PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERISTIWA ALAM

DAN GEJALA ALAM MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN MEDIA CROSSWOD PUZZLE PADA KELAS VI SDN 4 NGAWEN SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Munarsih

Guru SD Negeri 4 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Peristiwa Alam dan Gejala Alam melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Media Crossword Puzzle di kelas VI SDN 4 Ngawen. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari satu pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 4 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Media Crossword Puzzle dapat meningkatkan prose pembelajaran, baik keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Hal dapat terlihar dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Keterampilan guru pada tiap siklus menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I pertemuan 1, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 33 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus I pertemuan 2, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 38 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus II pertemuan 1, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 41 dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus II pertemuan 2, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 43 dengan kriteria sangat baik/A. Aktivitas siswa pada tiap siklus juga menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I pertemuan 1, persentase aktivitas siswa yaitu 71,17% dengan kriteria baik/B. Untuk siklus I pertemuan 2, persentase aktivitas siswa yaitu 77,49% dengan kriteria sangat baik/A. Untuk siklus II pertemuan 1, persentase aktivitas siswa yaitu 88,12% dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus II pertemuan 2, persentase aktivitas siswa yaitu 91,45% dengan kriteria sangat baik/A. Hasil belajar siswa pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata 59 dengan persentase ketuntasan belajar 47%, siklus I diperoleh nilai rata-rata 76 dengan persentase ketuntasan belajar 56%, dan pada siklus II diperoleh rata-rata 84 dengan persentase ketuntasan belajar 90%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Media Crossword Puzzle pada pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas VI SDN 4 Ngawen Kecamaatan Ngawen Kabupaten Blora.

Kata kunci: Hasil Belajar, Numbered Head Together (NHT) dan Media Crossword Puzzle

 

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/MI dalam peraturan menteri pendidikan nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa standar kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTS/SMPLB. Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggungjawab, serta warga dunia yang cinta damai (2008: 162). Selanjutnya Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/MI dalam peraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 (2008: 162) disebutkan bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, b) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, c) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta d) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik di tingkat lokal, nasional, dan global. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, potensi dan melatih keterampilan peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat sehingga peserta didik memiliki sikap mental positif dalam mengatasi setiap masalah yang terjadi baik untuk diri sendiri atau masyarakat.

Fenomena pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di lapangan tidak jarang menalami kendala, gamaran terseut merupakan gambaran yang terjadi di SD Negeri 4 Ngawen, kecamatan Ngawen, kabupaten Blora. Berdasarkan tes awal membuktikan bahwa masih rendahnya kualitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya pada siswa kelas VI. Hal itu didukung data dari pencapaian hasil tes siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Dengan melihat data tes awal siswa dan pelaksanaan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut perlu sekali adanya peningkatan hasil belajar, agar siswa sekolah dasar terampil dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan mencari solusi pemecahan masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat.

Berdasarkan diskusi dengan tim kolaborasi guru kelas VI semester 1 SDN 4 Ngawen untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, tim kolaborasi menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan hasil belajar, yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan kreativitas guru. Maka peneliti menggunakan model Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Media Crossword Puzzle. Pemilihan alternatif pendekatan NHT dan media Crossword Puzzle dilandasi argumen pentingnya guru mendesain pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Dari ulasan latar belakang tersebut maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul ”Peningkatan Hasil Belajar Peristiwa Alam dan Gejala Alam Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Head Together dan Media Crosswod Puzzle pada Kelas VI SDN 4 Ngawen Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018”.

 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar IPS materi Peristiwa Alam dan Gejala Alam pada siswa kelas VI SDN 4 Ngawen?”

 

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi Peristiwa Alam dan Gejala Alam melalui pendekatan pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan Media Crossword Puzzle pada Siswa Kelas VI SDN 4 Ngawen.

MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan konstribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan inovasi pembelajaran. Selain itu dapat memberikan manfaat bagi; siswa, guru dan sekolah

KAJIAN PUSTAKA

KERANGKA TEORI

Hakikat Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.

Selanjutnya Anni (2007: 2-3) mengemukakan bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga unsur, yaitu: a) belajar dengan perubahan perilaku, b) perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. c) perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.

Berdasarkan konsep di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan individu secara terus-menerus (kontinu) secara sadar serta berdasarkan pengalaman sehingga terjadi perubahan tingkah laku dari seorang individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

Hasil belajar

Anni, dkk (2007: 5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Bloom dalam Poerwanti (2008: 1-23) menge-lompokan kemampuan manusia ke dalam dua ranah (domain) utama yaitu ranah kognitif dan ranah non-kognitif. Ranah non-kognitif dibedakan menjadi dua yaitu ranah afektif dan ranah psikomotorik.

