OPTIMALISASI PRESTASI BELAJAR

PADA MATERI RADIOAKTIF

DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA

PADA SISWA KELAS XII. IPA-1 SEMESTER 2

SMA BATIK I SURAKARTA TAHUN 2000-2010

Literzet Sobri

Kepala SMA Batik I Surakarta

ABSTRAK

Tujuan penulisan karya ilmiyah adalah mengoptimalkan prestasi belajar fisika pada materi radioaktif. siswa kelas XII.IPA.1 Semester 2 di SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

Metode dalam penelitian ini adalah tindakan kelas (action research). Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XII-IPA.1 semester 2 di SMA Batik 1 Surakarta. yang terdiri dari 15 siswa putra dan 29 siswa putri. Penelitian ini dilaksanakan pada periode bulan Januari sampai bulan Juni 2010. Prosedur penelitian terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan (Implementing/acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflection). Sumber data diambil dari pengamatan langsung dan hasil belajar siswa. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan pengamatan selama KBM berlangsung dan tes. Butir soal yang dipakai adalah pilihan ganda dengan menyediakan 5 option dalam pilihan tersebut. Untuk menganalisa data, peneliti menggunakan lembar observasi dan diskriptif komparatif.

Hasil tindakan ini menunjukan adanya prestasi belajar fisika pada materi radioaktif meningkat, pada siklus 1 rata-rata 67,27., nilai tertingginya 86, nilai terendahnya 50 dan jumlah siswa yang tuntas ada 35 siswa (79,55 %); siklus 2 rata-rata yang dicapai siswa yaitu 71,45., nilai tertingginya 80, nilai terendahnya 66 dan jumlah siswa yang tuntas ada 44 siswa (100 %). Sebagai dasar perbandingan peningkatan tersebut adalah dengan melihat rata-rata pada kondisi awal, yaitu 60., nilai tertingginya 80 dan nilai terendahnya 40 dan jumlah siswa yang tuntas hanya 13 siswa (29,55 %). Hasil ini memberi gambaran bahwa pembelajaran dengan menggunakan multimedia bisa meningkatkan prestasi belajar.

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi sumbangan/kontribusi yang berarti pada peningkatan prestasi belajar siswa dalam pelajaran fisika.

Kata kunci: Radioaktif; Multimedia

LATAR BELAKANG MASALAH

Dinamika zaman yang senantiasa melaju cepat, menuntut dunia pendidikan untuk selalu melakukan pembaharuan proses belajar mengajar secara efektif terutama pelajaran fisika yang merupakan salah satu mata uji nasional, artinya proses belajar mengajar berlangsung secara lancar sehingga hasil yang dicapai siswa rata-rata mencapai KKM yaitu 65. Ironisnya hasil yang dicapai siswa pada salah satu pokok bahasan fisika pada materi radioaktif masih tergolong rendah yaitu hanya terdapat 13 siswa atau 29.55 % siswa yang mencapai KKM atau sudah tuntas. Sementara 31 siswa atau 70.45 % masih belum mencapai KKM.

Beberapa indicator yang menyebabkan prestasi hasil belajar radioaktif tergolong rendah, karena: (1) masih minimnya referensi buku tentang radioaktif yang dimiliki siswa, (2) para siswa masih kesulitan memahami dan menerapkan rumus yang berhubungan dengan radioaktif (3) Siswa punya masalah dengan situasi kelas diataranya: (1) Siswa malakukan kegiatan sendiri diluar proses pembelajaran berlangsung. Penyebab lainnya adalah upaya peningkatan mutu yang berorientasi pada komponen pendidikan belum diupayakan secara optimal. Proses pembelajaran selama ini menerapkan pendekatan eduacation product function terlalu memusatkan pada input pendidikan (input oriented) dan kurang memperhatikan pada proses pendidikan. Padahal, proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan (Diknas, 2000: 4).

Dalam pengajaran radioaktif peran guru ikut menentukan dalam mencapai keberhasilan. Oleh Karena itu kualitas guru harus ditingkatkan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat berlangsung baik dan bermutu tinggi apabila pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang, peralatan dan sebagainya) dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang nikmat (enjoyable learning), mampu memperdayakan peserta didik secara maksimal.

Salah satu usaha untuk meningkatan kualitas proses pembelajaran radioaktif adalah strategi pembelajaran yang berbasis pada siswa dengan menggunakan multimedia artinya menggunakan lebih dari satu media. Penggunaan multimedia menjadi salah satu altenatif untuk belajar mandiri sehingga siswa memperoleh keleluasaan dalam mempelajari materi. Multimedia computer merupakan metode yang efektif untuk menyajikan meteri pendidikan karena memberdayakan guru dalam menyajikan informasi dengan berbagai media secara interaktif dan menciptakan multi indera pada lingkungan belajar.(Azhar Arsyad. (2004: 154)

Oleh karena itu, perlu adanya perubahan proses pembelajaran yang dapat membantu siswa mempelajari fisika dengan materi radioaktif secara mandiri. Berdasarkan latar belakang masalah dan penjelasan tentang multimedia, peneliti punya keyakinan yang kuat bahwa penggunaan multimedia dapat mengoptimalkan hasil belajar fisika salah satunya adalah bahan ajar radiaktif

Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran dengan multimedia dapat memperbaiki prestasi belajar Fisika pada materi radioaktif?

2. Apakah pembelajaran dengan multimedia dapat mengoptimalkan prestasi belajar Fisika pada materi radioaktif?

Pembatasan Masalah

1.  Penggunaan multimedia dalam pembelajaran fisika dibatasi pada materi pokok radioaktif.

2. Hanya siswa yang mempelajari dan mengikuti proses pembelajaran fisika pada materi radioaktif semester genap.

3. Prestasi belajar di kelas XII. 1PA-1 dibatasi dalam mengerjakan soal fisika pada materi pokok radioaktif.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut dapat dirumuskan tujuan penelitian yaitu untuk mengoptimalkan prestasi belajar fisika pada materi radioaktif. siswa kelas XII.IPA.1 Semester 2 di SMA Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya baik secara teoritis maupun praktisi dalam dunia pendidikan, yakni:

1. Untuk Para siswa, Siswa dapat menggunakan multimedia sebagai media yang dapat membantu belajar secara mandiri.

2. Untuk para guru, guru bisa memanipulasi multimedia sebagai media pengajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dan memperbaiki situasi kelas.

3. Untuk Sekolahan, Penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan prestasi siswa.

4. Menambah referensi buku di perpustakaan.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Belajar

Winkel (1984) mengatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Selanjutnya menurut Sumadi Suryabrata (191: 7) menegaskan bahwa: “Belajar merupakan aktivitas yang menghasilkan perubahan baik secara actual maupun potensial. Perubahan itu pada dasarnya pemanfaatan kemampuan-kemampuan baru yang berlaku relative lama dan terjadi karena usaha, sedangkan menurut Gagne dalam Gredler (1991: 186) bahwa belajar merupakan perangkat kegiatan yang komplek dalam merubah memori siswa dari satu keadaan ke keadaan yang lain sebagai prestasi belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar siswa akan memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.

Berdasarkan batasan-batasan di atas maka daptlah dijelaskan bahwa belajar merupakan aktivitas yang dilakukan secara sengaja untuk menciptakan suatu perubahan perilaku baik perubahan dalam kognitif, psikomotorik dan afektif.

Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Prestasi belajar menurut Gagne dalam Gredler (1991: 181) dibedakan menjadi lima aspek, yaitu: kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan, sedangkan menurut Winkel,W.S. (1993:102) bahwa prestasi belajar adalah setiap kegiatan belajar yang menghasilkan suatu perubahan yaitu prestasi belajar. Dari aspek kognitif, prestasi belajr Nampak dalam suatu prestasi yang dicapai siswa dalam bentuk angka-angka sebagai bentuk perwujudan dari hasil proses belajar. Dalam hal ini prestasi yang dimaksud adalah prestasi yang dicapai siswa setelah mengalami proses pembelajaran fisika.

Jadi prestasi belajar Fisika adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang berupa pengetahuan dan pengalaman baru yang diperoleh melalui proses interaktif dalam pembelajaran Fisika antara peserta didik dengan lingkungan dan dapat diukur langsung dengan tes dan hasilnya dihitung dengan menggunakan diskriptif komparatif.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Nana Sudjana (1996: 61), yaitu: (a) faktor dari dalam diri siswa, (b) faktor yang datang dari luar dari siswa. Menurut Oemar Hamalik, (1982) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ditentukan oleh faktor intern dan faktor ekstern. Faktor Intern yaitu meliputi: 1) Minat, 2) Kebiasaan belajar, 3) Kesehatan. Faktor Ekstern yaitu meliputi 1) Lingkungan sekolah 2). Lingkungan masyarakat. 3) Lingkungan keluarga.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:238) menyatakan prestasi belajar dipengaruhi oleh factor intern dan factor ekstern. Faktor intern yang mempengaruhi sisw dalam proses pembelajaran adalah: 1). Sikap terhadap pelajaran, 2) motivasi belajar, 3). Konsentrasi belajar, 4) kemampuan mengolah bahan ajar, 5). Kemampuan menyimpan perolehan prestasi belajar, 6).kemampuan menggali prestasi belajar, 7) rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan belajar dan kebiasaan belajar. Faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar adalah: 1). Guru sebagai pembimbing belajar siswa, 2). Sarana dan prasarana belajar, 3). Kondisi pembelajaran, 4).kebijakan penilaian, 5). Kurikulum yang diterapkan dan lingkungan social siswa.

Dari uraian diatas, factor eksteren yang diprioritaskan dalam proses pembelajaran Fisika dengan pokok bahasan Radioaktif.

Multimedia

Menurut Azhar Arsyad (2004: 170) Multimedia adalah alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video. untuk menyampaikan pesan kepada publik. Teknologi multimedia memudahkan guru untuk menyampaikan materi pelajaran, dan siswa merasa terlibat dalam proses pembelajaran.

