PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU

DALAM MEMBUAT MEDIA

PEMBELAJARAN CD INTERAKTIF

MELALUI WORKSHOP PENDAMPINGAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEJURUAN

DI SMK KOTA SEMARANG

Zakiyatul Jamilah

Pengawas SMK Kota Semarang

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher oriented). Pembelajaran yang demikian tidak melibatkan potensi siswa secara maksimal. Jika hal ini berlangsung terus menerus maka kreativitas siswa tidak berkembang. Seharusnya proses interaksi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas melibatkan berbagai pihak yang saling berkaitan. Pihak pihak yang berkompeten dalam proses pembelajaran saling bekerja sama menciptakan model pembelajaran yang tepat sesuai tujuan yang akan dicapai bersama.

Tabel 1.1 Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran Tanpa Menggunakan Media

Keadaan data pada tabel 1.1. mendorong penulis untuk melakukan penelitian tindakan sekolah dengan meningkatkan kemampuan guru. Pembelajaran berbasis komputer merupakan tren pembelajaran masa kini yang menjadi ciri pembelajaran yang aktif dan inovatif.

Identifikasi Masalah

Dari berbagai permasalahan dalam pembelajaran, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Sebagian guru di SMK kota semarang belum mengguna-kan media dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

2. Sebagian Guru di SMK kota semarang belum mampu membuat media pembelajaran khususnya CD interaktif.

3. Minimnya penggunaan media dalam pembelajaran me-nyebabkan siswa kurang aktif mengukuti pembelajaran.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka ditentukan rumusan masalah sebagai bari-kut:

1. Bagaimana meningkatkan kemampuan guru dalam mem-buat media pembelajaran?

2. Bagaimana meningkatkan keaktifkan siswa dalam meng-ikuti pembelajaran?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah:

1. Meningkatkan kemampuan Guru dalam membuat media pembelajaran.

2. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru: Sebagai salah satu upaya dalam meningkat-kan kemampuan membuat media pembelajaran.

2. Bagi siswa: sebagai alternatif dalam upaya belajar lebih aktif.

3. Bagi lembaga: Sebagai model pembelajaran berbasis komputer, menerapkan inovasi pembelajaran terkini.

4. Bagi para pengambil kebijakan: Sebagai bahan pertim-bangan dalam penyusunan kebijakan dan penerapan langkah langkah yang perlu diambil untuk model pem-belajaran aktif dan terkini.

TINJAUAN PUSTAKA

Pada penelitian ini peneliti menggunakan media pustaka sebagai alat bantu untuk pembahasan masalah yang mencakup:

Guru Profesional

Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertang-gung jawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik. Seorang guru hendaknya memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendi-dikan.

Guru yang profesional adalah mereka yang menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai guru secara profesional sesuai perannya sebagai tutor, motivator dan fasilitator. Kinerja guru

Pada gambar berikut terlihat jelas perbedaan pelaksana-an pembelajaran yang aktif dan tidak aktif. Pada gambar kiri menunjukkan pembelajaran yang tidak aktif karena siswa hanya menjadi obyek pembelajar. Pembelajaran masih berorientasi pada teacher centered. Sedangkan gambar kanan menunjukkan siswa belajar aktif dan guru berperan sebagai motifator dan fasilitator.

Gambar 2.1: Foto memperlihatkan pembelajaran pasif (atas) dan pambelajaran aktif (bawah)

Keaktifan siswa pada pembelajaran menggambar busana menggunakan CD interaktif sebagai media pembelajaran, mampu mengukur tiga ranah kemampuan siswa yakni; 1) ranah kognetif, memahami teknologi komunikasi dan berfikir ilmiah; 2) ranah affektif,aktif, kreatif, apresiatif, mandiri; 3) ranah psikhomotor, memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kompetensi diri.

Media Pembelajaran CD Interaktif

CD (compact disk) merupakan media pembelajaran berbasis komputer yang berbentuk CD, menyajikan materi pembelajaran yang sangat komplek, saling berkaitan dan informasi tentang keberhasilan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam CD interaktif siswa dan guru secara langsung dapat mengetahui hasil belajar dengan animasi yang terdapat pada CD.

Pembelajaran menggunakan media CD interaktif adalah pembelajaran menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Guru seharusnya memperhatikan bahwa diantara murid ada perbedaan individual, sehingga memerlukan pelayanan yang berbeda-beda. Bila murid dianggap sama kemajuannya, maka bahan pelajaran yang diberikanpun akan sama dengan kenyataan.

Belajar adalah proses aktif peserta didik menemukan fakta, prinsip, dan konsep sendiri. Untuk itu, pentinglah mendorong peserta didik berasumsi (menebak atau berhipotesis). Yang lebih penting adalah guru berupaya menugaskan peserta didik mengerjakan hal-hal nyata melalui berbuat, melakukan, sambil dikombinasi dengan apa yang peserta didik dengar, baca, amati, diskusikan, dan presentasikan.

