Kepemimpinan Transformasional dan Supervisi Klinis Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
DAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA DAN SMK
Siti Alwiyah
SMA Negeri 4 Magelang, Institut Agama Islam Negeri Salatiga
ABSTRACT
This research aims to know: 1) Influence of transformational leadership on teacher performance, 2) Influence of clinical supervision on teacher performance and 3) Influence of transformational leadership and clinical supervision on teacher performance.This research uses quantitative method. The population in this study amounted to 30 people with total sampling technique. Data collection using documentation and questionnaires. While the analytical technique is by using multiple regression analysis.The results showed 1) Transformational leadership has significant effect on teacher performance of PAI with sig value 0,000 <0,05 and t value 5,046> 2,052. 2) Clinical Supervision showed a positive and significant effect on teacher performance of PAI with sig 0,000 <0,05 and t value 4,237> 2,052. Transformational leadership and clinical supervision affect the performance of PAI teachers with f count 13,465> 2,052. while the influence of transformaional leadership and clinical supervision on teacher performance is 49.9% while the remaining 50.1% is influenced by other variables
Keywords: Transformational Leadership, Clinical Supervision, Teacher Performance
PENDAHULUAN
Seorang guru merupakan salah satu faktor penting berhasilnya kegiatan belajar mengajar. Dengan metode yang tepat dan kinerja yang baik akan membawa dampak yang sangat baik pula. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, memiliki khazanah cara penyampaian dalam memilih cara tepat dalam penyajian pengalaman belajar-mengajar. (Hasibuan,2010:11)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah ,disebutkan bahwa guru dapat diberikan tugas tambahan sebagai kepala sekolah atau madrasah untuk memimpin dan mengelola sekolah atau madrasah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolahnya melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. (Enco Mulyasa, 2011: 17)
Keberhasilan pendidikan di sekolah juga sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang berada di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Perilaku kepala sekolah harus mampu mendorong kinerja guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun kelompok. Perilaku positif akan dapat mendorong kelompok dalam mencapai tujuannya organisasinya. (Enco Mulyasa, 2004: 107)
Di sisi lain supervisi oleh kepala sekolah juga turut andil dalam kesuksesan seorang kepala sekolah agar proses kegiatan belajar dan mengajar bisa berkualitas, efektif dan efisien. Tugas supervisi adalah untuk menciptakan suasana sekolah yang penuh kehangatan sehingga setiap orang dapat menjadi dirinya sendiri. Dan di sinilah letak perlunya supervisi pendidikan. (Piet Sahertian,2008:8)
Di Kota Magelang, kegiatan supervisi klinis masih sangat jarang dilakukan. Supervisi klinis menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, masih terdapat guru SMA dan SMK di Kota Magelang yang belum membuat perangkat pembelajaran dengan baik, antara lain membuat program tahunan, program semester, silabus dan rencana program pembelajaran (RPP). Data dari pengawas Pendidikan Agama Islam SMA dan SMK Kemenag menunjukkan bahwa sebanyak 70% guru sudah membuat RPP dengan benar, sisanya RPP yang dibuat guru kurang aplikatif untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Kondisi tersebut mengindikasikan belum optimalnya kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.Kepemimpinan kepala Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan yang belum optimal, kinerja sebagian guru yang masih rendah dalam menjalankan tugas akan mempengaruhi kinerja guru. Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional dan supervisi klinis kepala sekolah terhadap kinerja guru PAI SMA dan SMK di Kota Magelang.
Manfaat penelitian ini secara praktis dapat memberikan manfaat kepada kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi dan menentukan kebijakan yang berhubungan dengan kepemimpinan,supervisi klinis yang kaitannya dengan kinerja guru. Bagi guru dapat memberikan sumbangan pemikiran dan perbaikan dalam menjalankan tugasnya
LANDASAN TEORI
Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional memiliki pengertian kepemimpinan yang bertujuan untuk perubahan.(Muhith,Abd dan Bahar Agus Setiawan,2013:24) Seorang pemimpin transformasional harus mampu mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target yang telah ditentukan. Sumber daya dimaksud bisa berupa SDM, Fasilitas, dana, dan faktor eksternal organisasi. Dilembaga sekolah SDM yang dimaksud dapat berupa pimpinan, staf, bawahan, tenaga ahli, guru, kepala sekolah, dan siswa. (Sudarwan Danim, 2003:54)
Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat diartikan sebagai bentuk atau gaya yang diterapkan kepala sekolah dalam mempengaruhi bawahannya (guru, tenaga administrasi, siswa dan orang tua peserta didik) untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Sudarwan Danim, 2009,50)
Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. (Culbreth, John R,2010:8)
Langkah-langkah pelaksanaan supervisi klinis sebagai berikut:
Pertemuan awal
Dalam pertemuan awal seorang guru mengeluh bahwa saat mengajar terdapat 2 siswa yang selalu mengganggu ketertiban kelas. Guru sudah berusaha memperbaiki tetapi ketiga siswa tersebut selalu membandel. Melalu percakapan awal ini guru mengharapkan supervisor melihat sendiri situasi pada saat dia mengajar, supervisor setuju untuk mengikuti guru saat mengajar.
