Kemampuan Menulis Recount Text Dengan Menggunakan Teknik Picture Series
KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PICTURE SERIES PADA KELAS VIII E DI SMP NEGERI 1 TAYU KABUPATEN PATI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Sukailan
Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan teknik picture series dapat meningkatkan keterampilan dalam menulis recount text pada siswa SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati tahun ajaran 2017/2018 yang menjadi subjek penelitian ini. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII E yang terdiri atas 32 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang terdiri atas empat tahapan dalam setiap siklusnya, yaitu pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini terdiri atas tiga siklus, yaitu satu siklus yang disebut dengan siklus pratindakan yang digunakan untuk mempersiapkan tes akhir sebelum penerapan teknik dilakukan. Kemudian dua siklus berikutnya, yaitu siklus I dan siklus II dilaksanakan untuk mengaplikasikan teknik ini. Pengumpulan data menggunakan empat instrumen, yaitu tes, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik juga dengan penjelasan deskripsi. Hasil dari data kuantitatif dilihat dari penerapan teknik picture series dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati. Ini dapat dilihat dari hasil evaluasi tes dan hasil observasi yang selalu mengalami peningkatan selama penenerapan teknik ini dilakukan. Hasil evaluasi sebelum diterapkannya teknik ini adalah 70,22 yang mengindikasikan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori kurang dan belum memenuhi standar nilai KKM. Setelah penerapan model ini pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 75,15. Dengan diadakannya siklus II sebagai perbaikan dari siklus I, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan menjadi 79,54 dengan kategori baik. Peningkatan yang terjadi pada setiap siklusnya juga didukung dengan data kualitatif.
Kata Kunci: menulis, recount text, teknik, picture series
PENDAHULUAN
Perkembangan dalam dunia pendidikan menuntut siswa untuk meningkatkan empat kemampuan dasar, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Menulis dan berbicara merupakan productive skills, sedangkan membaca dan mendengarkan merupakan receptive skills. Dari kedua keterampilan di atas kemampuan menulis dan berbicara membutuhkan banyak latihan dan upaya yang harus dilakukan secara bertahap. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis adalah melalui penyajian picture series dalam penulisan recount text.
Kegiatan menulis dalam pengajaran bahasa kedua biasanya dianggap sebagai keterampilan sekunder yang nilai pentingnya terletak di bawah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Menulis banyak digunakan sebagai cara untuk mempraktikkan unsur-unsur linguistik atau untuk mengekspresikan hal-hal yang bersifat personal bagi siswa (Ghazali, 2012:295). Selanjutnya, menurut Ghazali (2010:295) pengembangan kemampuan menulis bahasa kedua, sama seperti keterampilan berbahasa lisan, yaitu memerlukan pemahaman tentang cara menggabungkan komponen-komponen linguistik (pengetahuan tentang kosakata, tata bahasa, ortografi, struktur (genre)) agar dapat menghasilkan sebuah teks. Recount text adalah teks yang bertujuan untuk menceritakan kembali kejadian-kejadian yang telah lewat atau lampau secara terurut.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati masih memiliki kemampuan yang sangat rendah dalam penggunaan past tense. Ini dapat dilihat dari tes awal yang telah dilakukan bahwa siswa masih kebingungan menggunakan past tense. Sementara, dalam penulisan recount text, siswa dituntut untuk menggunakan perubahan bentuk verb dan to be ke dalam bentuk past atau lampau. Contohnya, dalam menulis kata walk. Kata walk itu merupakan regular verb yang perubahan bentuk penulisan ke dalam past tense-nya harus ditambah suff VIII –ed sehingga menjadi walked, tetapi siswa masih menulis bentuk dasarnya. Hal inilah yang mendorong penelitian ini dilakukan.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik picture series, yaitu dengan cara menayangkan gambar secara terurut yang memperlihatkan kronologi peristiwa yang terjadi. Teknik ini dapat memberi kemudahaan kepada siswa dalam menuangkan ide-ide mereka dalam bentuk tulisan yang terarah dan tersusun secara kronologis.
Setelah diobservasi kemampuan siswa pada sekolah ini, diketahui bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati memiliki kemampuan yang rendah dalam pelajaran menulis berbahasa Inggris. Kemampuan yang rendah ini disebabkan oleh siswa kurang paham ketika diberikan tugas menulis. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kertas kosong dalam waktu yang lama ketika siswa diberikan sebuah tugas, kekurangan ide, dan lainnya karena tidak adanya stimulus yang diberikan, sehingga siswa mengalihkan kegiatan mereka dengan bermain handphone, makan di kelas, serta mengobrol dengan temannya. Hal tersebut menjadi pendorong penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa terutama dalam menulis karangan bahasa Inggris khususnya recount text.
Teknik picture series digunakan dalam upaya memberikan stimulus kepada siswa agar daya nalar siswa tentang suatu peristiwa lebih terarah yang dapat untuk memunculkan respons berupa ide-ide yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Pemilihan recount text sebagai bahan penelitian ini mengacu pada kurikulum, silabus, dan RPP pada sekolah ini karena recount text diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Inggris pada siswa kelas VIII semester II di sekolah ini.
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, ada tiga permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis recount text sebelum teknik picture series diterapkan di kelas VIII SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati?
2. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis recount text setelah menggunakan teknik picture series di kelas VIII SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa pada penerapan teknik picture series dalam menulis recount text pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati? Mengapa?
Tujuan penelitian ini mencakup dua hal, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis recount text dengan menggunakan teknik picture series. Mengingat kemampuan siswa dalam menulis masih tergolong rendah, teknik ini bertujuan memberikan stimulus kepada siswa dan memfokuskan konsentrasi siswa tentang peristiwa yang terjadi pada gambar tersebut. Selanjutnya ide dengan mudah dapat dituangkan ke dalam bentuk tulisan khususnya menulis recount text.
Ada tiga tujuan khusus penelitian ini yaitu mendeskripsikan hasil pembelajaran dalam menulis recount text sebelum menggunakan teknik picture series pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati, mendeskripsikan hasil pembelajaran dalam menulis recount text setelah menggunakan teknik picture series pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa pada penerapan teknik picture series dalam menulis recount text pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati.
Manfaat penelitian ini mencakup manfaat teoretis dan praktis,. Manfaat teoretis penelitian adalah sebagai referensi bagi peneliti lain yang berminat untuk mengkaji penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan teknik picture series dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis recount text pada siswa kelas VIII semester II di SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi satu bentuk evaluasi yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran.
Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dan sumbangsih bagi pengelola lembaga pendidikan menengah dan para pendidik secara khusus guru bahasa Inggris yang tertarik menggunakan teknik picture series dalam meningkatkan kemampuan menulis peserta didiknya. Selain itu, pengaplikasian teknik picture series ini juga dapat meningkatkan daya nalar siswa dalam menyusun suatu cerita secara teratur. Peningkatan pemahaman dan kemampuan menulis siswa dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan siswa.
KAJIAN PUSTAKA
|
Kajian pustaka yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Hidayati (2014) dengan judul tesis Peningkatan Kemampuan Menulis Wacana Narasi Melalui Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Visual Gambar Berseri pada Mahasiswa FKIP-UMM. Dalam analisis penelitian tindakan kelas yang dilakukan, media visual gambar berseri digunakan sebagai media yang efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi pada mahasiswa FKIP-UMM. Analisis wacana yang dilakukan berdasarkan format kriteria penelitian menulis wacana narasi dengan menggunakan media visual gambar berseri, yaitu kesesuaian judul, tingkat kerincian wacana narasi yang sesuai dengan urutan kronologi, kesesuaian kalimat, pilihan kata, serta kohesi dan koherensi. Kelemahannya, teknik gambar berseri yang diterapkan kurang tepat karena objek penelitiannya adalah mahasiswa. Dilihat dari faktor usia, mahasiswa sudah dapat berpikir secara kritis, memiliki daya imajinasi dan fokus pikiran yang tinggi serta mampu berpikir mandiri. Relevansinya adalah picture series merupakan teknik yang sama yang juga diterapkan dalam penelitian ini, tetapi teks yang diberikan dan cara penyajian gambar yang dilakukan berbeda. Perbedaan lainnya adalah pengguanan teknik picture series pada keterampilan menulis recount text yang dianalisis adalah (1) organisasi, (2) pengembangan ide, (3) tata bahasa, dan (4) mekanik.
Penelitian berikutnya yang menjadi kajian pustaka dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Testiana (2009) dengan judul “A Comparativetudyon Student’s Recount Writing Using Pictures. Dalam penelitian ini, media yang dilakukakan,. peneliti membandingkan penggunaan teknik role play dan gambar dalam menulis sebuah recoun text pada siswa kelas 8 I SMPN 2 Purworejo siswa dibagi menjadi dua.kelompok. Perlakuan kelompok pertama adalah bermain peran, sedangkan kelompok kedua adalah dengan gambar. Metode yang penelitian yang dipakai adalah penelitian eksperimental khususnya intact group comparison design.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknik peran dibuktikan lebih efektif daripada menggunakan gambar sebagai media yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis recount text. Kelemahannya, perlakuan dengan membagi siswa secara berkelompok dan hanya menerapkan satu teknik dalam satu kelompok diragukan dapat mewakili kemampuan siswa dalam satu kelas tersebut karena kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa berbeda. Relevansinya dengan penelitian yang dilakukan ini adalah melakukan penelitian tindakan kelas. Namun yang difokuskan dalam penelitian ini hanya menggunakan satu teknik untuk meningkatkan kemampuan menulis recount text dengan menggunakan media gambar tanpa membandingkan dengan teknik lainnya demi keakuratan hasil analisis penelitian ini.
