UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD

MATERI VOLUME PERWAKTU KELAS VI SEMESTER I

SDN NGRAMBITAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Sutris

SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Kegiatan belajar dan mengajar untuk pelajaran Matematika di Sekolah Dasar tidak perlu ditakuti atau menganggap sesuatu itu sulit sebelum dipelajari. Untuk menimbulkan semangat dalam belajar Matematika di Sekolah Dasar guru perlu menyampaikan materi efektif dengan tujuan mudah diterima oleh siswa secara nyata (realistis). Menggunakan metode Cooperative Learning Tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang Pengolahan Data bagi siswa kelas VI SDN Ngrambitan Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018. Manfaat dari cara ini adalah pelajaran lebih hidup, tidak hanya asbtrak secara verbal belaka, siswa dapat memperhatikan melalui visualisasi atau terkaannya dan disaat mendapat penjelasan/ulasan maka timbul dialog dalam dirinya antara lain apa yang diduga atau dipikirkan dengan penjelasan tersebut. Suasana kelas tidak berpusat pada guru melainkan kepada bahan pelajaran. Pada siklus 1, 20 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 87%. Jadi masih ada 13% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah. Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 23 siswa dari 23 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai lebih mencapai 95% yang artinya proses pembelajaran telah tuntas secara klasikal. Dari hasil ini, indikator keberhasilan yang berbunyi: meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas tuntas belajar pada ulangan harian minimal 10% telah tercapai. Dan meningkatnya kompetensi guru dalam proses pembelajaran minimal 15% juga tercapai.

Kata Kunci: STAD, Cooperative Learning, Volume Perwaktu

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembelajaran matematika di sekolah dinilai cukup memegang peran penting, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis, dan sistematis. Oleh sebab itu, akan sangat penting jika matematika dapat dikuasai sedini mungkin oleh para siswa. Namun pada kenyataannya, banyak orang yang tidak menguasai matematika. Termasuk anak-anak yang masih duduk di bangku SD-MI. Mereka menganggap bahwa matematika sulit dipelajari, serta gurunya kebanyakan tidak menyenangkan, membosankan, menakutkan, dan sebagainya. Anggapan ini menyebabkan mereka semakin takut untuk belajar matematika. Sehingga mengakibatkan hasil belajar matematika mereka menjadi rendah. Akibat selanjutnya mereka menjadi semakin tidak suka terhadap matematika. Sehingga hasil belajar matematika mereka menjadi semakin menurun.

Berdasarkan naskah akademik kajian kebijakan kurikulum mata pelajaran Matematika (dalam Depdiknas, 2007: 17) dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran matematika kebanyakan masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Upaya guru ke arah peningkatan kualitas proses belajar mengajar belum optimal. Hal ini guru dalam menyampaikan materi banyak ceramah. Pembelajaran kurang dikemas secara menarik dan kurang memanfaatkan media. Sarana prasarana yang di sekolah tidak dimanfaatkan secara maksimal dalam pembelajaran matematika.

Berdasarkan hal tersebut, penulis berusaha memberikan model pembelajaran yang mampu mengangkat semangat siswa dalam mengikuti pelajaran dengan materi “Mengenal satuan debit”. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti akan menggunakan Student Teams Achievement Divisions (STAD). Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil, setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda, menggunakan kegiatan belajar yang bervariasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik/materi pelajaran yang diajarkan. Dengan adanya Student Teams Achievement Divisions (STAD) ini maka diharapkan mampu meningkatkan kemapuan siswa dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Matematika materi Mengenal satuan debit di kelas VI semester I di SDN Ngrambitan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis tersebut guru belum memberdayakan seluruh metode maupun model pembelajaran yang ada. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana efektifitas pelaksanaan metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar Matematika materi mengenal satuan debit kelas VI semester I?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka akan ditetapkan tujuan perbaikan sebagai berikut: Untuk mengetahui efektifitas hasil belajar dalam melaksanakan metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pelajaran matematika materi mengenal satuan debit kelas VI semester I.

Manfaat Penelitian

Manfaat pada penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 4 (empat), diantaranya sebagai berikut:

1.     Bagi Kepala Sekolah

a.     Dapat mengembangkan dan memperbaiki pola pembelajaran yang diajarkan oleh guru kepada peserta didik

b.     Dapat mengembangkan pengetahuan, wawasan dan ketrampilan

c.     Dapat memotivasi guru dan peserta didik untuk belajar mengembangkan pola pembelajaran yang lebih menarik

d.     Dapat meningkatkan tanggung jawab Guru dan Peserta terhadap tugasnya secara professional.

2.     Bagi Guru

a.     Dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi

b.     Dapat membantu guru untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.

c.     Membantu guru berkembang secara profesional, meningkatkan rasa percaya diri dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.

d.     Dapat memperbarui sistem belajar siswa sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan.