Berdasarkan definisi tentang hasil belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh seorang individu setelah melakukan kegiatan belajar yang terwujud pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah terjemahan dari “Social Studies” dari Amerika Serikat yang dipolakan untuk kebutuhan pembelajaran di sekolah. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Menurut Trianto (2010: 171), Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya).

Sedangkan Diana Nomida Musnir dan Maas DP (2011: 13.15) mendeskripsikan hakikat pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah berbagai konsep dan prinsip yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial, misalnya tentang kependudukan, kriminalitas, tentang korupsi dan kolusi dan sebagainya yang dikemas untuk kepentingan pendidikan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan diberbagai jenjang pendidikan. Berbagai realitas tersebut dijelaskan melalui pendekatan multi dimensi arah dalam melakukan berbagai prinsip dan generalisasi yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi sosial, geografi dan ilmu politik.

Nu’man Somantri (2011: 13.15) menegaskan bahwa program pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan perpaduan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora termasuk didalamnya agama, filsafat, dan pendidikan. Bahkan Ilmu Pengetahuan Sosial juga dapat mengambil aspek-aspek tertentu dan ilmu-ilmu kealaman dan teknologi.

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dalam lingkungannya, yaitu mempelajari kegiatan hidup manusia dalam masyarakat dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu sosial (social sciences), seperti: sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, psikologi sosial, dan sebagainya.

Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

Hasil belajar akan optimal apabila semua komponen belajar mengajar dipersiapkan secara matang oleh guru. Salah satu komponen belajar mengajar yang perlu dipersiapkan adalah model pembelajaran.

Secara umum istilah model diartikan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Atas dasar pemikiran tersebut, maka model belajar mengajar adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Soekamto dan Winataputra, 1993:109-110).

Joyce da Weil (1986) mengatakan bahwa hakikat mengajar adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, dan sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Dalam kenyataan sesungguhnya, hasil akhir atau hasil jangka panjang dari proses belajar mengajar adalah perlunya peningkatan kemampuan peserta didik untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif di masa yang akan datang.

Menurut Kagan (dalam Trianto, 2007:62) Numbered Heads Together (NHT) merupakan suatu tipe model pembelajaran kooperatif yang merupakan struktur sederhana dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Model pembelajaran kooperatif tipe ini juga terdiri atas empat tahap yang digunakan untuk mereview fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe ini juga dapat digunakan untuk pemecahan masalah yang tingkat kesulitannya terbatas. Numbered Heads Together (NHT) memberikan kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, Numbered Heads Together (NHT) juga mendorong siswa untuk meningkatkan kerja sama antar siswa.

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran koooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Media Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)

Pembelajaran yang kreatif adalah pembeajaran yang dapat menggunakan media secara optimal. Sadiman (1996:6) berpendapat bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Hamalik (1994:12) mempertegas bahwa media pendidikan adalah alat, metode, teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Ditambahkan Hamalik (1994:12) secara garis besar, fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut:

a.       Fungsi edukatif, yang artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan;

b.       Fungsi sosial, memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang;

c.        Fungsi ekonomis, meningkatkan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal;

d.       Fungsi politis, berpengaruh pada politik pembangunan;

e.        Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern

Media Crossword Puzzle adalah suatu media yang berbentuk kotak-kotak berwarna yang terdiri atas dua lajur yaitu mendatar (kumpulan kotak yang membentuk satu baris dan beberapa kolom) dan menurun (kumpulan kotak yang membentuk satu kolom dan beberapa baris). Untuk menyelesaikan permaianan ini, siswa harus menjawab pertanyaan yang telah tersedia dan mengisikan jawaban tersebut pada kotak-kotak yang telah tersedia.

Secara spesifik Crossword Puzzle merupakan suatu media yang memungkinkan siswa berfikir secara kreatif untuk memasukan huruf sehingga menjadi suatu kata yang bersesuaian dengan panjang kotak yang tersedia secara berkesinambungan sampai seluruh kotak terisi penuh.