Dari penelitian di atas tentang penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis berbahasa Inggris belum ada yang melakukan pengombinasian teknik picture series dengan instrumen baru yaitu penggunaan planning organizer dan composing organizer dalam proses belajar di kelas. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya karena menggunakan media gambar dengan teknik picture series yang dikombinasikan dengan penggunaan instrumen tambahan sebagai terobosan baru dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis recount text. Picture series yang ditayangkan menggunakan slide untuk menarik perhatian siswa serta memfokuskan pikiran mereka terhadap kejadian-kejadian ataupun peristiwa yang terjadi pada gambar yang berurutan. Dengan menggunakan slide yang diperlihatkan di hadapan mereka maka sangat memudahkan pengajar dalam membangun daya nalar siswa untuk berpikir lebih kritis dan terarah tentang ide-ide yang ditulis dan dikembangkan dalam recount text.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Kemampuan Menulis Recount Text dengan Menggunakan Teknik Picture Series†pada Kelas IX di SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati ada tiga konsep, yaitu menulis, recount text, dan picture series. Ketiga konsep tersebut dijelaskan seperti berikut ini:
Menulis
Menulis adalah menuturkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa gambar dan grafik (Tarigan, 2000:21). Lebih lanjut Tarigan (1986:15) mengatakan bahwa menulis merupakan kegiatan mengungkapkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampainya. Menurut Gie (2002:9), mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti oleh orang lain.
Recount Text
Dalam recount text siswa dituntut untuk membangun sebuah teks yang terorganisasi atau terstruktur yang dirangkai untuk menceritakan kejadian-kejadian pada masa lalu. Dengan kata lain, siswa menceritakan kejadian yang dialami kepada orang lain yang dapat diungkapkan melalui bentuk tulisan yang di dalamnya dituliskan kronologis peristiwa-peristiwa yang terjadi. Recount text adalah jenis teks yang berisi tentang pengalaman pribadi seseorang yang disampaikan secara terurut (Fadlun, 2011: 98).
Menurut Anderson & Anderson, (1997:48) recount text bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang sebuah peristiwa yang terjadi menurut waktu dan tempat kejadiannya yang difokuskan adalah kejadian yang ditulis secara berurutan. Terdapat tiga jenis recount text, yaitu (1) personal recount: menceritakan kembali pengalaman di mana penulis telah terlibat secara langsung; (2) factual recount: menceritakan kembali kejadian atau insiden seperti berita koran, laporan kecelakaan ; dan (3) imaginative recount: menceritakan peran yang bersifat imajinatif dan menghubungkan kejadian khayalan (Emilia dkk, 2008:16).
Organisasi recount text biasanya dimulai dengan orientation yang memasukkan unsur-unsur informasi latar belakang untuk membantu pembaca memahami cerita. Biasanya ada penjelasan mengenai siapa, kapan, di mana, dan mengapa yang biasanya ditulis dalam paragraf pertama. Selanjutnya diikuti dengan kejadian yang bertentangan dengan (complication) yang dijelaskan
Tabel Generic/Schematics Structure of Recount Text
Generic Structure |
Function Structure/Scematic |
Orientation |
Mengenalkan siapa, kapan dan dimana |
Events |
Peristiwa atau urutan kejadian |
Re-Oreientation |
Kesimpulan |
Recount text memiliki tata bahasa dalam penulisannya seperti penggunaan past tense, adverb of sequence time (kata keterangan urutan waktu) seperti: first, then, next, finally, etc.; memakai personal pronoun (pronomina) seperti: he, we, they, etc. (Fadlun, 2011:98). Menurut Anderson & Anderson (1997) terdapat dua ciri recount text, yaitu sebagai berikut:
1) Menggunakan descriptive words untuk menggambarkan detail mengenai siapa, apa, kapan, di mana dan bagaimana.
2) Menggunakan proper noun untuk mengidentifikasi mereka yang terlibat di dalam recount.
Picture Series
Menurut Harmer (2007:177), pengajar biasanya menggunakan gambar atau grafik yang diambil melalui buku, koran, dan majalah atau fotografi untuk memfasilitasi pembelajaran. Gambar dapat berupa bentuk dari flashcard, gambar besar di dinding, fotografi (khususnya textbook) dan beberapa guru juga menggunakan slide proyektor. Gambar dari keseluruhan dapat digunakan dalam berbagai cara seperti berikut ini:
a. Drills: dengan kelas siswa tingkat terendah, flashcard khususnya digunakan untuk memilah grammar sebagai isyarat kalimat yang berbeda dan mempraktikkan tata bahasa.
b. Communication: gambar sangat berguna untuk berbagai aktivitas komunikasi. Pengajar sering kali menggunakan gambar untuk kreativitas menulis. Mereka ingin menyampaikan kepada siswa sebuah cerita dengan menggunakan setidaknya tiga gambar di depan kelas. Dia bisa menyampaikan kepada siswanya untuk membuat sebuah percakapan secara spesifik mengenai topik dari gambar tersebut.
c. Understanding: yang paling cocok dalam penggunaan gambar adalah untuk menjelaskan dan menganalisis maknanya. Dalam hal ini dapat memudahkan guru dalam mengetahui kemampuan siswa akan suatu pemahaman melalui media gambar.
d. Ornamentation: berbagai jenis gambar sering digunakan utuk membuat pekerjaan menjadi lebih menarik. Dalam buku-buku teks modern, contohnya teks bacaan yang dihiasi dengan foto-foto sangat diperlukan seperti dalam majalah, koran dan artikel karena hal ini dapat menarik minat siswa dalam kelas disamping itu guru dapat memiliki kekuatan untuk menyatukan pikiran siswa.
e. Prediction: gambar sangat berguna untuk memberikan prediksi kepada siswa tentang topik apa yang akan menjadi pelajaran selanjutnya. Siswa dapat melihat gambar dan mencoba untuk menafsirkan apa yang dilihat. Ini sangat besar memberikan keuntungan dengan melibatkan siswa kepada sebuah tugas.
f. Discussion: gambar dapat memberikan simulasi pertanyaan, seperti apa yang diperlihatkan, apa yang dirasakan, apa yang dimaksudkan dan sebagainya. Dengan memberikan simulasi-simulasi seperti itu maka pengajar dapat menyuruh siswa untuk menulis sebuah deskripsi dari gambar tersebut.