Elemen dasar multimedia yang biasa digunakan dalam pengembangan media pembelajaran diantaranya adalah grafik, teks, animasi, dan bunyi. Melalui multimedia, siswa, guru, dan masyarakat dapat memperoleh akses terhadap pendidikan berkualitas. Multimedia dalam sistem pendidikan sekarang ini menjadi teknologi penyampaian alternative pembelajaran. Seba-gai salah satu komponen sistem pembelajaran, penggunaan multimedia dalam pembelajaran harus memperhatikan karakter-istik komponen. Karakteristik multimedia pembelajaran adalah memiliki lebih dari satu media yang konvergen, bersifat interaktif, dan bersifat mandiri dalam pengertian memberi kemudahan terhadap siswa sehingga mereka bisa menggunakan tanpa bimbingan oran lain.

Adapun format sajian multimedia pembelajaran dapat dikategorikan ke dalam lima kelompok sebagai berikut: 1. Tutorial, 2. Drill dan Practise.,3. Simulasi, 4. Percobaan atau Eksperimen, 5. Permainan

Materi Pembelajaran

1.   Radioaktivitas

Radioaktivitas adalah proses di mana inti atom stabil melepaskan partikel subatom yang bertenaga dan merupakan sebuah proses acak, yang berarti bahwa secara fisik tidak mungkin untuk memprediksi apakah suatu inti atom tertentu akan meluruh dan memancarkan radiasi pada suatu waktu tertentu. Sebaliknya, radioaktivitas yang diukur dengan menggunakan setengah-hidup, yang merupakan periode waktu yang dibutuhkan oleh setengah dari inti untuk meluruh. Setengah-kehidupan berlaku untuk sampel dari berbagai ukuran, mulai dari kuantitas mikroskopik sampai kepada semua atom dengan tipe itu di alam semesta. Umur setengah-hidup ini sangat bervariasi, dari beberapa detik (astatine-218) sampai miliaran tahun (Uranium-238). Dalam dosis kecil, radioaktivitas adalah sebuah proses yang berguna dan dapat dimanfaatkan oleh manusia sedangkan dalam dosis besar, radioaktivitas sangatlah berbahaya dan berdampak buruk pada penduduk setempat sampai hari ini. Karena itu kita hanya bisa berharap agar para ilmuwan mampu mengembangkan penggunakan radioaktif secara bermanfaat dan aman.

a.   Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana sebuah inti atom yang tidak stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah atom.

Satuan internasional (SI) untuk pengukuran peluruh-an radioaktif adalah becquerel (Bq). Jika sebuah material radioaktif menghasilkan 1 buah kejadian peluruhan tiap 1 detik, maka dikatakan material tersebut mempunyai aktivitas 1 Bq. Karena biasanya sebuah sampel material radiaktif mengandung banyak atom,1 becquerel akan tampak sebagai tingkat aktivitas yang rendah; satuan yang biasa digunakan adalah dalam orde gigabecquerels.

Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi yang bermuatan positif dinama sinar alfa, dan yang bermuatan negatif diberi nama sinar beta. Selanjutnya Paul U.Viillard menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama sinar gamma.

b.   Sinar alfa (α). Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar alfa sama dengan inti helium-4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif.

c.   Sinar beta (β). Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang bemuatan-1e dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi/. Energi sinar beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat menempuh sampai 300 cm dalam udara kering dan dapat menembus kulit.

d.   Sinar gamma (γ). Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak bermassa. Sinar γ dinyatakan dengan notasi/. Sinar gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta, gamma, zat radioaktif buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan sinar Positron. Sinar X adalah radiasi sinar elektromag-netik.

2.   Laju peluruhan radioaktif. Laju peluruhan dari material radioaktif ditentukan oleh: a.Konstanta dan b. Variabel maka akan terciptanya Persamaan:

dimana

* adalah jumlah awal material aktif.

3.   Pengukuran aktivitas

Satuan aktivitas adalah: becquerel (simbol Bq) = jumah disintegrasi (pelepasan)per detik; curie (Ci) =/disintegrasi per detik; dan disintegrasi per menit (dpm).

4.   Waktu peluruhan

Untuk sebuah sampel radioisotop tertentu, jumlah kejadian peluruhan-dN yang akan terjadi pada selang (interval) waktu dt adalah sebanding dengan jumlah atom yang ada sekarang. Jika N adalah jumlah atom, maka kemungkinan (probabilitas) peluruhan (-dN/N) sebanding dengan dt:

Masing-masing inti radioaktif meluruh dengan laju yang berbeda, masing-masing mempunyai konstanta peluruhan sendiri (λ). Tanda negatif pada persamaan menunjukkan bahwa jumlah N berkurang seiring dengan peluruhan. Penyelesaian dari persamaan diferensial orde 1 ini adalah fungsi berikut:

Fungsi di atas menggambarkan peluruhan exponensial, yang merupakan penyelesaian pendekatan atas dasar dua alasan. Pertama, fungsi exponensial merupakan fungsi berlanjut, tetapi kuantitas fisik N hanya dapat bernilai bilangan bulat positif. Alasan kedua, karena persamaan ini penggambaran dari sebuah proses acak, hanya benar secara statistik. Akan tetapi juga, dalam banyak kasus, nilai N sangat besar sehingga fungsi ini merupakan pendekatan yang baik. Rerata waktu hidup disimbolkan dengan τ, dan mempunyai hubungan dengan konstanta peluruhan sebagai berikut:

Parameter yang lebih biasa digunakan adalah waktu paruh. Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan sebuah inti radioatif untuk meluruh menjadi separuh bagian dari sebelumnya. Hubungan waktu paruh dengan konstanta peluruhan adalah sebagai berikut:

Hubungan waktu paruh dengan konstanta peluruhan menunjukkan bahwa material dengan tingkat radioaktif yang tinggi akan cepat habis, sedang materi dengan tingkat radiasi rendah akan lama habisnya. Waktu paruh inti radioaktif sangat bervariasi, dari mulai 1024 tahun untuk inti hampir stabil, sampai 10-6 detik untuk yang sangat tidak stabil.

5.   Kegunaan Radioisotop. Radioisotop ialah isotop yang nukleusnya tidak stabil. Radioisotop akan mereput dengan memancar sinaran radioaktif yaitu zarah alfa, zarah beta. Kegunaan radioisotop untuk tujuan yang berlainan dalam bidang perobatan, pertanian, dan perindustrian.

a.  Pengobatan. Sinar gama dari kobalt-60 digunakan untuk membunuh sel-sel darah dalam rawatan radioterapi dan untuk membunuh kuman dalam proses pensterilan alat perubatan.

b. Pertanian. Kadar dan kuantiti penyerapan baja oleh tumbuhan ditentukan dengan mencampurkan fosfat yang radioaktif ke dalam baja.

c. Perindustrian. Dalam pembuatan kertas,kepingan plastik, dan kepingan logam, pengawalan ketebalan secara automatik boleh dicapai dengan,meletakkan sumber zarah beta di sebelah kepingan dan pengesan di sebelah yang lain.

METODE PENELITIAN

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Batik 1 Surakarta kepada siswa kelas XII.IPA.1 semester genap Tahun ajaran 2009/2010. Materi Fisika SMA Kelas XII Semester genap dengan pokok bahasan radioaktivitas dalam teknologi dan kehidupan sehari. Karena penulis di kelas XII.IPA hanya mendapat tugas 2 jam perminggu, maka penelitian dilakukan pada satu Standar Kompetensi saja yaitu pada Standar Kompetensi 4. SK ini terdiri dari 2 Kompetensi Dasar yaitu: 4.1. Mengidentifikasi karaktristik inti atom dan radioaktivitas. 4.2. Mendeskripsikan pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Mengingat peneliti mengajar 2 jam perminggu sementara masing-masing KD yaitu KD 4.1 terdiri dari 6 x 45 menit atau 3 kali pertemuan dan KD 4.2. juga terdiri dari 6 x 45 menit atau 3 kali maka penelitian dilakukan selama 6 minggu. Untuk KD 4.1. dilakukan setiap hari Kamis sesuai dengan jadwal mengajar penulis yaitu tgl. 7, 14 dan 21 Januari 2010. Untuk KD. 4.2. dilaksanakan juga setiap hari Kamis tanggal 28 Januari, 4 dan 11 Februari 2010.

Adapun jumlah siswa kelas XII.IPA.1 Tahun 2009/20120 sebanyak 44 siswa, yang terdiri dari 15 laki-laki dan 29 siswa perempuan.

Variabel

Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK adalah optimalisasi prestasi belajar pada materi radioaktif’ pada siswa kelas XII-IPA.1 semester genap SMA Batik 1 surakarta melalui variabel bebasnya adalah penggunaan multimedia pada pembelajaran fisika.

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

1.   Sumber data diambil dari siswa kelas XII-IPA.1.

2. Tehnik Pengumpulan data. Peneliti menggunakan bebe-rapa tehnik, yaitu: a. Observasi. Peneliti mengadakan observasi pada kegiatan siswa selama proses belajar mengajar fisika dengan materi radioaktif. Alat yang digunakan untuk observasi yaitu lembar observasi yang digunakan untuk mencatat seluruh kegiatan baik yang menyangkut sikap, tingkah laku, perhatian dan kretivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan saat test berlangsung. b. Tes. Bentuk tesnya adalah tes tertulis. Dilaksanakan setelah perlakuan tindakan kelas dilaksana-kan. Tes yang dilaksanakan sebelum perlakuan tindakan kelas dilaksanakan namanya tes kondisi awal. Tes yang dilaksanakan setelah perlakuan tindakan kelas namanya tes pada kondisi akhir. Tujuan tes ini adalah untuk mendapatkan data apakah ada peningkatan hasil belajar fisika dengan materi radioaktif siswa.