Zaini (2007:73) mengatakan bahwa teka-teki dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung. Bahan strategi ini dapat melibatkan partisipasisi siswa/mahasiswa secara aktif sejak awal. Langkah-langkah dalam membuat media Crossword Puzzle adalah:

a.     Tulislah kata-kata kunci, terminologi atau nama-nama yang berhubungan dengan materi yang telah dipelajari.

b.     Buatlah kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang telah dipilih (seperti dalam teka-teki silang). Hitamkan atau beri warna bagian yang diperlukan.

c.     Buat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah kata-kata yang telah dibuat atau dapat juga hanya membuat pernyataan-pernyataan mengarah kepada kata-kata tersebut.

d.     Bagikan teka-teki silang ini kepada siswa bisa individu atau kelompok.

e.     Batasi waktu mengerjakan

f.      Beri hadiah kepada kelompok atau individu yang mengerjakan paling cepat dan benar.

KERANGKA BERFIKIR

Penerapan model pembelajaran NHT dan Crossword Puzzle merupakan salah satu wujud aplikasi pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran IPS. Hal tersebut merupakan perwujudan dari upaya mengurai permasalahan pembelajaran pembelajaran IPS, baik dari segi guru dan segi siswa. Dari segi guru, cara mengajar guru yang kurang inovatif, penggunaan media kurang sehingga berdampak pada kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS yang berakibat pada rendahnya hasil belajar IPS. Melalui model pembelajaran NHT dan Crossword Puzzle, siswa dilibatkan secara holistik baik aspek fisik, emosional, dan intelektualnya.

HIPOTESIS TINDAKAN

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui model pembelajaran NHT dan media Crossword Puzzle maka dan hasil belajar siswa kelas VI SDN 4 Ngawen pada pembelajaran IPS materi Peristiwa Alam dan Gejala Alam akan meningkat.

METODE PENELITIAN

SETTING PENELITING

Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada semester 1 yang dimulai dari bulan Oktober hingga bulan Desember 2017. Berikut ini jadwal penelitian yang disusun peneliti:

Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung di kelas VI SDN 4 Ngawen Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

SUBYEK PENELITIAN                 

Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru. Penelitian dilaksanakan di kelas VI SDN 4 Ngawen tahun pelajaran 2017/2018, dengan jumlah siswa 34 anak, yang terdiri dari siswa laki-laki 18 anak, dan siswa perempuan 16 anak.

PROSEDUR/LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Subyantoro, 2009: 10). Menurut Arikunto, dkk (2008: 16), secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

METODE PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data kualitatif diambil melalui observasi dan dokumentasi. Sedangkan pengumpulan data kuantitatif diambil melalui tes.

VALIDASI DATA

Peneliti berusaha melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian. Penelitian yang telah mengikuti prosedur, kembali di uji keabsahan data yang dikumpulkan. Cara yang digunakan peneliti untuk memeriksa keabsahan data penelitian adalah menggunakan teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi yang digunakan ada 3 (tiga) jenis yaitu trianggulasi metode, trianggulasi sumber, dan trianggulasi teori.

INDIKATOR KEBERHASILAN

Pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran NHT dan media Crossword Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VI SDN 4 Ngawen materi Peristiwa Alam dan Gejala Alam dengan indikator keberhasilan sebagai berikut:

1.     Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran NHT dan media Crossword Puzzle meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik sekali.

2.     Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran NHT dan media Crossword Puzzle meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik sekali.

3.     80% siswa kelas VI SDN 4 Ngawen mengalami ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 70 dalam pembelajaran IPS.

HASIL PENELITIAN

Pembahasan difokuskan terhadap hasil observasi dan reflekssi penerapan model pembelajaran NHT dan media Crossword Puzzle terhadap peningkatan hasil belajar. Data analisis yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT dan media Crossword Puzzle adalah sebagai berikut:

Keterampilan Guru

Keterampilan guru pada tiap siklus menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I pertemuan 1, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 33 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus I pertemuan 2, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 38 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus II pertemuan 1, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 41 dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus II pertemuan 2, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 43 dengan kriteria sangat baik/A.

Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada tiap siklus juga menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I pertemuan 1, persentase aktivitas siswa yaitu 71,17% dengan kriteria baik/B. Untuk siklus I pertemuan 2, persentase aktivitas siswa yaitu 77,49% dengan kriteria sangat baik/A. Untuk siklus II pertemuan 1, persentase aktivitas siswa yaitu 88,12% dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus II pertemuan 2, persentase aktivitas siswa yaitu 91,45% dengan kriteria sangat baik/A.

