Media Pembelajaran dan Alat Peraga Untuk Membantu Memecahkan Persoalan
MEDIA PEMBELAJARAN DAN ALAT PERAGA
UNTUK MEMBANTU MEMECAHKAN PERSOALAN
DALAM MEMBELAJARKAN MATEMATIKA DI SMK
Sarini
SMK Negeri 1 Sukoharjo
ABSTRAK
Proses pembelajaran dapat tercapai dengan baik apabila sesuai dengan metode dan media pembelajarannya. Pada kesempatan ini pembahasan terfokuspada media pembelajaran. Media pembelajaran adalah inovasi yang diberikan guru agar pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan dan indikatornya.Yang dimaksud pembelajarn di sini adalah pembelajaran Matematika, artinya bahwa mata pelajaran yang bersifat abstrak sehingga membutuhkan penalaran yang tinggi untuk memahaminya. Tugas seorang guru adalah berusaha agar matematika yang bersifat abstrak dapat cepat dipahami oleh siswa. Maka untuk mengatasi kesulitan belajar siswa harus diupayakan inovasi dalam pembelajaran agar tumbuh kembali minat dan perhatian siswa mempelajari matematika sehingga hasil belajar maaksimal. Inovasi dalam pembelajaran untuk membantu siswa memahami matematika adalah menggunakan media dan alat peraga.
Kata Kunci: Alat Peraga; Matematika; Media Pembelajaran
Pendahuluan
Latar Belakang
Media pembelajaran sangat penting bagi proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran, proses pembelajaran menjadi lebih menaraik siswa untuk belajar lebih tekun. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka pembelajaran berbasis Ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang. di bidang teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) berdampak pada semua ilmu kehidupan. Selain perkembangan yang pesat, perubahan teknologi juga terjadi dengan cepat. Karenanya diperlukan kemampuan untuk memperoleh, mengelola dan memanfaatkan iptek tersebut secara proporsional. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran yang sistematis, logis dan kritis yang dapat dikembangkan melalui peningkatan mutu pendidikan. Hal yang paling menentukan untuk tercapainya pendidikan yang berkualitas adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran sistematis, logis dan kritis yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika. Matematika merupakan salah satu komponen dari serangkaian mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun sampai saat ini banyak siswa merasa matematika sebagai mata pelajaran yang sulit.
Marti (2010) berpendapat bahwa, objek matematika yang bersifat abstrak tersebut merupakan kesulitan tersendiri yang harus dihadapi peserta didik dalam mempelajari matematika. Tidak hanya peserta didik, guru pun mengalami kendala dalam mengajarkan matematika terkait sifatnya yang abstrak tersebut. Konsep-konsep matematika dapat dipahami dengan mudah bila bersifat konkret.
Karenanya pembelajaran matematika harus dilakukan secara bertahap. Pembelajaran matematika harus dimulai dari tahapan konkret , lalu diarahkan pada tahapan semi konkret, dan pada akhirnya siswa dapat berpikir dan memahami matematika secara abstrak.
Untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas, guru seringkali menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran. Khususnya bagi guru matematika dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih menunjukkan dan keterbatasan. Terutama dalam memberikan gambaran konkret dari materi yang disampaikan, sehingga hal tersebut berakibat langsung kepada rendah dan tidak meratanya hasil yang dicapai oleh para siswa. Kondisi semacam ini akan terus terjadi selama guru matematika masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa dan mengabaikn peran media pembelajaran.
Tujuan
Untuk memaksimalkan kualitas proses pembelajaran dan meningkatkan partisipasi siswa dalam berkolaborasi dengan teman sekelas dan guru sebagai pendidik. Selain itu, untuk meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan media dan alat peraga pembelajaran.
Manfaat
(1) Untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika dengan menggunakan media pembelajaran dan alat peraga pembelajaran.(2) Untuk meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan media dan alat peraga pembelajaran. (3) Untuk memanfaatkan media dan alat peraga pembelajaran matematika untuk meningkatkan aktuitas mengajar. (4) Untuk memanfaatkan media dan alat peraga pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (5) Untuk mengembangkan model- model pembelajaran. (7) Dapat meningkatkan kinerja guru. (8) Untuk dijadikan sebagai bahan referensi guru mata pelajaran lain. Meningkatkan mutu pendidikan , khususnya mata pelajaran matematika di SMK Negeri 1 Sukohajo. Memberikan sumbangan yang positif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Kajian Pustaka
Pengertian Media
Media adalah suatu alat perantara atau pengantar yang berfungsi untuk menyalurkan pesan atau informasi dari suatu sumber kepada penerima pesan. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Gerlac dan Ely (1971) mengatakan bahwa media dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, dan sikap. Sadiman dkk, “Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat meransang fikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”. Menurut Gagne, “Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”.
Jadi dapat disimpulkan, media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seseorang ke orang lain sehingga dapat memotivasinya untuk belajar.
Pengertian Alat Peraga
Briggs dalam Noehi Nasution (2004) berpendapat bahwa harus ada sesuatu untuk mengkomunikasikan materi (Pesan Kurikuler) supaya terjadi proses belajar. Karena itu dia mendefinisikan alat peraga sebagai alat peraga sebagai ; “Wahana Fisik Yang Mengandung Materi Pembelajaran”.
