MELAKSANAKAN BIMBINGAN TERHADAP GURU PAK

UNTUK DAPAT MENERAPKAN STRATEGI LITERASI

DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 4 BALIGE

SEMESTER GANJIL TP. 2019/2020

 

Timbul Sarumpaet

SMP Negeri 4 Balige

 

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan bimbingan berkelanjutan dari pengawas sekolah akan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran didalam kelas? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk upaya untuk meningkatkan Kompetensi Guru PAK dalam proses belajar mengajar di Kecamatan Balige secara spesifik di SMP Negeri 4 Balige dengan memberikan bimbingan berkelanjutan terhadap guru PAK dalam pembuatan perangkat Pembelajaran (didalamnya terdapat bukti kreatifitas dan Inovasi) yang menerapkan strategi literasi dalam proses pembelajaran. Subyek dalam PTS ini adalah guru kelas dan guru matapelajaran yang sudah menggunakan kurikulum 2013 dalam pembelajaran karena masih ada yang menggunakan KTSP di SMP Negeri 3 Balige Kec. Balige Kabupaten Toba Samosir pada semester ganjil Tahun Ajaran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) sebanyak tiga putaran (siklus). Sasaran penelitian ini adalah Data yang diperoleh berupa pengisian angket, Instrumen Pengelolaan Pengajaran dan Intrumen Aktivitas Guru PAK se-kecamatan Balige yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Balige Tahun pelajaran 2019/2020. Dari hasil analisa didapatkan hasil peningkatan presentasi prestasi kompetensi berinovasi dan berkreatifitas secara signifikan setelah mendapatkan perlakuan dari tiap siklus meningkat dari siklus I, (64,50%), siklus II, (71,51%) dan siklus III (78,80%). Kesimpulan dari Penelitian ini adalah guru PAK harus berusaha mengguanakan strategi literasi dalam pembelajaran dengan fasilitas sarana dan prasarana yang ada maka dibutuhkan Kompetensi Guru PAK memahami strategi literasi sehingga dapat diterapkan seluruh guru Pak di Kecamatan Balige secara khusus pada SMP Negeri 4 Balige Kec. Balige Kabupaten Toba Samosir Tahun Pelajaran 2019/2020.

Kata Kunci: Upaya Pengawas, Strategi Literasi

 

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Upaya sistematis dan berkesinambungan perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa. GLS untuk menumbuhkan minat baca dan kecakapan literasi telah dicanangkansejak tahun 2016, namun saat ini belum sepenuhnya menyentuh aspek pembelajaran di kelas karena kondisi sekolah dan kelas berbeda-beda. Beberapa panduan terkait GLS telah diterbitkan tahun 2016 oleh Dikdasmen Kemendikbud, yakni (1) Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, (2) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar, (3) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Pertama, (4) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Luar Biasa, (5) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas; (6) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan, (7) Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah, (8) Manual Pendukung Gerakan Literasi Sekolah untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama.

Saat ini, GLS perlu disempurnakan dengan panduan teknis dan pelatihan atau penyegaran untuk memampukan guru PAK melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran. Salah satu pelatihan tersebut adalah pelatihan dan/atau penyegaran instruktur Kurikulum 2013. Materi yang disajikan terutama menekankan pada peningkatan keterampilan mengelola pembelajaran dengan strategi literasi untuk meningkatkan kecakapan literasi siswa, membentuk karakter, dan mengembangkan keterampilan abad ke-21 (keterampilan berpikir tingkat tinggi). Beragam teks yang digunakan dalam satu konteks ini disebut teks multimoda (multimodal text). Adapun pembelajaran yang bersifat multiliterasi–menggunakan strategi literasi dalam pembelajaran dengan memadukan karakter dan keterampilan abad ke-21 (keterampilan berpikir tingkat tinggi) diharapkan dapat menjadi bekal kecakapan hidup sepanjang hayat.

Berdasarkan uraian tersebut, istilah literasi merupakan sesuatu yang terus berkembang atau terus berproses, yang pada intinya adalah pemahaman terhadap teks dan konteksnya sebab manusia berurusan dengan teks sejak dilahirkan, masa kehidupan, hingga kematian, Keterpahaman terhadap beragam teks akan membantu keterpahaman kehidupan dan berbagai aspeknya karena teks itu representasi dari kehidupan individu dan masyarakat dalam budaya masing-masing.