3.     Bagi Sekolah.

a.     Menciptakan sistem pembelajaran ilmiah, mengerti dan lengkap.

b.     Ditemukannya salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk pelaksanan kegiatan belajar.

c.     Penelitian ini dilakukan sebagai momentum refleksi diri bagi sekolah tempat penelitian, baik sebelum ataupun sesudah adanya penelitian.

4.     Bagi Perpustakaan

Bagi Perpustakaan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam penelitian yang akan dilakukan dilakukan oleh peneliti lain dan juga menambah kelengkapan karya ilmiah di perpustakaan.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Landasan Teori

Hakekat Belajar

Menurut Moh. Surya (dalam Uno, 2011: 139), menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Pembelajaran

Gagne dan Briggs (1979) berpendapat Pembelajaran adalah suatu rangkaian kejadian yang mempengaruhi pembelajar sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa sehingga terjadi perubahan sikap dan pola pikir yang diharapkan menjadi kebiasaan siswa. Guru berperan sebagai komunikator, siswa sebagai komunikasikan, dan bahan ajar yang dikomunikasikan berisi pesan ilmu pengetahuan.

Pembelajaran Matematika

Kata Matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari.Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan Matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi Matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran (Russeffendi ET, 1980:148).

Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda menurut Reigaluth dan Merril (dalam Uno, 2009: 16). Selanjutnya menurut Suprijono (2009: 5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Students Team Achievement Division (STAD)

Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) menurut Subadi (2010: 133) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Anita (Widyantini 2008: 4) memaparkan bahwa cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok dan menekankan kerjasama di dalam kelompok tersebut.

Kerangka Berfikir

Menurut Azis (2009) pembelajaran matematika yang terjadi selama ini adalah pembelajaran yang hanya menekan pada perolehan hasil dan mengabaikan pada proses. Akibat dari pembelajaran yang hanya menekankan hasil adalah hasil yang dicapai tidak tahan lama atau anak akan mudah lupa pada materi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. hal tersebut didukung oleh pendapat Zamroni (Supinah 2009: 3) bahwa orientasi pendidikan di Indonesia cenderung menempatkan siswa sebagai objek dan materi pembelajaran yang bersifat subject oriented, guru bersifat otoriter serta manajemen yang sentralis. Dari gambaran tersebut tampak bahwa pembelajaran belum mengaktifkan siswa. Pembelajaran yang menekankan pada perolehan hasil serta menempatkan siswa sebagai objek akan menjadikan siswa mudah lupa materi pembelajaran yang diberikan.

Berdasarkan latar belakang penelitian yang menghasilkan nilai pembelajaran Matematika masih di bawah harapan guru, dan berdasrkan identifikasi masalah, rumusan tujuan dan manfaat penelitian di atas maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II. Perbaikan pembelajaran menggunakan alat peraga diharapkan untuk menarik perhatian siswa sehingga dapat menghasilkan nilai

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Pelaksanaan Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 23 siswa, terdiri dari 14 siswa putra dan 9 siswa putri.

Penelitian ini dilakukan di kelas VI semester I SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018. Alasan pemilihan tempat penelitian di SDN Ngrambitan karena peneliti mengajar di SDN tersebut.

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 September 2017 dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2017.

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh teman peneliti, dari SDN Ngrambitan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Penelitian ini dilaksanakan dengan diawali pembelajaran Pra Siklus, siklus I dan Siklus II, dan masing-masing siklus dibagi menjadi 4 tahapan yaitu Tahap Perencanaan, Tahap Pelaksanaan, Tahap Pengamatan dan Tahap Evaluasi (seperti yang sudah diuraikan pada Bab III).

Pra Siklus

Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Ulangan Formatif Pra Siklus Mata Pelajaran Matematika

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1.

85-100

A

Sangat baik

6

13%

2.

75-84

B

Baik

6

25%

3.

65-74

C

Cukup

5

19%

4.

55-64

D

Kurang

6

44%

5.

< 50

E

Sangat Kurang

0

0%

Jumlah

23

100%

 

Untuk memperjelas data dari tabel 1 dapat dibuat histogram sebagai berikut:

Tabel 4.2 Ketuntasan belajar pra siklus

No

Ketuntasan Belajar

Jumlah Siswa

Pra Siklus

Jumlah

Persen

1

Tuntas

17

74%

2

Belum Tuntas

6

26%

Jumlah

23

100%

 

Siklus 1

Tabel 4.4. Rekapitulasi nilai ulangan formatif siklus I

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1.

85-100

A

Sangat baik

9

39%

2.

75-84

B

Baik

11

48%

3.

65-74

C

Cukup

3

13%

4.

55-64

D

Kurang

0

0%

5.

< 50

E

Sangat Kurang

0

0%

Jumlah

23

100

 

Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (Sangat Baik) adalah 9 siswa, atau 39% sedangkan yang mendapat nilai B (baik) 11 siswa, atau 18%.Sedangkan yang mendapat nilai C (Cukup) sebanyak 3 siswa, atau 13% sedangkan yang mendapat nilai D (Kurang) sebanyak 0 siswa,atau 0% sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat kurang) sebanyak 0% atau 0 siswa.

 

 

 

Tabel 4. 5. Ketuntasan belajar siswa hasil tes siklus I

No

Ketuntasan Belajar

Jumlah Siswa

Siklus I

Jumlah

Persen

1

Tuntas

20

87%

2

Belum Tuntas

3

13%

Jumlah

23

100%

 

Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa dari sejumlah 23 siswa terdapat 20 siswa (87%) yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 3 siswa (13%) belum mencapai ketuntasan belajar. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 100 terendah 70 dengan nilai rata-rata 85.

Siklus 2

Tabel 4.7 Rekapitulasi nilai ulangan formatif siklus II

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1.

86-100

A

Sangat baik

23

50%

2.

75-85

B

Baik

0

50%

3.

6-74

C

Cukup

0

0%

4.

54-65

D

Kurang

0

0%

5.

< 50

E

Sangat Kurang

0

0%

Jumlah

23

100%

 

Dari data di atas dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 23 siswa, atau 100%. Sedangkan yang mendapat nilai baik (B) adalah 0 siswa, 0%, dan yang mendapat nilai cukup (C) 0 siswa, 0% sedangkan yang mendapat nilai D adalah 0% atau 0 siswa dan yang mendapat nilai E tidak ada atau 0%, sedangkan nilai rata-ratanya 0%. Ketuntasan Belajar pada silkus II dapat ditabulasikan seperti pada tabel 11 dibawah ini.

Tabel 4.8. Ketuntasan belajar hasil tes siklus II

No

Ketuntasan Belajar

Jumlah Siswa

Siklus II

Jumlah

Persen (%)

1

Tuntas

23

100%

2

Belum Tuntas

 0

0%

Jumlah

23

100%

 

Berdasarkan data tabel diatas diketahui bahwa siswa yang mencapai Ketuntasan sebanyak 23 siswa (100%) yang berarti sudah terjadi peningkatan.

PEMBAHASAN

Pembahasan Pra Siklus

Pada awalnya siswa kelas VI nilai rata-rata pelajaran matematika sangat rendah khususnya dalam Mengenal satuan debit, yang jelas salah satunya disebabkan karenanya kompetensi yang harus di kuasainya dan perlu daya ingat yang setia sehingga mampu menghafal dalam jangka waktu lama. Sebelum dilakukan tindakan guru memberi tes. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 23 siswa terdapat 17 siswa atau 74% yang baru mencapai ketuntasan sedangkan 6 siswa atau 26% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal untuk Kompetensi Dasar menghitungmengenal satuan debit yang telah ditentukan KKM yaitu 75 sedangkan hasil nilai pra siklus terdapat nilai tertinggi 90 terendah 60 dengan rata-rata kelas sebesar 82.

Pembahasan Siklus I

Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (Sangat Baik) adalah 9 siswa, atau 39% sedangkan yang mendapat nilai B (baik) 11 siswa, atau 48%. Sedangkan yang mendapat nilai C (Cukup) sebanyak 3 siswa, atau 13% sedangkan yang mendapat nilai D (Kurang) sebanyak 0 siswa,atau 0% sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat kurang) sebanyak 0% atau 0 siswa.

Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa dari sejumlah 23 siswa terdapat 20 siswa (87%) yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 3 siswa (13%) belum mencapai ketuntasan belajar. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 100 terendah 70 dengan nilai rata-rata 85.

Pembahasan Siklus II

Dari kegiatan pembelajaran diatas dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 23 siswa atau 100%. Sedangkan yang mendapat nilai baik (B) adalah 0 siswa 0% dan yang mendapat nilai cukup (C) 0 siswa, atau 0% sedangkan yang mendapat nilai D adalah 0% atau 0 siswa dan yang mendapat nilai E tidak ada atau 0%, sedangkan nilai rata-ratanya 92.

Tabel 4.10. Perbandingan hasil tes pra siklus, siklus I dan siklus II

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Pra Siklus

Model Siklus I

Model Siklus II

1

85-100

A

Sangat baik

6

9

23

2

75-84

B

Baik

6

11

0

3

65-74

C

Cukup

5

3

0

4

55-64

D

Kurang

6

0

0

5

≤ 50

E

Sangat Kurang

0

0

0

Jumlah

23

23

23

 

Tabel 4.11. Perbandingan ketuntasan nilai rata-rata pra siklus siklus I dan siklus II

No

Uraian

Jumlah Siswa

Tuntas

Belum Tuntas

Rata-rata

1.