Menurut Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Alat peraga adalah suatu benda asli dan benda tiruan yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi peserta didik.
Model benda nyata yang digunakan untuk mengurangi keabstrakan materi matematika dinamakan alat peraga pembelajaran matematika. Alat peraga matematika dapat diartikan sebagai suatu perangkat benda yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika.
Perbedaan Media dan Alat Peraga
Perbedaan media dengan alat peraga terletak pada fungsinya dan bukan pada substansinya. Suatu sumber belajar disebut alat peraga bila hanya berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran saja; dan sumber belajar disebut media bila merupakan bagian integral dari seluruh proses atau kegiatan.
Media memiliki tugas sebagai guru dan menjadi sumber belajar bagi peserta didiknya. Dengan demikian media memiliki peran utama dalam keberhasilan pendidikan sedangkan alat peraga hanya menjadi perantara dalam memudahkan penyampaian informasi dari guru kepada peserta didiknya.
Fungsi Media Alat Peraga dan dalam Pembelajaran Matematika
Pada dasarnya peserta didik belajar melalui yang konkret. Untuk memahami konsep abstrak, anak memerlukan benda-benda konkret (riil) sebagai perantara. Selanjutnya konsep abstrak yang baru dipahami akan mengendap, melekat, dan tahan lama bila ia belajar melalui berbuat dan memahami pengertian, bukan hanya melalui mengingat fakta.
Dengan demikian alat peraga dalam pembelajaran matematika berfungsi sebagai: (1) Motivasi dalam proses belajar mengajar; (3) Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret; (4) Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami dengan jelas; (5) Konsep-konsep abstrak yang disajikan dalam bentuk konkret.
Oleh karena itu, fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar peserta didik mampu menangkap arti sebenarnya konsep tersebut. Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi obyek/alat peraga maka peserta didik mempunyai pengalaman-pengalaman dalam kehidupan seharihari tentang arti dari suatu konsep.
Selain dari fungsi atau faedah di atas penggunaan alat peraga itu dapat dikaitkan dan dihubungkan dengan: (1) Pembentukan konsep; (2) Pemahaman konsep; (3) Latihan dan penguatan; (4) Pelayanan terhadap perbedaan individual termasuk pelayanan terhadap anak lemah dan anak berbakat; (5) Pengukuran yaitu alat peraga yang dapat dipakai sebagai alat ukur; (6) Pengamatan dan penemuan sendiri ide-ide dan relasi baru serta penyimpulannya secara umum; alat peraga sebagai obyek penelitiannya maupun sebagai alat untuk meneliti; (7) Pemecahan masalah pada umumnya; (8) Menumbuhkan minat untuk berpikir; (9) Menumbuhkan minat untuk berdiskusi; (10) Menarik perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar Fungsi media pembelajaran antara lain sebagai berikut: (1) Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh dua orang peserta didik yang hidup di dua lingkungan yang berbeda dan mempunyai pengalaman yang berbeda pula. Dalam hal ini media dapat mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut; (2) Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungan; (3) Media menghasilkan keseragaman pengamatan; (4) Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkret sampai kepada yang abstrak.
Jenis-jenis Alat Peraga dan Media
Sebelum mengenal jenis-jenis alat peraga dan media, terlebih dahulu diketahui bahwa alat peraga itu dapat berupa benda riil dan gambar atau diagram. Keuntungan alat peraga benda riil adalah benda-benda itu dapat dipindahpindahkan (dimanipulasikan). Sedangkan kelemahannya tidak dapat disajikan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, untuk bentuk tulisan harus dibuat gambarnya, tetapi tidak dapat dimanipulasikan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat alat peraga adalah sebagai berikut: (1) Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat). (2) Bentuk dan warna menarik; (3) Sederhana dan mudah dikelola; (4) Ukuran sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak; (5) Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk riil, gambar atau diagram; (6) Sesuai dengan konsep matematika.(7) Dapat menunjukan konsep matematika dengan jelas; (8) Peragaan itu dapat menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir abstrak siswa; (9) Bila kita mengharapkan agar peserta didik belajar aktif (individual atau berkelompok) alat peraga yang di gunakan dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dan dicopot (diambil dari susunannya); (11) Kadangkala alat peraga tersebut dapat berfaedah lipat (banyak).
Jenis-jenis media pembelajaran:
(1) Media visual dua dimensi tidak transparan (2) Media visual dua dimensi yang transparan. (3) Media audio. (4) Media audio visual. (5) Multimedia.
