Keefektifan Model Picture and Picture Berbantu Media Puzzle Terhadap Hasil Belajar
KEEFEKTIFAN MODEL PICTURE AND PICTURE
BERBANTU MEDIA PUZZLE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI BAKALAN BATANG
Irwan Budhi Prasetya1)
Ikha Listyarini.2)
Choirul Huda3)
1) Mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan.Universitas PGRI Semarang
2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang
ABSTRACT
The problem in this research is the low student learning outcomes in science subjects class IV A Bakalan Batang Elementary School. In learning teachers still use conventional models and have not used learning models that are suitable for science subjects. Samples taken were 48 students consisting of class IV A totaling 24 and class IV B totaling 24 using saturated sampling techniques. The results of the analysis using the t-test obtained the results and the coefficient is significant at the level of 5% and dk = 46, then the value is obtained>. Therefore it can be concluded that the Picture and Picture model assisted by the Puzzle media is effective against the learning outcomes of Grade IV students of Bakalan Batang State Elementary School. An increase in the average learning outcomes of the control class posttest results by 60.20 with the experimental class posttest results of 81.66. Classical learning completeness of the experimental class showed 93.75% of students who completed with 22 of 24 students. So that it can be said that the Picture and Picture model is assisted by an effective Puzzle media on the learning outcomes of Grade IV students of Bakalan Batang State Elementary School. Based on the results of this study the suggestion that can be conveyed is that the Picture and Picture model assisted by Puzzle media can be used as teacher innovation in learning that can improve student learning outcomes.
Keywords: Picture and Picture Model, Media Puzzle, Learning Outcomes.
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitiian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV A SD Bakalan Batang. Pada pembelajaran guru masih menggunakan model konvensional dan belum menggunakan model pembelajaran yang cocok untuk mata pelajaran ipa. Sampel yang diambil adalah 48 peserta didik yang terdiri dari kelas IV A berjumlah 24 dan kelas IV B berjumlah 24 dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Hasil analisis dengan menggunakan uji-t diperoleh hasil dan koefisien tersebut signifikan pada taraf 5% dan dk = 46 maka diperolehjadi nilai >. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model Picture and Picture berbantu media Puzzle efektif terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bakalan Batang. Peningkatan rata-rata hasil belajar dari hasil posttest kelas kontrol sebesar 60,20 dengan hasil posttest kelas eksperimen sebesar 81,66. Ketuntasan belajar klasikal kelas eksperimen menunjukkan 93,75% peserta didik yang tuntas dengan jumlah 22 dari 24 peserta didik. Sehingga dapat dikatakan model Picture and Picture berbantu media Puzzle efektif terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bakalan Batang. Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat disampaikan adalah supaya model Picture and Picture berbantu media Puzzle dapat digunakan sebagai inovasi guru dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
KataKunci: Model Picture and Picture, Media Puzzle, Hasil Belajar.
PENDAHULUAN
Pendidikan saat ini menjadi yang paling utama dan terpenting untuk menjadi kebutuhan siswa. Pendidikan dianggap penting karena mencerdaskan anak bangsa merupakan cita cita dari suatu Negara dalam jangka waktu panjang dapat menentukan nasib suatu bangsa. Berdasarkan undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri, kepribadian akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.
Pembelajaran merupakan suatu bantuan yang diberikan guru kepada siswa agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan materi, serta pembentukan sikap dan rasa percaya terhadap siswa. Proses pembelajaran dapat berjalanan dengan baik apabila terjadi interaksi positifantara guru dengan siswa dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Adanya interaksi positif antara guru dengan siswa merupakan proses pembelajaran aktif dan saling mendukung dalam lingkungan belajar. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi siswa dan kreatifitas guru. Siswa yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan guru yang mampu memfasilitasi motivasi siswa tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar.
Penggunaan model pembelajaran merupakan sebuah upaya yang dilakukan guru dalam menunjang pelaksanakan proses pembelajaran secara bervariatif. Penggunaan model pembelajaran yang sesuai diyakini mampu menciptakan interaksi positif antara guru dengan siswa sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Untuk menciptakan suasana belajar yang diinginkan dan menyenangkan, maka dalam pembelajaran ini model picture and picture adalah salah satu model pembelajaran yang dirasa dapat mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan dan meningkatkan aktivitas siswa.
Model picture and picture adalah model yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahanpermasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Penerapan model picture and picture dalam pembelajaran membuat pengetahuan siswa lebih berkesan namun tetap memiliki kelemahan diantaranya adalahmemakan banyak waktu dan adanya beberapa siswa tertentu yang terkadang tidak senang jika disuruh bekerja sama dengan yang lain, (Huda, 2014: 239).
