Melalui Kartu Kendali Dapat Meningkatkan Kehadiran dan Partisipasi Guru
MELALUI KARTU KENDALI DAPAT MENINGKATKAN KEHADIRAN DAN PARTISIPASI GURU DALAM KEGIATAN KKG
DI GUGUS BASUKI RAHMAT KECAMATAN JATIROTO
KABUPATEN WONOGIRI SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Siti Salamah
UPT Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan meningkatan kehadiran dan partisipasi guru dalam kegiatan KKG di Gugus Basuki Rahmat Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan di Gugus Basuki Rahmat Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 mulai bulan Januari sampai bulan Juni 2016. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan masing-masing siklus meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kartu kendali mampu meningkatkan kehadiran guru dalam kegiatan KKG di Gugus Basuki Rahmat Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri dan penggunaan kartu kendali dapat meningkatkan partisipasi guru dalam mengajukan permasalahan dan usul atau saran dalam kegiatan KKG di Gugus Basuki Rahmat Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri. Kepada guru diharapkan dapat ikut berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan KKG. Partisipasi aktif dalam kegiatan KKG setidaknya diwujudkan dalam bentuk kehadiran, yaitu mengikuti kegiatan KKG. Untuk dapat selalu menghadiri kegiatan KKG, guru dapat memulai dengan berpersepsi baik terhadap kegiatan KKG. Persepsi yang baik tersebut dapat diawali dengan bersilaturahmi dengan sesama guru. Kemudian dilanjutkan dengan bincang-bincang tentang pelaksanaan tugas, dan dilanjutkan ke berbagai hal seperti diskusi atau pemecahan masalah. Kepada Pengawas dan Kepala sekolah diharapkan dapat memberikan motivasi kepada guru agar guru dapat selalu hadir dalam kegiatan KKG. Motivasi dapat diberikan dengan mengajak berpikir positif dalam kegiatan KKG. Berpikir positif yang dimaksud adalah menganggap bahwa kegiatan KKG tidak hanya untuk kepentingan pribadi guru, akan tetapi lebih bernilai ibadah dan wujud dari tanggung jawab dalam membina generasi muda.
Kata Kunci: kartu kendali, peningkatan kehadiran, partisipasi, kegiatan KKG
PENDAHULUAN
Usaha peningkatan pendidikan dari segi kualitas selalu diusahakan oleh pemerintah. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah ditandai dengan banyaknya kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pendidikan. Pemerintah telah berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945. Komitmen pemerintah tersebut dituangkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 1999 yang memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan pendidikan, merupakan tonggak baru penyelenggaraan pendidikan. Dengan undang-undang ini kebijakan pendidikan berubah, yang tadinya otoritas penyelenggaraan pendidikan berada di tangan pemerintah pusat,sekarang otoritas tersebut berada di tangan pemerintah daerah (Chaniago, 2009:66).
Lebih lanjut tentang keinginan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah telah menetapkan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dengan undang-undang tersebut berarti pemerintah benar-benar memperhatikan pentingnya pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Pembaharuan kurikulum juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Perubahan terhadap kurikulum telah dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2006 yang lalu, yaitu dengan ketetapan pemerintah tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Selain kebijakan dalam hal pendidikan secara umum tersebut, usaha pemerintah dalam meningkatkan pendidikan dilakukan dengan usaha meningkatkan sumber daya manusia pendidikan yaitu guru. Usaha pemerintah tersebut diwujudkan dalam bentuk pembentukan gugus sekolah untuk sekolah tingkat dasar. Pembentukan gugus sekolah tersebut didasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 28 tentang Pendidikan Dasar pada pasal 13, kemudian Peraturan Pemerintah nomor 39 tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan pada pasal 29 dan 30, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 0487/U/1982 tentang Sekolah Dasar, yaitu pada pasal 28. Berbagai macam peraturan tersebut berisikan tentang pengelolaan pendidikan pada tingkat dasar, yaitu tentang pelaksanaan pendidikan yang berkaitan dengan seluruh warga sekolah, termasuk juga warga masyarakat sebagai bagian dari pendidikan.
Pembentukan gugus sekolah ditujukan sebagai wadah bagi kegiatan guru-guru dalam rangka meningkatkan kemampuannya sebagai tenaga profesional. Berbagai macam kegiatan dalam gugus sekolah untuk meningkatkan profesionalitas guru antara lain adalah Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), dan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS). Pembentukan gugus sekolah juga ditujukan untuk menumbuhkembangkan semangat kerja sama secara kompetetif, sebagai tempat penyebaran informasi, tempat meningkatkan koordinasi antara partisipasi masyarakat dan orang tua siswa dalam meningkatkan peran mereka dalam peningkatan mutu pendidikan. Dengan adanya gugus sekolah diharapkan dapat mempercepat dan menjamin tercapainya tujuan pendidikan secara nasional.
Pembentukan gugus sekolah tidak akan tercapai bila tidak adanya partisipasi dari para guru dan kepala sekolah. Salah satu bentuk partisipasi guru dan kepala sekolah dalam mencapai tujuan pembentukan gugus adalah dengan menghadiri setiap kegiatan KKG. Hal ini dikarenakan, dengan menghadiri kegiatan KKG, guru akan memperoleh banyak pengalaman secara tidak langsung, yaitu pengalaman dari rekan guru yang lain. Dengan kata lain bahwa guru bertukar pengalaman dalam kegiatan KKG. Dengan bertukar pengalaman, guru akan memperoleh pengalaman yang banyak, baik yang dilakukan sendiri atau yang dilakukan oleh guru lain. Selain bertukar pengalaman, kegiatan KKG ditujukan pula untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh guru. Guru dapat menyampaikan setiap permasalahan yang dihadapi dan kemudian didiskusikan dalam kegiatan KKG. Dengan cara tersebut, maka guru akan memperoleh jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dan tidak dapat diselesaikan secara sendiri-sendiri.
Setiap kegiatan tentunya memiliki tujuan, dan tujuan tersebut akan dapat tercapai bila ada partisipasi dari para anggotanya. Demikian pula dengan kegiatan KKG, akan dapat mencapai tujuannya bila anggotanya berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut. Namun, partisipasi guru dalam kegiatan KKG sering mengalami hambatan. Partisipasi guru dalam kegiatan KKG tidak hanya dengan menghadiri saja, akan tetapi juga aktif dalam pembicaraan, terutama dalam membahas permasalahan yang muncul. Karena itulah, partisipasi guru dalam kegiatan KKG dapat dilihat dari kehadiran dan mengajukan usul ataupun saran dalam membicarakan masalah tertentu. Namun demikian, partisipasi guru dalam kegiatan KKG utamanya adalah kehadiran dalam kegiatan. Tanpa hadir di kegiatan KKG, tentunya guru tidak dapat mengajukan usul ataupun saran dalam membahasa suatu permasalahan.
Gugus Basuki Rahmat merupakan salah satu gugus di Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru. Selama ini, kegiatan KKG di gugus Basuki Rahmat sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi nampak adanya kekurangan, sehingga kemampuan guru tidak dapat meningkat secara tajam. Kekurangan tersebut menurut pengamatan peneliti karena kehadiran guru yang kurang maksimal yang dapat dilihat dari beberapa pertemuan KKG. Dari 8 pertemuan terakhir, diketahui ada 18, 11, 12, 10, 12, 19, 16, dan 15 guru yang tidak hadir. Guru yang tidak hadir itupun bergantian. Jika dirata-rata, berarti masih ada +10 guru atau sebesar 17% guru yang tidak hadir. Hal ini tentunya juga menjadi kendala dalam meningkatkan kemampuan guru. Dengan demikian tujuan didirikannya gugus sekolah sebagai wadah kegiatan KKG belum mencapai sasaran yang diharapkan.
