IMPLEMENTASI Program Adiwiyata

UNTUK MENINGKATAN PARTISIPASI GURU

DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH PEDULI

DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN DI SD NEGERI KUPANG 01 KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Sumiarsih

SDN Kupang 01, Kec. Ambarawa

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan meningkatkan partisipasi guru dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dilakukan melalui implementasi Program Adiwiyata oleh kepala sekolah SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Pada awalnya Kepala sekolah melakukan observasi langsung terhadap partisipasi para guru SD. Subyek penelitian tindakna sekolah ini adalah guru SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang berjumlah 12 orang. Implementasi Program Adiwiyata dalam upaya meningkatakan partisipasi guru mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan meliputi: Pengelolaan Air di Sekolah, Perawatan Sanitasi, Pengelolaan Sampah di Sekolah, Penghematan Energi di Sekolah, Pengelolaan Halaman Sekolah, Pengelolaan Lahan Kosong, Pengelolaan UKS, dan Pemberdayaan Kantin Sekolah. Hasil penelitian tindakan sekolah membuktikan bahwa implementasi Program Adiwiyata dapat meningkatan partisipasi guru dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan di SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Hal ini terbukti bahwa: (1) kondisi awal 70,3% dan pada siklus I rata-rata 76,8% naik 6,5% dan secara keseluruhan yang mendapatkan nilai baik 75 baru 75,0% masih belum maksimal. Maka Implementasi Program Adiwiyata perlu dilaksanakan secara individual pada tindakan siklus II, (2) Hasil siklus I rata-rata skor 76,8% adapun hasil pada siklus II rata-rata 84,1% naik sebesar 7,3%. Hasil siklus II telah menunjukkan bahwa Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan yaitu mencapai ≥ 75% ada 100% lebih besar dari 80%. Maka tindakan Implementasi Program Adiwiyata dalam meningkatkan Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dinyatakan telah berhasil.

Kata kunci: Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Program Adiwiyata

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

1

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak manusia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (www.menlh.go.id). Apabila pendidikan memang bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa dan mengantarkan mereka untuk dapat memahami lingkungan serta mengelolanya dengan baik, berarti konsep yang diberikan harus seirama dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Generasi muda Indonesia perlu dipersiapkan untuk memasuki ajang persaingan bebas pada era globalisasi. Mereka seyogianya kritis dan memiliki kesadaran akan pentingnya melestarikan fungsi lingkungan hidup untuk keperluan generasi mereka dan generasi yang akan datang dalam mengelola sumber daya alam hayati.

Education for all and by all menjadi dasar pemikiran tersendiri bahwa pendidikan atau belajar itu bisa untuk siapa saja dan oleh siapa saja. Lingkungan sekolah dapat memberikan pengalaman hidup yang bermakna bagi siswanya. Di lingkungan itu pula siswa dapat menjadikannya tempat belajar yang paling menyenangkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menjadikan sekolah sebagai wahana belajar yang efisien, efektif dan membuat seluruh komponen sekolah memberikan dukungan yang kuat.

Sekolah Berbudaya Lingkungan, perlu mendapat perhatian kita semua. Alasannya sederhana, “Bumi kita semakin rusak” lingkungan tempat kita berada sudah tidak lagi memberi rasa nyaman. Siapakah yang merusak Bumi ini, jangan sepenuhnya menyalahkan pihak lain atau orang lain, kita pun terlibat didalamnya. Guru sebagai motivator dan fasilitator perlu berpartisipasi aktif untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.

Partisipasi guru dalam menanggulangi mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan di SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang sejauh ini sebatas memberikan motivasi kepada anak-anak agar anak-anak memiliki kegiatan positif dan bekerja sama dalam mewujudkan lingkungan yang asri, sebagaimana yang telah diajarkan dalam mata pelajaran KPDL. Namun dengan adanya program Adiwiyata, para guru harus meningkatkan partisipasinya. Program Adiwiyata merupakan program terhadap sekolah untuk mewujudkan sekolah berwawasan dan peduli lingkungan (Sekolah Berbudaya Lingkungan). Adiwiyata mempunyai makna “tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan”.

Dengan latar belakang di atas, maka penilaian Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan merupakan suatu hal yang perlu mendapat perhatian serius khususnya oleh kepala sekolah. Kenyataan di lapangan, partisipasi guru dalam mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan oleh guru belum maksimal. Kenyataan di lapangan, kepala sekolah masih belum maksimal membimbing guru-guru dalam berpartisipasi mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. Untuk memecahkan masalah ini peneliti melakukan implementasi Program Adiwiyata guna meningkatkan partisipasi guru dalam mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan guru di SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.

Implementasi Program Adiwiyata yang dilaksanakan pada SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Kabupaten Semarang saat ini difokuskan pada upaya: pengelolaan air di sekolah, perawatan sanitasi, pengelolaan sampah di sekolah, penghematan energi di sekolah, pengelolaan halaman sekolah, pengelolaan lahan kosong, pengelolaan UKS, dan pemberdayaan kantin sekolah. Harapan dari implementasi ini yaitu SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Kabupaten Semarang memperoleh predikat sekolah Adiwiyata.

Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, masalah dirumuskan sebagai berikut: apakah melalui implementasi Program Adiwiyata dapat meningkatkan partisipasi guru dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan di SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi guru dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan di SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Kabupaten Semarang melalui implementasi Program Adiwiyata.

Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan apakah implementasi Program Adiwiyata dapat meningkatkan Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan di SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Kabupaten Semarang sehingga memperoleh predikat sekolah Adiwiyata.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

  1. Menambah teori implementasi Program Adiwiyata dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan.
  2. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

Manfaat Praktis

  1. Bagi siswa : meningkatkan prestasi belajar
  2. Bagi guru : meningkatkan pengelolaan sekolah
  3. Bagi sekolah : meningkatkan sumber daya manusia

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Landasan Teori

Program Adiwiyata

Pada awalnya penyelenggaraan PLH di Indonesia dilakukan oleh Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta pada tahun 1975. Pada tahun 1977/1978 rintisan Garis‐garis Besar Program Pengajaran Lingkungan Hidup diujicobakan di 15 Sekolah Dasar Jakarta. Pada tahun 1979 di bawah koordinasi Kantor Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Meneg PPLH) dibentuk Pusat Studi Lingkungan (PSL) di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta, dimana pendidikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL mulai dikembangkan). Sampai tahun 2010, jumlah PSL yang menjadi Anggota Badan Koordinasi Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) telah berkembang menjadi 101 PSL (Suyanto, 2011: 1).

6

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departeman Pendidikan Nasional (Ditjen Dikdasmen Depdiknas), menetapkan bahwa penyampaian mata ajar tentang kependudukan dan lingkungan hidup secara integratif dituangkan dalam kurikulum tahun 1984 dengan memasukan materi kependudukan dan lingkungan hidup ke dalam semua mata pelajaran pada tingkat menengah umum dan kejuruan. Tahun 1989/1990 hingga 2007, Ditjen Dikdasmen Depdiknas, melalui Proyek Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) melaksanakan program Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup; sedangkan Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) mulai dikembangkan pada tahun 2003 di 120 sekolah. Sampai dengan berakhirnya tahun 2007, proyek PKLH telah berhasil mengembangkan SBL di 470 sekolah, 4 Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan 2 Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG).

Prakarsa Pengembangan Lingkungan Hidup juga dilakukan oleh LSM. Pada tahun 1996/1997 terbentuk Jaringan Pendidikan Lingkungan yang beranggotakan LSM yang berminat dan menaruh perhatian terhadap Pendidikan Lingkungan Hidup. Hingga tahun 2010, tercatat 150 anggota Jaringan Pendidikan Lingkungan (JPL, perorangan dan lembaga) yang bergerak dalam pengembangan dan pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup. Sedangkan tahun 1998 – 2000 Proyek Swiss Contact berpusat di VEDC (Vocational Education Development Center) Malang mengembangkan Pendidikan Lingkungan Hidup pada Sekolah Menengah Kejuruan melalui 6 PPPG lingkup Kejuruan dengan melakukan pengembangan materi ajar PLH dan berbagai pelatihan lingkungan hidup bagi guru‐guru Sekolah Menengah Kejuruan termasuk guru SD, SMP, dan SMA.

Pada tahun 1996 disepakati kerjasama pertama antara Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, yang diperbaharui pada tahun 2005 dan tahun 2010. Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tahun 2005, pada tahun 2006 Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan program pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui program Adiwiyata. Program ini dilaksanakan di 10 sekolah di Pulau Jawa sebagai sekolah model dengan melibatkan perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang Pendidikan Lingkungan Hidup.

Sejak tahun 2006 sampai 2011 yang ikut partisipasi dalam program Adiwiyata baru mencapai 1.351 sekolah dari 251.415 sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) Se‐Indonesia, diantaranya yang mendapat Adiwiyata mandiri : 56 sekolah, Adiwiyata: 113 sekolah, calon Adiwiyata 103 sekolah, atau total yang mendapat penghargaan Adiwiyata mencapai 272 Sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) se‐Indonesia. Dari keadaan tersebut di atas, sebarannya sebagaian besar di pulau Jawa, Bali dan ibu kota propinsi lainnya, jumlah/ kuantitas masih sedikit, hal ini dikarenakan pedoman Adiwiyata yang ada saat ini masih sulit diimplementasikan.

Dilain pihak Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata, belum dapat menjawab kendala yang dihadapi daerah, khususnya bagi sekolah yang melaksanakan program Adiwiyata. Hal tersebut terutama kendala dalam penyiapan dokumentasi terkait kebijakan dan pengembangan kurikulum serta, sistem evaluasi dokumen dan penilaian fisik . Dari kendala tersebut diatas, maka dianggap perlu untuk dilakukan penyempurnaan Buku Panduan Pelaksanaan Program Adiwiyata 2012 dan sistem pemberian penghargaan yang tetap merujuk pada kebijakankebijakan yang telah ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kemendikbud. Oleh karenanya diharapkan sekolah yang berminat mengikuti program Adiwiyata tidak merasa terbebani, karena sudah menjadi kewajiban pihak sekolah memenuhi Standar Pendidikan Nasional sebagaimana dilengkapi dan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.19 tahun 2005, yang dijabarkan dalam 8 standar pengelolaan pendidikan.

Dengan melaksanakan program Adiwiyata akan menciptakan warga sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki karakter bangsa terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di daerah.

Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan

Sekolah Berbudaya Lingkungan, perlu mendapat perhatian kita semua. Alasannya sederhana, “Bumi kita semakin rusak” lingkungan tempat kita berada sudah tidak lagi memberi rasa nyaman. Siapakah yang merusak Bumi ini, jangan sepenuhnya menyalahkan pihak lain atau orang lain, kita pun terlibat didalamnya (SDN Kupang 01, 2019).

Program Adiwiyata merupakan program terhadap sekolah untuk mewujudkan sekolah berwawasan dan peduli lingkungan (Sekolah Berbudaya Lingkungan). Adiwiyata mempunyai makna “Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan”.

Kerangka Berfikir

Dengan implementasi Program Adiwiyata diharapkan meningkatkan partisipasi guru dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Oleh karena itu kepala sekolah melaksanakan bimbingan kepada para guru tentang Program Adiwiyata. Tujuannya adalah untuk memberikan bimbingan dan pembinaan ke arah profesionalitas guru dalam mewujudkan sekolah berwawasan dan peduli lingkungan (Sekolah Berbudaya Lingkungan) yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam bulan Agustus sampai Oktober 2019.

Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.

Peneliti memilih tempat penelitian dilaksanakan di tempat tersebut karena peneliti mendapat tugas dinas sebagai Kepala sekolah di SD Negeri Kkupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang sehingga penelitian ini tidak mengganggu pembelajaran dan bahkan membantu guru memecahkan masalahnya.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah guru SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang berjumlah 12 orang sebagai Tim Pelaksana Lingkungan Hidup di SD N Kupang 01 Kec. Ambarawa Kab, Semarang.

Sumber Data

  1. Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian yaitu: guru SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2019/2020.
  2. Sumber data sekunder merupkan data pendukung yang digunakan untuk mendukung sumber data primer yang diperoleh dari penelitian sendiri dan dari teman sejawat.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (PTS) berupa Implementasi Program Adiwiyata melalui dua siklus. Dalam siklus I dan siklus II pemberian tindakan berupa Implementasi Program Adiwiyata dalam upaya meningkatkan partisipasi guru mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan di SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.

Deskripsi Kondisi Awal

Temuan di lapangan kondisi awal yaitu tingkat partisipasi guru mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan sebelum implementasi strategi Program Adiwiyata kelas I-VI di SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang baru mencapai 70,3% dan ada 4 orang guru (33,3%) yang memiliki partisipasi dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan mencapai tingkat 75%. Hasil rata-rata partisipasi guru dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan termasuk kategori cukup baik.

Rata-rata tingkat Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan di SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang sebelum Implementasi Program Adiwiyata rata-rata 70,3% pada kategori cukup baik.

Diskripsi Hasil Siklus I

Tindakan peneliti diawali dengan pertemuan kepala sekolah dan guru dalam, menyampaikan strategi Program Adiwiyata dan instrument penilaian Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dan membicarakan rencana penelitian. Program Adiwiyata bertujuan menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatkan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Pada siklus I melalui implementasi Program Adiwiyata, partisipasi guru dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan telah meningkat, dengan membandingkan kondisi awal rata-rata hasilnya 70,3% adapun hasil pada siklus I rata-rata 76,8% naik sebesar 6,5%. Hasil siklus I telah menunjukkan bahwa Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan pada kategori baik yaitu mencapai persentase 76,8% dan yang mencapai kriteria baik 9 orang (75,0%).

Pada dasarnya pelaksanaan Implementasi Program Adiwiyata telah cukup baik namun belum mencapai indikator keberhasilan 80% secara global. Adapun guru yang mencapai target indikator keberhasilan adalah 9 orang atau 75,0% masih di bawah 80% sehingga perlu dilanjutkan tindakan sekolah siklus II.

Deskripsi Hasil Siklus II

Kepala Sekolah menyampaikan hasil siklus I kepada guru. Kekurangan hasil pada siklus I ini ditindaklanjuti peneliti dengan merencanakan Implementasi Program Adiwiyata (pembinaan secara individual) dengan jalan langsung ke guru untuk membina secara individu tentang partisipasi guru dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan agar guru mengetahui kekurangan yang ada padanya. Peneliti membantu menyempurnakan dan memecahkan kesulitan guru agar tercipta kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatkan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Pada siklus II melalui implementasi Program Adiwiyata, Partisipasi Guru dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan meningkat, dengan membandingkan siklus I rata-rata skor 76,8% adapun hasil pada siklus II rata-rata 84,1% naik sebesar 7,3%. Hasil siklus II telah menunjukkan bahwa Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan yang mencapai ≥ 75% mencapai 100%. Maka tindakan Implementasi Program Adiwiyata dinyatakan telah berhasil.

Pada dasarnya pelaksanaan Implementasi Program Adiwiyata telah baik dan telah mencapai indikator keberhasilan 75% secara global. Adapun guru yang mencapai target indikator keberhasilan adalah 12 orang atau 100% sudah di atas 80%.

Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus

Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan setelah melihat kondisi awal, kemudian dimulai dengan memberikan bimbingan tentang implementasi Program Adiwiyata secara individu untuk meningkatkan partisipasi guru dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dan hasilnya dinilai kepala sekolah dengan menggunakan instrument yang disiapkan.

Hasil kondisi awal 70,3% dan pada siklus I rata-rata 76,8% naik 6,5% dan secara keseluruhan yang mendapatkan nilai baik 75 baru 75,0% masih belum maksimal. Maka Implementasi Program Adiwiyata perlu dilaksanakan secara individual pada tindakan siklus II. Tindakan Implementasi Program Adiwiyata dinyatakan belum berhasil karena belum mencapai tingkat kategori baik 80% sehingga perlu dilakukan tindakan pada siklus II.

Silus II

Hasil siklus I rata-rata skor 76,8% adapun hasil pada siklus II rata-rata 84,1% naik sebesar 7,3%. Hasil siklus II telah menunjukkan bahwa Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan yaitu mencapai ≥ 75% ada 100%. Maka tindakan Implementasi Program Adiwiyata dalam meningkatkan Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dinyatakan telah berhasil.

Peningkatan Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan oleh guru

Setelah mengetahui kekurangan Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan pada siklus I, peneliti memberikan Implementasi Program Adiwiyata secara individu pada siklus II. Implementasi Program Adiwiyata secara individu ternyata lebih efektif dibanding kelompok, sehingga hasilnya meningkat. Untuk lebih jelasnya pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Peningkatan skor rata-rata Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan

Guru Kondisi Awal % siklus 1 % siklus 2 %
rata-rata rata-rata rata-rata
Siti Rulis Z,S.Pd.SD 2.9 71.9 3.1 78.1 3.4 84.4
Tuti Handayani, S.Pd.SD 2.8 68.8 2.9 71.9 3.3 81.3
Desri Raras Ratna Furi 2.6 65.6 3.1 78.1 3.5 87.5
Desty Candra A, S.Pd 3.1 78.1 3.1 78.1 3.4 84.4
Agustin Wulandari, S.Pd 3.1 78.1 3.0 75.0 3.4 84.4
Wulan Putri M, S.Pd 2.9 71.9 3.1 78.1 3.3 81.3
Reza William Indra, S.Pd 2.6 65.6 2.8 68.8 3.3 81.3
Olivia Catur S, S.Pd.SD 3.1 78.1 3.0 75.0 3.1 78.1
Rahma Santi W, S.Pd 3.1 78.1 3.1 78.1 3.4 84.4
Titik Setyawati, S.Pd 2.5 62.5 3.4 84.4 3.5 87.5
Alin Dwi Yudiani, S.Pd 2.3 56.3 3.4 84.4 3.6 90.6
Rumiyati, S.Pd 2.8 68.8 2.9 71.9 3.4 84.4
rata-rata 2.81 70.3 3.07 76.8 3.36 84.1

 

Hasil Penelitian

Sejumlah temuan selama kegiatan penelitian terutama dari hasil Implementasi Program Adiwiyata yang dilaksanakan oleh peneliti, partisipasi guru dalam mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan dapat meningkat agar tercipta kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatkan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Harapan dari implementasi Adiwiyata semoga ke depan SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang memperoleh predikat sekolah Adiwiyata.

PENUTUP

Simpulan

Hasil penelitian tindakan sekolah membuktikan bahwa Implementasi Program Adiwiyata dapat meningkatkan Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan di SD Negeri Kupang 01 Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Hal ini terbukti bahwa melalui implementasi Program Adiwiyata, Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan oleh guru pada : (1) kondisi awal 70,3% dan pada siklus I rata-rata 76,8% naik 6,5% dan secara keseluruhan yang mendapatkan nilai baik 75 pada Kondisi Awal sebanyak 33% dan pada siklus I 75,0%. Peningkatan 41,7%. Maka Implementasi Program Adiwiyata perlu dilaksanakan secara individual pada tindakan siklus II, (2) Hasil siklus I rata-rata skor 76,8% adapun hasil pada siklus II rata-rata 84,1% naik sebesar 7,3%. Hasil siklus II telah menunjukkan bahwa Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan yaitu mencapai ≥ 75% ada 100% lebih besar dari 80%. Maka tindakan Implementasi Program Adiwiyata dalam meningkatkan Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan dinyatakan telah berhasil.

Implikasi

Berdasarkan pada landasan teori pada hasil penelitian ini maka penulis akan menyampaikan implikasi yang berguna secara teoritis maupun praktis dalam upaya meningkatkan Partisipasi Guru Dalam Mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan.

Implikasi Teoritis

Dengan implementasi Program Adiwiyata, guru akan mengetahui kekurangan/masalah yang berhubungan dengan partisipasinya dalam mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, meliputi: Pengelolaan Air di Sekolah, Perawatan Sanitasi, Pengelolaan Sampah di Sekolah, Penghematan Energi di Sekolah, Pengelolaan Halaman Sekolah, Pengelolaan Lahan Kosong, Pengelolaan UKS, dan Pemberdayaan Kantin Sekolah.

Implikasi Praktis

Dari urutan pada implikasi teoritis tampak bahwa partisipasi guru memerlukan implementasi Program Adiwiyata dari kepala sekolah dapat meningkatkan partisipasinya dalam mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan kesimpulan dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang perlu disarankan yaitu :

Saran bagi guru

  1. Hendaknya guru meningkatkan partisipasi guru melalui implementasi Program Adiwiyata.
  2. Apabila ada masalah/ kesulitan segera minta bantuan teman guru/ Kepala Sekolah untuk memecahkannya, sehingga partisipasi guru bisa maksimal.
  3. Partisipasi guru akan meningkat bila guru ada kemauan untuk aktif dalam: Pengelolaan Air di Sekolah, Perawatan Sanitasi, Pengelolaan Sampah di Sekolah, Penghematan Energi di Sekolah, Pengelolaan Halaman Sekolah, Pengelolaan Lahan Kosong, Pengelolaan UKS, dan Pemberdayaan Kantin Sekolah.

Saran bagi kepala sekolah

  1. Kepala sekolah sebaiknya menjalin hubungan yang baik dengan para guru.
  2. Implementasi Program Adiwiyata diprogramkan pada berbagai mata pelajaran sehingga guru lebih berpartisipasi dalam mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Booklet Hari Lingkungan Hidup, (2007), Penghargaan Adiwiyata 2007, www.menlh.go.id (accessed November 2007).

Kesepakatan Bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Kep. 07/MENLH/06/2005 dan Nomor 05/VI/KB/2005 tentang Pembinaan dan Pengembangan Lingkungan Hidup

Monalisa.2013. Program Adiwiyata dalam Pengelolaan Lingkungan Sekolah (Studi Kasus SMPN 24 Padang). Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata

SDN Kupang 01. 2019. Foto-foto Kegiatan Implementasi Adiwiyata.

Suyanto. 2011. Panduan Adiwiyata, Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar.

Yupiter L. Manurung. (2011) Program Adiwiyata Dalam Pengelolaan Lingkungan Sekolah (studi kasus SDN Panggung 04 Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah). Masters thesis, Program Magister Ilmu Lingkungan. Universitas Diponegoro Semarang.