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang penting dalam dunia pendidikan.Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) telah banyakberperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara bagaimana mencari tahu tentang alam secara sitematis. Sehingga pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mampu mengembangkan beberapa aspek keterampilan yang dimiliki oleh siswa karena melatih siswa untuk berfikir secara sistematis dalam suatu permasalahan.Sedangkan menurut Hendro Darmojo dalam Samatowa (2010:2) “IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya”.
Pembelajaran IPA menurut De Vito dalam Samatowa (2010:104), sebagai berikut:
Pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, membangkitkan ide-ide siswa, membangun rasa ingin tahu tentang segala sesuatu yang ada di lingkungannya, membangun keterampilan (skills) yang diperlukan, dan menimbulkan kesadaran siswa bahwa belajar IPA menjadi sangat diperlukan untuk dipelajari.
Berdasarkan pernyataan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu gejala-gejala alam semesta beserta isinya, bersifat rasional atau logis dan objektif. Sehingga siswa perlu dibekali keterampilan yang dibutuhkan untuk mencaritahu dan mempelajari secara aktif menggunakan alat indra manusia berupa peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam dengan proses ilmiah yaitu penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan guru kelas IV SD Bakalan Batang dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran IPA sudah berjalan dengan baik. masih terdapat beberapa kendala, yaitu kemandirian dan keaktifan siswa yang masih rendah. Guru mengalami kesulitan dalam mengajarkan materi tersebut, karena tidak tersedianya media pembelajaran pendukung dan penggunaan model mengajar yang kurang inovatif. menyebabkan siswa kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran. Permasalahan tersebut mengakibatkan proses pembelajaran belum mencapai hasil yang maksimal, 13 dari 24 siswa masih memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh SD Bakalan yaitu 70.
Mengatasi permasalahan tersebut, penulis melakukan penelitian dengan menerapkan model Picture and Picture berbantu media Puzzle. Mengunakan model Picture and Picture siswa dapat belajar secara mandiri dan berfikir secara sistematis menyusun gambar-gambar dengan menggunakan bantuan media Puzzle untuk mengembangkan aspek keterampilan yang dimiliki siswa yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
Menurut Suprijono (2014:55) terdapat dukungan teori konstruktivisme sosial Vygotsky telah meletakkan arti penting model pembelajaran kooperatif. Konstruktivisme sosial Vygotsky menekankan bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksikan secara mutual. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi siswa untuk mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman. Dengan demikian, penerapan model Picture and Picture diharapkan agar siswa dapat belajar dan bekerja sama dalam memahami materi secara berkelompok.
Berdasarkan latar belakang di atas maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Keefektifan Model Picture and Picture Berbantu Media Puzzle terhadap Hasil Belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Bakalan Batang.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2011: 8). Melalui metode kuantitatif, penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2011: 72).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan antara menggunakan model pembelajaran Picture and Picture berbantu media pembelajaran Puzzle dengan model pembelajaran konvensional pada pembelajaran tematik.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan yaitu Nonquivalent Control Group Design, dengan jenis Pretest-Posttest Control Group Design. Bentuk desain Nonquivalent Control Group Design yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Design dengan gambar rancangan sebagai berikut.
|
Gambar 1. Rancangan Pretest-Posttest Control Group Design
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Adan IV B SD Negeri Bakalan Batang. Kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan pada kelas IV B sebagai kelas kontrol.Untuk menentukan instrumen penelitian maka diperlukan uji coba soal instrumen pada soal pretest dan posttest. Uji coba pada instrumen ini berjumlah 30 butir soal berbentuk pilihan ganda, kemudian soal tersebut diujikan kepada siswa, setelah dilakukan uji coba soal instrumen kemudian hasil uji coba tersebut diuji dengan uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda, dapat diketahui soal yang valid, soal yang memenuhi syarat valid berjumlah 30 soal dan dari soal yang valid tersebut hanya digunakan 20 soal untuk digunakan sebangai soal pretest dan posttest. Pretest merupakan data awal yang diperoleh sebelum siswa diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture berbantu media pembelajaran Puzzle merupakan data akhir yang diperoleh setelah siswa diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture berbantu media pembelajaran Puzzle.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas yakni untuk mengetahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Uji Lilliefors. Kemudian menggunakan uji homogenitas varians untuk mengetahui apakah sampel diperoleh dari populasi yang homogen,Salah satu uji homogenitas varians yang dapat dipergunakan adalah uji Fisher (F). Kriteria dalam pengujian ini adalah: jika Fhitung< Ftabel, maka kedua kelompok homogen dengan Ftabel untuk taraf signifikan 5% dkpembilang = na-1 dan dkpenyebut = nb-1. dan uji T yakni untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata pada hasil belajar matematika. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 60%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian diawali dengan melakukan pembelajaran terhadap kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest berbentuk soal pilihan ganda untuk mengetahui seberapa besar tingkatan hasil belajar siswa pada Materi pelajaran siklus mahkluk hidup Pada akhir pembelajaran, kedua kelas tersebut diberikan posttest berupa soal yang sama dengan soal pretest. Berikut hasil data yang diperoleh pada penelitian di kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Daftar Nilai Hasil Tes
Kelas | Nilai Pretest | Nilai Posttest | ||||
Tertinggi | Terendah | Tetinggi | Terendah | |||
Eksperimen | 80 | 25 | 55,6 | 100 | 65 | 81,6 |
Kontrol | 75 | 25 | 52,5 | 85 | 25 | 60,2 |
Pada tabel di atas terlihat bahwa saat pelaksanaan pretest rata-rata pada kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol terdapat selisih rata-rata 3,1. Nilai pretest yang tertinggi pada kelas eksperimen yaitu 80 dan nilai yang tertinggi pada kelas kontrol yaitu 75, sedangkan nilai yang terendah pada kelas eksperimen yaitu 25 dan nilai terendah pada kelas kontrol yaitu 25.