Hasil Belajar

Secara keseluruhan, hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran NHT dan media Crossword Puzzle pada tiap siklus, akan diuraikan dalam diagram berikut:

Diagram 4.5 Peningkatan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Dengan perolehan hasil tersebut, guru telah memenuhi indikator keberhasilan dalam penelitian ini, sehingga guru mengakhiri penelitian ini sampai siklus II.

PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar IPS materi Peristiwa Alam dan Gejala Alam dengan menggunakan model pembelajaran NHT dan media Crossword Puzzle pada siswa kelas VI SDN 4 Ngawen, Peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1.     Keterampilan guru pada tiap siklus menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I pertemuan 1, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 33 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus I pertemuan 2, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 38 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus II pertemuan 1, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 41 dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus II pertemuan 2, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 43 dengan kriteria sangat baik/A.

2.     Aktivitas siswa pada tiap siklus juga menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I pertemuan 1, persentase aktivitas siswa yaitu 71,17% dengan kriteria baik/B. Untuk siklus I pertemuan 2, persentase aktivitas siswa yaitu 77,49% dengan kriteria sangat baik/A. Untuk siklus II pertemuan 1, persentase aktivitas siswa yaitu 88,12% dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus II pertemuan 2, persentase aktivitas siswa yaitu 91,45% dengan kriteria sangat baik/A.

3.     Hasil belajar siswa pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata 59 dengan persentase ketuntasan belajar 47%, siklus I diperoleh nilai rata-rata 76 dengan persentase ketuntasan belajar 56%, dan pada siklus II diperoleh rata-rata 84 dengan persentase ketuntasan belajar 90%.

4.     Model pembelajaran NHT dan media Crossword Puzzle efektif digunakan dalam pembelajaran IPS. Tahapan-tahapan yang sesuai yaitu tahap kooperatif dimana pembentukan kelompok heterogen, tahap pemeriksaan hasil kegiatan kelompok, tahap mengerjakan tes individual, tahap pemeriksaan hasil tes, tahap penghargaan kelompok dengan situasi sosial pada siswa kelas VI SDN 4 Ngawen dengan faktor pendukung yaitu media Crossword Puzzle atau teka-teki silang dampaknya yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dapat memenuhi nilai KKM sekolah dengan 70% siswa mengalami ketuntasan belajar dan terjadi perubahan pembelajaran dari siklus I ke Siklus II seperti perhatian siswa,tertib pada saat pembentukan kelompok, semangat,jujur dalam mengerjakan tes, berusaha memecahkan masalah, Aktif mengemukakan pendapat, berani mempresentasikan hasil, dan kerjasama. Hal ini ditandai dengan aktivitas belajar siswa dalam kelompok sekurang-kurangnya sesuai dengan kriteria keberhasilan masing-masing aspek minimal 3 berada pada kategori baik.

SARAN

Guru sebaiknya dapat mengenal dan berlatih menerapkan Model pembelajaran NHT dan media Crossword Puzzle melalui kelompok kegiatan guru (KKG).

Model pembelajaran NHT dan media Crossword Puzzle dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran IPS bagi siswa sekolah dasar, karena lebih banyak mengaktifkan siswa dalam proses belajar, meningkatkan kerjasama, dan interaksi sosial.

Penelitian mengenai model pembelajaran NHT dan media Crossword Puzzle dapat dikembangkan lebih lanjut baik oleh guru maupun pengembang pendidikan lainnya sehingga model pembelajaran NHT dan media Crossword Puzzle ini menjadi lebih baik,dan tujuan pembelajaran yang dicapai semakin efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S.dkk. 2007. Penelitian Timdakan Kelas.Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Asma N. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Depdiknas

Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, O.2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Udin. S. Winataputra, dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universtas Terbuka.

Ibrahim, M.2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. UNESA University Press.

 Lie, A. 2002. Mempraktekkan Cooperatif Learning di Ruang- Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Mu’nisah. 2008. Hand Out Ilmu Pengetahuan Sosial. Semarang. UNNES

Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

 Slavin, E,. R,. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sri Rahayu, M.2006. Pengembangan Penelitiaan Kualitatif dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (hal 12-25). Jakarta: Depdikbud.

Sugandi, A. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.

Suprijono A.2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tri Anni, C,. dkk.2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Widhihastrini, F dkk.2009. Penyusunan Panduan Skripsi. Semarang: Lemlit UNNES.

—————-.2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

.—————-2007. Didaktika Jurnal Penelitian Pengembangan Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran. Samarinda: FKIP Universitas Mulawarman