Implementasi Program KEMENDIKNAS Dalam Pendam-pingan Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan

Salah satu program Direktorat Pembinaan SMK pada tahun anggaran 2010 melalui APBNP adalah pendampingan penyelenggaraan pendidikan kejuruan. Program ini merupakan kerjasama antara direktotorat pembinaan SMK dengan beberapa perguruan tinggi yang bertujuan untuk mendampingi SMK dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran khususnya untuk komponen adaptif dan produktif dengan memberdayakan mahasiswa untuk membentu mengajar sesuai program keahlian yang telah ditetapkan.

Program direktorat pembinaan SMK ini dilaksanakan selama lima bulan terhitung mulai bulan oktober 2010 sampai dengan pebruari 2011. Selama kurun waktu tiga bulan kami memaksimalkan manfaat program direktorat pembinaan SMK ini dengan membekali guru se wilayah binaan dari SMK berbagai kelompok untuk bergabung melaksanakan satu kegiatan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia khususnya membuat media pembelajaran CD interaktif.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah meningkatnya kemampuan guru dalam membuat dan menggunakan media pembelajaran CD interaktif, dapat mencipta-kan pembelajaran aktif.

Alur Berfikir

 

Kemampuan guru membuat media pembelajaran

Rendah

Gambar 2.1 Alur Berfikir Penelitian Tindakan Sekolah

 

KONDISI AWAL

Guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran

TIN-DAKAN

SIKLUS I

Pelatihan pembuatan media pembelajaran CD interaktif

SIKLUS II

Pelatihan Penggunaan media dalam pembelajaran

KONDISI AKHIR

Guru mampu membuat media pembelajaran CD interaktif

Guru menggunakan media pembelajaran CD interaktuf dalam pembelajaran

Siswa aktif mengikuti pembelajaran

Siswa kurang aktif dalam pembelajaran

 

Gambar 2.1. menunjukkan alur berfikir dalam penelitian tindakan sekolah yang kami lakukan. Setelah penelitian tindakan sekolah ini guru diharamkan mampu membuat dan menggunakan media dalampembelajaran sehingga dapat tercipta pembelajaran aktif di kelas.

METODE PENELITIAN

SetingPenelitian

Sebagai subjek dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah guru SMK yang mengampu berbagai mata pelajaran yang berjumlah 11 orang dari 10 sekolah sewilayah binaan di kota Semarang.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Sekolah, Dengan empat langkah pokok yaitu ; 1) Perencanaan tindakan (planning); 2) pelaksanaan tindakan (action); 3) pengamatan (observation); 4) refleksi (reflection) dalam tiap-tiap siklus.

Secara lengkap prosedur Penelitian tindakan terlihat dalam diagram berikut ini:

Gambar: 3.1. Skematik Penelitian Tindakan Sekolah, Siklus I dan II

(Zainal Aqib, 2007: 36)

 

Persiapan

Siklus I

Pelaksanaan Tindakan 1

Perencanaan

Tindakan / Aksi

 

 

Evaluasi & Refleksi

 

Persiapan

Pelaksanaan Tindakan 2

Siklus II

 

Perencanaan

Tindakan / Aksi

 

 

Evaluasi, Refleksi, Rekomendasi

 

Laporan dan

Seminar

Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap perencanaan disiapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Menyiapkan bahan, inventarisasi kebutuhan dan inventarisasi masalah/kesulitan guru mata pelajaran dalam mengelola pembelajaran.

2. Melatih guru dalam membuat media pembelajaran CD interaktif.

3. Berdiskusi dengan guru tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

4. Menyiapkan jadwal pelaksanaan pendampingan pada setiap guru disesuaikan dengan kesiapan setiap guru.

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pada tahap ini dilaksanakan pendampingan pada setiap guru sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, yaitu:

1. Pendampingan terhadap guru dalam kegiatan pem-buatan media pembelajaran CD interaktif khususnya membuat naskah off line.

2. Pendampingan terhadap guru dalam kegiatan pem-buatan media pembelajaran CD interaktif khususnya membuat naskah on line.

3. Pendampingan terhadap guru saat melaksanakan ke-giatan belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas, sesuai dengan pokok bahasan dan materi yang akan diajarkan.

c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilakukan pada setiap tahap penelitian, mulai dari tahap perencaaan dan pelaksanaan tindakan, keja-dian dan hal-hal yang terjadi direkam dalam bentuk catatan-catatan hasil observasi, dan didokumentasikan sebagai data-data penelitian.

d. Refleksi (Reflection)

Pada penelitian ini refleksi yang dilakukan adalah dari hasil pengamatan input dan output guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan CD interaktif.