Observasi
Pada tahap obeservasi ini supervisor menggunakan alat berupa check list tentang perilaku siswa dan menganalisis data dari check list tersebut.
Pertemuan akhir
Dialog antara supervisor dengan guru, sehingga akan terungkap sebab-sebab dari permasalahan yang dihadapi guru sehingga bisa langsung diberikan solusi. (Piet Sahertian, 2008:40)
Kinerja Guru
Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. (Salis, E, 2011:50)
Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah baik kepala sekolah, fasilitas kerja, guru, karyawan, maupun anak didik. Disamping itu penilaian kinerja pada dasarnya merupakan salah satu faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program penilaian prestasi kinerja, berarti organisasi telah memanfaatkan secara baik atas SDM yang ada dalam organisasi (Teguh Sulistiyani,2009:276).
Variabel- variable penelitian agar dapat diukur maka dijabarkan dalam definisi operasional. Dimensi yang diukur dari variable kepemimpinan transformasional adalah karisma, kepekaan individu, stimulus intelektual dan memberi inspirasi. Dimensi yang diukur dari variable supervise klinis adalah perencanaan,pelaksanaan,evaluasi,tindak lanjut dan sosialisasi hasil. Dimensi yang diukur dari variable kinerja guru adalah kemampuan, inisiatif, ketepatan waktu, kualitas kerja dan komunikasi.
Kerangka Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
1. X1 = Kepemimpinan
2. X2 = Supervisi
3. Y = Kinerja guru
Paradigma dengan variabel independen yaitu X1 dan X2, Untuk mencari besarnya pengaruh antara X1 dengan Y, X2 dengan Y; dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari pengaruh antara X1 secara bersama-sama dengan X2 terhadap Y digunakan korelasi ganda. Regresi dan korelasi parsial dapat diterapkan dalam paradigma ini. (Sugiyono, 2011:44).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan). Populasi dalam penelitian ini guru PAI SMA dan SMK kota Magelang yang berjumlah 30 orang. teknik pengambilan data melalui observasi, dan kuesioner dan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket skala likert. Sedangkan teknik analisa data dengan menggunakan analisis statistik deskripstif, uji persyaratan analisis dan pengujian hipotesis dengan uji signifikan regresi berganda. Terdapat dua variabel bebas yakni kepemimpinan transformasional (X1) dan supervisi klinis kepala sekolah (X2) sebagai variabel bebas serta kinerja guru PAI (Y) sebagai variabel terikat.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Deskriptif dari masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu kepemimpinan transformasional X1, supervisi klinis kepala sekolah X2,dan kinerja guru PAI Y dengan hasil data sebagai berikut:
Tabel 1 Deskriptif Variabel Kepemimpinan Transformasional
No |
Interval |
Kriteria |
Frekuensi |
Prosentase |
1 |
42-48 |
Sangat baik |
18 |
60% |
2 |
36-41 |
Baik |
6 |
20% |
3 |
30-35 |
Cukup Baik |
4 |
13,33% |
4 |
24-29 |
Kurang |
2 |
6,6% |
|
Jumlah |
|
30 |
100% |
Nilai Tertinggi: 48 Terendah: 24 Range: 24 Interval: 6 |
Dari tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa kepemimpinan tranformasional adalah sangat baik 60%, baik 20%, cukup baik 13,33%, dan kurang 6,6%, secara keseluruhan persentase kepemimpina transformasional adalah sebesar 41 yang berada pada interval 36-41 dalam kategori baik.
Tabel 2 Deskriptif Variabel Supervisi Klinis
No |
Interval |
Kriteria |
Frekuensi |
Prosentase |
1 |
44-48 |
Sangat baik |
28 |
93,33% |
2 |
40-43 |
Baik |
0 |
|
3 |
36-39 |
Cukup Baik |
0 |
|
4 |
32-35 |
Kurang |
2 |
6,6% |
|
Jumlah |
|
30 |
100% |
Nilai Tertinggi: 48 Terendah: 32 Range: 16 Interval: 4 |
Dari tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa supervisi klinis adalah sangat baik 93,33%, baik 0%, cukup baik 0%, dan kurang 6,6%, secara keseluruhan persentase kepemimpina transformasional adalah sebesar 46 yang berada pada interval 44-48 dalam kategori sangat baik.
