PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENINGGALAN SEJARAH

HINDU-BUDHA DAN ISLAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS V SEMESTER I

SDN 1 NGELO KECAMATAN CEPU TAHUN 2016/2017

 

Karmini

Guru SD Negeri 1 Ngelo Kecamatan Cepu Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalahuntuk meningkatkan hasil pembelajaran IPS materi peninggalan Sejarah Hindu-Budha dan Islam menggunakan model Snowball Throwing pada siswa kelas V SDN 1 Ngelo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Pembelajaran IPS di SDN 1 Ngelo kurang optimal karena dalam proses pembelajaran siswa masih cenderung pasif. Hal ini ditunjukkan dengan kurang adanya respon respon timbal balik antara siswa dan guru. Permasalahn yang lain yaitu siswa merasa jenuh dan sering membuat gaduh dan mengganggu konsentrasi siswa lain, serta siswa tidak berani bertanya kepada guru.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui model Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPS Peninggalan Sejarah Masa Hindu-Budha dan Islam pada siswa kelas V SDN 1 Ngelo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017?. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran IPS materi peninggalan Sejarah Hindu-Budha dan Islam menggunakan model Snowball Throwing pada siswa kelas V SDN 1 Ngelo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan dua kali pertemuan, setiap siklusnya terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru (peneliti) dan siswa kelas V SDN 1 Ngelo. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan data kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya adalag teknik tes dan non tes. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatnya (1) hasil belajar kognitif siswa, persentase ketuntasan klasikal pada siklus I pertemuan 1 60% dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 74% sedangkan pada siklus II pertemuan 1 meningkat menjadi 82% dan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 88%; (2) hasil belajar afektif siklus I pertemuan 1 memperoleh skor 12,57 dan meningkat menjadi 13,37, dan pada siklus II pertemuan 1 meningkat menjadi 15,71 dan meningkat lagi pada pertemuan 2 menjadi 17,25; (3) peningkatan hasil belajar psikomotorik sikls I pertemuan 1 memperoleh skor 9,71 meningkat pada pertemuan 2 menjadi 11,00 dan pada siklus II pertemuan 1 meningkat menjadi 12,85 dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 14,57. Kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini adalah melalui model Snowball Throwingdapat meningkatkan hasil belajar IPS yang meliputi hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik pada siswa kelas V SDN 1 Ngelo. Saran bagi guru adalah model Snowball Throwing dapat menjadi solusi dalam meningkatkan minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V.

Kata kunci: Hasil Belajar, Model Snowball Throwing

 

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan secara sadar dan bertujuan untuk mengubah tingkah laku seseorang menuju arah yang lebih baik. Melalui pendidikan, seseorang mampu bertahan di tengah-tengah perkembangan jaman seperti saat ini serta dapat menghadapi segala persoalan yang muncul. Program pendidikan yang baik dan berkualitas dapat terlihat dari pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu, guru memiliki peran yang sangat penting dalam merancang kegiatan pembelajaran sehingga dapat mengantarkan peserta didik dalam mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya untuk bisa menghadapi permasalahan yang akan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggungjawab, serta warga dunia yang cinta damai. IPS sebagai salah satu mata pelajaran di SD memiliki peran penting dalam mengembangkan pengetahuan, kemampuan serta keterampilan peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik yaitu warga negara yang berguna bagi dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari dan warga negara yang bangga sebagai bangsa Indonesia memiliki kecintaan terhadap tanah air yang tinggi.

Tujuan mata pelajaran IPS adalah agar peserta didik memiliki kemampuan dalam mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, serta memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global (Depdiknas, 2007: 575). Menurut Sumaatmadja (2007: 1.10) untuk merealisasikan tujuan dari pendidikan IPS, proses mengajar dan membelajarkannya, tidak hanya terbatas pada aspek-aspek pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) saja, melainkan meliputi juga aspek akhlak (afektif) dalam menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah, tantangan, hambatan dan persaingan ini. Melalui pengajaran IPS juga diharapkan fungsi dari IPS sebagai suatu pendidikan di sekolah dasar dapat tercapai. IPS sebagai suatu pendidikan berfungsi untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan secara akademik serta pengetahuan sosial yang akan berguna bagi peserta didik untuk menjadi manusia-manusia yang berkualitas dan dapat merealisasikan kehidupan yang sesuai dengan tujuan nasional pendidikan bangsa Indonesia.

Menurut Sardjiyo,dkk (2008:1.27) ruang lingkup IPS adalah hal-hal yang berkenaan dengan manusia dan kehidupannya meliputi semua aspek kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat. Pada ruang lingkup mata pelajaran IPS SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) manusia, tempat dan lingkungan, 2) waktu, keberlanjutan dan perubahan, 3) sistem sosial dan budaya, 4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Oleh karena itu mata pelajaran IPS disusun secara sistematis dan terpadu untuk membentuk karakter peserta didik yang memiliki kemampuan sosial dan mampu bertahan ditengah-tengah perkembangan kehidupan masyarakat serta kondisi sosial yang berbeda-beda.

Berdasarkan temuan Depdiknas (2007:5) terdapat beberapa permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran IPS yaitu guru masih berorientasi pada buku teks, alokasi waktu yang diberikan cukup singkat sedangkan materi yang harus diberikan cukup banyak, pelajaran masih cenderung pada hafalan, metode yang diterapkan guru cenderung pada aktivitas guru bukan aktivitas siswa sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).

Permasalahan serupa juga terjadi di kelas V SDN 1 Ngelo, masalah yang ditemuka oleh peneliti selama mengajar pelajaran IPS yaitu, pada saat pembelajaran siswa masih cenderung pasif. Hal ini ditunjukkan dengan kurang adanya respon respon timbal balik antara siswa dan guru. Permasalahn yang lain yaitu siswa merasa jenuh dan sering membuat gaduh dan mengganggu konsentrasi siswa lain, serta siswa tidak berani bertanya kepada guru.

Keadaan tersebut mempengaruhi Prestasi Belajarsiswa yang cenderung masih sangat rendah. Berdasarkan temuan data dilapangan sebanyak 57% atau 20 dari 32 siswa masih mendapatkan nilai dibawah KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Dengan kata lain hanya 43% siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Hal ini perlu mendapatkan tindakan khusus mengingat bahwa IPS sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang berperan penting untuk membentuk peserta didik yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual namun juga memiliki keterampilan bersosialisasi dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melihat data hasil observasi dan hasil evaluasi pembelajaraan IPS tersebut, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan Prestasi BelajarIPS.

Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan kolaborator untuk memecahkan masalah yang ditemukan di lapangan peneliti menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan pembelajaran IPS dengan mendorong keterlibatan siswa untuk aktif kegiatan pembelajaran serta meningkatkan prestasi pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing.

Berdasarkan uraian tersebut sebagai upaya meningkatkan prestasi pembelajaran IPS, maka peneliti ingin mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar IPS materi Peninggalan Sejarah Masa Hindu-Budha dan Islam melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing pada Siswa Kelas V Semester I SDN 1 Ngelo Tahun Pelajaran 2016/2017”.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan secara umum sebagai berikut: ”Apakah melalui model Snowball Throwing dapat meningkatkan Prestasi BelajarIPS Peninggalan Sejarah Masa Hindu-Budha dan Islampada siswa kelas V SDN 1 Ngelo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017?

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah: Meningkatkan prestasi pembelajaran IPS materi peninggalan Sejarah Hindu-Budha dan Islam menggunakan model Snowball Throwingpada siswa kelas V SDN 1 Ngelo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017”

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Pembelajaran

Menurut Jihad dan Haris (2008:11) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa di saat pembelajaran sedang berlangsung.

Hamdani (2011:71) menjelaskan bahwa pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran adalah upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antarsiswa. Sedangkan menurut Uno dan Mohamad (2011:145), pembelajaran yang efektif ditandai dengan berlangsungnya proses belajar dalam diri siswa. Oleh karena itu, agar kemampuan siswa dapat dikontrol dan berkembang semaksimal mungkin dalam proses belajar di kelas maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh para guru dengan memperhatikan berbagai prinsip-prinsip pembelajaran yang telah diuji keunggulannya.

Dari beberapa pendapat di atas mengenai pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan interaksi antara guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pebelajar. Interaksi diantara keduanya terjadi melalui pemberian pelayanan oleh guru terhadap kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki siswanya dengan merancang proses pembelajaran yang tepat sehingga tujuan dari proses pembelajaran di dalam kelas dapat tercapai secara optimal.

Prestasi Belajar

Prestasi Belajarmerupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Prestasi Belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang menetap, fungsional, positif, dan disadari.(Anitah,2009:2.19). Jihad dan Haris (2008: 15) mengemukakan bahwa setelah melalui proses belajar maka siswa diharapkan dapat mencapai tujuan belajar yang disebut juga sebagai Prestasi Belajaryaitu kemampuan yang dimiliki siswa setelah menjalani proses belajar.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Prestasi Belajar merupakan segala perubahan tingkah laku yang didapatkan setelah terjadi proses belajar untuk mencapai suatu tujuan belajar.