Saat ini kenyataan yang terjadi di SMP Negeri 4 Balige masih belum optimal mengembangkan kemampuan literasi warga sekolah khususnya guru PAK. Hal ini disebabkan antara lain oleh minimnya pemahaman warga sekolah terhadap pentingnya kemampuan literasi dalam kehidupan mereka serta minimnya penggunaan buku-buku di sekolah selain buku-teks pelajaran. Kegiatan membaca di sekolah masih terbatas pada pembacaan buku teks pelajaran dan belum melibatkan jenis bacaan lain. Kondisi ini harus segera di atasi supaya siswa dan guru PAK mengalami perubahan dalam pengembangan pengetahuan dan informasi tentang pembelajaran, karena dengan membacalah kita memperoleh informasi dari berbagai sumberlah yang akan mempercepat pemahaman kita terhadap suatu masalah terutama dalam bidang pendidikan.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut. Apakah dengan bimbingan berkelanjutan dari pengawas sekolah akan dapat meningkatkan kompetensi guru PAK dalam melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran didalam kelas?

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru PAK dalam Melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran melalui bimbingan berkelanjutan di sekolah secara khusus di SMP Negeri 4 Balige Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir pada semester ganjil Tahun pembelajaran 2019/2020.

 

 

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Guru PAK

Secara etimologi (asal usul kata), istilah ”Guru PAK” berasal dari bahasa India yang artinya ” orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara” Shambuan, Republika, (dalam Suparlan 2005:11). Kemudian Rabindranath Tagore (dalam Suparlan 2005:11) menggunakan istilah Shanti Niketan atau rumah damai untuk tempat para guru PAK mengamalkan tugas mulianya membangun spiritualitas anak-anak bangsa di India (spiritual intelligence).

Pengertian guru PAK kemudian menjadi semakin luas, tidak hanya terbatas dalam kegiatan keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual (spiritual intelligence) dan kecerdasan intelektual (intellectual intelligence), tetapi juga menyangkut kecerdasan kinestetik jasmaniah (bodily kinesthetic),

Poerwadarminta (dalam Suparlan 2005:13) menyatakan, “guru PAK adalah orang yang kerjanya mengajar.” Dengan definisi ini, guru PAK disamakan dengan pengajar. Pengertian guru PAK ini hanya menyebutkan satu sisi yaitu sebagai pengajar, tidak termasuk pengertian guru PAK sebagai pendidik dan pelatih. Selanjutnya UU No.20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan,” pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.” PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan,” pendidik (guru PAK) harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.”

Implementasi kegiatan literasi

Implementasi penumbuhan budaya literasi di sekolah memerlukan langkah-langkah sebagai berikut: persiapan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut. Persiapan merupakan kegiatan menyiapkan bahan, personal, dan strategi pelaksanaan. Pelaksanaan merupakan operasionalisasi hal-hal yang telah dipersiapkan. Pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut merupakan kegiatan untuk mengetahui efektivitas kegiatan literasi yang telah dilaksanakan. Tiga hal yang terakhir ini tidak akan dibahas di sini dan dapat dicermati dalam Desain Induk GLS. Penumbuhan literasi di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan insidental.

Strategi Literasi Dalam Pembelajaran

Tujuan utama penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran adalah untuk membangun pemahaman siswa, keterampilan menulis, dan keterampilan komunikasi secara menyeluruh. Tiga hal ini akan bermuara pada pengembangan karakter dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Selama ini berkembang pendapat bahwa literasi hanya ada dalam pembelajaran bahasa atau di kelas bahasa. Pendapat ini tentu saja tidak tepat karena literasi berkembang rimbun dalam bidang matematika, sains, ilmu sosial, teknik, seni, olahraga, kesehatan, ekonomi, agama, prakarya dll. (cf. Robb, L, 2003).

Konten dalam pembelajaran adalah apa yang diajarkan, adapun literasi Instruksi yang jelas dan eksplisit.

  1. Pemanfaatan alat bantu seperti pengatur grafis dan daftar cek.
  2. Respon terhadap berbagai jenis pertanyaan.
  3. Membuat pertanyaan.
  4. Analisis, sintesis, dan evaluasi teks.
  5. Meringkas isi teks.

Menyimak karakteristik pembelajaran yang menerapkan strategi literasi, dapat disimpulkan bahwa strategi literasi dapat diterapkan dalam pembelajaran kooperatif, berbasis teks, berbasis proyek, berbasis masalah, inquiry, discovery, dan saintifik sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut (Beers 2010; Greenleaf dkk, 2011; Robb, 2003; Toolin, 2004).