Pra Siklus

17

6

82

2.

Siklus I

20

3

85

3.

Siklus II

23

0

92

 

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1.       Pelaksanaan metode STAD dapat meningktkan hasil belajar mata pelajaran Matematika khususnya kompetensi dasar menghitungmengenal satuan debit , siswa kelas VI SDN Ngrambitan efektif.

2.       Tekhnik penggunakan metode STAD yang diterapkan juga dapat meningkatkan proses pembelajaran, hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya aktifitas belajar siswa dan juga hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh hasil evaluasi siswa yaitu pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat dari 20 siswa atau 87% meningkat menjadi 23 siswa atau 100%. Meningkatkan motivasi belajar siswa dan membangkitkan minat proses pembelajaran yang ditumbuhkan dari siswa yang inovatif.

3.       Efektifitas metode STAD kelas VI semester I dalam meningkatkan hasil belajar telah berhasil. Dari target yang diinginkan yaitu ≥85% dari 23 siswa, yang memperoleh nilai ≥85 sebanyak 23 siswa atau 100%. Karena keefektifitasan sudah terbukti dan disajikan oleh peneliti secara langsung dalam tahapan 2 siklus.

Saran

Bagi Guru

Bagi guru sebaiknya dalam menyampaikan materi pembelajaran tidak monoton sehingga siswa tidak bosan dan jenuh. Sebaiknya dalam proses belajar mengajar guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak cepat monoton dalam mengikuti pembelajaran. Guru sebaiknya juga memberikan motivasi pada siswa sehingga siswa merasa diperhatikan oleh guru dan hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik.

Bagi Kepala Sekolah

Bagi Kepala sekolah diharapkan dapat memotivasi para guru dan peserta didik untuk belajar mengembangkan pola pembelajaran yang lebih menarik, serta meningkatkan tanggung jawab guru terhadap tugasnya secara profesional.

Bagi Sekolah

Bagi pihak sekolah diharapkan untuk menciptakan lingkungan belajar dan sarana pembelajaran yang lebih lengkap, sehingga dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar.

Implikasi

Implikasi Teoritis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan STAD dapat meningkatkan hasil mata pelajaran matematika pada siswa kelas VI SDN Ngrambitan Kecamatan Japah, Kabupaten Blora tahun ajaran 2017/2018. Hal ini menunjukkan bahwa secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran matematika pada materi yang sesuai dari hasil penelitian, maka penggunaan metode STAD dapat dioptimalkan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika.

Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru dan calon guru dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar mata pelajaran matematika pada siswa dan kualitas pembelajaran dengan memperhatikan faktor yang mempengaruhi pembelajaran, yaitu penggunaan metode pembelajaran yang efektif, efesien dan menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh, Solichan, 2002. Matematika (Bahan Ajar Pelatihan Guru Kelas SD). Surabaya: Departemen Pendidikan Nasional.

Aqib, Zainal. 2010. Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsini. 1993, Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994. Garis-garis Besar Pengajaran (GBPP) Matematika SD. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Aziz. 2009. Problematika Pembelajaran Matematika SD. http://azisgr.blogspot.com/2009/05/problematika-pembelajaran-matematika-sd.html.

Choto. 2010. Hakikat Matematika. http://aanchoto.com/2010/09/hakikat-matematika/.

Depdikbud. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdiknas. 2007. Standar Isi

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.

Febrianto, Dian Eko. 2012. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). http://dianeko18.blogspot.com/2012/05/model-pembelajaran-student-teams.html.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hopkins, David. 2011. Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Karso, dkk. 2009. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.

Kosasih Djahiri. 1978/1979.101. SBM (Strategi Belajar Mengajar). Gagne: (Mengelompokkan Hasil Belajar dalam 5 Kategori)

Muhsetyo, Gatot. Dkk. 2011. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rahajeng. 2011. Kesulitan Belajar Matematika di SD. http://fkip.widyamandala.ac.id/berita/brita-fkip/kesulitan-belajar-matematika. html.

Roestiyah, N.K. 2001-SBM (Strategi Belajar Mengajar). Jakarta: Rineka Cipta.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Siddiq, Munawaroh, dan Sungkono. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

……………………….. 1995. Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Online di http://yankcute.blogspot.com/2010/02/keunggulan-dan-kekurangan pembelajaran.html

Subadi, Tjipto. 2010. Lesson Study Berbasis PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Suatu Model Pembinaan Menuju Guru Profesional. Surakarta: Badan Penerbit FKIP-UMS.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.