Munadi (2013:89) mengatakan bahwa gambar merupakan media visual yang penting dan mudah didapat. Dikatakan penting sebab gambar dapat mengganti kata verbal, mengongkretkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh kata-kata. Berkaitan dengan definisi tersebut picture series adalah media, sarana, atau alat berupa gambar yang disusun secara berseri dengan tujuan agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara cepat dan tepat dengan memperlihatkan rangkaian gambar di hadapan siswa dalam aktivitas pembelajaran keterampilan menulis khususnya recount text.
Menurut Brown (1987:6) pembelajaran adalah (proses) memeroleh atau mendapatkan pengetahuan tentang subjek atau keterampilan yang dipelajari melalui belajar, pengalaman atau instruksi (“Learning is relatively behavioral tendency and is. the result of learning acquiring or is getting knowledge of a subject or skill. Selanjutnya,by study pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang.
Behavioristik adalah peritiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dan respons (R) yang diberikan atas stimulus tersebut. Aliran behavioristik dimana stimulus diberikan kepada siswa berupa teknik picture series dan respons yang diberikan siswa adalah recount text dalam bentuk simple past tense.
Menurut Iskandarwassid (2009:4), pembelajaran dimaknai sebagai proses menuju ke arah yang lebih baik. Variasi belajar dapat diamati melalui proses tingkah laku atau penampilan anak didik. Ada enam jenis tingkah laku, yaitu (1) suatu kegiatan belajar peserta didik yang ditampilkan melalui proses stimulus (S) –respons (R), S adalah situasi yang memberikan stimulus, sedangkan R adalah respons dari stimulus, (2) untaian dan rangkaian, suatu kegiatan belajar terjadi berdasarkan rentetan atau rangkaian respons yang dihubung-hubungkan, (3) perbedaan yang beragam, proses belajar terjadi atas serangkaian respons yang khusus, (4) penggolongan, jenis belajar yang terjadi di atas penggolongan suatu benda, keadaan, atau perbuatan yang sesuai dengan situasi, (5) menggunakan urutan, suatu kecakapan untuk berbuat atau bertindak tidak sesuai dengan landasan komponennya, dan (6) memecahkan masalah, kemampuan berpikir, menganalisis, dan memecahkan masalah. Sesuai dengan definisi behavioristik, maka penelitian ini sangat erat kaitannya dengan teori behavioristik. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan picture series yang merupakan stimulus (S) untuk mendapatkan respons (R) berupa karangan siswa yaitu recount text.
Penguatan (reinforcement) yang diberikan dalam penelitian ini adalah pengulangan materi dan latihan menggunakan teknik picture series dalam menulis sebuah recount text sebelum tes diberikan. Penelitian ini diberikan penguatan positif berupa pujian yang diberikan kepada siswa yang mampu memeroleh hasil yang baik dalam penulisan recount text. Penguatan positif ini bertujuan untuk mendapatkan respons yang baik pada hasil kegiatan menulis recount text di tahap berikutnya.
Model penelitian ini adalah model penelitian tindakan kelas (PTK) yang diaplikasikan dalam mengkaji aspek linguistik dan linguistik terapannya dalam hal ini pembelajaran dan pengajaran bahasa. PTK ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif di mana penyajian datanya berupa tabel dan presentase yang disajikan secara deskriptif dalam mengukur tingkat pemahaman tata bahasa Inggris siswa. Metode deskriptif kualitatif disajikan melalui deskriftif interpretative yang mengukur tingkat pemahaman menulis siswa dengan pengaplikasian picture series.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian tindakan (action research) dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengkaji data kuantitatif dari aspek lingustik terapannya dalam hal ini pembelajaran dan pengajaran bahasa dan data kualitatif dari aspek linguistiknya. Analisis yang digunakan dalam penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif analisis yang berarti interpretasi terhadap isi dibuat dan disusun secara sistematik atau menyeluruh dan sistematis.
Dalam penelitian ini, siklus digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan kemampuan siswa sebelum dan setelah menggunakan teknik picture series dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis recount text pada kelas VIII SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati. Menurut Arikunto (2012: 16), ada empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
Proses siklus I dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati yang beralamat di Jalan Diponegoro 33 Tayu, Kabupaten Pati dengan waktu penelitian selama lebih kurang tiga bulan, yaitu bulan Januari sampai dengan Maret 2018. Kegiatan observasi awal dilaksanakan selama satu kali pertemuan di kelas pada Rabu, 10 Januari 2018. Pelaksanaan siklus I dilakukan selama tiga kali pertemuan pada Rabu, 17 Januari 2018, Rabu 24 Januari 2018. Siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan, yaitu pada Kamis, 22 Februari 2018 dan Kamis, 1 Maret 2018.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap tahun ajaran 2017/2018 SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati kelas VIII E sebanyak 32 siswa. Data diambil berupa metode observasi, kuesioner, dan tes, baik dalam kegiatan tes awal maupun tes akhir pada tindakan yang ada di dalam siklus
Sumber data penelitian ini adalah tulisan siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati tahun ajaran 2017/2018. Pemilihan sumber data ini didasarkan pada kenyataan bahwa siswa kelas VIII E semester II tahun ajaran 2017/2018 memiliki pemahaman tata bahasa Inggris yang rendah khususnya dalam keterampilan menulis. Ini dibuktikan dari hasil tes awal di mana dari 32 siswa terdapat 6 siswa yang memenuhi KKM sedangkan 26 siswa lainnya tidak.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan pengamatan langsung. Peneliti melakukan pengamatan dan melihat langsung ke lokasi penelitian untuk memeroleh data, metode analisis data yang digunakan berupa metode analisis kuantitatif dan metode kualitatif.