Standar Kompetensi Guru PAK

Depdiknas (2004:4) kompetensi diartikan, ”sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak”. “Secara sederhana kompetensi diartikan seperangkat kemampuan yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan yang harus dikuasai dan dimiliki seseorang dalam rangka melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab pekerjaan dan/atau jabatan yang disandangnya” (Nana Sudjana 2009:1). Keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku koqnitif, afektif, dan psikomotor dengan sebaik-baiknya.”

Langkah- langkah Melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran

Langkah-langkah menyusun RPP adalah a) mengisi kolom identitas, b) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan, c) Menentukan SK, KD, dan indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun, d) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD dan indikator yang telah ditentukan, e) mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/pembelajaran yang terdapat dalam silabus, materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran, f) menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan, g) merumuskan langkah-langkah yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan akhir. h) menentukan alat/bahan/sumber belajar yang digunakan, i) menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran dan kunci jawaban

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran

Dalam penyusunan RPP perlu memperhatikan hal sebagai berikut: (a) RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih, b) tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang harus di capai oleh peserta didik sesuai dengan kompetenrsi dasar, c) tujuan pembelajaran dapat mencakupi sejumlah indikator, atau satu tujuan pembelajaran untuk beberapa indikator, yang penting tujuan pembelajaran harus mengacu pada pencapaian indikator, d) Kegiatan pembelajaran (langkah-langkah pembelajaran) dibuat setiap pertemuan, bila dalam satu RPP terdapat 3 kali pertemuan, maka dalam RPP tersebut terdapat 3 langkah pembelajaran, e). Bila terdapat lebih dari satu pertemuan untuk indikator yang sama, tidak perlu dibuatkan langkah kegiatan yang lengkap untuk setiap pertemuannya.

Bimbingan Berkelanjutan

Frank Parson. 1951 (dalam RM Fatihah http://eko13.wordpress.com) menyatakan, “bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.” Chiskon 1959 (dalam RM Fatihah http://eko13.wordpress.com) menyatakan, “bimbingan membantu individu untuk lebih mengenal berbagai informasi tentang dirinya sendiri.”

METODE PENELITIAN

Tempat Penelitian

Lokasi tempat penulis melaksanakan penelitian adalah di Kecamatan Balige meliputi seluruh guru Pak namun tempat pelaksanaannya di SMP Negeri 4 Balige, Sekolah ini berdiri tahun 1968, NSS: 30.1.07.08.13.02, Kabupaten Toba Samosir Pemilihan sekolah tersebut bertujuan untuk memudahkan akses guru mengunjungi karena letanya sangat strategis di pusat kota Balige, Bimbingan pengawas harus dapatb memeningkatkan kompetensi guru PAK dalam menyusun rencana perlaksanaan pembelajaran (RPP) sekaligus melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran didalam kelas. Penulis salah satu pengawas PAK untuk sekolah tersebut. PTS ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2019/2020 kurang lebih tiga bulan mulai September sampai dengan November 2019. Yang menjadi subyek dalam PTS ini adalah seluruh guru PAK yang ada di kecamatan Balige Untuk sekolah tingkat SMP bagi sekolah yang sudah menggunakan kurikulum 2013 dalam pembelajaran seperti SMP Negeri 4 Balige Kec. Balige Kabupaten Toba Samosir pada semester ganjil Tahun Ajaran 2019/2020.

Sumber data dalam PTS ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat guru PAK yang didalamnya berisi tentang penerapan strategi literasi dalam pembelajaran di dalam kelas

Rencana pelaksanaan dilakukan dalam dua siklus yaitu:

Siklus Pertama (Siklus I)

  • Melaksanakan rapat koordinasi, Kegiatan ini dilaksanakan untuk membicarakan maksud dan tujuan dilaksanakannya literasi di sekolah. Rapat koordinasi digelar oleh pengawas dan kepala sekolah dan diikuti oleh seluruh guru PAK di Kecamatan Balige di pusatkan di SMP Negeri 4 Balige sm. ganjil 2019/2020.
  • Menberikan pemaparan dan konsep melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran di dalam kelas
  • Peneliti memberi kesempatan kepada guru PAK untuk mengemukakan pendapat dan ide dalam melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran.
  • Peneliti menjelaskan kepada guru PAK tentang pentingnya melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran didalam kelas dibuat secara lengkap.
  • Peneliti menugaskan guru PAK untuk membuat RPP yang melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran didalam kelas.
  • Peneliti dan guru PAK melakukan refleksi.