Pada pelaksanaan postest mengalami peningkatan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen mengalami peningkatan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol setelah pelaksaanaan postest, rata-rata pada kelas eksperimen mencapai 81,6 dan kelas kontrol 60,2. Untuk nilai tertinggi terjadi kenaikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan nilai terendah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terjadi kenaikan. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen yaitu 100 dan kelas kontrol 85, sedangkan nilai terendah pada kelas eksperimen 85 dan kelas kontrol 25.
Dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang sama dan setelah diberikan perlakuan terhadap perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen yang menggunakan model Picture and Picture berbantu media Puzzle dengan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional.
Pembahasan ini akan menjelaskan mengenai hasil dari analisis data, yaitu data uji normalitas, homogenitas, uji hipotesis (uji t) pada kelas ekperimen dan kontrol. Data diperoleh melalui data yang didapat dari uji instrumen penelitian, setelah melalui pengujian pada validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda maka diperoleh 20 soal yang valid dari 30 soal uji coba instrumen. Untuk mempermudah penghitungan, peneliti mengambil 20 soal valid dari soal uji coba instrumen untuk digunakan sebagai soal uji prestest dan 20 soal valid dari soal uji coba isntrumen untuk digunkaan sebagai soal uji posttest.
Uji tes awal (Pretest) yang dilakukan peneliti diperoleh dari rata-rata pada kelas eksperimen untuk pretest adalah 55,6 dan terdapat 7 siswa yang sudah tuntas dan mencapai KKM sebesar 70 dari 24 siswa. Rata-rata pada kelas kontrol 52,5 dan terdapat 4 siswa yang sudah mencapai KKM dari 24 siswa. Pada tahap selanjutnya adanya pemberian perlakuan pada kelas eksperimen yaitu dengan menggunkan model Picture and Picture berbantu media Puzzle. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima sebuah pengalaman belajar, maka hasil belajar yang diperoleh siswa setelah memperoleh pengalaman dari adanya pemberian perlakuan menggunakan model Picture and Picture berbantu media Puzzle menunjukkan kelas eksperimen pada nilai posttest memperoleh rata-rata 81,6 dengan siswa tuntas 22 dari 24 siswa yang mencapai KKM. Pada nilai posttes kelas kontrol diperoleh rata-rata 60,2 untuk siswa tuntas sebanyak 9 dari 24 siswa yang mencapai KKM.
Adanya perlakuan yang berbeda maka terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan terjadi karena pada proses pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model Picture and Picture berbantu media Puzzle sehingga siswa memperoleh peningkatan pemahaman terhadap materi yang dipelajari dan mengeksplorasi ide serta pendapat yang disampaikan siswa sehingga suasana di dalam kelas menjadi hidup dan membuat siswa menjadi bersemangat sehingga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi baik dari sebelumnya, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Dilihat dari hasil penelitian, bahwa materi pecahan pada pemecahan masalah matematika lebih efektif jika menggunakan model pembelajaran Picture and Picture berbantu media Puzzle, sehingga proses pembelajaran menjadi aktif.