Siklus II

Kegiatan tindakan pada siklus II didasarkan atas temuan-temuan hasil dari siklus I, adapun langkah-langkah tindakan yang dikalukan dengan diskusi berdasarkan masukan dari peserta pelatihan atas paparan yang dilaksanakan demi peningkatan kualitas media pembelajaran yang dikembangkan.

Subjek Tindakan

Penelitian tindakan sekolah ini melibatkan guru guru mata pelajaran berbagai kompetensi keahlian sewilayah binaan yang terdiri dari 10 sekolah.

Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan sekolah ini berhasil apabila:

1. Guru mampu membuat CD interaktif sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

2. Guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan CD interatif yang dikembangkan.

3. Tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data meliputi panduan observasi terhadap guru dalam menggunakan media pembelajaran, ke-mampuan guru dalam membuat media pembelajaran CD interatf, dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Instrumen Pengumpul Data

1. Pedoman observasi dan pengamatan (observation), seba-gai data untuk melihat model pembelajaranyang dilaku-kan guru.

2. Instrumen penilaian kinerja guru, untuk melihat kemaju-an kinerja guru dalam membuat media pembelajaran CD interaktif.

3. Instrumen keaktifan siswa dalam mengikuti pembela-jaran.

4. Alat-alat dokumentasi seperti kamera, sebagai perekam data-data penelitian yang dibutuhkan.

Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisis dengan mem-bandingkan skor pada setiap siklus sehingga dapat ditarik kesim-pulan terhadap pengujian hipotesis tindakan.

Gambar 3.2. Kegiatan Pembuatan Media Pembelajaran CD Interaktif

Gambar di atas menunjukkan aktifitas kegiatan pelatihan pembuatan media pembelajaran CD intraktif yang dilakukan guru berbagai mata pelajaran se wilayah binaan sebagai subyek dalam penelitian tindakan sekolah ini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Evaluasi Awal Terhadap Guru

Dalam melakanakan penelitian kami berkolaborasi dengan ahli IT yang sedang melaksanakan program pendam-pingan terhadap SMK sebagai implementasi program Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah dalam pendampingan penyelenggaraan pendidikan kejuruan tahun 2010.

Menurut data, penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar belum menggunakan CD interaktif. Temuan ini dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 4.1. Data Awal Sebelum Tindakan

Guru belum menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan temuan tersebut maka kami pengawas menyelenggarakan workshop pelatihan pembuat-an media pembelajaran CD interaktif bagi guru, sehingga mereka dapat menyelenggarakan pembelajaran menggunakan media hasil karya sendiri.

Observasi berikutnya kami lakukan terhadap kinerja guru dalam menggunakan media pembelajaran khususnya CD interak-tif. Observasi yang dilakukan sebelum tindakan, diperoleh data bahwa kinerja guru telah menggunakan media pembelajara CD interaktif sebanyak 43 %, sedangkan 57 % kinerja guru belum menggunakan media pembelajaran. Pemelajaran kurang aktif , tidak sesuai dengan potensi dirinya, dan siswa cepat merasa bosan karena suasana pembelajarannya tidak menyenangkan.

Hasil Tindakan Siklus I

Kegiatan kami kemas dalam sebuah workshop dua siklus, yang mengulas tentang media pembelajaran khususnya CD interaktif. Sebagai nara sumber kami melibatkan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang sedang melaksanakan program pendampingan SMK oleh KEMENDIKNAS. Program ini dilaksanakan di SMK Negeri 8 sebagai sekolah yang ditunjuk oleh KEMENDIKNAS untuk melaksanakan program pendampingan terhadap SMK.

Setelah guru melakukan pelatihan membuat media pembelajaran CD interaktif pada siklus satu , selanjutnya guru tersebut diharapkan mampu mengembangkan media pembelajara CD interaktif dan menggunakannya dalam pembelajaran. Dengan demikian guru tersebut telah memanfaatkan program KEMENDIKNAS tentang pendampingan terhadap SMK sebagai wahana meningkatkan profesionalitasnya dalam membuat media pembelajaran CD interaktif dan selanjutnya dipergunakan untuk proses pembelajaran aktif. Berikut adalah grafik keberhasilan guru dalam siklus I kegiatan pembuatan media pembelajaran CD interaktif.

Gambar 4.6. Grafik Kualitas Media Pembelajaran CD Interaktif

Yang Dibuat Guru Pada Siklus I

Hasil Tindakan Siklus II

Pada siklus II tindakan kami lakukan lebih intensif dengan kegiatan penyempurnaan media CD interaktif yang di-kembangkan guru. Berikut adalah tabel kualitas media pembe-lajaran CD interaktif yang dibuat guru setelah siklus II.