Tabel 3 Deskriptif Variabel Kinerja Guru
No |
Interval |
Kriteria |
Frekuensi |
Prosentase |
1 |
60-64 |
Sangat baik |
18 |
60% |
2 |
56-59 |
Baik |
4 |
13,33% |
3 |
52-55 |
Cukup Baik |
6 |
20% |
4 |
48-51 |
Kurang |
2 |
6,6% |
|
Jumlah |
|
30 |
100% |
Nilai Tertinggi: 64 Terendah: 48 Range: 16 Interval: 4 |
Dari tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa kinerja guru adalah sangat baik 60%, baik 13,33%, cukup baik 20%, dan kurang 6,6%, secara keseluruhan persentase kepemimpinan transformasional adalah sebesar 59 yang berada pada interval 56-59 dalam kategori baik.
Dari data yang diperoleh diadakan pengolahan dengan SPSS 23 menghasilkan analisis seperti tabel dibawah ini.
Terhadap Variabel Kinerja Guru
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
11,580 |
10,016 |
|
1,156 |
,257 |
X1 |
1,093 |
,217 |
,690 |
5,046 |
,000 |
|
a. Dependent Variable: Y |
Nilai T tabel ditentukan dengan t tabel = t (a/2 ; n-k-1) = t (0,025 ; 27) = 2,052. Dari tabel 4 di atas, dapat diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai t hitung sebesar 5,046. Sehingga dapat diinterpretasi bahwa karena nilai sig 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 5,046 > 2,052, maka terdapat pengaruh signifikan variabel X1 terhadap Y, dengan kata lain kepemimpinan tranformasional berpangaruh signifikan terhadap kinerja guru PAI di SMA dan SMK Kota Magelang.
Tabel 5 Tabel Uji t Variabel Supervisi Klinis
Terhadap Variabel Kinerja Guru
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
13,453 |
11,473 |
|
1,173 |
,251 |
X2 |
1,000 |
,236 |
,625 |
4,237 |
,000 |
|
a. Dependent Variable: Y |
Nilai T tabel ditentukan dengan t tabel = t (a/2 ; n-k-1) = t (0,025 ; 27) = 2,052. Dari tabel 5 di atas, dapat diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai t hitung sebesar 4,237. Sehingga dapat diinterpretasi bahwa karena nilai sig 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 4,237 > 2,052, maka terdapat pengaruh signifikan variabel X2 terhadap Y, dengan kata lain supervisi klinis berpangaruh signifikan terhadap kinerja guru PAI di SMA dan SMK Kota Magelang.
Uji f dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel kepemimpinan tranformasional (X1) dan supervisi klinis (X2) terhadap kinerja guru, dengan cara membandingan nilai f hitung dengan f tabel. Cara penentuan f tabel adalah F tabel = F(k;n-k) = F (2: 28) = 3,340. Data yang telah dikumpul akan di olah dengan menggunakan spss dengan hasil sebagai berikut:
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
1240,306 |
2 |
620,153 |
13,465 |
,000b |
Residual |
1243,561 |
27 |
46,058 |
|
|
|
Total |
2483,867 |
29 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Y |
||||||
b. Predictors: (Constant), X2, X1 |
Dari data yang diperoleh dengan program SPSS tersebut diketahui nilai signifikansi variabel kepemimpinan tranformasional (X1) dan variabel supervisi klinis (X2) secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel kinerja guru (Y) adalah sebesar 0,000 dan F tabel sebesar 13,465, sehingga sig. 0,000<0,05, dan nilai F hitung 13,465 > F tabel 2,052, dengan demikian H3 diterima dalam artian bahwa kepemimpinan tranformasional dan supervisi klinis secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.
Uji determinan untuk mengukur besarnya pengaruh kepemimpinan transformasional dan supervisi klinis terhadap kinerja guru PAI di SMA dan SMK Kota Magelang. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan pengujian dengan menggunakan spss sebagai berikut:
Tabel 7 Tabel Koefisien Determinan
|
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
,707a |
,499 |
,462 |
6,787 |
a. Predictors: (Constant), X2, X1 |
Dari tabel 7 di atas telah tersaji nilai R Square dan nilai Adjusted R Square, karena variabel X terdiri dari dua variabel maka yang akan digunakan untuk mengukur adalah nilai R Square, yaitu sebesar 0,499 atau 49,9%.