Validasi Data

Data yang diperoleh harus valid. Untuk mendapatkan data yang valid memerlukan suatu alat yang valid pula. Artinya alat yang valid berupa butir-butir soal yang disusun atas dasar kisi-kisi yang dipersiapkan terlebih dahulu agar tidak menyimpang dari tujuan yang diharapkan. Isi dari kisi-kisi tersebut meliputi: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Uraian Materi, Indicator.

Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif komparatif artinya membandingkan hasil belajar yang dicapai anak kondisi awal dengan pencapaian prestasi hasil belajar setelah mendapat perlakuan. Jika peningkatan prestasi hasil belajar pada kondisi akhir dimungkinkan masih bisa ditingkatkan, maka peneliti ingin mencoba melakukan tindak lanjut pada siklus ke dua (cycle 2). Tujuan tindak lanjut ini untuk memperbaiki sistim pembelajaran yang lebih baik serta mengatasi segala hambatan dan kelemahan yang ditemukan pada siklus sebelumnya sehingga prestasi belajar anak bisa dioptimalkan. Dalam menganalisa data tersebut, peneliti menggunakan prosedur sebagai berikut:

1.  Menganalisa data dengan menentukan apakah jawaban siswa benar atau tidak.

2.  Dari jawaban siswa yang betul, peneliti mendapatkan skore. Skor tersbut digunakan untuk mengukur pening-katan prestasi hasil belajar fisika pada maateri radioaktif dengan menggunakan multimedia. Untuk memperoleh skor peneliti menggunakan rumusan yang telah diterang-kan pada bab sebelumnya

Model Penelitian Tindakan Kelas

Model penelitian tindakan kelas ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kurt dalam Penelitian Tindakan (Antion Research) yang ditulis oleh Tim Pelatih Penelitian Tindakan Kelas (Action Research, Universitas Negeri Yogyakarta, 2000: 11).Menurut model tersebut, Pelaksanaan pnelitian tindakan mencakup empat tahap, yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi.

Langkah-Langkah Penelitian

1.   Siklus I (Cycle 1)

a.   Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menyususn Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), mempersiapkan materi yang akan disajikan dengan menggunakan multimedia. Mengadakan pengecekan fasilitas atau perlengkapan yang diperlukan dalam multimedia agar proses pembelajaran fisika dengan meteri karaktristik inti atom dan radioaktivitas berjalan lancar, mepersiapkan kisi-kisi test.Jumlah soal yang disediakan adalah 30 item. Persiapan materi yang akan disajikan dalam penelitian ini adalah karaktristik inti atom dan radioaktivitas. Tindakan pada tahap siklus I direncanakan 3 kali pertemuan atau 6 x 45 menit. Pertemuan I memerlukan waktu 2 x 45 menit, pertemuan ke II, 2 x 45 dan pertemuan ke III untuk test selama 60 menit. Setiap kali pertemuan proases pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap yaitu appersepsi atau pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Alokasi waktu untuk appersepsi kurang lebih 20 menit, kegiatan inti 60 menit dan penutup 10 menit.

Dalam setiap pertemuan pada siklus I kegiatan intinya adalah sebagai berikut:

a). Peneliti menjelaskan characteristik inti atom dan radioaktif dengan menggunakan multimedia dan siswa mengamati serta mencatat hal-hal penting.

b). Guru membentuk kelompok yang terdiri darti 4-5 siswa.

c). Guru memberi tugas siswa untuk berdiskusi dan mengerjakan latihan.

d). Guru membantu memecahkan kesulitan yang dihadapi siswa

e).  Masing-masing kelompok mempresentasikan ha-sil kerja

f).   Guru memantau dan membantu pelaksanaan dalam mempresentasikan bila menghadapi kesulitan.

g)   Siswa mengerjakan tes.

h). Guru mengoreksi pekerjaan siswa.

Penutup merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri satu pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap penutup antara lain refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b.   Pelaksanaan (Implementasi)

Dalam tahapan ini, peneliti melaksanakan proses pembelajaran fisika dengan materi kharasteristik inti atom dan radioaktif pada siswa kelas XII-IPA.1 pada semester genap dengan multimedia. Tujuan kegiatan tersebut adalah memberi pemecahan kepada siswa yang mempunyai kesulitan dalam belajar fisika dengan materi tersebut.

1). Pertemuan Pertama

Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia pada materi pokok materi kharasteristik inti atom dan radioaktif. Setelah menjelaskan dan mempresentasikan materi selesai kemudian peneliti membentuk kelompok yang setiap kelompoknya terdiri empat siswa. Setiap kelompok untuk berdiskusi untuk memahami tentang kharasteristik inti atom dan radioaktif dan kemudian hasil diskusinya dipresentasikan didepan temannya.

