Kemandirian Mahasiswa Semester VI
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR
MATAKULIAH PIPS SD
DITINJAU DARI
KEMANDIRIAN mahaSISWA SEMESTER VI
Program Studi PGSD FKIP UnS Tahun 2011
Suwarto WA
PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta
Abstract
The problem of the research as follows: (1) is there a difference between learning effects inquiry approach and expository approach to learning achieve ment in elementary so cial studies education (2) Is there any difference between the students who have high self-reliance with students who have low self-reliance of learning in learning achievement elemen tary social studies education? (3) is there any interaction between learning approach, learning self-reliance to learning achievement in elementary social studies education?.
The general objective of this research is to enhance the learning achieve ment of stu dents on elementary social studies education subject. The specific objectives of this research are: (a) to know the difference effect between students who have high self-reliance with students who have low self-reliance of learning achievement in Elementary social studies education (c) to know the interaction effects between learning approach, learning self-reliance of learning achievement in elementary social studies education.
The research proved: (1) there was a difference effect between inquiry lear ning ap proach and expository approach to learning achievement in elementary social studies educa tion subject. The result of F value = 4.229 with p value 0.033 (p value <0.05). Inquiry lear ning approach influence the effect was better than the expository teaching of elementary social studies education learning achievement. (2) “There was a difference in effect between the students who have high self-reliance with students who have low self-reliance of learning achievement in elementary social studies education on students PGSD FKIP UNS Surakarta. The F value = 5.200 with p value 0.007 (p value <0.05). High self-reliance gave a better effect on learning achievement than the effect on the low self-reliance of learning achievement of elementary social studies education. (3) There was no interaction effect between learning approach (inquiry and ekspository) and learning self-reliance of learning achievement in elementary social studies education. Based on the analysis of variance showed the value of F = 2063 with p value=0.155 (p value > 0.05)
Keywords: inquiry approach, expository, elementary social studies, learning achievement, self-reliance
PENDAHULUAN
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar (IPS SD) merupakan salah satu mata kuliah yang diberikan di PGSD. Selama ini, proses pembelajaran Pendidikan IPS SD di PGSD FKIP UNS masih kental dengan dominasi dosen. Kurang banyak “porsi” keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Yang terjadi yaitu dosen merupakan pusat pembelajaran dan belum pembela-jaran yang berpusat pada mahasiswa.
Pembelajaran dengan pendekatan Inquiri, mahasiswa di-perlakukan sebagai sosok pribadi yang mandiri yang berpusat pada mahasiswa karena menciptakan situasi yang memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengamati, memper hatikan dan menemukan segala fenomena yang ada dengan memilih, menganalisa, menjawab permasalahan sesuai dengan kebutuhan dan mengambil kesimpulan. Kemandirian bagi mahasiswa PGSD sebagai calon Guru SD merupakan sesuatu yang penting, karena kemandirian tidak sekedar pada kebebasan untuk belajar dan memilih pemecahan soal yang akan dikembangkan, namun kemandirian lebih terfokus pada standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan silabus yang telah ditetapkan. Mahasiswa belajar menemukan, merumuskan berbagai hal dengan menganalisis melalui penalaran dan tingkat pemahaman-nya sehingga berlatih untuk bertanggungjawab, lebih percaya diri, dan mampu mengatasi masalah yang dihadapi secara kreatif dan inovatif.
Di sisi lain pembelajaran dengan pendekatan Ekspositori merupakan ben tuk pembelajaran yang berpusat pada dosen yaitu pembelajaran yang menekankan pada proses verbal sebagai bentuk penyampaian materi dari dosen kepada maha siswa. Dalam hal ini dosen cenderung mendominasi proses pembelajar-an dengan penyampaian materi mata kuliah yang dipaksakan diterima secara rata kepada sekelompok mahasiswa. Mahasiswa kurang diberikan kesempatan untuk merumus kan, menganalisis dan berlatih dengan pemahaman sendiri sehingga terbatas dalam peran pengambilan kesimpulan pemecahan masalah
Pada praktiknya masih ditemukan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran saat ini, antara lain adalah rendahnya kemandirian mahasis wa, dan masih adanya anggapan bahwa dosen merupakan sumber utama dalam proses pembela-jaran. Sehingga sumber-sumber lain seperti perpustakaan, labora torium, media massa, internet, masih kurang menunjang dalam proses pembelaja ran sehingga kerja kelompok masih jarang dilakukan.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masa-lah dalam peneliti an ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Adakah perbedaan pengaruh antara pembelajaran de-ngan metode inquiri dengan metode ekspositori terhadap hasil belajar Pendidikan IPS SD pada mahasiswa semes-ter VI PGSD FKIP UNS?
2. Adakah perbedaan pengaruh antara mahasiswa yang memiliki kemandirian tinggi dengan mahasiswa yang me-miliki kemandirian rendah terhadap hasil belajar Pendi-dikan IPS SD pada mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS?
3. Adakah interaksi pengaruh antara pembelajaran dengan metode inquiri dengan ekspositori dan kemandirian terha-dap hasil belajar Pendidikan IPS SD pada mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkat-kan kemandirian dan hasil belajar matakuliah PIPS SD bagi mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS tahun 2011.
Tujuan khusus Penelitian ini yaitu untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis:
a. Ada tidaknya perbedaan pengaruh pembelajaran antara metode inquiri dengan ekspositori terhadap prestasi bela-jar Pendidikan IPS SD pada maha siswa semester VI PGSD FKIP UNS Surakarta.
b. Ada tidaknya perbedaan pengaruh antara mahasiswa yang memiliki kemandirian tinggi dengan mahasiswa yang memiliki kemandirian rendah terhadap hasil belajar Pendidikan IPS SD pada mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS.
c. Ada tidaknya interaksi pembelajaran antara metode inquiri dengan ekspositori dan kemandirian terhadap hasil belajar Pendidikan IPS SD pada mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS.
Manfaat
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi hasil kajian dan analisis tentang pengaruh pembelajaran dengan pendekatan inquiri dan eks positori terhadap prestasi belajar Pendidikan IPS SD.
2. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan sebagai berikut:
a. Bagi Mahasiswa
1) Mengikuti pembelajaran yang lebih menarik
2) Meningkatkan kemandirian
3) Meningkatkan prestasi belajar
b. Bagi Dosen
Dengan pelaksanaan penelitian ini,
1) Peneliti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman tentang pengaruh pembelajaran de-ngan pendekatan inquiri dan ekspositori terhadap prestasi belajar Pendidikan IPS SD.
2) Peneliti juga belajar mendeteksi permasalahan-permasalahan yang ada di dalam proses pembe-lajaran, sekaligus mampu mencari solusi atau pe-mecahannya.
3) Peneliti dapat mengembangkan metode pende-katan inquiri sebagai pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan kemandirian dan pres tasi belajar PIPS SD, sehingga kualitas perkuliahan meningkat
c. Bagi PGSD FKIP UNS Surakarta
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya inovasi pembelaja ran bagi para dosen yang lain, juga memotivasi mereka untuk selalu mela kukan inovasi dengan strategi pembelajaran yang bervariasi.
LANDASAN TEORI
Metode Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Menurut Yusufhadi Miarso (2007: 545) Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.Usaha ini dapat dilakukan oleh seseorang atau tim yang memiliki kemampuan dan kompe-tensi dalam merancang dan atau mengembangkan sumber belajar yang diperlukan.
Pembelajaran diartikan sebagai upaya yang sistema-tis dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut terjadi interaksi edukatif antara peserta didik yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik yang melakukan kegiatan pembelajaran.
b. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah spesifikasi untuk me-nyeleksi dan mengurutkan peristiwa atau langkah-langkah dalam sebuah pembelajaran. (Seels and Richey, 1994: 32). Proses pembelajaran yang melibatkan pendidik dan peserta didik harus diusahakan dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran, artinya pendidik harus mampu memahami bahwa di antara peserta didik terdapat perbedaan-perbedaan karakteristik. Perbedaan karakteristik tersebut disebabkan oleh kondisi ekonomi dan kemampuan orang tua, sehingga terdapat perbedaan dalam mengikuti proses pembelajaran.
Metode Inquiri dan Metode Ekspositori
a. Metode Inquiri
1) Pengertian Inquiri
Menurut Donald C.Orlich dan Robert J Harder dalam Sukatni (2008: 14) “Induktif inquiri then is method that teacher use when they ask student to infer a conclution, generalisation or patern of relationship from set data or facts”.
Pengertian Inquiri dapat diartikan mencari dan menemukan. Pengertian Inquiri dikemukakan oleh bebe-rapa ahli dengan kalimat yang berbeda namun apa bila dipahami pengertian sama. Pembelajaran dengan pende-katan inquiri berarti pembelajaran dengan memberikan kesempatan pada peserta didik dalam pembaha san masalah, cara berpikir dan memecahkan masalah sesuai dengan indikator yang telah ada.
2) Metode Pembelajaran Inquiri
Metode pembelajaran dengan inquiri, dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai metode pembelajar-an. Dalam prakteknya metode ini berpusat pada peserta pendidik (student centered), atau peserta didik lebih banyak mendominasi kegiatan pembelajaran.
Metode pembelajaran inquiri tidak menyajikan secara final materi pelaja ran dalam proses belajar, tetapi membawa peserta didik pada suasana tantangan untuk menjawab berbagai pertanyaan atau permintaan jawaban sebagai rambu-rambu indikator yang disiapkan oleh guru. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat mencoba menemukan jawaban dari berbagai masalah yang harus dipecahkan dengan mengoptimalkan kemam-puan berpikir, kecepatan menganali sis dan keberanian menentukan sikap.
b. Metode Ekspositori
Pembelajaran dengan metode ekspositori merupakan bentuk pembelajaran yang berpusat pada dosen (teacher centered), yaitu pembelajaran yang mene kankan pada pro-ses verbal sebagai bentuk penyampaian materi dari dosen kepada mahasiswa.
Pengertian hasil belajar
Prestasi belajar atau hasil belajar dapat diartikan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata kuliah yang ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh dosen. Menurut Saefudin Anwar (2000: 9) Hasil belajar adalah perforrma maksimal seseorang dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang diajarkan. Hasil belajar merupa-kan hasil yang dicapai oleh mahasiswa dalam waktu tertentu setelah mengikuti perkuliahan. Prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai.
Dalam penelitian ini prestasi belajar yang dimaksud yaitu prestasi belajar matakuliah PIPS SD bagi mahasiswa PGSD FKIP UNS.
Hakikat Kemandirian
Menurut Moeliono (1989: 17) Kemandirian merupakan sebuah bentuk keyakinan diri untuk memahami dirinya, membuat dan mengambil keputusan, bertanggung jawab, menggunakan potensi dirinya optimal untuk memperoleh kecakapan dan kete-rampilan.
Kemandirian merupakan potensi yang dimiliki oleh setiap orang untuk menuju tingkat kedewasaan. Dalam perjalanan menuju kemndirian seseorang mengorganisasi diri agar dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi perila ku mandiri diartikan sebagai perilaku yangdapat berdiri sendiri untuk berbuat sesuatu tanpa tergantung pada orang lain. Kemandirian merupakan sebuah bentuk kepercayaan pada diri sendiri untuk mengorga-nisir, mengembangkan dan menyelesaikan berbagai masalah dan kesulitan yang dihadapi oleh sese orang. Perilaku mandiri adalah sebuah bentuk perilaku yang dapat berdiri sen diri dan tanpa tergantung pada orang lain (Drost dalam Sabar N, 2004: 76).
Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian Sugito (2003) dengan judul “Pengaruh Pene-rapan metode inquiri dan ekspositori terhadap prestasi belajar ditinjau dari sikap kecerdasan emosional siswa pada pembelajaran matematika”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa proses belajar belum sepenuhnya menunjukkan adanya kemandirian siswa.
2. Penelitian Sigit Triyono (2008) dengan judul “Pengaruh pendekatan kete rampilan proses melalui metode inquiri terbimbing dan demontrasi ditinjau dari motivasi berpres-tasi terhadap prestasi belajar siswa pada konsep listrik dinamik”. Hasil penelitian tersebut ternyata belum menunjukkan efektivitas pembelajaran dengan pendekat-an inquiri dan ekspositori dengan kemandirian dalam prestasi belajar.
3. Penelitian Sukatni (2008) dengan judul “Pengaruh Strate-gi Pembelajaran Inkuiri, Elaborasi dan Ekspositori terha-dap pencapaian Kompetensi Belajar Mata Pelajaran kimia ditinjau dari kemandirian siswa” Hasil penelitian belum menujukkan hubungan antara pembelajaran dengan pendekatan Inquiri dan ekspositori dengan kemandirian siswa terhadap prestasi belajar,terutama pada mata pelajaran kimia
Kerangka Berpikir
Pembelajaran dengan pendekatan inquiri, dilakukan dengan mengkombina sikan berbagai metode pembelajaran. Da-lam prakteknya metode ini berpusat pada mahasiswa (student centered), mahasiswa lebih banyak mendominasi kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran dengan pendekatan inquiri tidak menyajikan secara final materi pelajaran dalam proses belajar tetapi membawa mahasiswa pa da suasana ditantang untuk menjawab berbagai pertanyaan atau permintaan jawa ban sebagai rambu-rambu indikator yang disiapkan oleh dosen. Dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat menentukan jawaban dari berbagai masalah yang harus dipecahkan dengan mengoptimalkan kemampuan berpikir, kecepatan menga nalisis dan keberanian menentukan sikap. Dengan pembelajaran yang mengguna kan pendekatan Inquiri maka mahasiswa akan dibiasakan untuk bertanggung jawab menentukan pilihan sendiri atau dilatih kemandirian dalam berprestasi.
Dengan proses pembelajaran yang mendasarkan pada pendekatan eksposi tori tersebut kemandirian mahasiswa sulit untuk diciptakan karena mahasiswa dianggap bagaikan botol kosong yang perlu diisi, mahasiswa dianggap sebagai objek dalam kegiatan mengajar, mereka dipandang sebagai individu yang pasif, sehingga menghambat proses kemandirian mahasis-wa.
Pengaruh yang cukup kuat dalam perwujudan kemandiri-an mahasiswa akan terjadi jika pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan inquiri, disertai sikap mahasis-wa yang memiliki kemandirian tinggi terhadap pembelajaran tersebut. Untuk lebih jelaskan dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Gambar 1: Kerangka Berpikir
Tingkat Kemandirian Mahasiswa (X2) |
Prestasi Belajar Pendidikan IPS SD (Y) |
Pendekatan Pembelajaran Inquiri dan ekspositori (X1) |
Perumusan Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran dengan metode inquiri dengan ekspositori terhadap hasil belajar Pendidikan IPS SD pada mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS.
2. Ada perbedaan pengaruh antara mahasiswa yang memiliki kemandirian tinggi dengan mahasiswa yang memiliki kemandirian rendah terhadap hasil belajar Pendidikan IPS SD pada mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS.
3. Ada interaksi pengaruh antara metode pembelajaran inquiri dengan ekspitori dan kemandirian terhadap hasil belajar Pendidikan IPS SD pada mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di PGSD FKIP UNS Surakarta. Alasan pemilihan PGSD ini sebagai lokasi penelitian adalah:
1. Merupakan tempat peneliti mengajar, sehingga memper-mudah peneliti dalam melakukan penelitian
2. Belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang
3. Terdapat permasalahan dalam pembelajaran PIPS SD 2
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS tahun akademik 2011. Sebagai sampelnya adalah Mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS Kelas A Surakarta tahun 2011 yang mendapatkan matakuliah PIPS SD dengan metode Inquiri (Kelompok eksperimen), dan Mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS kelas A Kebumen yang mendapatkan matakuliah PIPS SD dengan metode ekspositori (kelompok kontrol).
Metode, Variabel dan Rancangan Penelitian
1. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen
2. Variabel Penelitian
Penelitian ini melibatkan dua variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:
a. Variabel bebas pertama (X1) adalah pembelajaran dengan pendekatan inquiri dan pembelajaran dengan pendekatan ekspositori keduanya merupakan variabel aktif, yaitu variabel yang dimanipulasi.
1) Definisi operasional:
a) Pembelajaran dengan metode Inquiri adalah pembelajaran dengan mem berikan kesem-patan kepada mahasiswa dalam pembahasan masalah, cara berpikir, dan memecahkan masalah ssuai indikator yang telah ada.
b) Pembelajaran dengan metode Ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan ke-pada proses penyampaian materi secara verbal dari dosen kepada sekelompok maha-siswa dengan maksud agar mahasiswa menguasai materi pelajaran.
2) Indikator: skor hasil belajar matakuliah IPS SD 2
3) Skala pengukuran dalam penelitian menggunakan skala nominal
b. Variabel bebas kedua (X2) adalah sikap kemandirian mahasiswa, yang terdiri dari dua macam yaitu kemandirian tinggi dan kemandirian rendah. Kemandi rian ini merupakan variabel atribut, yaitu variabel yang diukur, namun dimasuk kan dalam desain penelitian sebagai variabel moderator, sehingga dapat dilihat interaksinya dengan variabel aktif dalam mempengaruhi variabel terikat.
1) Definisi operasional: Kemandirian mahasiswa adalah potensi setiap maha siswa untuk menunju kedewasaan yang ditunjukksn sebagai perilaku menemukan identitas diri, kesadaran diri, me-ngontrol diri, bertanggung jawab, mengaktualisa-sikan diri, percaya diri, dan mengatasi masalah tanpa tergan tung orang lain.
2) Indikator: Skor angket kemandirian,
3) Skala pengukuran: Skala ordinal
c. Variabel terikatnya (Y) adalah hasil belajar PIPS SD 2 pada mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS.
3. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, karena bertujuan mengetahui efektivitas dari pembelajaran dengan pendekatan inquiri dan pembelajaran dengan pendekatan ekspositori ditinjau dari kemandirian terhadap prestasi belajar PIPS SD pada mahasiswa PGSD FKIP UNS Surakarta. Berkaitan dengan itu rancangan yang paling tepat adalah menggunakan rancangan faktorial 2 x 2, dengan matriks sebagai berikut:
Tabel 1: Desain Penelitian
Pendekatan Pembelajaran ( A )
|
Kemandirian ( B ) |
|
( B 1 ) (Tinggi) |
( B2 )(Rendah) |
|
( A1 ): Inquiri |
A1 B1 |
A1 B2 |
(A2 ): Ekspositori |
A2 B1
|
A2 B2 |
Keterangan:
A : Pendekatan pembelajaran A 1: Pembelajaran dengan pendekatan inquiri
A 2 : Pembelajaran dengan pendekatan ekspositori
B : Kemandirian B 1: Kemandirian tinggi B 2: Kemandirian rendah
A1 B1 : Kelompok dengan pendekatan inquiri dan kemandirian tinggi
9 |
A1 B2 : Kelompok dengan pendekatan inquiri dan kemandirian rendah
A2 B1 : Kelompok dengan pendekatan ekspositori dan kemandirian tinggi
A2B2 : Kelompok dg pendekatan ekspositori dan kemandirian rendah.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Data
Tabel 2. Deskripsi data Prestasi Belajar Pendidikan IPS SD 2
bagi Mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS
Pendekatan Pembelajaran ( A ) |
Kemandirian ( B ) |
Total |
|
( B 1 ) Tinggi |
( B2 ) Rendah |
||
Inquiri ( A1) |
n = 20 Sd = 8,81625 Mean = 65,400 |
n = 20 Sd = 6,70016 Mean= 66,9500 |
n = 40 Sd = 7,76873 Mean= 66,175 |
Ekspositori (A2) |
n- 20 Sd = 5,63728 Mean = 66,9000 |
n = 20 Sd = 6,47648 Mean= 63,9500 |
n = 20 Sd = 6,05688 Mean= 65,425 |
Total |
n = 20 Sd = 7,226765 Mean = 66,150 |
n = 20 Sd = 8,58832 Mean= 65,450 |
n= 20 Sd = 6,90743 Mean= 65,800 |
Sumber: Data Primer diolah dari SPSS for Windows relase 15
Berdasarkan deskripsi data tersebut diketahui masing-masing kelompok perlakuan memiliki rata-rata prestasi belajar PIPS SD 2 yang berbeda-beda, namun demikian perbedaan tersebut perlu dibuktikan secara statistik apakah signifikan atau tidak.
Prestasi belajar PIPS SD 2 dengan pendekatan pembela-jaran Inquiri
Nilai rata-rata prestasi belajar PIPS SD 2 dengan pendekatan pembelajaran Inquiri adalah 66,1750 dengan standar deviasi 7,768. dan nilai tertinggi 82,00 sedangkan nilai terendah 51,00. Berdasarkan destribusi frekuensi dapat diketahui bahwa dari 40 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah PIPS SD 2 dengan pendekatan Inquiri memperoleh nilai antara 51-59 sebanyak 6 mahasiswa atau 15% kemudian yang memperoleh nilai antara 60 –69 sebanyak 20 mahasiswa atau 50%, antara 70-79 sebanyak 11 mahasiswa atau 27,5% dan antara 80-89 sebanyal 3 mahasiswa atau 7,5%.