Dengan demikian pengaruh variabel kepemimpinan tranformasional dan supervisi klinis terhadap kinerja guru sebesar 49,9%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Dari hasil analisis regresi baik secara parsial maupun serempak antara Kepemimpinan Transformasional (X1) dan Supervisi Klinis Kepala Sekolah (X2) terhadap Kinerja Guru PAI (Y) SMA dan SMK di Kota Magelang dilakukan pembahasan sebagai berikut:
Kepemimpinan Transformasional (X1).Dari hasil analisis koefisiensi regresi variabel diperoleh hasil sebesar 5,046 hal ini berarti variabel Kepemimpinan Transformasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, dengan nilai T hitung 5,046 > t tabel 2,052. Sedangkan nilai deskriptif sebesar 41 yang berada pada interval 36-41 dalam kategori baik. Indikasinya adalah kepala sekolah mampu menyelesaikan masalah guru dengan menggunakan cara-cara yang inovatif, kepala sekolah mampu mendorong guru berpikir ilmiah dalam menjalan tugasnya, dan kepala sekolah mendorong guru untuk bekerja secara proporsional. Hal ini sesuai dengan pendapat Burns yang menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan moralitas dan motivasi yang lebih tinggi dalam mencapai organisasi.Pendapat lain menurut Yulk kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan komitmen,motivasi dan kepercayaan bawahan sehingga menempatkan tujuan organisasi di atas kepentingan pribadinya (Yulk,200: 304).
Supervisi Klinis Kepala Sekolah (X2)Dari hasil analisis regresi variabel supervisi klinis berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, dengan nilai T hitung 4,237 > t tabel 2,052. Sedangkan nilai deskriptif sebesar 46 yang berada pada interval 44-48 dalam kategori sngat baik. Indikasinya adalah kepala sekolah merecanakan supervisi dengan pendekatan klinis, melaksanakan supervisi klinis dengan memperhatikan kondisi guru, dan mensosialisasikan hasilnya terhadap guru.
Kepemimpinan Transformasional dan Super Klinis terhadap Kinerja Guru. Dari hasil analisis regresi, variabel kepemimpinan transformasional dan supervisi klinis secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, dengan nilai F hitung 13,645 > t tabel 3,340 dengan nilai signifikansi 0,000>0,05. Sedangkan pengaruh X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y sebesar 49,9%, sedangkan sisanya sebesar 50,1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil penelitian menunjukkan Kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja guru PAI SMA dan SMK di Kota Magelang. Dari hasil analisis koefisien regresi variabel diperoleh hasil yang positif sebesar 5,046. hal ini berarti bahwa Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ini berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru PAI. Supervisi klinis kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru PAI SMA dan SMK di Kota Magelang. Dari hasil analisis koefisien regresi variabel supervisi klinis kepala sekolah di peroleh hasil yang positif sebesar 4,237 yang berarti bahwa dengan adanya pengaruh variabel supervisi klinis akan meningkatkan kinerja guru PAI.Kepemimpinan transformasional dan supervisi kepala sekolah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Guru PAI SMA dan SMK di Kota Magelang. Dilihat dari nilai koefisiensi determinasi sebesar 0,499 artinya bahwa secara bersama-sama variabel independen yaitu Kepemimpinan Transformasional (X1), Supervisi Klinis kepala sekolah (X2) mempunyai pengaruh terhadap kinerja guru PAI (Y) sebesar 49,9% dan sisanya 50, 1% adalah kontribusi dari faktor-faktor lain atau diluar variabel penelitian ini.
Saran
Berdasarkan temuan dari penelitian ini,kami sarankan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengadakan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan terutama kepemimpinan transformasional.Kepala sekolah diharapkan untuk lebih meningkatkan kompetensinya dalam melakukan supervisi klinis kepada seluruh guru, sehingga akan meningkatkan kinerja guru. Bagi guru diharapkan untuk timbul kesadaran pada diri sendiri tentang pentingnya peningkatan kualitas pendidikan, yaitu selalu memberikan motivasi kepada siswa agar belajar sungguh-sungguh. Sehingga akan semakin meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Culbreth, John R.2010. State of The Art In Clinical Supervision. New Jersey: Taylor and Francis Group.
Danim, Sudarwan.2003. Menjadi Komunitas Pembelajar Kepemimpinan Transformasional Dalam Komunitas Organisasi Pembelajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasibuan. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010.
Herabudin. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Muhith, Bahar Agus Setiawan.2012. Transformasional Leadership: Ilustrasi Di Bidang Organisasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Mulyasa,E. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004.
Mulyasa,E. 2011.Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Sahertian, Piet.2008. Konsep Dasar dan Tekhnik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka Pengembangan SDM. Jakarta: Rineka Cipta.
Salis, E. 2011.TQM: Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.
Sulistiyani, Teguh. Ambar & Rosidah. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia:Konsep,Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yulk G. 2009.Kepemimpinan Dalam Organisasi (Terjemahan Budi Supriyant). New Jersey: Prentice-Hall Inc. (Buku asli di terbitkan 2001).