KARYA INOVATIF PEMBUATAN ALAT PERAGA AMAZING CONE

SEBAGAI ALAT BANTU PERMAINAN YANG MELATIH KECEPATAN, KELINCAHAN, RASA PERCAYA DIRI DAN KEBERANIAN

 

Gani Prasasti

SD Negeri Klero 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Kelincahan cukup penting dalam melakukan suatu aktivitas. Semakin bertambah usia seseorang maka kemampuan psikomotornya akan semakin menurun. Sebagai contoh orang yang sudah memasuki usia tua mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Berbeda dengan usia anak- anak, dalam usia tersebut mereka sangat aktif dalam melakukan tugas gerak, bahkan pada beberapa anak ada yaang sangat aktif sehingga perlu diarahkan dan dikembangkan kelebihannya. Tujuan dari pembuatan alat peraga ini adalah: mempermudah dalam pelaksanaan pembelajaran Penjaskes , satu alat untuk berbagai tugas gerak dan permainan, membuat pembelajaran penjas lebih Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan (PAIKEM), dan memudahkan siswa dan guru mencapai tujuan pembelajaran yaitu kelincahan, kecepatan, rasa percaya diri dan keberanian. Melalui alat peraga “ Amazing Cone “ ini, siswa akan antusias dalam pembelajaran sehingga siswa akan lebih mudah memahami dan melaksanakan materi yang diajarkan.

Kata kunci: Amazing Cone, alat bantu permainan

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kelincahan cukup penting dalam melakukan suatu aktivitas. Semakin bertambah usia seseorang maka kemampuan psikomotornya akan semakin menurun. Sebagai contoh orang yang sudah memasuki usia tua mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Berbeda dengan usia anak- anak, dalam usia tersebut mereka sangat aktif dalam melakukan tugas gerak, bahkan pada beberapa anak ada yaang sangat aktif sehingga perlu diarahkan dan dikembangkan kelebihannya.

Namun jika anak diminta melakukan gerakan yang monoton, kebanyakan dari mereka akan cepat merasa bosan.

Berdasarkan kenyataan tersebut diatas , kami berusaha untuk menciptakan alat peraga sederhana dengan memanfaatkan bahan yang tersedia di sekolah.

Kami sengaja memanfaatkan barang yang sudah ada, memodifikasinya supaya lebih banyak fungsinya dalam mendukung kegiatan pembelajaran . Dan yang paling utama adalah anak sangat antusias, senang dan gembira dalam melaksanakan tugas gerak.

Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan , akan sangat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuan Pembuatan

Tujuan dari pembuatan alat peraga ini adalah

  • Mempermudah dalam pelaksanaan pembelajaran Penjaskes , satu alat untuk berbagai tugas gerak dan permainan.
  • Membuat pembelajaran penjas lebih Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
  • Memudahkan siswa dan guru mencapai tujuan pembelajaran yaitu kelincahan, kecepatan, rasa percaya diri dan keberanian .

Manfaat

Manfaat dari pembuatan alat peraga ini adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai sarana dalam meningkatkan kompetensi diri melalui inovasi baru dalam pembelajaran
  2. Sebagai alat peraga pembelajaran yang akan membantu siswa agar lebih mudah dalam melaksanakan tugas gerak
  3. Sebagai Inovasi pembelajaran yang nantinya akan lebih dikembangkan lagi oleh guru maupun siswa.

KAJIAN PUSTAKA

Kelincahan berasal dari kata lincah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993: 525) lincah berarti selalu bergerak, tidak dapat diam, tidak tenang, tidak tetap. Sedangkan menurut Harsono (1993: 14) orang yang lincah adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Dan menurut Suharno HP (1983: 28) mendefinisikan kelincahan adalah kemampuan dari seseorang untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Dengan demikian dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat penulis simpulkan bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah dan posisi tubuhnya dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, sesuai dengan situasi yang dihadapi di arena tertentu tanpa kehilangan keseimbangan tubuhnya.

Kegunaan kelincahan sangat penting terutama olahraga beregu dan memerlukan ketangkasan. Suharno HP (1985:33) mengatakan kegunaan kelincahan adalah untuk menkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau stimulan, mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan

Kecepatan menurut Kirkendall dkk (1980:243) adalah jarak dibagi waktu; kecepatan diukur dengan satuan jarak dibagi dengan satuan waktu. Menurut Kent (dalam Budiwanto, 2004:37) kecepatan adalah jarak tempuh per satuan waktu yang diukur dalam menit atau skala kuantitas, kecepatan adalah kemampuan melakukan gerakan dalam periode waktu yang pendek.