Kedua metode analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil pada setiap siklus yang dilakukan. Pada metode analisis kuantitatif penelitian ini, data yang dianalisis adalah hasil kuantitatif dari siswa. Hasil yang diperoleh siswa dikoreksi dengan memberikan nilai yang dihitung untuk mengetahui nilai rerata yang diperoleh siswa guna mengukur kemampuan siswa. Sebaliknya, dalam metode analisis kualitatif data yang diperoleh berupa data observasi, hasil tes, dan dokumentasi dianalisis untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap siswa dalam menulis recount text sebelum dan setelah menggunakan teknik picture series melalui tahapan siklus yang diberikan.
Rubrik penilaian yang digunakan terdiri atas empat kriteria penilaian yang berbeda. Kriteria tersebut adalah (1) organisasi, (2) pengembangan ide, (3) tata bahasa, dan (4) mekanik. Perolehan skor siswa dianalisis berdasarkan rubrik penilaian tersebut yang dianalisis menggunakan teori statistik deskriptif dengan level kemampuan dan ketercapaian dalam kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diterapkan oleh SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati sebagai berikut.
Tabel Level Kemampuan dan Ketercapaian KKM
Jumlah Skor |
Kriteria Kemampuan |
Ketercapaian KKM |
|
|
|
90—100 |
Excellent (sangat baik) |
Terlampaui KKM |
|
|
|
79—89 |
Good (baik) |
Terlampaui KKM |
|
|
|
78 |
Sufficient (cukup) |
Tercapai KKM |
|
|
|
60—77 |
Insufficient (kurang) |
Belum tercapai KKM |
|
|
|
40—59 |
Poor (sangat kurang) |
Beum tercapai KKM |
|
|
|
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kemampuan siswa menulis recount text sebelum menggunakan teknik picture series pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati terdiri dari tiga bagian, yaitu (1) pratindakan, (2) hasil pratindakan secara kuantitatif dan kualitatif, dan (3) hasil kuesioner. Dalam penyampaian materi dalam pembelajaran dengan metode ini, siswa terlihat kurang antusisas menerima pelajaran. Ini disebabkan karena stumulus yang diberikan guru kurang sehingga respons yang didapatpun minimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil karangan siswa. Hanya 5 orang siswa yang mampu memperoleh nilai KKM 78 sedangkan siswanya tidak. Hasil karangan siswa kurang maksimal karena tidak adanya acuan dalam menulis kronologis cerita yang dijelaskan oleh guru. Pada kegiatan pratindakan guru hanya menyampaikan sebuah contoh cerita dengan judul “MissBus†tanpa mengaplikasikannya dengan picture series. Nilai tertinggi siswa menulis recount text adalah 79 yang mampu diraih oleh 2 orang siswa. Selanjutnya 3 orang siswa mampu memeroleh nilai 78.
Hal ini berarti siswa telah mampu mencapai KKM dan nilai terendah adalah 62 yang diperoleh oleh 1 orang siswa. Hanya 5 orang siswa dalam pra-tindakan yang mampu memenuhi nilai KKM sedangkan 26 siswa lainnya tidak. Lebih terperinci, nilai siswa berdasarkan empat aspek penilaian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Pratindakan)
Nilai Yang |
|
|
|
Aspek Penilaian |
|
|
diperoleh Siswa |
|
1 |
|
2 |
3 |
4 |
25–22 |
0 |
|
0 |
|
0 |
1 |
21–17 |
22 |
|
15 |
|
15 |
28 |
16–12 |
6 |
|
16 |
|
16 |
2 |
11–6 |
1 |
|
0 |
|
0 |
0 |
5–1 |
0 |
|
0 |
|
0 |
0 |
Nilai tertinggi dan terendah dari aspek penilaian 1 (organiasasi) adalah 21 (4 siswa) dan 10 (1 siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 2 (pengembangan ide) adalah 20 (1 siswa) dan 14 (1 siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 3 (tata bahasa) adalah 19 (2 siswa) dan 14 (2 siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 4 (mekanik) adalah 22, (1 orang) dan 16 (2 siswa). Nilai rerata 18 untuk aspek 1, 16 untuk aspek 2, 16 untuk aspek 3, dan 19 untuk aspek 4.
