti berusaha melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian. Penelitian yang telah mengikuti prosedur, kembali di uji keabsahan data yang dikumpulkan. Cara yang digunakan peneliti untuk memeriksa keabsahan data penelitian adalah menggunakan teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi yang digunakan ada 3 (tiga) jenis yaitu trianggulasi metode, trianggulasi sumber, dan trianggulasi teori.

HASIL PENELITIAN

Data Pelaksanan Tindakan Siklus I

 Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:

 

 

 

Tabel Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

No

 

Indikator

 

Hasil yang dicapai

Jml total skor

 

Kategori

1

2

3

4

 

1.

Siswa mendengarkan penjelasan guru.

2

2

3

1

66

2,4

B

2

Siswa aktif bertanya tentang materi

1

4

1

2

65

2,4

B

3

Siswa melakukan diskusi sesuai dengan petunjuk guru

2

4

1

1

70

2,6

B

4.

siswa aktif dalam diskusi kelompok Siswa mengerjakan lembar kerja siswa dalam kelompok

1

3

2

2

63

2,3

B

5.

Siswa mengerjakan lembar kerja siswa dalam kelompok melalui metode Role Playing

2

2

2

2

62

2,3

B

6.

 Menyajikan hasil kerja kelompok

2

3

1

2

67

2,5

B

7.

Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru

2

1

2

3

68

2,5

B

8.

Siswa mengerjakan soal individu

1

3

2

2

71

2,6

B

Jumlah

 

  532

Rata-rata

 

  2,5

Kategori

 

  Baik

 

Berdasarkan tabel diatas menunjukan hasil aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Teams Games Tournament pada siklus I memperoleh 532 dengn rata-rata 2,5 dengan kreteria baik. Skor tersebut masih belum memenuhi kreteria ketuntasan dalam indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu dengan kreteria minimal baik.

Paparan Hasil Belajar Siswa Siklus I

Dapat diketahui bahwa pada siklus I rata-rata nilai tes siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding dengan kondisi awal. Nilai rata-rata mencapai 74,6 dan jumlah siswa yang tuntas belajar juga mengalami peningkatan yaitu 5 siswa dari 8 siswa atau sekitar 70,4%. Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut masuk dalam kategori baik. Meskipun hasil belajar siswa mengalami peningkatan akan tetapi belum mencapai indikator yang diharapkan sehingga perlu adanya perbaikan atau tindakan berikutnya.

Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:

 

 

 

 

Tabel Analisis Hasil Aktivitas Siswa Siklus II

No

 

Indikator

 

Hasil yang dicapai

Jml total skor

 

Kategori

1

2

3

4

 

1.

Siswa mendengarkan penjelasan guru.

1

2

3

2

86

3,2

SB

2

Siswa aktif bertanya tentang materi

0

2

3

3

81

3,0

SB

3

Siswa melakukan diskusi sesuai dengan petunjuk guru

1

1

2

4

88

3,3

SB

4.

siswa aktif dalam diskusi kelompok Siswa mengerjakan lembar kerja siswa dalam kelompok

1

1

3

3

83

3,1

SB

5.

Siswa mengerjakan lembar kerja siswa dalam kelompok melalui metode Role Playing

0

1

4

3

79

2,9

B

6.

 Menyajikan hasil kerja kelompok

0

2

3

3

82

3,04

SB

7.

Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru

1

2

3

2

87

3,2

SB

8.

Siswa mengerjakan soal individu

1

1

4

2

86

3,2

SB

Jumlah

 

  672

Rata-rata

 

  3,1

Kategori

 

  Sangat Baik

 

Berdasarkan tabel diatas menunjukan hasil aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Teams Games Tournament pada siklus I memperoleh 672 dengn rata-rata 3,1 dengan kreteria sangat baik, hal ini sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu dengan kreteria minimal baik.

Paparan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Dapat diketahui bahwa pada siklus II rata-rata nilai tes siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding dengan kondisi awal. Nilai rata-rata mencapai 77,2 dan jumlah siswa yang tuntas belajar juga mengalami peningkatan yaitu 7 siswa dari 8 siswa atau sekitar 81,5%. Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Berdasarkan BSNP (2006) ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator yang dicapai minimal 70% dengan harapan nilai 66. Dengan demikian pada siklus II hasil belajar siswa sudah mencapai indikator yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Rochman Abror, 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana

Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta.

Depdikbud, 1995. Kurikulum Pendidikan Dasar Garis-garis Besar Program Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud

Depdikbud, 1996. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:BP. Cipta Jaya.

Djamarah dan Zain.1995. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta.

Lexy J. Moleong, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Oemar Hamalik, 2002. Psikologi belajar dan mengajar. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algesindo

Sumadi Suryabrata, 1984. Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV Rajawali.