Prestasi belajar PIPS SD 2 dengan pendekatan pembela-jaran Ekspositori
Nilai rata-rata prestasi belajar PIPS SD 2 dengan pendekatan pembelajaran Ekspositori adalah 65,4250 dengan standar deviasi 6,17641. dan nilai tertinggi 80,00 sedangkan nilai terendah 47,00. Berdasarkan destribusi frekuensi dapat diketahui bahwa dari 40 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah PIPS SD 2 dengan pendekatan eksposituri memperoleh nilai antara 45-54 sebanyak 2 mahasiswa atau 5% kemudian yang memperoleh nilai antara 55–64 sebanyak 17 mahasiswa atau 42,5%, antara 65-74 sebanyak 19 mahasiswa atau 47,5% dan antara 75-84 sebanyal 2 mahasiswa atau 5%.
Prestasi belajar Pendidikan IPS SD 2 dengan pendekatan pembelajaran Inquiri Pada mahasiswa yang memiliki tingkat kemandirian tinggi dan kemandirian rendah
a. Prestasi belajar PIPS SD 2 dengan pendekatan pembelajaran Inquiri pada mahasiswa yang memi-liki tingkat kemandirian tinggi
Nilai rata-rata prestasi belajar PIPS SD 2 kelompok eksperimen dengan kemandirian tinggi adalah 65,4000 dengan standar deviasi 8,81625. dan nilai tertinggi 82,00 sedangkan nilai terendah 51,00. Berdasarkan destribusi frekuensi dapat diketahui bahwa dari 20 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah PIPS SD 2 dengan pendekatan Inquiri pada mahasiswa yang memiliki kemandirian tinggi memperoleh nilai antara 50-59 sebanyak 4 mahasiswa atau 20% kemudian yang memperoleh nilai antara 60 –69 sebanyak 10 mahasiswa atau 50%, antara 70-79 sebanyak 4 mahasiswa atau 20% dan antara 80-89 sebanyal 2 mahasiswa atau 10%.
b. Prestasi belajar PIPS SD 2 dengan pendekatan pembelajaran Inquiri pada mahasiswa yang memi-liki tingkat kemandirian rendah
Nilai rata-rata prestasi belajar PIPS SD 2 kelompok eksperimen dengan kemandirian rendah adalah 66,9500 dengan standar deviasi 6,70016. dan nilai tertinggi 82,00 sedangkan nilai terendah 53,00. Berdasarkan distribusi freku ensi tersebut, dapat diketahui bahwa dari 20 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah PIPS SD 2 dengan pendekatan Inquiri pada mahasiswa yang memiliki kemandirian rendah memperoleh nilai antara 50-59 sebanyak 2 maha siswa atau 10% kemudian yang memperoleh nilai antara 60 –69 sebanyak 10 mahasiswa atau 50%, antara 70-79 sebanyak 7 mahasiswa atau 35% dan antara 80-89 sebanyal 1 mahasiswa atau 5%.
Prestasi belajar PIPS SD 2 dengan pendekatan pembela-jaran Ekspositori dengan kemandirian tinggi dan rendah
a. Prestasi belajar PIPS SD 2 dengan pendekatan pembelajaran Ekspositori dengan kemandirian tinggi
Berdasarkan deskripsi data tersebut diketahui bahwa dari jumlah sampel yaitu 20 mahasiswa semester VI PGSD UNS kelas A Kebumen (kelompok kon trol) yang memiliki tingkat kamandirian tinggi memperoleh nilai rata-rata prestasi belajar PIPS SD 2 adalah 66,900 dengan standar deviasi 5,63728. dan nilai tertinggi 80,00 sedangkan nilai terendah 57,00. Berdasarkan destribusi frekuensi tersebut, dapat diketahui bahwa dari 20 mahasiswa yang mengikuti pembela-jaran PIPS SD 2 dengan pendekatan eksposituri memperoleh nilai antara 50 – 59 sebanyak 1 mahasiswa atau 5% kemudian yang memperoleh nilai antara 60 – 69 sebanyak 13 mahasiswa atau 65%, antara 70 -79 sebanyak 5 mahasiswa atau 25% dan antara 80 – 89 sebanyal 1 mahasiswa atau 5%.
b. Prestasi belajar PIPS SD 2 dengan pendekatan pembelajaran Ekspositori dengan kemandirian rendah
Nilai rata-rata prestasi belajar Pendidikan IPS SD 2 yang memiliki tingkat kamandirian rend (kelompok kontrol) adalah 63,950 dengan standar deviasi 6,47648 dan nilai tertinggi 73,00 sedangkan nilai terendah 47,00. Berdasarkan destribusi frekuensi tersebut, dapat diketahui bahwa dari 20 mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Pendidikan IPS SD 2 dengan pendekatan eksposituri dan memiliki tingkat kemandirian rendah memperoleh nilai antara 45 – 54 sebanyak 2 mahasiswa atau 10% kemudian yang memperoleh nilai antara 55 – 64 sebanyak 9 mahasiswa atau 45%, antara 65 -74 sebanyak 9 mahasiswa atau 45% dan antara 75 – 84 tidak ada
Hasil Analisis Data dan Interpretasi Data
1. Pengujian Normalitas (Lilliefors)
Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors dapat dilihat bahwa nilai signifikansi bagi mahasiswa yang belajar dengan menggunakan pendekatan inquiri diperoleh 0,717 > 0,05 dan bagi mahasiswa yang belajar dengan pendekatan ekspositori diperoleh nilai signifikansi 0,688 > 0,05 maka data prestasi belajar PIPS SD 2 tersebut normal. Sedangkan nilai signifikansi bagi mahasiswa yang memiliki tingkat kemandirian tinggi diperoleh 0,980 > 0,05 dan bagi mahasiswa yang memiliki tingkat kemandirian rendah diperoleh nilai signifikansi 0,442 > 0,05 maka data prestasi belajar PIPS SD 2 tersebut normal.
2. Uji Homogenitas
Hasil analisis menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik = 8,363 dengan probabilitas 0,101. Karena nilai probabilitasnya lebih besar dari taraf kepercayaan α 0, 05 (0,101> 0,05), maka dapat dikatakan bahwa variansi antar kelompok uji dalam penelitian ini adalah homogen. Atas dasar hasil uji homoginitas dapat dinya takan bahwa masing-masing kelompok memiliki kesamaan varians, sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi belajar mata kuliah PIPS SD 2 maha siswa semester VI PGSD FKIP UNS dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran dan tingkat kemandirian mahasis-wa
Pengujian Hipotesis Penelitian dan Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis Penelitian
Untuk membuktikan hipotesis penelitian, maka digu-nakan analisis varians dua jalur. Analisis statistik dapat dilihat pada tabel 17 berikut:
Tabel 17 Hasil Uji Analisis Varians Dua Jalur
Sumber varians
|
dk |
JK |
Rata-rata Kuadrat (RK) |
F |
P |
Antar A (metode) Antar B (Kemandirian) Interaksi AB Error |
1 1 1 76 |
11,250 9,800 101,250 3730,500 |
11,250 9,800 101,250 49,086 |
4,229 5,200 2,063 – |
0,033 0,007 0,155 – |
Total |
79 |
350224,000 |
– |
– |
– |
Sumber: Data Primer diolah dari SPSS for Windows release 15
Hasil anava 2 X 2 menunjukkan hasil perhitungan A sebesar 4,229 dengan probabilitas sebesar 0,033, hasil perhitungan nilai B sebesar 5,200 dengan proba bilitas sebesar 0,007 hasil perhitungan AB sebesar 2,063 dengan probabilitas sebe sar 0,155. Hal ini menunjukkan variabel pendekatan pembelajaran inquiri dan ekspositori ditinjau dari kemandirian berpengaruh terhadap prestasi belajar Pendi dikan IPS SD, sedangkan kemandirian mahasiswa tidak ada interaksi dengan pendekatan pembelajaran.
Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa ”Ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran dengan pendekatan inquiri dan pendekatan ekspositori terhadap prestasi belajar Pendidikan IPS SD pada mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS Surakarta terbukti karena diperoleh nilai F = 4,229 dengan p value 0,033 ( p value < 0,05) Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran inquiri efek pengaruhnya lebih baik daripada pembelajaran ekspositori terhadap prestasi belajar PIPS SD
Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa ”Ada perbedaan pengaruh antara mahasiswa yang memiliki kemandirian tinggi dengan mahasiswa yang memiliki kemandirian rendah terha-dap prestasi belajar PIPS SD pada mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS Surakarta terbukti karena diperoleh nilai F = 5,200 dengan p value 0,007 (p value < 0,05). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kemandirian yang tinggi memiliki efek pengaruh yang lebih baik dari pada keman dirian mahasiswa yang rendah terhadap prestasi belajar PIPS SD.
Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa ”Ada interaksi pengaruh antara pembelajaran dengan pendekatan (inquiri dan ekspitori) dan kemandirian terhadap prestasi belajar PIPS SD pada mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS Surakarta tidak terbukti karena diperoleh nilai F = 2,063 dengan p value 0,155 karena hasil analisis variansi tidak terdapat beda nyata ( p value > 0,05).
Tabel 18 Interpretasi Hasil Anava 2 jalur
No |
Sumber variansi |
F |
P |
Keterangan |
1 |
Antar A |
4,229 |
0,033 |
Ada beda signifikan antara pendekatan pembelajaran inquiri dan ekspositori terhadap prestasi belajar PIPS SD 2 yang ditunjukkan p value 0,033 < 0,05 |
2 |
Antar B |
5,200 |
0,007 |
Ada beda signifikan antara kemandirian tinggi dan kemandirian rendah terhadap prestasi belajar PIPS SD 2 yang ditunjuk-kan p value 0,007< 0,05 |
3 |
Inter AB |
2,063 |
0,155 |
Tidak ada interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dengan keman-dirian terhadap prestasi belajar PIPS SD 2 yang ditunjukkan dengan p value 0155 > 0,05 |
Sumber: Data Primer diolah dari SPSS for Windows release 15
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data dan intrerpretasinya, maka pembahasan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar PIPS SD2
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas prestasi belajar mata kuliah PIPS SD 2 pada mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS Surakarta yang diberi perlakuan pembelajaran dengan metode Inquiri sebesar 66,175. Sedangkan rata-rata kelas bagi mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode eksposi tori sebesar 65,425.
Jika diperhatikan diperhatikan skor maksimum yang dicapai mahasiswa dengan perlakuan pembelajaran metode inquiri sebesar 82. sedangkan skor maksimum yang diberi perlakuan dengan metode ekspositori yaitu, 80. Dalam hal ini berbeda 2 poin. Dan jika dilihat dari skor minimum mahasiswa yang diberi perlakuan dengan metode inquiri yaitu 51. Sedangkan skor minimum mahasiswa yang diberi perlakuan dengan metode ekspositori hanya 47. Dalam hal ini berbeda 4 poin. Kemudian hasil tersebut setelah dianailis dengan uji varians menunjukkan hasil F = 4,229 dengan p value = 0,033 (p value < 0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inquiri memberi efek pengaruh lebih baik daripada pembelajaran dengan pendekatan ekspositori terhadap prestasi belajar matakuliah PIPS SD 2.
Berdasarkan hal tersebut, maka secara teoritis dapat dikatakan bahwa pembelajaran inquiri memiliki efek positif bagi peningkatan prestasi belajar PIPS SD 2 bagi mahasiswa dibandingkan dengan pendekatan ekspositori. Dalam hal ini karena pembelajaran dengan pendekatan inquiri memberikan kesem patan pada mahasiswa dalam pembahasan masalah, cara berpikir dan memecahkan masalah sesuai dengan indikator yang telah ada. Hal ini sesuai teori belajar yang dikemu kakan Pieget (dalam Wina Sanjaya, 2008: 196) yang menya-takan pengetahuan akan bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Hal ini berbeda dengan pembelajaran dengan pendekatan ekspositori. Dalam pembelajaran dengan pendekatan ekspositori cenderung berpusat pada dosen, sementara mahasiswa kurang diberikan kesempatan menyampaikan pendapat.
Meskipun demikian sampai saat ini asih sering digunakan dalam proses pembelajaran, hal ini dengan alasan keterbatasan waktu dan karakter materi pela jaran yang berupa pemahaman konsep atau karena keterbatasan sarana dan prasara na penunjang belajar. Yang menjadi persoalan adalah jika hanya sebatas penyam paian materi sementara kurang memperhatikan aspek prestasi belajar, maka pende katan ini kurang bermanfaat, karena tujuan belajar adalah meningkatkan prestasi belajar.
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa pendekatan ekspositori kurang mendapat respon. Pendekatan ekspositori kemungkinan akan lebih berman faat jika didukung sarana dan prasarana sperti media, LCD, power poin dengan contoh-contoh kasus yang sedang dibahas. Di samping itu jika muncul pertanyaan dari mahasiswa perlu dipertegas dan dijelaskan oleh dosen.
b. Pengaruh Kemandirian terhadap Prestasi Bela-jar PIPS SD 2
Kelompok mahasiswa yang memiliki kemandirian tinggi memperoleh nilai rata-rata prestasi belajar PIPS SD 2 sebesar 66,150. Sedangkan kelom pok mahasiswa yang memiliki kemandirian rendah memperoleh nilai rata-rata sebesar 65,40. Kemudian hasil tersebut setelah dianalisis dengaan analisis variansi diperoleh nilai F = 5,200 de-ngan p value 0.007 (p value < 0,05). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kemandirian mahasiswa yang tinggi memiliki efek pengaruh yang lebih baik daripada kemandirian mahasiswa yang rendah terhadap prestasi belajar PIPS SD 2.
Salah satu tugas dosen adalah membagkitkan mahasiswa untuk memiliki kemandirian dalam belajar, cara memotivasi mahasiswa adalah melalui dorongan kepada mahasiswa untuk mnemukan identitas dirinya, kesadaran dirinya, mengontrol perilaku, bertanggungja-wab, mengaktualisasikan diri, percaya diri dan menga tasi masalah sehingga mencapainilai maksimal mata kuliah PIPS SD 2. Selain itu mendorong kepada mahasiswa untuk memiliki semangat dan pantang putus asa, mendorong mahasiswa untuk aktif membaca dan me-ngerjakan tugas-tugas, berdiskusi sehingga diharapkan akan terbiasa mengatasi masalah yang dihadapi terma-suk ketika menghadapi soal-soal.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Mohammad Asrori (2008: 131) yang mengatakan bahwa perkembangan kemandirian menyangkut unsur-unsur normatif. Kemandirian merupakan proses yang terarah. Karena perkemba ngan kemandirian sejalan dengan hakikat eksitensial manusia, maka arah perkem bangan tersebut sejalan dengan tujuan hidup manusia.
Peran dosen merupakan kunci dalam membang-kitkan kemandirian mahasiswa dengan tetap berlandas-kan pada tujuan pembelajaran. Dosen hendaknya berperan sebagai motivator dalam penciptaan prestasi belajar mahasiswa. Artinya dosen harus mencitakan pembelajaran yang mandiri, kreatif, dinamis dan menye nangkan
c. Interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemandirian terhadap prestasi belajar PIPS SD 2
Hasil analisis variansi menunjukkan nilai F = 2.063 dengan p value = 0,155 (p value > 0,05) berarti tidak signifikan artinya tidak terdapat interaksi antara penerapan pendekatan pembelajaran dengan kemandiri-an mahasiswa terhadap prstasi belajar PIPS SD 2. Dalam hal ini hipotesis 3 tidak terbukti atau ditolak. Tidak adanya interaksi antara pendekatan pembelajaran de-ngan kemandirian mahasiswa terhadap prestasi belajar PIPS SD 2 ini mungkin juga karena adanya perbedaan waktu belajar bagi mahasiswa semester VI PGSD UNS kelas A Surakarta (kelompok eksperimen) dengan mahasiswa semester VI PGSD UNS kelas A Kebumen (kelompok kontrol).
