MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IDIOLOGI PANCASILA

DENGAN MENERAPKAN MODEL QUESTIONING

PADA SISWA KELAS VII-B SEMESTER GANJIL

DI SMP NEGERI 1 PARANGINAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Luga Marudut Sihombing

SMP Negeri 1 Paranginan

 

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah, Bagaimana efektivitas upaya penerapan Metode tanya jawab dengan variasi media pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn khusus dalam materi Ideologi Pancasila pada siswa Kelas VII-b SMP Negeri 1 Paranginan TP.2019/2020. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode tanya jawab dengan variasi media pembelajaran dalam pembelajaran PKn. Untuk mengetahui efektivitas penerapan metode tanya jawab dengan variasi media pembelajaran dalam pembelajaran PKn terhadap peningkatan hasil belajar siswa;  Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah Sebagai bahan pertimbangan atau masukan penulis dalam penyusunan strategi (penerapan metode, model dan langkah-langkah) pembelajaran PKn selanjutnya, Diharapkan dapat dijadikan masukan bagi instansi pemerintah, cq Dinas Pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan; dan Semoga dapat memberikan sumbang saran yang positif bagi para guru-guru PKn di dalam melakssanakan proses Pembelajaran di dalam kelas. Selama berlangsung PTK, upaya penerapan metode Tanya Jawab dangan variasi media pembelajaran telah dikelola dengan baik. Kegiatan pembelajaran dengan metode Tanya Jawab dengan variasi media yang dikelola dengan baik ternyata cukup efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa, Media pembelajaran menjawab berbagai pertanyaan dan memberikan pendapat dan sanggahan yang divariasikan dengan Metode Tanya Jawab ternyata cukup efektif untuk menyampaikan materi Pancasila sebagai Dasar Negara dan sebagai Ideologi Negara. Hipotesis tindakan yang menyatakan “apabila upaya penerapan metode Tanya Jawab dangan variasi media pembelajaran dapat berjalan efekltif, maka hasil belajar siswa akan meningkat” dapat diterima

Kata Kunci: Model Questioning, Hasil Belajar

 

PENDAHULUAN

Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah berhenti. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi pendidikan, yakni memperbaiki pola hubungan sekolah dengan lingkungannya dan dengan pemerintah, pola pengembangan perencanaan, serta pola pengembangan manajerialnya, pemberdayaan guru dan restrukturisasi model model pembelajaran. Pada setiap proses pembelajaran guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tidaklah mudah. Guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesinya ialah kemampuan mengembangkan model pembelajaran.

Proses pembelajaran seorang guru harus dapat menyesuaikan antara model yang dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud salah satunya tingkat ketuntasan belajar yang tinggi. Prosentase ketuntasan belajar siswa Kelas VII-b berdasarkan hasil belajar semester sebelumnya masih relatif kurang tinggi dari yang seharusnya, dengan kondisi seperti ini tentunya guru dituntut merancang model pembelajaran yang lebih tepat serta penerapan media-media pembelajaran yang variatif untuk mendorong terwujudnya pembelajaran interaktif.

Reformasi pendidikan tidak cukup hanya dengan perubahan dalam sektor kurikulum, baik struktur maupun prosedur penulisannya. Pembaharuan kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan praktik pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut. Tidak jarang kegagalan implementasi kurikulum disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, keterampilan dan kemampuan guru dalam memahami tugas tugas yang harus dilaksanakannya. Hal itu berarti bahwa guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran menjadi kunci atas keterlaksanaan kurikulum di sekolah. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik dan mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Secara juridis formal UUD tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia.

Seiring dengan pandangan diatas menurut Thomas Lickona (2000:4) dalam pendidikan budi pekerti adalah:

  1. Pendidik harus menjadi seorang model sekaligus menjadi mentor dari peserta didik di dalam mewujudkan nilai-nilai moral di dalam kehidupan di sekolah.
  2. Masyarakat di sekolah haruslah merupakan masyarakat bermoral, merupakan tempat untuk meningkatkan kemampuan intelektual tetapi juga kejujuran, kebenaran, dan pengabdian kepada manusia. Sekolah merupakan pusat kekuatan moral yang berkesinambungan.

Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di dalam kelas merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945, maka untuk dalam proses pelaksanaan pembelajaran tersebut sangat baik jika terjadi komunikasi dua arah antara siswa dan guru untuk dapat memberikan kejelasan makna dan persepdi tentang materi pelajaran. Subhan Sofhian dan Asep Sahid (2011:6) berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan dapat didefinisikan sebagai proses pendewasaan bagi warga negara dengan usaha sadar dan terencana melalui pengajaran sehingga terjadi perubahan pada warga negara tersebut dalam hal pengetahuan, sikap, dan perilaku yang bersifat kritis serta emansipatoris.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi dan refleksi, dan dilakukan minimal dalam dua siklus. Pada tahap persiapan dibuat dibuat skenario kegiatan, jadwal waktu, tempat serta sarana pendukung lainnya seperti lembar observasi, serta angket. Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru mata pelajaran PKn di SMP Negeri 1 Paranginan Kab. Humbang Hasundutan pada semester ganjil Tahun 2019/2020.

Adapun yang dimaskud metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, siswa kepada guru, atau dari siswa kepada siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudirman (1987:120) yang mengartikan bahwa:

“metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.”

Lebih lanjut dijelaskan pula oleh Sudirman (1987:119) menyatakan bahwa metode tanya jawab ini dapat dijadikan sebagai pendorong dan pembuka jalan bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut (dalam rangka belajar) kepada berbagai sumber belajar seperti buku, majalah, surat kabar, kamus, ensiklopedia, laboratorium, video, masyarakat, alam, dan sebagainya.

Adapun rancangan (desain) PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara untuk menggunakan model Kemmis dan Mc.Tanggart. (depsiknas,2004), pelaksanaan tindakan dalam PTK meliputi 4 alur (langkah) Perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Pengamatan dan Refleksi Alur (langkah) pelaksanaan tindakan yang dimaksud dapat dilihat pada gambar berikut: Sketsa tersebut di PTK menunjukkan bahwa pertama, sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakan tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan.

Siklus I

  • Perencanaan kegiatan siklus pertama ini adalah:
    • Melakukan perbaikan perangkat pembelajaran mata pelajaran dan melakukan analisis terhadap sintak RPP yang sudah dimiliki
    • Mengklasifikasi perangkat pembelajaran berdasarkan tingkat kelengkapannya
  • Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Rpp yang telah disuusun di laksankan pembelajaran untuk 1 pertemuan menyajikan atau mempresentasikan rencana pembelajarannya, sementara guru lain memberi masukan, sampai akhirnya diperoleh rencana pembelajaran yang lebih baik.
  • Guru yang ditunjuk menggunakan masukan-masukan tersebut untuk memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dimilikinya.
  • Pengamatan (observasi)
  • Guru melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar observasi
  • Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.
  • Pada tahap ini seorang guru melakukan implementasi rencana pembelajaran yang telah disusun, guru melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain itu dilakukan pemotretan yang meng-close up kejadian-kejadian khusus selama pelaksanaan pembelajaran.
  • Tahap Pengamatan

Melakukan observasi kepada setiap siswa sejauhmana terdapat perubahan pelaksanaan pembelajaran yang interaktif dengan penerapan metode yang akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-b secara sifnifikan.

  • Tahap Refleksi
    1. Melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang terlaksana guru dalam menyusun RPP, hasil observasi dan evaluasi siklus I berdasarkan analisis data dijadikan bahan dan pedoman untuk pelaksanaan siklus berikutnya.

Siklus ke II

  • Tahap Perencanaan
  • Mempersiapkan RPP dan materi pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran
  • Menyusun lembar observasi
  • Mempersiapkan LK untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam menguasai materi pelajaran
  • Melakukan refleksi terhadap proses yang sudah dilaksanakan di dalam kelas
  • Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan ini disesuaikan dengan hasil observasi dan refleksi pada siklus sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Perbaikan Rpp yang telah disuusun di laksankan pembelajaran untuk 1 pertemuan menyajikan atau mempresentasikan rencana pembelajarannya, sementara guru lain memberi masukan, sampai akhirnya diperoleh rencana pembelajaran yang lebih baik.
  2. Guru menerima masukan-masukan atas kekurangan pada siklus sebelumnya untuk memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dimilikinya.

 

  • Pengamatan (observasi)
  • Guru melakukan perbaikan dalam pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar observasi
  • Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.
  • Pada tahap ini seorang guru melakukan implementasi rencana pembelajaran yang telah disusun, guru melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain itu dilakukan pemotretan yang meng-close up kejadian-kejadian khusus selama pelaksanaan pembelajaran.
  • Tahap Pengamatan

Melakukan observasi yang lebih mendalam kepada setiap siswa sejauhmana terdapat perubahan pelaksanaan pembelajaran yang interaktif dengan penerapan metode yang akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-b secara sifnifikan.

  • Tahap Refleksi

Guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang terlaksana guru dalam menyusun RPP, hasil observasi dan evaluasi siklus lebih mendalam dan mempersiapkan tindakan pada siklus berikutnya jika ditemukan hasil yang kurang baik

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

Pada siklus ini, pembelajaran materi Ideologi Pancasila membahas mengenai Pengertian Ideologi, Fungsi Ideologi, Dimensi Ideologidan Pancasila sebagai Ideologi Negara. Berikut diuraikan langkah pokok kegiatan pembelajaran pada tahap ini, yakni sebagai berikut:

1) Siswa diberikan lembaran kertas kerja

2) Pada lembaran kertas kerja siswa diperintahkan menjawab berbagai pertanyaan mengenai:

 Cita-cita yang diinginkan

 Cara-cara untuk mencapai cita-cita tersebut

3) Setelah kegiatan di atas dianggap selesai, guru kepada beberapa siswa mengadakan tanya jawab terkait dengan “cita-cita seseorang dan cara-cara mempertahankan cita-cita tersebut.

4) Setalah materi tersebut dianggap cukup, selanjutnya bagikan potongan kertas kosong yang lain

5) Minta kepada siswa menulis identitasnya dan membuat sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran fungsi ideologi dan dimensi ideologi

6) Setelah selesai, tukarkan potongan kertas tersebut kepada siswa lain di sampingnya (biasanya teman sebangku)

7) Minta masing-masing siswa untuk menuliskan identitas dan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (jawaban betul diberi nilai 100), serta memberikan tanda cek (v) apabila pertanyaan tersebut perlu dibahas lebih lanjut dan memberi tanda silang (x) apabila pertanyaan tersebut tidak perlu dibahas.

8) Kembalikan potongan kertas tersebut kepada siswa yang membuat pertanyaan. Perintahkan kepada siswa untuk menilai jawaban dari temannya (jawaban betul diberi nilai 100). Selanjutnya setiap pertanyaan siswa yang mendapat tanda cek (v) diminta untuk dibacakan secara keras.

9) Berikan respon atau jawaban atas pertanyaan tersebut, namun terlebih dahulu harus memberikan kesempatan kepada siswa yang untuk menjawabnya (terutama kepada siswa yang membuat pertanyaan)

Simpulan sementara yang dapat diperoleh dari hasil analisis data tersebut adalah bahwa

  1. Dilihat dari sisi proses dan hasil pembelajaran telah menunjukkan aktivitas peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa
  2. Dilihat dari segi guru itu sendiri terlihat adanya suatu proses optimalisasi tugas dengan memberikan pembelajaran yang sebaik-baiknya.
  3. Dalam upaya peningkatan proses pembelajaran sekalipun telah tampak peningkatan kualitas, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu peningkatan diantaranya:
  4. a) penyajian pertanyaan sebaik menggunakan bahasa yang lebih ringan, dalam artian mudah dipahami siswa
  5. b) perlunya pemberian reward atau penguatan guna peningkatan motivasi belajar siswa.
  6. c) siswa sebaiknya diberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas seminggu sebelumnya atau pada pertemuan sebelum-nya.

Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti dan mitra peneliti selanjutya menyusun perencanaan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya dengan memperhatikan temuan-temuan di atas.

Siklus 2

Simpulan sementara yang dapat diperoleh dari hasil analisis data tersebut adalah bahwa

  1. Dilihat dari segi proses pembelajaran, tampak bahwa kegiatan pembelajaran sudah cukup efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
  2. Dilihat dari dari segi siswa terlihat adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar.
  3. Dilihat dari segi guru, terlihat adanya peningkatan keterampilan mengajar dan kemampuan mengelola kelas dalam arti keseluruhan.

Beberapa hal masih perlu mendapat perhatian guru dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya:

  1. a) Penjelasan adanya penilaian proses perlu disampaikan kepada siswa. Hal ini dimaksud agar siswa betul-betul serius dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
  2. b) Media dalam bentuk cerita dapat dibuat dengan cara tertulis (analisis kasus) yang dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan pengarah.
  3. c) Peningkatan motivasi belajar siswa perlu terus diupayakan

Siklus 3

Pada siklus 3 ini, pembelajaran materi Ideologi Pancasila membahas mengenai Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat. RPPyang digunakan pada siklus ini merupakan RPP memperhatikan masukan-masukan yang diperoleh pada siklus sebelumnya.

Langkah-langkah pokok pembelajaran pada tahap ini adalah sebagai berikut:

1) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok

2) Setiap kelompok mendapat tugas membuat karangan:

 Kel 1 menjawab berbagai pertanyaan perbuatan yang mengamalkan dan tidak mengamalkan pancasila sila Ke-1

 Kel 2 menjawab berbagai pertanyaan perbuatan yang mengamalkan dan tidak mengamalkan pancasila sila Ke-2

 Kel 3 menjawab berbagai pertanyaan perbuatan yang mengamalkan dan tidak mengamalkan pancasila sila Ke-3

 Kel 4 menjawab berbagai pertanyaan perbuatan yang mengamalkan dan tidak mengamalkan pancasila sila Ke-4

 Kel 5 menjawab berbagai pertanyaan perbuatan yang mengamalkan dan tidak mengamalkan pancasila sila Ke-5

3) Guru memfasilitasi siswa membahas hasil kegiatan mengarang dengan model tanya jawab.

4) Guru menyampaikan materi dan mengadakan tanya jawab tentang nilai-nilai Pancasila dalam buku Sutasoma dan nilai-nilai masyarakat Indonesia yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

Simpulan sementara yang dapat diperoleh dari hasil analisis data tersebut adalah bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode Tanya Jawab dengan variasi media ternyata cukup efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa

Berdasarkan simpulan sementara pada siklus 1, 2 dan 3 dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini yakni “apabila upaya penerapan metode Tanya Jawab dangan media pembelajaran “menjawab berbagai pertanyaan (soal-soal) dan “memberikan pendapat dan sanggahan” dapat berjalan efekltif, maka hasil belajar siswa akan meningkat” dapat diterima.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas mengenai penerapan Metode Tanya Jawab pada siswa kelas VII-b SMP Negeri 1 Paranginan. Dalam mata pelajaran PKn yang berlangsung selama 3 siklus penelitian dapat disimpulkan:

  1. Selama berlangsung PTK, upaya penerapan metode Tanya Jawab dangan variasi media pembelajaran telah dikelola dengan baik.
  2. Kegiatan pembelajaran dengan metode Tanya Jawab dengan variasi media yang dikelola dengan baik ternyata cukup efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa
  3. Media pembelajaran menjawab berbagai pertanyaan dan memberikan pendapat dan sanggahan yang divariasikan dengan Metode Tanya Jawab ternyata cukup efektif untuk menyampaikan materi Pancasila sebagai Dasar Negara dan sebagai Ideologi Negara.
  4. Hipotesis tindakan yang menyatakan “apabila upaya penerapan metode Tanya Jawab dangan variasi media pembelajaran dapat berjalan efekltif, maka hasil belajar siswa akan meningkat” dapat diterima.

Daftar Pustaka

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan ________Dasar dan Menengah.

Piet, A. Sahertian. Frans Mataheru, Prinsip Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya, Usaha ________Nasional, 1981

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Sudrajat Akhmad. Pendekatan Pembelajaran

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.