Siklus Kedua (Siklus II)

  • Melaksanakan rapat koordinasi lanjutan, Kegiatan ini dilaksanakan untuk membahasa hasil dari siklus I yang sudah dilaksankan. Rapat koordinasi digelar oleh pengawas dan kepala sekolah dan diikuti oleh seluruh guru PAK di kecamataan Balige yang sudah melaksanakan tindakan I.
  • Menberikan kesempatan kepada guru PAK melakukan pemaparan dan konsep dalam melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran di dalam kelas
  • Peneliti memberi kesempatan kepada guru PAK untuk mengemukakan pendapat dan ide dan kendala yang dialami dalam melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran.
  • Peneliti menjelaskan kepada guru PAK tentang pentingnya melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran didalam kelas dibuat secara lengkap.
  • Peneliti menugaskan guru PAK untuk membuat revisi RPP yang melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran didalam kelas.
  • Mengumpulkan hasil pelaksanaan tindakan I dan melakukan evaluasi dan analisis
  • Peneliti dan guru PAK melakukan refleksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap aspek pelaksanaan literasi yang dibuat guru PAK (khusus pada siklus I), diperoleh informasi/data bahwa secara umum guru PAK di kecamatan Balige belum memahami konsep strategi literasi dalam pembelajaran didalam kelas, untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran literasi sekolah harus dilaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran dengan melaksanakan beberapa langkah-langkah untuk dapat mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan

Siklus I (Pertama)

Siklus pertama terdiri dari empat tahap yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi seperti berikut ini.

Perencanaan (Planning)

  1. Membuat lembar wawancara
  2. Membuat format/instrumen penilaian RPP yang berisi strategi literasi dalam pembelajaran
  3. Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan strategi literasi dalam pembelajaran
  4. Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan strategi literasi dalam pembelajaran dari siklus ke siklus

Pelaksanaan (Acting)

Pada saat awal siklus pertama indikator pencapaian hasil dari setiap komponen strategi literasi dalam pembelajaran belum sesuai/tercapai seperti rencana/keinginan peneliti. Hal itu dibuktikan dengan masih adanya komponen literasi sekolah dalam pembelajaran yang belum dilaksanakan sekolah dan guru PAK. Sebelas komponen pelaksanaan literasi sekolah yakni:1). Pemahaman tentang literasi 75%. 2). Pembentukan tim literasi sekolah 85%. 3). Penyusunan garis besar program kerja literasi sekolah 85%. 4). Sosialisasi pada Siswa 75%. 5.) Sosialisasi pada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa 75%. 6). Persiapan Sarana Prasarana 75%.7). Perpustakaan sekolah 75%. 8). Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah75%. 9). Akses internet di lingkungan sekolah70%. 10). Banner, spanduk, poster, dan leaflet penumbuhan budaya literasi 70%. 11). Satu set buku teks untuk setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi untuk SMP (Permendikbud No 23 tahun 2013) 75%. (soal, pedoman penskoran, dan kunci jawaban).

Observasi dilaksanakan Selasa, 10 September 2019, terhadap beberapa orang guru PAK di berbagai sekolah salah satunya SMP Negeri 4 Balige. Sebagian besar guru PAK sudah melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran, tapi masih ada guru PAK yang belum dapat melaksanakan secara baik di kecamatan Balige sesuai dengan komponen maupun sub-sub komponen yang sudah ditentukan. Ada Satu orang tidak mampu melengkapi administrasi dalam melaksanakan strategi pelaksanaan literasi di sekolah komponen indikator pencapaian kompetensi tidak terpenuhi.

Pada siklus I dari 11 indikator pencapaian pelaksanaan startegi literasi pembelajaran ada 4 yang belum mencapai hasil dengan baik, selanjutnya mereka dibimbing dan dilakukan penjelasan tentang penyusunan strategi literasi dalam pembelajaran serta arti dan tujuan pelaksaannya.

Berdasarkan hasil analisis pada siklus I di ketahui bahwa rata-rata persentase pencapaian guru PAK untuk melaksanakan strategi literasi seolah adalah 77,51 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 23,92. Dengan hasil ini dinyatakan bahwa pelaksanaan siklus I masih belum berhasil secara baik walaupun sudah mengalami eningkatan jika dibandingkan ddari kondisi awal sebelum dilakukan tindakan. Dapat dilihat bahwa dari 11 indikator pencapaian masih ada 4 nilai perolehan indikator belum tercapai, maka diperlukan pelaksanaan Sikus II untuk dapat mencapai perolehan hasil sebagaimana yang diharapkan.

Pelaksanaan siklus II, beracuan dari siklus I namun peneliti berupaya mengatasi berbagai kelemahan yang terjadi pada siklus I sehingga hasil belum maksimal, hasil refleksi akan di laksanakan pada siklus berikutnya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Siklus II (Kedua)

Siklus kedua juga terdiri dari empat tahap yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Hasil observasi pada siklus kedua dapat dideskripsikan berikut ini:

Observasi dilaksanakan Selasa, 21 September 2019, terhadap beberapa orang guru PAK di SMP Negeri 4 Balige.

Observasi dilaksanakan Selasa, 10 September 2019, terhadap beberapa orang guru PAK di SMP Negeri 4 Balige. Keseluruhan guru PAK sudah melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran, tapi masih ada guru PAK yang belum dapat melaksanakan secara baik sesuai dengan komponen maupun sub-sub komponen yang sudah ditentukan. Ada Satu indicator yang belum dapat di laksanakan melengkapi administrasi dalam melaksanakan strategi pelaksanaan literasi di sekolah komponen indikator pencapaian kompetensi tidak terpenuhi yakni no item 11. Untuk komponen penilaian hasil belajar, dapat dikemukakan sebagai berikut.

  • Pemahaman tentang literasi 75% menjadi 84,21% hasil tercapai
  • Pembentukan tim literasi sekolah 85% menjadi 74% hasil tercapai
  • Penyusunan garis besar program kerja literasi sekolah 85% menjadi 47% hasil belum tercapai
  • Sosialisasi pada Siswa75% menjadi 21% hasil tercapai
  • Sosialisasi pada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa75% menjadi 21% hasil tercapai
  • Persiapan Sarana Prasarana 75% menjadi 47% hasil belum tercapai
  • Perpustakaan sekolah 75% menjadi 21% hasil tercapai.
  • Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah75% menjadi 21% hasil belum tercapai.
  • Akses internet di lingkungan sekolah70% menjadi 42% hasil tercapai.
  • Banner, spanduk, poster, dan leaflet penumbuhan budaya literasi 70% menjadi 95% hasil tercapai.
  • Satu set buku teks untuk setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi (Permendikbud No 23 tahun 2013) 75% menjadi 68% hasil belum tercapai.

Dari 11 indikator pencapaian pelaksanaan startegi literasi pembelajaran ada 1 yang belum mencapai hasil dengan baik, selanjutnya mereka dibimbing dan dilakukan penjelasan tentang penyusunan strategi literasi dalam pembelajaran serta arti dan tujuan pelaksaannya.

Berdasarkan hasil analisis pada siklus II di ketahui bahwa rata-rata persentase pencapaian guru PAK untuk melaksanakan strategi literasi seolah adalah 85.17 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 14,83. Dengan hasil ini dinyatakan bahwa pelaksanaan siklus II sudah berhasil secara baik terdapat Peningkatan secara signifikan jika dibandingkan dari tindakan pelaksanaan siklus sebelumnya. Dapat dilihat bahwa dari 11 indikator pencapaian masih ada 10 nilai perolehan indikator yang tercapai, maka dapat dikatakan bahwa startegi pelaksanaan pembelajar literasi melalui bimbingan pengawas sekolah dinyatakan berhasil.

PEMBAHASAN

Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di SMP Negeri 4 Balige Kec. Balige yang merupakan sekolah binaan peneliti, terdiri atas 2 guru PAK mata pelajaran yang yang melaksanakan K.13. penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dua guru PAK tersebut menunjukkan sikap yang baik dan termotivasi dalam melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran didalam kelas sesuai petunjuk yang ada. Hal ini peneliti ketahui dari hasil pengamatan pada saat melakukan wawancara dan bimbingan serta supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah bersama pengawas ke dalam kelas saat pembelajaran. Pada Siklus II secara umu sudah mencapai keberhasilan 85.17%, maka secara umum penelitian tindakan seklah ini dapat dikategorikan berhasil

indikator keberhasilan capaian masih ada 1 indikator yakni Satu set buku teks untuk setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi untuk SMP (Permendikbud No 23 tahun 2013)75%. Belum melampaui batas ketuntasan yang diharapkan namun secara umu sudah berhasil dengan nilai rata-rata capaian

Pada siklus I dari 11 indikator pencapaian pelaksanaan startegi literasi pembelajaran ada 4 yang belum mencapai hasil dengan baik, rata-rata persentase pencapaian guru PAK untuk melaksanakan strategi literasi sekolah adalah 77,51 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 23,92. pada siklus II di ketahui bahwa rata-rata persentase pencapaian guru PAK untuk melaksanakan strategi literasi seolah adalah 85.17 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 14,83. Dengan hasil ini dinyatakan bahwa pelaksanaan siklus II sudah berhasil secara baik terdapat Peningkatan secara signifikan jika dibandingkan dari tindakan pelaksanaan siklus sebelumnya. Dapat dilihat bahwa dari 11 indikator pencapaian masih ada 10 nilai perolehan indikator yang tercapai, maka dapat dikatakan bahwa startegi pelaksanaan pembelajar literasi melalui bimbingan pengawas sekolah dinyatakan berhasil karena terjadi peningkatan nilai yang signifikan dalam melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran di dalam Kelas di SMP Negeri 4 Balige Kabupaten Toba Samosir pada semester ganjil tahun pembelajaran 2019/2020.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Penelitian Tinadakan Sekolah (PTS) dapat disimpulkan sebagai berikut. Data ini selaras dengan temuan UNESCO (2012) terkait kebiasaan membaca masyarakat Indonesia yang menyatakan bahwa hanya satu dari 1.000 orang Indonesia yang membaca. Indonesia berada di peringkat paling bawah pada hampir semua jenis kompetensi yang diperlukan orang dewasa untuk bekerja dan berkarya sebagai anggota masyarakat.

Implementasi penumbuhan budaya literasi di sekolah memerlukan langkah-langkah sebagai berikut: persiapan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut. Persiapan merupakan kegiatan menyiapkan bahan, personal, dan strategi pelaksanaan. Penumbuhan literasi di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan insidental.

Pada siklus I dari 11 indikator pencapaian pelaksanaan startegi literasi pembelajaran ada 4 yang belum mencapai hasil dengan baik, rata-rata persentase pencapaian guru PAK untuk melaksanakan strategi literasi sekolah adalah 77,51 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 23,92. pada siklus II di ketahui bahwa rata-rata persentase pencapaian guru PAK untuk melaksanakan strategi literasi seolah adalah 85.17 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 14,83.

Dengan hasil ini dinyatakan bahwa pelaksanaan siklus II sudah berhasil secara baik terdapat Peningkatan secara signifikan jika dibandingkan dari tindakan pelaksanaan siklus sebelumnya. Pelaksanaan pembelajar literasi melalui bimbingan pengawas sekolah dinyatakan berhasil karena terjadi peningkatan nilai yang signifikan dalam melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran di dalam Kelas di Kecamatan Balige khususnya di SMP Negeri 4 Balige Kabupaten Toba Samosir pada semester ganjil Tahun pembelajaran 2019/2020.

SARAN

Telah terbukti bahwa dengan bimbingan dan supervisi pengawas sekolah dapat meningkatkan pelaksanaan strategi literasi dalam pembelajaran melalui bimbingan pengawas di SMP Negeri 4 Balige. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.

  1. Kepala sekolah hendaknya menghimbau dan memberikan kesempatan kepada guru PAK untuk terus meningkatkan pelaksanaan strategi literasi dalam pembelajaran dapat dilaksanakan di dalam kelas
  2. Hendaknya guru PAK tetap belajar meningkatkan pelaksanaan strategi literasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menyenangkan dapat terwujud. Dalam setiap proses pembelajaran siswa dijadikan subjek pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran interaktif
  3. Bagi peserta didik kesadaran untuk selalu berpartispasi aktif dalam setiap kegiatan belajar mengajar
    1. Berusaha untuk mengikuti proses pembelajaran dengan penuh kesungguhan dengan pelaksanaan strategi literasi dalam pembelajaran
    2. Sekolah hendaknya selalu mendorong para guru PAK yang berusaha mengguanakan meningkatkan pelaksanaan strategi literasi dalam pembelajaran dengan memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Kurniawati Eni. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Dan Sastra Indonesia Dengan Pendekatan Tematis. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: Depdiknas.

  1. Permendiknas RI No. 12 Tahun 2007b tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarata: Depdiknas.
  2. Alat Penilaian Kemampuan Guru PAK. Jakarta: Depdiknas.
  3. Petunjuk Teknis Pembuatan Laporan Penelitian Tindakan Sekolah Sebagai Karya Tulis Ilmiah Dalam Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah. Jakarta.

Kemendiknas. 2010. Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta.

  1. Supervisi Akademik. Jakarta.

Kumaidi. 2008. Sistem Sertifikasi (http://massofa.wordpress.com diakses 10 Agustus 2009).