Menurut Wina Sanjaya (2008: 208) kelemahan pembelajaran dengan pen dekatan inquiri antara lain: 1) sulit dalam mrencanakan pmbelajaran, 2) kadang-kadang dalam mengimplementasikan memerlukan waktu yang panjang sehingga dosen sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. Adapun kelemahan pembelajaran dengan pendekatan ekspositori menurut Wina Sanjaya (2008: 192) antara lain:pembelajaran ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat dan bakat serta perbedan gaya belajar. Jika pembelajaran ekspositori lebih banyak dibe rikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan mahasis-wa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interper-sonal, serta kemampuan berpikir kritis. Meskipun demiki-an secara keseluruhan secara umum dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan inquiri merupa-kan pendekatan penting yang dapat memacu prestasi belajar mahasiswa, sehingga mestinya pendekatan inquiri digunakan bagi mahasiswa PGSD FKIP UNS. Di samping itu faktor pe nunjang lain yang mendorong pencapaian prestasi belajar adalah faktor keman dirian, karena dengan pendekatan apapun jika tidak diikuti adanya kemandirian mahasiswa, maka pencapaian prestasi belajar kurang optimal.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap mahasiswa PGSD FKIP UNS Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh pembelajaran dengan pende-katan inquiri dan ekspositori terhadap prestasi belajar Pendidikan IPS SD 2 pada mahasiswa PGSD FKIP UNS. Pembelajaran dengan pendekatan inquiri efek pengaruh-nya lebih baik daripada pembelajaran dengan pendekatan ekspositori.
2. Ada perbedaan pengaruh kemandirian mahasiswa terha-dap prestasi belajar Pendidikan IPS SD 2 pada mahasiswa PGSD FKIP UNS. Kemandirian maha siswa yang tinggi memiliki efek pengaruh yang lebih baik daripada keman dirian mahasiswa yang rendah terhadap prestasi belajar Pendidikan IPS SD 2.
3. Tidak ada interaksi pengaruh antara pembelajaran de-ngan pendekatan (inquiri dan ekspitori) dan kemandirian terhadap prestasi belajar Pendidikan IPS SD pada mahasiswa semester VI PGSD FKIP UNS Surakarta.
Implikasi
Implikasi logis dari hasil penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Karena pendekatan pembelajaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar Pendidikan IPS SD 2, dan diketahui pula bahwa model pembe lajaran dengan pendekatan inquiri memiliki efek pengaruh lebih baik dari pada dengan pendekatan ekspositori terhadap prestasi belajar Pendidikan IPS SD 2 pada mahasiswa PGSD FKIP UNS, maka perlu mendapat perhatian dari dosen yang bersangkutan.
2. Kemandirian mahasiswa memiliki pengaruh yang signifi-kan terhadap prestasi belajar mata kuliah pendidikan IPS SD 2. Dan kemandirian yang tinggi mem punyai efek pengaruh yang lebih baik daripada kemendirian yang rendah terha dap prestasi belajar mata kuliah pendidikan IPS SD 2.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara. B. Seels dan Rita C. Richey, 1994, Teknologi Pembelajaran, Jakarta, Unit Percetakan Universitas Negeri.
Budiyono, 2004, Statistika untuk Penelitian, Surakarta, Sebelas Maret University Press.
Djarwanto. 1996. Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian, Liberty, Yogyakarta.
Miarso, Yusufhadi, 2007, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta, Kenca na Prenada Media Group.
Muhamad’adhim, 2003, Hubungan antara motivasi belajar dan Kreativitas dengan kemandirian belajar siswa Madrasah Aliyah Ta’mirul Islam Surakarta, Tesis Program TP Pascasarjana UNS (Tidak dipublikasikan).
Muhibin, Syah, 1996, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan baru, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Mohammad Asrori, 2008, Psikhologi Pembelajaran, Bandung, Wacana Prima.
Sabar Narimo, 2004, Pengaruh Pembelajaran pendekatan pedagogi dan Adultagogi terhadap kemandirian ditinjau dari sikap mahasiswa, Tesis Program TP Pascasarjana UNS (Tidak dipublikasikan)
Saifudin Anwar, 2002, Tes Prestasi (Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Samsi Haryanto, 2003, Evaluasi Belajar dan Pembelajaran, Surakarta, Program Pascasarjana UNS.
Sigit Triyono, 2008 “Pengaruh pendekatan keterampilan proses melalui metode inquiri terbimbing dan demontrasi ditinjau dari motivasi berprestasi terha dap prestasi belajar siswa pada konsep listrik dinamik”. Surakarta, Program TP Pascasarjana UNS.
Sugito, 2003, ”Pengaruh Penerapan metode inquiri dan ekspositori terhadap pres tasi belajar ditinjau dari sikap kecerdasan emosional siswa pada pembelaja ran matematika”. Surakarta, Program TP Pascasarjana UNS.
Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Administrasi, Bandung. Alfabeta,.
Suharsimi Arikunto, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rine ka Cipta, Cetakan Kesepuluh, Jakarta.
Sujana, 2000, Metoda Statistik, Bandung, Transito.
Sukamadinata, Nana Syaodih 2003, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Sukatni, 2008, Pengaruh Strategi pembelajaran Inkuiri, Elaborasi dan Ekspo sitori Terhadap pencapaian kompetensi belajar mata pelajaran kimia ditinjau dari kemandirian siswa, Surakarta, Program TP Pascasarjana UNS.
Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Undang-undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wina Sanjaya, 2008, Strategi Pembelajaran, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.