Ilmu Pengetahuan Sosial SD

Menurut Norma Mackenzie (dalam Sardjiyo,2008:1.22), ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau dengan kata lain semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Sementara menurut Sumaatmadja (2007:1.9) mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak lain adalah mata pelajaran atau mata kuliah yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang ilmu sosial dan humaniora.

Ilmu pengetahuan sosial merupakan himpunan pengetahuan tentang kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Di dalam pengetahuan sosial dihimpun semua materi yang berhubungan langsung dengan masalah penyusunan dan pengembangan masyarakat serta menyangkut pengembangan pribadi manusia sebagai masyarakat yang berguna (Tasrif,2009:2).

Ruang lingkup IPS sebagai pengetahuan, sebagai pokoknya adalah kehidupan manusia di masyarakat atau manusia dalam konteks sosial. Ditinjau dari aspek-aspeknya, ruang lingkup tersebut meliputi hubungan sosial, ekonomi, psikologi sosial, budaya, sejarah, geografi dan aspek politik. Dari ruang lingkup kelompoknya meliputi keluarga, rukun tetangga rukun kampung, warga desa, organisasi masyarakat, sampai ke tingkat bangsa. Ditinjau dari ruangnya, meliputi tingkat lokal, regional sampai ke tingkat global. Sedangkan dari proses interaksi sosialnya, meliputi interaksi dalam bidang kebudayaan, politik dan ekonomi. Tiap unsur yang menjadi subsistem dari ruang lingkup tersebut, berkaitan satu sama lain sebagai cerminan kehidupan sosial manusia dalam konteks masyarakatnya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan suatu ilmu pengetahuan yang memiliki ruang lingkup yang sangat luas, tidak hanya mencakup aspek-aspek sebagai suatu bidang pengetahuan melainkan juga mencakup nilai-nilai yang harus dikermbangkan oleh individu yang mempelajarinya yaitu nilai edukatif, nilai praktis, nilai teoritis, nilai filsafat dan nilai ketuhanan.

Model Pembelajaran Snowball Throwing

Snowball Throwing sebagai salah satu model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Komalasari (2011: 67) mengemukakan bahwa Snowball Throwing merupakan model pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan siswa dalam kelompok dan keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang di padukan melalui satu permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju.

Model Snowball Throwing mampu melatih siswa untuk lebih tanggap dalam menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stick tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang dibentuk menjadi sebuah bola kertas lalu dilemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaan (Widodo, 2009).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menarik, mampu menggali kepemimpinan siswa dalam kelompok, melatih kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan serta mengandung unsur permainan imajinatif dengan cara siswa menuliskan pertanyaan di lembar kertas, membentuk kertas tersebut hingga menyerupai bola kemudian di lemparkan ke siswa lain.

KERANGKA BERFIKIR

Pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN 1 Ngelo masih berpusat pada guru dan belum mencapai hasil yang optimal. Hal ini dikarenakan guru belum mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan kebutuhan siswa secara maksimal. Kurangnya pemberian motivasi dari guru kepada siswa juga menyebabkan siswa menjadi tidak berani mengajukan pertanyaan, serta menjadikan siswa kurang bisa bekerjasama dalam diskusi kelompok.

Akibatnya sebagian besar Prestasi Belajarsiswa berada di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 70.. Berdasarkan temuan data dilapangan sebanyak 60% atau 20 dari 34 siswa masih mendapatkan nilai dibawah KKM. Dengan kata lain hanya 40% siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM.

HIPOTESIS TINDAKAN

            Berdasarkan uraian pada kajian pustaka dan kerangka berfikir di atas, hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah model Snowball Throwing dapat meningkatkan Prestasi Belajar IPS pada siswa kelas V SDN 1 Ngelo.

METODE PENELITIAN

SETTTING PENELITIAN

Penelitian ini berlangsung pada Semester I yang dimulai dari bulan Oktober hingga bulan Desember 2016 di SDN 1 Ngelo kelas V tahun 2016. Berikut ini jadwal penelitian yang disusun peneliti:

SUBYEK PENELITIAN

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Ngelo tahun ajaran 2016/2017 semester 1. Adapun siswa kelas V sebanyak 32 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

TEMPAT PENELITIAN

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakkan pada siswa kelas V SDN 1 Ngelo yang berada di Kecamatan Cepu Kabupaten Blora.

PERENCANAAN TAHAP PENELITIAN

            Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilaksanakan dalam bentuk dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Diakhir setiap pertemuan dalam siklus akan dilaksanakan tes/evaluasi untuk mengukur Prestasi Belajarsiswa. Siklus II dilaksanakan jika hasil tindakan pada siklus I belum memenuhi target atau belum memenuhi kriteria keberhasilan pembelajaran. Setiap siklus dalam penelitian ini akan melalui empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tahapan penelitian dari setiap siklus akan dijelaskan sebagai berikut.

HASIL PENELITIAN

Kondisi Data Awal Penelitian (Pra Siklus)

Berdasarkan refleksi awal antara peneliti dengan kolaborator mengenai pembelajaran IPS di SDN 1 Ngelo didapatkan data kuantitatif berupa data pra siklus yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Hasil data rekap nilai IPS menunjukkan bahwa 65% siswa yaitu 24 siswa dari 32 siswa mendapat nilai dibawah KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 70. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai terendahnya yaitu 30.

Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti paparkan maka peniliti dan kolabolator melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model Snowball Throwing dengan multimedia di kelas V SDN 1 Ngelo.

 

Siklus I pertemuan 1

Prestasi Belajarsiswa pada mata pelajaran IPS materi Peninggalan dan tokoh masa Hindu-Budha melalui penerapan model Snowball Throwing pada siklus I pertemuan 1 diperoleh dari hasil tes evaluasi. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 sebanyak 32 siswa.

Dapat diketahui bahwa rata-rata Prestasi Belajarsiswa pada siklus I pertemuan 1 yaitu 72,97 dengan nilai terendah 54 dan nilai tertinggi 100. Persentase ketuntasan 60% dan 40% belum memperoleh nilai di atas KKM.

Siklus I pertemuan 2

Prestasi Belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui model Snowball Throwing siklus I pertemuan 2 diperoleh dari hasil tes evaluasi. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 sebanyak 32 siswa.

Dapat diketahui bahwa rata-rata Prestasi Belajarsiswa pada siklus I pertemuan 2 yaitu 74,68 dengan nilai terendah 62 dan nilai tertinggi 100. Persentase ketuntasan 74% dan 26% belum memperoleh nilai di atas KKM.

Prestasi Belajar Afektif Siswa

Prestasi Belajar afektif diperoleh dari hasil observasi dari analisis hasil pengamatan guru terhadap karakter siswa selama mengikuti pembelajaran IPS melalui penerapan model Snowball Throwing. Dimana pengamatan tersebut dilakukan dengan menggunakan instrumen penilain ketercapaian karakter.

Siklus I Pertemuan 1

Berdasarkan tabel 4.3 mengenai analisis penilaian karakter siswa siklus I pertemuan 1 memperoleh skor 440 dengan rata-rata skor 12,57 dengan kategori baik (B). Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran IPS siswa dapat mulai dilatih dalam menanamkan sikap sesuasi dengan karakter yang diharapkan.

Siklus I Pertemuan 2

Berdasarkan tabel 4.4 analisis Prestasi Belajarafektif pada siklus I pertemuan 2 memperoleh rata-rata skor 13,37 dengan kategori baik (B). Hal ini menunjukkan bahwa nilai karakter yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya.

Prestasi Belajar Psikomotorik Siswa

Prestasi BelajarPsikomotor diperoleh dari analisis rubrik penilaian unjuk kerja siswa. Dengan mengacu pada rubrik ini maka peneliti dapat melihat Prestasi Belajarpsikomotor siswa. Berdasarkan analisis penilaian kerja siswa diperoleh skor sebagai berikut

Siklus I Pertemuan 1

Berdasarkan tabel 4.5 jumlah skor Prestasi Belajarpsikomotor siswa pada pembelajaran IPS menggunakan model Snowball Throwing pada Siklus I pertemuan 1 memperoleh skor 340 dengan rata-rata skor 9,71 dengan kategori Baik (B).

 

 

Siklus I pertemuan 2

Prestasi BelajarPsikomotor diperoleh dari analisis rubrik penilaian unjuk kerja siswa. Dengan mengacu pada rubrik penilaian unjuk kerja ini maka peneliti dapat melihat Prestasi Belajarpsikomotor siswa. Jumlah skor Prestasi Belajarpsikomotor siswa pada pembelajaran IPS menggunakan model Snowball 11.00 dengan kategori Baik (B).

Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II

 Prestasi BelajarKognitif

Siklus II pertemuan 1

Prestasi Belajarsiswa pada mata pelajaran IPS melalui Model Snowball throwing pada siklus II pertemuan 1 diperoleh dari hasil tes evaluasi. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 sebanyak 32 siswa. Data yang diperoleh disajikan dalam tabel 4.7.

Dapat diketahui bahwa rata-rata Prestasi Belajarsiswa pada siklus II pertemuan 1 yaitu 80,05 dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 100. Persentase ketuntasan Prestasi Belajarkognitif siswa pada siklus II pertemuan yaitu 82% sementara sisanya yaitu 18% masih berada si bawah KKM yaitu 70.

Siklus II pertemuan 2

Prestasi Belajarsiswa pada mata pelajaran IPS melalui model Snowball Throwing pada siklus II pertemuan 2 diperoleh dari hasil tes evaluasi. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 sebanyak 32 siswa. Data yang diperoleh disajikan dalam tabel 4.8.

Prestasi BelajarAfektif

Siklus II Pertemuan 1

Prestasi Belajarafektif diperoleh dari hasil observasi dari analisis hasil pengamatan guru terhadap karakter siswa selama mengikuti pembelajaran IPS melalui penerapan model Snowball Throwing. Dimana pengamatan tersebut dilakukan dengan menggunakan instrumen penilain ketercapaian karakter.

Berdasarkan analisis Prestasi Belajar afektif pada siklus II pertemuan 1 memperoleh rata-rata skor 15,71 dengan kategori sangat baik (A). Hal ini menunjukkan bahwa nilai karakter yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya.

Siklus II Pertemuan 2

Prestasi Belajar afektif diperoleh dari hasil observasi dari analisis hasil pengamatan guru terhadap karakter siswa selama mengikuti pembelajaran IPS melalui penerapan model Snowball Throwing. Dimana pengamatan tersebut dilakukan dengan menggunakan instrumen penilain ketercapaian karakter.

Berdasarkan tabel analisis Prestasi Belajar afektif pada siklus II pertemuan 2 memperoleh rata-rata skor 17,25 dengan kategori sangat baik (A). Hal ini menunjukkan bahwa nilai karakter yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya.

Prestasi Belajar Psikomotor

Siklus II Pertemuan 1

Prestasi BelajarPsikomotor diperoleh dari analisis rubrik penilaian unjuk kerja siswa. Dengan mengacu pada rubrik penilaian unjuk kerja ini maka peneliti dapat melihat Prestasi Belajar psikomotor siswa.

Berdasarkan tabel analisis jumlah skor Prestasi Belajarpsikomotor siswa pada pembelajaran IPS menggunakan model Snowball Throwning pada Siklus II pertemuan 1 memperoleh skor 450 dengan rata-rata 12,85 dengan kategori Sangat Baik (A).

Siklus II Pertemuan 2

Prestasi Belajar Psikomotor diperoleh dari analisis rubrik penilaian unjuk kerja siswa. Dengan mengacu pada rubrik penilaian unjuk kerja ini maka peneliti dapat melihat Prestasi Belajarpsikomotor siswa.

Berdasarkan tabel analisis jumlah skor Prestasi Belajarpsikomotor siswa pada pembelajaran IPS menggunakan model Snowball Throwing pada Siklus II pertemuan 2 memperoleh skor 505 dengan rata-rata 14,57 dengan kategori Sangat Baik (A).

DAFTAR PUSTAKA

 Anitah W, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Aqib, Zaenal dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV.Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka cipta.

BSE.Endang Susilaningsih,dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V: Departemen pendidikan nasional.

B. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka cipta.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Depdiknas. 2004. Peningkatan Prestasi pembelajaran. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. 2005. Undang-Undang Guru dan dosen Beserta Angka Kredit Guru dan Pengawas Sekolah. Semarang: Duta Nusinda

Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

 KTSP 2006, Kurikulum 2004 yang disempurnakan BSNP.

Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Rosdakarya.

Poerwanti, dkk. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Dikti.

Dr. Oemar Hamali. 2004. Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Rifa’i dan Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS.

Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sardjio, dkk. 2008. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sumaatmadja, dkk. 2008. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperatif Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tim Bina Karya Guru, 2006. IPS TERPADU Untuk Sekolah Dasar Kelas V: Jakarta Erlangga

Trianto. 2007. Model – model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta. Prestasi pustaka publiser

Wardhani dan Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.