Sebanyak 6% siswa memeroleh nilai baik yang mengindikasikan bahwa mereka mampu memeroleh nilai yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu pada skor 78, selanjutnya 9,6% dari 31 siswa memeroleh nilai cukup, dan 83% mendapat nilai kurang. Nilai rerata kelas yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 70,22. Berdasarkan penetapan KKM SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati, nilai pra-tindakan ini menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam menulis recount text masih rendah dan ke depannya diperlukan peningkatan dengan menggunakan picture series. Dari empat aspek penilaian pada grafik dapat dilihat bahwa aspek penilaian nomor 2 dan 3 memiliki nilai rerata yang paling rendah, yaitu 16 yang selanjutnya menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan siklus I.
SIKLUS I
Nilai tertinggi siswa menulis recount text adalah 85 yang mampu diraih oleh 1 orang siswa, 2 orang siswa mampu memeroleh nilai 83, 6 orang siswa mampu memeroleh nilai 78. Hal ini berarti bahwa siswa telah mampu mencapai KKM dan nilai terendah adalah 62 yang diperoleh oleh 1 orang siswa. Peningkatan nilai terjadi pada siklus I, 13 orang siswa mampu memenuhi nilai KKM sedangkan pada pratindakan hanya 5 orang.
Lebih terperinci, nilai siswa berdasarkan empat aspek penilaian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian
Nilai Yang |
|
|
|
Aspek Penilaian |
|
|
diperoleh Siswa |
|
1 |
|
2 |
3 |
4 |
25–22 |
3 |
|
0 |
|
0 |
4 |
21–17 |
28 |
|
28 |
|
22 |
25 |
16–12 |
2 |
|
3 |
|
9 |
2 |
11–6 |
0 |
|
0 |
|
0 |
0 |
5–1 |
0 |
|
0 |
|
0 |
0 |
Nilai tertinggi dan terendah dari aspek penilaian 1 (organiasasi) adalah 23 (3 siswa) dan 16 (2 siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 2 (pengembangan ide) adalah 21 (1 siswa) dan 15 (1 siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 3 (tata bahasa) adalah 20 (2 siswa) dan 15 (5 siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 4 (mekanik) adalah 23 (1 orang) dan 16 (1 siswa). Nilai rerata aspek 1 adalah 20, aspek 2 adalah 18, aspek 3 adalah 17, dan aspek 4 adalah 20.
Dapat diketahui bahwa sebanyak 41% siswa mampu memenuhi nilai KKM, yaitu 78 dan 49% dari 31 siswa belum memenuhi. Nilai rerata kelas yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 75,54. Berdasarkan penetapan KKM SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati, nilai siklus I ini menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam menulis recount text sudah meningkat tetapi hasil nilai rerata belum memenuhi nilai 78 dan dianggap masih kurang.
Dari karangan 32 orang siswa yang mengikuti kegiatan siklus I dari aspek organisasi ditemukan kesalahan yang dilakukan oleh 8 orang siswa karena tidak menuliskan secara lengkap tokoh, waktu, dan tempat. Dari aspek pengembangan ide ditemukan kesalahan yang dilakukan oleh 10 orang siswa karena pada karangan mereka tidak ditemukan adanya kalimat pendukung yang membuat suatu paragraf menjadi utuh dan memiliki koherensi. Dalam aspek tata bahasa ditemukan lima kesalahan, yaitu (1) kesalahan tenses, (2) kesalahan penggunaan pronominal, (3) kesalahaan penggunaan preposisi, (4) kesalahan nomina, dan (5) kesalahan penulisan bentuk jamak. Sedangkan dari aspek mekanik ditemukan lima kesalahan yaitu (1) kesalahan penggunaan huruf kapital, (2) kesalahan ejaan, (3) kesalahan diksi, (4) kesalahan penulisan apostroppola (‘s) kalimat. Dari keempat kesalahan ini dapat dijabarkan, yaitu 25% kesalahan organisasi, 32% kesalahan pengembangan ide, 45% kesalahan tata bahasa, dan 16% kesalahan mekanik.
Dari hasil siklus I dapat disimpulkan bahwa kajian kuantitatif ada 14 orang siswa yang telah memenuhi KKM dan 18 orang siswa tidak memenuhinya. Pada hasil analisis kualitatif ditemukan bahwa dari empat jenis kesalahan, yaitu kesalahan yang paling sering dilakukan oleh siswa adalah kesalahan tata bahasa sebanyak 48%. Kesalahan mekanik yang pada hasil hasil pratindakan ditemukan lima kesalahan, tetapi pada hasil siklus I ada enam kesalahan. Kesalahan yang tidak ditemukan pada siklus I adalah kesalahan penggunaan gerund, sedangkan kesalahan baru pada siklus I adalah penggunaan jamak (plural). Jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM berkurang dari 26 menjadi 18 orang siswa. Masih banyaknya kesalahan mekanik pada siklus I menjadi alasan perlu dilakukannya siklus II.
SIKLUS II
Nilai tertinggi siswa menulis recount text adalah 90 yang mampu diraih oleh 1 orang siswa. Terdapat 7 orang memeroleh nilai 89-79. Selanjutnya 18 orang siswa mampu memeroleh nilai 78. Hasil ini menunjukkan bahwa pengaplikasian teknik picture series mampu meningkatkan kemampuan menulis recount text siswa. Jadi, tidak perlu dilakukan siklus selanjutnya karena nilai KKM terpenuhi.
Lebih terperinci, nilai siswa berdasarkan empat aspek penilaian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian Siklus II
|
Nilai Yang |
|
|
|
Aspek Penilaian |
|
|
|
|
diperoleh Siswa |
|
1 |
|
2 |
3 |
4 |
|
|
25—22 |
9 |
|
2 |
|
1 |
13 |
|
|
21–17 |
22 |
|
29 |
|
30 |
18 |
|
|
16–12 |
0 |
|
0 |
|
9 |
0 |
|
|
11–6 |
0 |
|
0 |
|
0 |
0 |
|
|
5–1 |
0 |
|
0 |
|
0 |
0 |
|
Nilai tertinggi dan terendah dari aspek penilaian 1 (organisasi) adalah 23 (3 siswa) dan terendah 19 (1 siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 2 (pengembangan ide) adalah 22 (2 siswa) dan 17 (4 siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 3 (tata bahasa) adalah 22 (1 siswa) dan 15 (6 siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 4 (mekanik) adalah 23 (1 orang) dan 19 (1 siswa). Nilai rerata aspek 1 adalah 21, aspek 2 adalah 19, aspek 3 adalah 18, dan aspek 4 adalah 21.
100% siswa mampu memenuhi nilai KKM, yaitu 78. Nilai rerata kelas yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 79.55. Berdasarkan penetapan KKM SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati, nilai siklus II ini menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam menulis recount text sudah meningkat dan hasil nilai rerata KKM 78 telah terpenuhi.
Dari karangan 31 siswa yang mengikuti kegiatan siklus II dari aspek organisasi dan pengembangan ide, ditemukan kesalahan aspek organisasi yang berkurang 25% pada siklus I menjadi 9% pada siklus II. Kesalahan pengembangan ide berkurang 32% pada siklus I menjadi 16%. Pada aspek tata bahasa ditemukan 4 kesalahan yaitu kesalahan tenses, kesalahan penggunaan pronominal, kesalahan gerund dan kesalahan penggunaan bentuk jamak. Dari aspek mekanik terdapat 5 kesalahan yaitu penggunaan huruf kapital, ejaan, diksi, penulisan apostrop dan penulisan pola kalimat. Kesalahan ini dapat dijabarkan, yaitu keasalahan organisasi 9%, kesalahan pengembangan ide 16%, kesalahan tata bahasa 25%, dan kesalahan mekanik 16%.
Dari hasil kuesioner setelah pelaksanaan siklus II dapat dilihat bahwa pada pernyataan Saya senang melakukan― kegiatan menulis recount text dengan teknik picture series yang diterapkan oleh guru dari wa, 11 siswa menyatakan sangat setuju, 18 siswa setuju, dan 2 siswa ragu-ragu. Contoh lainnya adalah pada perrnyataan diterapkannya ―teknik picture series memudahkan saya dalam menulis recount text‖ dari 31 siswa, 10 siswa menyat setuju, dan 3 siswa ragu-ragu. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan teknik picture series lebih efektif daripada metode ceramah dalam mengembangkan kemampuan menulis recount text siswa.
Berikut ini disajikan perbandingan perolehan nilai siswa dar siklus pra-tindakan, siklus I dan siklus II, seperti tabel berikut
Tabel Perbandingan Nilai Rerata Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
|
|
Perbandingan Nilai |
||
No |
Kriteria Penilaian |
Pra- Tindakan |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Organisasi |
17.8 |
19.68 |
21.16 |
2 |
Pengembangan ide |
16.68 |
18.35 |
18.87 |
3 |
Tata Bahasa |
16.39 |
17.35 |
18.35 |
4 |
Mekanik |
19.35 |
19.77 |
21.16 |
|
Jumlah |
70.22 |
75.54 |
79.54 |
Berdasarkan tabel perbandingan di atas diketahui bahwa kriteria penilaian menulis yang diadaptasi dari rubrik penilaian menulis Brown & Bailey (1984:254) dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Pada kriteria penilaian organisasi (pendahuluan, isi, dan simpulan) yang ditunjukkan pada tabel perbandingan nilai pratindakan, siklus I, dan siklus II tampak bahwa siswa mampu meningkatkan pemahaman mereka tentang generic structure dari recount text itu sendiri. Siswa mampu menentukan urutan kejadian secara kronologis sesuai dengan rangkaian peristiwa yang ada pada slide picture series.
2. Pada kriteria penilaian pengembangan ide, terjadi peningkatan ke arah yang lebih baik seperti pada tabel perbandingan di atas. Siswa mampu mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikiran mereka dengan cara mencatat terlebih dahulu poin-poin penting yang ada pada gambar, kemudian dikembangkan menjadi paragraf hingga membentuk sebuah karangan.
3. Peningkatan juga terjadi pada tata bahasa sesuai dengan yang tertera pada tabel perbandingan di atas yang berarti bahwa pemahaman penggunaan tata bahasa oleh siswa mulai bertambah karena ditekankan pengulangan materi tentang struktur gramatika pada setiap pertemuan disetiap siklusnya sebelum penugasan menulis dilakukan.