Tabel 4.7. Kualitas Media Pembelajaran CD Interaktif

Yang Dibuat Guru Pada Siklus II

Tabel 4.7. menunjukkan data bahwa rata rata aspek materi sangat baik, aspek tampilan sangat baik, aspek pemo-graman sangat baik. Observasi dilakukan dengan mengamati presentasi guru setelah produk media pembelajaran CD interaktif selesai dibuat pada siklus II.

Pembelajaran menggunakan media CD interaktif harus dapat menciptakan suasana pembelajaran aktif untuk siswa. Peran guru dalam pembelajaran ini hanya sebagai motivator dan vasilitator.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran CD interaktif lebih baik dibanding pada pembelajaran sebelum menggunakan media. Dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran lebih baik, diharapkan hasil belajar siswa meningkat.

Perubahan Kinerja Guru Dalam Menerapkan Pembela-jaran Aktif dan Keaktifan Siswa dari Siklus Ke Siklus

Kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran aktif sebelum dilakukan tindakan, setelah dilakukan tindakan pada siklus I, dan setelah dilakukan tindakan pada siklus II menun-jukkan peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran mengguna-kan media CD interaktif. Media pembelajaran yang dipergunakan adalah CD interaktif yang dikembangkan oleh guru yang bersangkutan sesuai mata pelajaran yang diampunya. Dari data 4.10. diperoleh data kinerja guru sebelum tindakan adalah 71 atau 32 %. Sedangkan setelah tindakan 151 atau 68 %, sehingga terjadi peningkatan 36 %.

Foto berikut ini menunjukkan situasi pembelajaran yang terjadi setelah guru mampu membuat media pembelajaran CD interaktif dan menggunakannya dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang tampak dalam dokumentasi diharapkan hasil belajar siswa lebih meningkat.

Gambar 4.2. menunjukkan keaktifan siswa dalam pembe-lajaran kaena guru menggunakan media pembelajaran khususnya CD interaktif. Pengamatan pada pembelajaran aktif dengan media CD interaktif juga kami lakukan menggunakan instrument, menunjukkan peningkatan berkisar 30 % keaktifan siswa dalam pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran dan setelah menggunakan media pembelajaran khususnya CD inter-aktif.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kemamuan guru dalam membuat media pembelajaran khususnya CD interaktif dapat ditingkatkan melalui pro-gram pendampingan penyelenggaraan pendidikan kejuru-an yang diselenggarakan oleh KEMENDIKNAS bekerja sama dengan perguruan tinggi.

2. Penyelenggaraan pembelajaran lebih aktif karena siswa bersama sama guru berperan secara optimal sesuai pe-ran masing masing dengan menggunakan media CD interaktif.

Rekomendasi

Selanjutnya peneliti merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Program pendampingan penyelenggaraan pendidikan ke-juruan yang diselenggarakan oleh KEMENDIKNAS bekerja sama dengan perguruan tinggi perlu dilanjutkan agar banyak SMK yang meningkat kualitasnya.

2. Pembelajaran menggunakan media khususnya CD inter-aktif harus menjadi keharusan bagi setiap guru.

3. Guru harus mampu mengembangkan media pembelajar-an khususnya CD interaktif sesuai mata pelajaran yang diampunya.

4. Penyelenggaraan kegiatan pembuatan media pembelajar-an khususnya CD interaktif bagi guru sebaiknya dice-lenggarakan secara rutin sehingga banyak guru yang profesional membuat media pembelajaran

5. Guru yang sudah mengikuti kegiatan pembuatan media ini sebaiknya menindak lanjuti dengan memberipelatihan kepada guru yang lain sehingga semakin banyak guru yang tidak gagap teknologi (gaptek)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

__________________ 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

__________________ 2010. PenelitianTindakan Untuk Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media

Budimansyah Dasim. 2009, PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Bandung: PT Ganesindo

Dahar Ratna Wilis. 1989, Teori Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajara. Jakarta: Publisher.

DePorter Bobbi. Hernacki Mike 1992. Quantum Learning. New York: Dell Publishing.

DePorter, Bobbi, Reardon, Mark, Singer Nouri, Sarah. 1999. Quantum Teaching, Boston: Allyn and Bacon

Dharma Oetomo, Budi Setyo. 2002. e-Education. Yogyakarta: Andi

Elizabetta, Drudi, 2001. Figure Drawing for Fashion Design Amsterdam and Singapore: Pepin Press

Farchan Arif, 1982, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Malang: Usaha Nasional

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0705/03/sh12.html

Mardapi Djemari. 2008. Teknik penyusunan Instrumen tes dan nontes. Jogjakarta: mitra cendikia

Mayer, Richard E. 2009 Multimedia Learning. Surabaya: its presser

Mukhtar, 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: GP Press

Munir, 2008, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi & Komunikasi, Bandung: Alfabeta