2). Pertemuan kedua

Pemberian kesempatan kepada siswanya untuk bertanya hal yang dianggap sulit. Setelah selesai mengatasi permasalahan yang berkaiatan dengan tugas yang diberikan kepada siswa pada pertemuan pertama. Guru melanjutkan prosses pembelajarannya masih berkaitan dengan materi kharasteristik inti atom dan radioaktif.Selanjutnya guru memberi penjelasan singkat dengan Handout materi sekitar sepuluh menit untuk persiapan belajar kelompok untuk menghadapi evaluasi. Anggota ke-lompok masih sama dengan kelompok pada pertemuan pertama. Guru hanya memantau dan membantu bila siswa menghadapi kesulitan.

Setelah proses kegiatan belajar mengajar dengan multimedia selasai maka untuk mengetahui seberapa jauh kemajuan siswa dalam penguasaan materi materi kharasteristik inti atom dan radioaktif maka guru mengadakan tes untuk pertemuan berikutnya.

c.   Pengamatan (Observing) Guru mengamati dan mencatat semua kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar fisika dengan meteri tersbut diatas dengan menggunakan multimedia termasuk situasi pada saat tes tertulis berlangsung.

d.   Refleksi (Reflecting)Kegiatan ini menganalisa data yang diperoleh baik yang berupa data kuantitatif ataupun data kualitatif. Hasil dari analisa tersebut dijadikan dasar untuk membuat perencanaan sistim pembelajaran yang lebih bagus dan menarik. Untuk diterapkan pada siklus ke 2.

2.   Siklus ke 2 (Cycle 2)

a.   Perencanaan Tindakan

Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan materi pokok lanjutan yaitu pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan mengadakan perencanaan dan kegiatan yang sama seperti pada siklus 1.

b.   Pelaksanaan (Implementasi)

Dalam tahapan ini, peneliti melakukan tindakan lanjutan dalam mengajar fisika dengan materi pemanfaatan radioaktif dalam teknologi. Tujuan kegiatan tersebut adalah memberi pemecahan bagi siswa yang masih mempunyai kesulitan dalam belajar materi tersebut dan berusaha untuk meningkatkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan siklus sebelumnya.

1).  Pertemuan Pertama

Untuk sekian kalinya peneliti mengadakan proses pembelajaran dengan menggunakan multime-dia. Guru menjelaskan bagaimana mengetahui pemanfaatan radioaktif dalam teknologi kepada siswa. Sebelum itu guru mengulas dan melatih kembali bagaimana cara mendiskripsikan dan memahami ruang lingkup kharasteristik inti atom dan radioaktif. Guru terus memberi pujian sambil mengo-reksi sebagian hasil siswa yang sudah dilaporkan. Beberapa saat setelah siswa mengungkapkan hasil pekerjaannya dan guru sudah memberi komentar dan koreksiannya situasi dibuat agak santai dan menyenangkan maka guru mengalihkan perhatiannya untuk mendeskripsikan pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya guru memberi tugas siswa untuk dikerjakan dirumah. Hasil akan dilaporkan pada pertemuan selanjutnya.

2).  Pertemuan Kedua

Berdasarkan hasil temuan pada pertemuan pertama, Peneliti menjumpai sebagian besar siswa sangat memperhatikan pada saat guru menerangkan kembali untuk memperjelas pemahaman tentang kharasteristik inti atom dan radioaktif. Mereka selalu mencatat hal-hal baru yang belum diperoleh pada pertemuan pertama. Sebagian besar siswa sudah berinisiatif untuk mendeskripsikan pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari, maka selanjutnya beberapa siswa diminta untuk menjelaskan apa yang mereka fahami tenteng materi tersebut. Untuk mengetahui sejauh mana kemajuan yang mereka peroleh, maka guru mengadakan evaluasi. Setelah hasil tes diperoleh maka selanjutnya guru menganalisa hasil tes dan membandingkan dengan hasil tes sebelumnya. Berdasarkan hasil evalausi itu baru kemudian guru mengambil kesimpulan benarkah siklus kedua lebih baik hasilnya jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya.? Bila siklus kedua hasilnya lebih baik berarti tidak ada hambatan untuk memahami dan mengerti benar pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari

c. Pengamatan/monitoring

Kegiatan sama dengan pada siklus I.

d. Refleksi (Reflecting)

Kegiatan ini menganalisa data yang diperoleh baik yang berupa data kuantitatif ataupun data kualitatif dari hasil observasi dengan instrument yang ada. Apabila hasil belajar siswa sudah mencapai 65 % pencapaian kriteria kopetensi minimal (KKM) maka siklus berikutnya tidak diperlukan mengingat keterbatasan waktu yang tersedia.