Jenis-jenis alat peraga dalam pembelajaran matematika:
Alat peraga kekekalan luas ;Alat peraga kekekalan panjang; Blok Dienes, volume kubus, volum balok, volum bola, volum kerucut, volum limas; Alat peraga kekekalan banyak; Alat peraga untuk pengukuran dalam matematika. Di bawah ini contoh alat peraganya:
Tangram
Tangram ini berasal dari Cina kuno. Tangram dapat dibeli di pasaran, tetapi dapat juga dengan mudah dibuat sendiri. Biasanya, tangram ini terdiri dari 7 buah potongan yang terdiri dari 5 buah segitiga, 1 persegi, dan 1 jajargenjang. Penyusunan tangram ini terdapat 13 bentuk yang mungkin terdiri dari 1 segitiga, 6 segiempat, 2 segilima, dan 4 segienam. Aktivitas tangram ini untuk melatih anak-anak dalam pemecahan masalah tertentu seperti cara coba-coba.
Menara Hanoi
Fungsi atau kegunaan dari menara Hanoi adalah untuk menemukan barisan bilangan dengan cara bermain. Cara penggunaanya adalah: Pindahkan susunan cakram dari satu tiang ke tiang yang lain dengan susunan seperti semula dengan aturan: Pindahkan hanya satu cakram pada setiap pemindahan Cakram yang lebih besar tidak boleh diletakkan di atas cakram yang lebih kecil
Batu
Batu adalah alat peraga paling sederhana yang dapat digunakan dalam operasi bilangan dan peluang.
Kuadrat Jumlah
Kuadrat jumlah berfungsi membantu siswa dalam memahami pengertian jumlah kuadrat dua variabel dengan menggunakan luasan bangun datar. Kuadrat jumlah digunakan sebagai alat peraga pada materi persamaan kuadrat. Cara penggunaanya adalah:
- Susun dan letakkan bangun yang terdiri dari persegi dan persegi panjang papan persegi yang panjang sisinya a+b
- Tunjukkan bahwa panjang sisi persegi dari bingkai tersebut adalah (a+b) dengan melihat batasan-batasan dari potongan
- Tunjukkan bahwa luas dari binkai adalah (a+b)(a+b)
- Kemudian amati luasan bingkai yang terbentuk dari potongan-potongan: a, ab, ab dan b2
- Dari pengamatan dapat disimpulkan bahwa (a+b)(a+b) = a2+2ab+b2
(a+b)2=a2+2ab+b2
Model Phytagoras
Gambar tersebut adalah sebuah alat peraga untuk menunjukkan kebenaran rumus phytagoras bahwa kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sikusikunya.
Cara penggunaannya adalah:
- Buatlah potongan-potongan tripleks kemudian translasikan potongan-potongan tripleks tersebut pada bujur sangkar kecil dan sedang ke bujur sangkar besar (sisi miring segitiga)
- Setelah potongan-potongan tersebut tepat memenuhi luasan bujur sangkar sisi miring maka telah terbukti kebenaran rumus phytagoras.
Volume Kubus
Volume kubus berfungsi untuk membantu siswa dalam memahami konsep volume kubus dan menunjukkan bagaimana cara memperoleh volum kubus. Cara penggunaannya:
- Mula-mula isikan satu persatu kubus- kubus kecil ke dalam kubus besar sehingga penuh sambil membilang, ternyata kubus besar dapat dipenuhi oleh 27 buah kubus kecil.
- Hitunglah banyaknya kubus kecil pada bagian panjang, bagian lebar, dan pada bagian tinggi.
- Ternyata banyaknya kubus kecil untuk ketiga bagian tersebut sama yaitu masing-masing 3 buah dan jika dikalikan 3 x 3 x 3 = 27. Hasilnya sama dengan jumlah kubus-kubus kecil yang memenuhi kubus besar.
Klinometer
Klinometer merupakan alat pengukur sudut. Dengan bantuan peraga klinometer, kita dapat mengukur tinggi suatu benda di sekitar kita, misalnya pohon, gedung, tiang, dll Klinometer sendiri berfungsi dalam membantu menentukan besarnya sudut elevasi dan klinometer dapat digunakan sebagai alat peraga pada materi trigonometri.
Cara penggunaannya adalah: Penggunaan klinometer sebaiknya dilakukan oleh dua orang, satu orang memegang dan membidik sasaran yang akan di ukur dan satu orang yang lain melakukan pengamatan dengan membaca sudut dan mencatat hasilnya.
Volume limas
Pada gambar di samping tampak ada 3 limas siku-siku yang kongruen. Jika ketiga limas tersebut digabungkan maka akan terbentuk suatu kubus dengan sisinya adalah sisi alas limas tersebut. Jadi volum limas sama dengan sepertiga volum kubus.
Pengubinan
Gambar di samping adalah beberapa macam model ubin yang dapat digunakan untuk menemukan pola-pola pengubinan dan meningkatkan kreativitas serta daya tarik siwa terhadap keindahan pola, dapat mengembangkan daya hayal siswa terhadap bangun geometri.
Penutup
Media yang dibuat dapat meningkatkan motivasi siswa dan alat peraga yang dipakai mudah digunakan oleh siswa.Pemilihan media harus secara objektif, bukan didasarkan atas kesenangan guru. Selain itu. Hendaknya disesuaikan dengan metode dan materi yang dibelajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman,M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar..2002.Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hendriana dan Sumarno. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung; Refika Aditama.
Jihat, Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: Multipressindo.
Rostina, Sundayana. 2018. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta.
Sundayana, Rostina. 2013. Media Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta.