UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI NILAI UANG MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GROUP TOURNAMENTS KELAS III SEMESTER II

SDN 3 NGAWEN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Dwi Siswanti

SDN 3 Ngawen, Kec. Ngawen, Kab. Blora

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1) untuk mengetahui pelaksanaan upaya meningkatkan hasil belajar Matematika, 2) untuk mengetahui metode Cooperative Learning pada pelajaran Matematika, 3) untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan metode Cooperative Learning guna meningkatkan hasil belajar Matematika. Teknik penelitian menggunakan metode Cooperative Learning diterapkan pada proses pembelajaran siklus 1 dan siklus 2. Siklus 1 pembelajaran menggunakan metode cooperative learning ternyata masih belum memenuhi harapan peneliti, karena dibuktikan dari hasil penelitian masih ada siswa yang belum tuntas. Maka peneliti melakukakan pembelajaran siklus 2 mulai dari rencana, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, dengan tujuan perbaikan siklus 1 menghasilkan penambahan perbaikan langkah-langkah oleh peneliti pada pembelajaran siklus 2. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil Belajar siswa Kelas III Semester II pada mata pelajaran Matematika dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode cooperative learning. Pada pembelajaran awal rata-rata 75 siswa yang melakukan aktifitas yang relevan dengan pembelajaran. Siklus 1 siswa yang aktif naik menjadi 7 siswa dan pada siklus II siswa yang aktif bertambah menjadi 10 siswa. Dengan demikian tiap pembelajaran terjadi kenaikan sebanyak 2 siswa atau 20%. Pada grafik 5 tentang aktifitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran mengalami pengurangan sebanyak 2 siswa atau 20%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang berlangsung semakin menarik dan menyenangkan sehingga jumlah siswa yang melakukan aktifitas yang kurang relevan dengan pembelajaran semakin berkurang. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa metode cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi Nilai Uang pada Kelas III semester II.

Kata Kunci   : Hasil Belajar Matematika, Nilai Uang, Cooperative Learning

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kondisi SD Negeri 3 Ngawen bila dilihat dari segi sarana dan prasarana sudah memadai. Lima ruangan kelas dan satu ruang kantor sudah dikeramik, instalasi listrik sudah tersedia dan halaman sekolah sudah dipaving. Tersedianya media pembelajaran seperti komputer makin mempermudah terciptanya proses pembelajaran yang efektif. Kondisi gedung yang kokoh dan terawat baik. Sayangnya keadaan sekolah yang demikian itu ternyata tidak didukung dengan kondisi lingkungan sekitar sekolah yang kondusif. Lokasi SD Negeri 3 Ngawen terletak ditepi jalan yang menghubungkan antar desa. Kendaraan-kendaraan banyak yang lewat terkadang sangat menggangu proses belajar mengajar. Keadaan demikian masih diperparah dengan adanya suara-suara bising pande besi dan mesin diesel yang berasal dari bengkel pande besi yang letaknya sangat dekat dengan sekolah. Keadaan lingkungan sekolah yang demikian peneliti rasakan sangat mengganggu konsentrasi belajar siswa sehingga pencapaian prestasi belajar siswa masih kurang maksimal.

 Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi siswa. Siapapun tidak akan pernah menyangkal bahwa pembelajaran matematika adalah yang paling sulit.

Melihat hasil evaluasi siswa yang masih jauh dari ketuntasan yaitu hanya 7 siswa dari 10 siswa kelas III yang mencapai ketuntasan belajar, penulis berusaha merefleksi diri. Bersumber dari masalah tersebut maka penelitian ini dilaksanakan. Pada materi uang dengan indikator menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang hanya 56% dari siswa kelas III SDN 3 Ngawen yang nilainya mencapai KKM. Meskipun siswa sudah mempunyai pengalaman dalam menggunakan uang tetapi jika masalah tersebut dituangkan dalam soal cerita ternyata siswa belum mampu menyelesaikannya.

Peneliti menyadari bahwa masih kurangnya hasil belajar siswa disebabkan beberapa faktor antara lain siswa kurang aktif dalam pembelajaran, kurang efektifnya waktu sesuai yang direncanakan sehingga konsentrasi siswa kurang terpusat dan akhirnya mempengaruhi hasil belajar. Maka dari itu, peneliti memperbaiki pembelajaran yang telah berlangsung melalui PTK dengan pokok penelitian ” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang ”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil analisis diatas penulis/peneliti merumuskan masalah yaitu: Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita tentang nilai uang melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) siswa Kelas III Semester II SDN 3 Ngawen, Kecamatan Ngawen Tahun 2017/2018?

Tujuan Perbaikan

Tujuan pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah meningkatkan mutu pendidikan secara umum dan secara khusus untuk:

1.     Memperbaiki pembelajaran metematika di kelas III.

2.     Meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada materi uang dengan indikator menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang.

3.     Mengefektifkan pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal.

Manfaat Perbaikan

1.       Manfaat Bagi Pendidik

a.  Memperbaiki pembelajaran selanjutnya

b.  Semakin kreatif dalam mengembangkan materi pelajaran

c.  Memiliki kemampuan Penelitian Tindakan Kelas

2.       Manfaat Bagi Peserta Didik

a.  Siswa akan merasa senang pada pelajaran matematika

b.  Memperbaiki sistem belajar peserta didik

c. Prestasi belajar siswa meningkat

d. Siswa mampu dan terampil dalam menyelesaikan soal matematika

3.       Manfaaat Bagi Sekolah

a.     Sekolah mendapat masukan tentang cara Penelitian Tindakan Kelas

b.     Sekolah akan berkembang jika pendidik berhasil meningkatkan kualitas pendidikan

c.     Meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah

d.     Sekolah menjadi sekolah yang bermutu diantara sekolah lain

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Landasan Teori

Pembelajaran Matematika di SDN 3 Ngawen

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern. Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teori bilangan, aljabar, teori peluang, analisis dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali peserta didik dengan komponen berpikir logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama, kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Pembelajaran matematika di sekolah dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1.     Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efesien dan tepat dalam pemecahan masalah.

2.     Menggunakan penalaran pola dan sifat melakukan manipulasi matematika dengan membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3.     Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4.     Mengkomunikasikan dengan simbol, tabel diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5.     Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta dikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Pengembangan Model Pembelajaran Cooperative learning

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Menurut Gross (dalam Kosasih, 1982:1) yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.

Kerangka Berpikir

Melihat rendahnya hasil belajar kelas III SD Negeri 3 Ngawen dalam mata pelajaran Matematika materi pembelajaran Operasi Hitung campuran, maka peneliti sekaligus sebagai guru kelas III mengambil tindakan kelas untuk memecahkan masalah ini dengan menerapkan Metode peragaan dengan sekelompok gambar yang lebih menekankan pada kerja sama dalam kelompok kecil.

Dengan berlandaskan teori-teori yang sudah dipikir oleh penulis dari Kerangka berpikir diatas, diduga melalui metode peragaan dengan menggunakan sekelompok gambar dapat meningkatkan hasil belajar kelas III mata pelajaran Matematika pada materi pembelajaran operasi hitung campuran.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Subjek Penelitian

 Penelitian ini dilakukan terhadap 15 peserta didik SDN 3 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora pada Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora yang beralamat di Jln. Raya Blora. Penelitian dilakukan di sekolah ini karena penulis adalah pendidik di sekolah tersebut.

Peserta didik yang dijadikan subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas III yang berjumlah 10 peserta didik yang terdiri dari 6 peserta didik laki –laki dan 4 peserta didik perempuan.

Sumber Data

Data Penelitian Tindakan Kelas ini diambil atau dikumpulkan melalui guru kelas yaitu peneliti sendiri dan siswa kelas III Semester II tahun 2017/2018 SDN 3 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.

Jenis Data

Jenis data penelitian ini meliputi:

a.   Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang diambil dari hasil observasi tentang kegiatan pembelajaran guru dan keaktifan belajar siswa dalam mengikuti materi pembelajaran.

b.   Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan angka-angka. Data diambil dari hasil belajar siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran IPA.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Tabel 2 Analisis Hasil Lembar Kerja Siswa Pembelajaran Awal

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

0

0%

2

85-94

2

27%

Tuntas

3

75-84

3

20%

Tuntas

4

65-74

2

13%

Belum

5

55-64

2

27%

Belum

6

45-64

1

13%

Belum

7

35-44

0

0%

8

24-34

0

0%

9

15-24

0

0%

10

5-14

0

0%

Jumlah Anak

10

100%

 

Jumlah Anak yang tuntas

5

50%

 

Jumlah anak yang belum tuntas

5

50%

 

 

Tabel 3 Analisis Hasil Tes Formatif Pembelajaran Awal

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

0

0%

2

85-94

2

20%

Tuntas

3

75-84

3

30%

Tuntas

4

65-74

3

30%

Belum

5

55-64

2

20%

Belum

6

45-64

0

0%

7

35-44

0

0%

8

24-34

0

0%

9

15-24

0

0%

10

5-14

0

0%

Jumlah Anak

10

100%

Jumlah Anak yang tuntas

5

50%

Jumlah anak yang belum tuntas

5

50%

 

 

 

 

Siklus 1

Tabel 7 Analisis Hasil Lembar Kerja Siswa Pembelajaran Siklus I

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

2

20%

Tuntas

2

85-94

3

30%

Tuntas

3

75-84

3

30%

Tuntas

4

65-74

1

10%

Belum

5

55-64

1

10%

Belum

6

45-64

0

0%

7

35-44

0

0%

8

24-34

0

0%

9

15-24

0

0%

10

5-14

0

0%

Jumlah Anak

10

100%

Jumlah Anak yang tuntas

8

80%

Jumlah anak yang belum tuntas

2

20%

 

Tabel 8 Analisis Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus I

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

4

40%

Tuntas

2

85-94

2

20%

Tuntas

3

75-84

1

10%

Tuntas

4

65-74

3

30%

Belum

5

55-64

0

0%

Belum

6

45-64

0

0%

7

35-44

0

0%

8

24-34

0

0%

9

15-24

0

0%

10

5-14

0

0%

Jumlah Anak

10

100%

Jumlah Anak yang tuntas

7

70%

Jumlah anak yang belum tuntas

3

30%

 

Siklus II

Tabel 12 Analisis Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

8

80%

Tuntas

2

85-94

1

10%

Tuntas

3

75-84

1

10%

Tuntas

4

65-74

0

0%

5

55-64

0

0%

6

45-64

0

0%

7

35-44

0

0%

8

24-34

0

0%

9

15-24

0

0%

10

5-14

0

0%

Jumlah Anak

10

100%

Jumlah Anak yang tuntas

10

100%

Jumlah anak yang belum tuntas

0

0%

 

 

 

 

 

Tabel 13 Analisis Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus II

No

Perolehan Nilai

Jumlah Anak

Persentase

Keterangan

1

95-104

4

40%

Tuntas

2

85-94

4

40%

Tuntas

3

75-84

2

20%

Tuntas

4

65-74

0

0%

5

55-64

0

0%

6

45-64

0

0%

7

35-44

0

0%

8

24-34

0

0%

9

15-24

0

0%

10

5-14

0

0%

Jumlah Anak

10

100%

Jumlah Anak yang tuntas

10

100%

Jumlah anak yang belum tuntas

0

0%

 

Pembahasan

Tabel 17 Perbandingan Hasil Lembar Kerja Siswa Tiap Pertemuan

Pembelajaran

Rata-rata

Persentase

Kriteria Pengamatan

Awal

75

50%

Cukup

Siklus I

81

70%

Baik

Siklus II

88

100%

Amat Baik

 

Tabel 4.18 Perbandingan Hasil Tes Formatif Siswa Tiap Pembelajaran

Pembelajaran

Rata-rata

Banyak Siswa

Persentase

Tuntas

Belum Tuntas

Awal

75

5

5

50%

Siklus I

81

7

3

70%

Siklus II

88

10

0

100%

 

Tabel 19 Perbandingan Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran

Rata-rata

Kriteria Pengamatan

Awal

2,8

Rendah

 

Siklus I

3,5

Cukup

 

Siklus II

4,04

Baik

 

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di kelas III SDN 3 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora dapat disimpulkan bahwa:

  1. Dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT maka kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika meningkat.
  2. Dengan memberikan kesempatan kerjasama dalam tim maka pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran lebih baik.
  3. Dengan memberikan permainan matematika menjadikan pelajaran matematika lebih menyenangkan dan tidak sulit.
  4. Dengan metode pembelajaran yang tepat akan meningkatkan prestasi belajar siswa.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas diajukan beberapa saran yang sebaiknya dilakukan oleh pendidik / peneliti yaitu:

  1. Pendidik hendaknya menggunakan metode ataupun model pembelajaran yang tepat agar pembelajaran tidak membosankan.
  2. Pendidik sebaiknya meminimalkan ceramah dan meningkatkan keaktifan siswa.
  3. Pendidik sebaiknya merencanakan kebermaknaan pembelajaran karena akan membuat kegiatan belajar lebih menarik, lebih bermanfaat sehingga konsep dari materi yang akan diajarkan akan lebih mudah dipahami dan lebih tahan lama.
  4. Pendidik hendaknya selalu memberikan motivasi dalam setiap pelaksanaan pembelajaran agar siswa menyadari pentingnya materi tersebut dipelajari bagi kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Zain, Aswan, dan BD,Syaiful 1997, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta

http//: Hardinand, S.Pd, Model Pembelajaran STAD 2013/04/22

http//: Suhadinet-Wordpress.com /2008/03/28, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Tim FKIP (2007), Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan), Jakarta, Universitas Terbuka

IGAK Wardhani,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 2006, Pendidikan Dasar dan Menengah