HASIL PENELITIAN

Pendekatan pembelajaran sebelumnya tidak mempenga-ruhi peningkatan prestasi hasil belajar fiosika dengan pokok bahasan radioaktif. dan begitu pula peran guru. Perubahan itu muncul, setelah peneliti memahami tentang penelitian tindakan kelas dan dipraktekan dalam proses pembelajaran. Peneliti menggunakan pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa dengan menggunakan multimedia sedangkan pelaksanaannya dengan diskusi kelompok. Penjelasan materi secara rinci diberikan kepada siswa agar didiskusikan dengan kelompoknya. Pendekatan yang peneliti gunakan cukup mampu menciptakan situasi yang sangat hidup. Artinya semua siswa aktif dalam mengungkapkan apa yang menjadi pemikrannya atau pemahamannya. Hal ini memberi bukti bahwa peningkatan prestasi hasil belajar siwa bisa terlihat. Untuk lebih rinci bisa dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel Hasil belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

N0

Uraian

Nilai

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

2

3

4

5

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Rata-rata

Jumlah siswa yang tuntas

Jumlah siswa yang belum tuntas

80

40

60

13

(29.55 %

31 (70,45)

86

50

67,27

35

(79,55%)

9 (20,45 %

80

66

71,45

44

(100 %)

Catatan: Skor maksimal baik pada ulangan kondisi awal, Siklus I

Siklus II adalah 100 dengan batas ketuntasan skor 65.

PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Guru cenderung mengajar fisika dengan materi radioaktif dengan apa adanya, tanpa adanya persiapan yang tepat untuk mengajar materi radioaktif seperti, pendekatan, strategi dan metode. Akibatnya kebuntuhan dan ketidak fahaman mengung-kapkan pemikiriannya dalam materi radioaktif akan terjadi. Hal ini menyebabkan siswa mengalami frustasi karena ketidakmampuan dalam mengungkapkan pemikrannya baik secara lesan atupun secara tertulis. Akhirnya hasil belajar fisika dengan materi radioaktif untuk siswa tergolong rendah. Terbukti hanya 13 siswa atau (29,55%) yang mencapai nilai tuntas, nilai tertingginya adalah 80, nilai terendah 40 dan rata-rata 60. Jumlah siswa yang belum tuntas berjumlah 31 siswa atau 70,45 %

Siklus I

Proses pembelajaran dengan pendekatan students centered approach dengan menggunakan multimedia bisa meningkatkan kemampuan dalam mengungkapkan pemikirannya dan ide dalam bentuk tulis dengan indikator diantaranya; setiap pelajaran fisika dengan materi radioaktif siswa sangat cepat dalam merespon sehingga hal ini bisa mendorong siswa untuk berkreative dalam mengungkapkan setiap pemikirannya sesuai dengan materi yang diberikan. Yang demikian memberi dampak positif terhadap hasil ulangan siswa. Hasil rata-ratanya adalah 67,27 tertingginya 86, nilai terendah nya 50 dan jumlah siswa yang tuntas ada 35 siswa atau 79,55% dan yang belum tuntas 9 siswa atau 20,45 %.

a.   Pengamatan (Observing)

1).  Pertemuan pertama

Ketika pertama kali guru memulai pelajaran radioaktif dengan multimedia beberapa siswanya sangat respondsif untuk ingin tahu tapi juga ada siswa yang belum memberikan perhatian terhadap penayangan materi kharasteristik inti atom dam radioaktif tapi lama kelamaan mereka terbawa untuk ikut memperhatikan

2).  Pertemuan kedua

Siswa sangat perhatian terhadap penjelasan guru mengenai apa yang ada dalam tayangan multimedia. Mereka selalu mencatat hal-hal yang baru dari penjelasan guru. Keinginan siswa untuk ingin tahu sudah tumbuh. Siswa sangat asyik untuk mengungkapakam apa yang ia ketahui tentang kharasteristik inti atom dam radioaktif. Selanjutnya pelaksanaan test diberikan dan hasilnya dianalisa untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar atau belum.

b.   Refleksi (Reflecting)

1).  Pertemuan pertama

Peneliti terus memberi lebih banyak perhatian dan dorongan kepada siswanya agar lebih berani untuk mengungkapkan pengetahuannya, pemikirannya dan gagasannya baik secara lesan atau tulisan agar mampu meningkatkan hasil belajar kharasteristik inti atom dam radioaktif. Kebanyakan siswa mudah menyerah bila menemukan kesulitan.

2).  Pertemuan kedua

Berdasarkan hasil tes pada siklus I, siswa mulai faham dan ada peningkatan hasil belajar kharasteristik inti atom dam radioaktif. Peneliti harus pandai menyam-paikan materi tersebut yang lebih menarik agar siswa lebih tertarik dan menyenangi pelajaran fisika dengan materi kharasteristik inti atom dam radioaktif. Karena tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengoptimalkan prestasi hasil belajar dan kualitas proses pembelajaran, peneliti terus melaksanakan pemebelajar-an yang lebih bagus dan menarik. Kelemahan yang dijumpai pada siklus 1 harus dipecahkan pada siklus 2. Sehingga pelaksanaan siklus 2 tepat sasaran untuk perbaikan siklus sebelumnya.