4. Pada aspek mekanik, siswa mampu menggunakan aspek-aspek penilaian tersebut dengan baik. Mereka memberikan perhatian yang lebih tentang hal tersebut sehingga kesalahan-kesalahan penulisan yang dilakukan dapat diminimalisasi.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya, simpulan hasil penelitian yang terkait dengan kamampuan siswa dalam menulis recount text adalah sebagai berikut:
1. Sebelum menggunakan teknik picture series dari 31 orang siswa hanya lima orang yang memenuhi nilai KKM 78. Artinya, terlampauinya nilai KKM yang ditentukan, yaitu 78. Hasil tes awal (pratindakan) menunjukkan bahwa pada hasil karanag siswa masih banyak ditemukan kesalahan, yaitu terdapat pada struktur organisasi, pengembangan ide, tata bahasa, dan mekanik yang menjadi perhatian lebih ke depannya. Hal paling utama yang sering menjadi perhatian adalah kesalahan tata bahasa yang dilakukan oleh siswa. Contohnya, mereka masih kesulitan memahami perubahan verb dari present menjadi past.
2. Kemampuan siswa dalam menulis recount text setelah menggunakan teknik picture series dapat dibagi menjadi dua siklus, yaitu seperti di bawah ini.
a. Pada siklus I, teknik picture series diterapkan, hasilnya menunjukkan sebanyak 22% siswa mampu memeroleh nilai baik, 19,35% mendapat nilai cukup, dan 48% mendapat nilai di bawah KKM. Peningkatan ini dapat dilihat dari aspek tata bahasa dimana kalimat-kalimat yang dihasilkan siswa pada setiap paragrafnya sudah menunjukkan peningkatan karena siswa sudah memerhatikan pola perubahan verb dan keterangan waktu yang dapat mengindikasikan bahwa kalimat yang dibuat adalah past. Akan tetapi, masih ditemukan kurangnya kemampuan siswa dalam mengembangkan ide-ide dalam paragraf, yang ada menjadi sebuah paragraf yang dibuat serta kalimat utama belum didukung oleh anak-anak kalimat sebagai keutuhan sebuah paragraf. Peningkatan yang terjadi pada siklus I belum dapat memenuhi standar nilai KKM 78 karena beberapa diantara siswa masih belum mampu memeroleh nilai KKM yang ditentukan sehingga perlu dilaksanakan siklus II.
b. Pada siklus II, untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa ditambahkan dua instrumen baru yaitu planning organizer yang berguna dalam perencanaan recount text dan composing organizer yang membantu mengembangkan ide mereka secara terorganisir. Hasil karangan siswa pada siklus II memenuhi KKM. Presentase kesalahan organisasi pada kegiatan pratindakan, siklus I dan siklus II adalah pada kesalahan organisasi berkurang dari 45% menjadi 25% dan 9%, kesalahan pengembangan ide berkurang dari 58% menjadi 32% dan 16%, kesalahan tata bahasa berkurang dari 80% menjadi 48% dan 25%, dan kesalahan mekanik berkurang dari 25% menjadi 16% dan 6%,.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis recount text dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.
Guru Bahasa Inggris
Dalam proses pembelajaran bahasa inggris hendaknya disusun beberapa model pembelajaran yang dikombinasikan dengan teknik baru yang mampu memberikan warna baru dalam proses pembelajaran dikelas sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa khususnya dalam menulis.
Siswa
Penerapan teknik picture series harus tetap dilaksanakan semaksimal mungkin agar hasil yang diperoleh lebih meningkat.
Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian yang menggunakan teknik picture series sangat memungkinkan apabila dilakukannya penelitian lanjutan guna menyempurnakan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, M. & Anderson, K. 1997. Text Types in English 1. Melbourne: Macmillan Education Australia.
Arikunto dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Baehaqi, Imam. 2009. A Handbook of English Grammar, Panduan Lengkap dan Praktis Belajar Tata Bahasa Inggris. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.
Brown, J.D & Bailey, M. 1984. A Categorical Instrument for Scoring Second Language Writing Skills. Language Learning Reasearch Club.University of Michigan.
Brown, J.D . 1978. Prinsiple of Language and Teaching. Englewood Clift, N.J.: Prentice-Hall.
Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Yogyakarta: Diva Press.
Disney Enterprises. 2013. Lost. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Dykes, Barbara. 2007. Grammar for Everyone: Victoria: Acer Press
Fadlun, Bahasa. 2011. Rangkuman Intisari Bahasa Inggris. Surabaya: Pustaka Agung Harapan.
Gie, The Liang. Terampil Mengarang Bahasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar. Yogyakarta: Andi.
Ghazali, H. A Syukur 2010. Pembelajaran keterampilan Berbahasa. Malang: Aditama.
Leech, Geoffery. 2006. Glossary of Englsih Grammar: Edinburgh United Kingdom: Edinburgh University Press.
Harmer, Jeremy. 2007. The Practice of English Language Teaching. Cambrigde: Longman.
Hidayati. 2014. Peningkatan Kemampuan Menulis Wacana Narasi Melalui Pengguanaan Media Gambar Berbasis Visual Gambar Berseri pada Mahasiswa FKIP UMM. Denpasar: Universitas Udayana.
Iskandarwassid dan Dadang Suendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Munadi, Yudi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.Yogyakarta: BPFE.
Paizaluddin dan Ermalinda. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.