Selanjutnya menurut Dick (1989) dalam Yunyun Yudiana, dkk (2011:10), kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat. Berdasarkan pada beberapa pengertian tentang kecepatan yang disampaikan oleh para ahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan merupakan suatu komponen kondisi fisik yang dibutuhkan untuk melakukan gerakan secara berturut-turut atau memindahkan tubuh dari posisi tertentu ke posisi yang lainpada jarak tertentu pada waktu yang sesingkat-singkatnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan itu menurut Bompa (1983) yang dikutip Harsono (1988) ada enam faktor yaitu:

  1. Keturunan (Heredity) dan natural talent
  2. Waktu reaksi
  3. Kemampuan untuk mengatasi tahan (resistance) ekternal seperti peralatan lingkungan dan lawan
  4. Teknik seperti, misalnya gerakan tangan, tungkai, sikap tubuh pada waktu lari, dan sebagainya.
  5. Konsentrasi dan semangat
  6. Elastisitas otot, terutama otot-otot di pergelangan kaki dan pinggul.
    Mungkin diperngaruhi oleh faktor hereditas, namun kecepatan aerobic dapat ditingkatkan dengan jalan meningkatkan otot secara optimal dan dengan memperbaiki ediensi mekanis dari gerakan-gerakan itu. Akan hal ini usaha latihan kekuatan harus dipusatkan pada kelompok otot yang paling berperan dalam kegiatan olahraga tersebut. Misalnya untuk lari cepat atau melompat, maka kekuatan harus dikembangkan pada otot-otot pendukung anggota bawah (Pete, Rotella, Mc. Clenanghon, Pentejemah K.Dwijowiyono, 1993: 325).

Rancangan/Desain Alat Peraga

Nama alat peraga ini adalah “Amazing Cone“.

Amazing                        : Luar Biasa

Cone                             : Kerucut

Amazing Cone Artinya    : Kerucut Yang luar biasa

Alat peraga ini terdiri dari torong minyak bekas, tempat bola tens bekas, pralon dan bendera.

  1. Torong tampak depan
  2. Tempat bola tens tampak depan
  3. Pralon berukuran 5/8
  4. Rangkian Torong dan Tempat Bola tens
  5. Rangkaian Torong, Tempat Bola tens , Pralon dan Bendera

Prosedur Pembuatan

Adapun prosedur pembuatan alat peraga ini adalah sebagai berikut:

Alat dan Bahan.

  1. Alat bantu yang digunakan adalah solder listrik untuk melubangi tempat bola tens bekas dan lem untuk mengaitkan corong dan tempat bola tens..
  2. Bahan yang digunakan adalah: Corong, Tempat bola tens bola tens bekas, pralon, dan bendera.

Cara pembuatan

  • Siapkan Torong sejumlah 12 buah, pralon yang berdiameter 5/8 sebanyak 5-10 buah yang panjangnya masing-masing 1 meter.
  • Lubangi masing-masing tempat bola tens dengan menggunakan solder listrik menjadi 4 lubang pada sisi samping (atas, tengah, bawah) cone dengan jarak antar lubang 5-10 cm dan satu lubang dibagian atas cone dengan ukuran lubang sesuai dengan diameter pralon.
  • Satukan dengan lem antara torong dan tempat bola tens bekas, dan apabila sudah terangkai maka bisa disebut CONE
  • Potong pralon dengan ukuran 1 meter.
  • Rangkaikan dua buah cone dengan satu pralon yang panjangnya 1 meter.
  • Rangkaian satu Cone dengan Pralon dan Bendera

Cara Kerja

  1. Amazing Cone untuk Lari Zig-Zag
  2. Amazing Cone untuk permainan Beteng
  3. Amazing Cone untuk Pembatas permainan
  4. Amazing Cone untuk latihan lomcat katak dengan berbagai tingkatan ketinggian
  5. Amazing Cone untuk latihan Lompat
  6. Amazing Cone untuk latihan lompat 1 kaki
  7. Amazing Cone untuk latihan merayap
  8. Amazing Cone untuk latihan kecepatan dalam permainan Raja Ratu
  9. Amazing Cone untuk permainan Katak dan Ular
  10. Amazing Cone untuk permainan lempar sasaran.
  11. Amazing Cone untuk pembatas lari multistage

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

  1. Melalui alat peraga “ Amazing Cone “ ini, siswa akan antusias dalam pembelajaran sehingga siswa akan lebih mudah memahami dan melaksanakan materi yang diajarkan .
  2. Alat peraga “Amazing Cone “ dapat digunakan untuk berbagai macam tugas gerak dan permainan yang mendukung kecepatan, kelincahan , rasa percaya diri dan keberanian .
  3. Alat peraga ini dapat disesuaikan dengan berbagai kondisi dan bentuk fisik anak yang berbeda- beda.

 

SARAN

Mari kita lakukan percobaan – percobaan sederhana yang mendukung pembelajaran, dari adanya masalah dapat kita kembangkan solusinya menjadi penemuan- penemuan baru yang akan bermanfaat di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, O. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Jacobs, V. R., Franke, M. L., Carpenter, T. P., Linda, L., & Battey, D. (2007). Professional Development Focused on Children’s Algebraic Reasoning in Elementary School. (Online). (http://homepages.math.uic.edu/~martinez/-PD-EarlyAlgebra.pdf, diunduh 2 Agustus 2019).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar-Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.

National Council of Theacher of Mathematics. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. US: National Council of Theacher of Mathematics.

Rahman, M. & Sofan, A. (2014). Model Pembelajaran ARIAS Terintegratif. Bandung: Prestasi Pustakaraya.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana, N. & Rivai, A. (2007). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Suherman, E. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA-UPI.

Suwandi, S. (2009). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Mata Padi Presindo.

Uno, H. B. (2017). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.