Siklus II

Dengan melihat hasil belajar pada siklus I, maka pada siklus ke II perlu ditingkatkan baik pada proses pembelajaran ataupun prestasi hasil belajar dioptimslksn. Kelemahan yang ada pada siklus I telah teratasi pada siklus ke II sehingga hasil test yang dicapai pada siklus 2 mengalami kenaikan yang begitu mencolok. Hal itu disebabkan karena siswa bisa belajar secara mandiri baik itu dirumah maupun di sekolahan. Rata-rata hasil belajar pada siklus II adalah 71,45, dengan nilai tertingginya 80 dan terendahnya 66, jumlah siswa yang tuntas ada 44 atau (100%). Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran fisika dengan materi radioaktif dengan menggu-nakan multimedia dengan pendekatan students centred dan belajar kelompok dapat meningkatkan hasil belajar dengan materi radioaktif siswa kelas XII-IPA.1 di SMA Batik I Surakata. Kenaikan prestasi hasil belajar dengan naiknya rata-rata perolehan dan siswa yang tuntas mengalami kenaikan yang cukup maka lanjutan siklus berikutnya tidak diperlukan.

a.  Pengamatan (observing)

1). Pertemuan pertama

Para siswa mulai memberi respon yang bagus terhadap pembelajaran materi radioaktif dengan multimedia. Sebagian besar siswa ikut aktif dalam menjalankan kelompok study untuk mengungkapkan pandangannya atau pemikirannya yangberhubungan dengan materi tersebut.

2). Pertemuan kedua

Respon siswa dan keberaniannya untuk meng-ungkapkan masalah yang ada dalam materi radioaktif sudah muncul, terbukti kebanyakan siswa sudah tidak takut lagi untuk mengungkapkan hasil analisa deskripsi pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari, yang mereka buat sendiri tanpa ada perintah dari guru. Sebagian dari mereka sangat aktif tapi sebagian siswa mengeluhkan minimnya pengetahuan yang mereka miliki. Hasil tes pada siklus ke II (cycle 2) ternyata masih jauh lebih baik jika dibandingkan dengan hasil tes pada kondisi awal karena siswa mendapatkan cara bekajar secara mandiri.

bRefleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dan tes, peneliti mengevaluasi kemampuan siswa pada pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari, dan sekaligus kerangka proses belajar mengajar yang dia sajikan. Hasil dari tahap ini memang lebih baik dari pada siklus pertama. Hasil yang dicapai pada siklus kedua (100 %) siswa telah menacapi kriteria ketuntasan minimal. Berarti penggunaan multimedia dalam pembelajaran pemanfgatan rdioaktif dalam tehnologi bisa mengoptimalkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil (out put) penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan pengajaran writing skills dengan mengguna-kan multimedia dapat meningkatkan hasil belajar fisika dengan materi radioaktif. Siswa menjadi lebih cepat untuk bisa mengungkapakan pemikirannya yang berhubungan dengan materi tersebut dan berkreative dalam belajar fisika.

Para siswa tampak lebih aktif dan kreative dalam menanggapi dan menyelsaikan persoalan yang berhubungan dengan fisika pada materi radioaktif dan sekaligus berlatih kri-tis dalam mengungkapkan pemikirannya secara lisan ataupun secara tertulis. Mereka terus berusaha mencari bahan bacaan yang mendukung dengan materi tersebut.

Implikasi

1). Sekolah menyediakan berbagai buku bacaan yang mendukung dengan materi ajar tersebutr.

2).                 Guru menyusun RPP dengan poko bahasan tersebut secara tepat.

3).  Kepala sekolah selalu memonitor dan mendorong guru untuk kreative dalam menggunakan pendekatan, strategi dan metode yang tepat dalam pembelajaran.

Saran

1. Kepala Sekolah

a.   Kepala Sekolah hendaknya memberi pengharga-an kepada setiap guru yang mau berinovasi dalam proses pembelajaran.

b.   Kepala sekolah hendaknya memberi fasilitas untuk guru yang aktif dalam melakukan penelitian tindakan kelas.

c.    Kepala sekolah hendaknya selalu mendorong guru untuk melakukan penelitian guna penghitungan AKJG

2. Guru

a.   Para guru perlu mempunyai kreativitas dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan berbagai media terutama multimedia.

b.   MGMP diaktifkan untuk membahas masing-masing temuan yang dialami oleh setiap guru selanjutnya bisa diatasi bersama dalam rangka membawa siswa lebih baik hasil belajarnya.

3. Siswa

a.   Siswa seharusnya lebih aktif untuk membaca buku-buku fisika yang bermedia.

b.   Siswa mau menanyakan setiap kesulitan yang dihadapi

c.    Siswa mencatat setiap kseulitan pada saat belajar fisika.

d. Siswa sebaiknya lebih aktif mengadakan belajar kelompok

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Dimyati dan Mujiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.Rinela Cipta.

Gredler,Margaret E.Bell. 1991. Learning and ionstruction, New York: Macmillan Publishing.

Hamalik, O. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nana Sujana.1996. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Nasution, S. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Penerbit Tarsito.

Nurhadi, & Senduk, G., A., 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sumadi Suryabrata, 1991. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali.

Winkel. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

Winkel, W.S. 1993. Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Gramedia.