Dengan demikian, model Picture and Picture berbantu media Puzzle yang digunakan peneliti terbukti mampu untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta menumbuhkan semangat belajar siswa, hal ini dapat terlihat pada kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya mendapatkan perlakuan sehingga siswa merasa bersemangat serta mampu menggali informasi tanpa harus terpaku dengan penjelasan yang disampaikan guru, siswa mampu untuk aktif dalam berdiskusi serta dalam menyampaikan pendapat dan pada akhir pembelajaran siswa mampu mendapat hasil belajar yang sesuai harapan sedangkan pada kelas kontrol karena tidak adanya perlakuan membuat siswa menjadi kurang bersemangat dan merasa pembelajaran berlangsung secara monoton dan siswa kurang aktif yang menyebabkan hasil belajar menjadi kurang baik.
Sebelum diberi perlakuan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas awal dengan menggunakan pretest. Pada analisis data awal uji normalitas di kelas eksperimen diperoleh L0 = 0,14 ≤ Ltabel = 0,173 sedangkan pada kelas kontrol diperoleh Lₒ = 0,094 dengan n=24 dan taraf nyata α = 0,05 dari daftar tabel liliefors didapat0,1566. Berdasarkan perhitungan tersebut Lₒatau 0,094 < 0,1566 sehinggan diterima. Sedangkan kelas kontrol diperoleh Lₒ = 0,1094 dengan n = 24 dan taraf nyata α = 14,226 dari tabel liliefors didapat 0,1566 dari perhitungan tersebut Lₒ <atau 0,1094 < 0,1566., sehingga kedua data pada kelas kontrol dan eksperimen dikatakan berdistribusi normal.
Kemudian setelah analisis uji normalitas dilakukan uji homogenitas yang bertujuan untuk membuktikan bahwa kedua kelas sampel tersebut diperoleh dari populasi yang homogen. Berdasarkan uji homogenitas, pada analisis data awal uji homogenitas diperoleh nilai Fhitung = 1,4013 dari daftar tabel diperoleh nilai Ftabel = 1,84 dan taraf signifikan 5% sehingga kedua sampel berasal dari populasi yang homogen.
Berdasarkan hasil analisis akhir pada perhitungan uji hipotesis menggunakan uji-t dua pihak diperoleh 6,05260 dan 1,99897 dengan dk n1 + n₂ – 2 = 24 + 24 – 2 = 46, α = 5%. Dari perhitungan diperoleh >= 6,26276 > 1,99897 sehingga Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol.
Setelah pemerolehan data kemudian dihitung untuk ketuntasan siswa baik ketuntasan individu maupun klasikal. Dari penelitian diperoleh ketuntasan belajar individu sebesar 68,75%, dengan demikian secara ketuntasan klasikal ketuntasan kelas tersebut mencapai 60% dan dapat dikatakan bahwa kelas tersebut tuntas belajarnya.
Terdapat perbedaan yang signifikan pada penelitian ini yaitu pada hasil belajar siswa dengan menggunakan model konvensional pada kelas kontrol dengan model model Picture and Picture berbantu media Puzzle pada kelas eksperimen dari rata-rata awal 55,6 kemudian meningkat menjadi 81,6 Sehingga dapat dikatakan bahwa model model Picture and Picture berbantu media Puzzle yang digunakan peneliti terbukti mampu untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada siklus mahluk hidup pada mata pelajaran ipa.
SIMPULAN DAN SARAN
Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model Picture and Picture berbantu media Puzzle dengan siswa yang mendapat pembelajaran dengan metode konvensional pada tema 6 Cita-Citaku. Hal ini terbukti pada analisa hasil akhir dengan uji t diperoleh hasildan dengan dan taraf signifikan 5%. Karena yaitu maka ditolak dan Ha diterima,sehingga dapat dikatakn model Picture and Picture berbantu media Puzzle efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bakalan Batang.
Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 80,02, dengan persentase ketuntasan belajar sebanyak 68,75%, dan rata-rata kelas kontrol 73,88 dengan persentaseketuntasan belajar sebanyak 28,13%. Nilai rata-rata hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran model Picture and Picture berbantu media Puzzle lebih efektif dibandingkan dengan metode konvensional.
Setelah melakukan penelitian di kelas IV A SD Negeri Bakalan Batang. Maka ada beberapa saran yang harus disampaikan yaitu Hendaknya penelitian ini memberi pengetahuan baru kepada guru serta untuk menguasai model-model pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam proses belajar mengajar. Sehingga menciptakan proses pembelajaran yang aktif inovatif. Yang kedua Hendaknya Guru menerapkan model Picture and Picture berbantu media Puzzle pada pembelajaran yang sesuai, karena terbukti mampu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dan saran yang terakhir, dalam kegiatan proses pembelajaran hendaknya guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
DAFTAR RUJUKAN
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Samatowa, Usman. 2010. Pembelajarana IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.