Ketidakhadiran guru dalam kegiatan KKG tentunya berkaitan dengan pengawasan yang kurang efektif. Karena itu, diperlukan beberapa cara pengawasan yang lebih efektif agar kehadiran guru dalam kegiatan KKG dapat lebih baik lagi. Kegiatan pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti daftar hadir, mendatangi langsung di tempat kegiatan, melalui laporan-laporan. Namun cara tersebut masih dapat dimanipulasi dan belum menggambarkan partisipasi aktif guru dalam kegiatan, sehingga belum dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk mengetahui partisipasi guru. Ada cara lain yang dapat digunakan untuk melakukan pengawasan atas partisipasi aktif guru, yaitu dengan kartu kendali. Dengan kartu kendali, akan dapat diketahui kehadiran serta partisipasi aktif guru dalam kegiatan seperti mengajukan usul atau saran. Berkaitan dengan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis mencoba melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan kehadiran guru dalam kegiatan KKG dengan menggunakan kartu kendali, sehingga judul penelitian yang ditetapkan adalah: Melalui Kartu Kendali Dapat Meningkatkan Kehadiran dan Partisipasi Guru dalam Kegiatan KKG di Gugus Basuki Rahmat di Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/ 2017.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: (1) Apakah melalui penerapan kartu kendali dapat meningkatkan kehadiran guru dalam kegiatan KKG di Gugus Basuki Rahmat Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/ 2017? (2) Apakah melalui penerapan kartu kendali dapat meningkatkan partisipasi guru dalam kegiatan KKG di Basuki Rahmat Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/ 2017?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan kehadiran guru dalam kegiatan KKG di Gugus Basuki Rahmat Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/ 2017. (2) Untuk meningkatkan partisipasi guru dalam kegiatan KKG di Gugus Basuki Rahmat Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/ 2017.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kelompok Kerja Guru
Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah wadah pembinaan profesional bagi guru SD. KKG dapat dikatakan sebagai sebuah organisasi. Berkaitan dengan organisasi, Robbins (2004:4) mengemukakan tentang definisi organisasi, yaitu kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yangr relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Kelompok Kerja Guru dapat dikatakan sebuah tim yang mempunyai tujuan sama yaitu meningkatkan mutu pendidikan di gugus. Dalam TQM (Total Quality Management) kerjasama tim merupakan salah satu unsur yang fundamental. (Tjiptono, 2007:165). Terdapat beberapa faktor yang mendasari perlunya dibentuk tim yaitu: pemikiran dari 2 orang atau cenderung lebih baik daripada pemikiran satu orang saja, konsep sinergi (1+1>2), hasil keseluruhan (tim) jauh lebih baik daripada jumlah bagiannya (anggota individual), anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya, sehingga mereka dapat saling membantu dan kerjasama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik.
Kehadiran Guru dalam Kegiatan Kelompok Kerja Guru
Kehadiran guru dalam kegiatan KKG merupakan salah satu unsur kegiatan KKG. Dikatakan sebagai salah satu unsur karena jika tidak ada kehadiran guru, maka kegiatan KKG bukanlah merupakan kegiatan yang dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Karena itu, kehadiran guru dalam Kegiatan KKG sangat penting dan merupakan sesuatu yang bermanfaat bagi guru itu sendiri.
Kelompok kerja yang efektif ditentukan oleh faktor-faktor tertentu. Menurut Riyanto dan Martinus (2007:8) faktor yang mempengaruhi efektivitas suatu kelompok kerja ada tiga yaitu: manusia atau sumber daya manusia, tujuan atau sasaran dan proses pencapaian tujuan. Menurut Riyanto dan Martinus (2007:21) disebutkan syarat-syarat kelompok kerja yang efektif, yaitu: adanya sikap saling percaya antar anggota, adanya sikap saling mendukung, adanya komunikasi yang terbuka, menerima suatu konflik sebagai hal yang wajar dan saling menghormati keunikan masing-masing pribadi.
Kartu Kendali
Kartu kendali dalam bahasa Inggris disebut Control Card diartikan sebagai kartu kontrol. Kartu kontrol dapat diartikan sebagai kartu yang digunakan untuk melakukan kontrol atau pengawasan. Istilah kartu kendali sering terdengar dalam kegiatan kearsipan, yaitu sistem pendokumentasian berbagai macam data yang dianggap penting. Dalam sistem kearsipan, kartu kendali digunakan untuk menangani surat masuk yang diteruskan kepada yang berhak atau yang dituju. Dengan kartu kendali, maka surat yang masuk akan dapat diketahui prosesnya sehingga bila ada kehilangan surat dapat segera diketahui di bagian mana surat tersebut tidak ditemukan. Lebih lanjut dari hal tersebut, dari kartu kendali dapat digunakan untuk menelusur asal surat dan kemungkinan dapat dimintakan kembali arsipnya sehingga isi surat yang hilang dapat diketahui kembali.
Kerangka Berpikir Penelitian
Berdasarkan kajian tentang kegiatan KKG, kehadiran guru, dan kartu kendali di atas, dapat diketahui bahwa kegiatan KKG merupakan kegiatan para guru dalam usaha meningkatkan kemampuan profesinya sebagai guru. Karena itu, diperlukan kehadiran guru dalam setiap kegiatan KKG. Tanpa ada kehadiran guru, maka kegiatan KKG tidak akan mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan. Guru sebagai personel profesional dalam bidang pendidikan, selalu memerlukan peningkatan agar guru mampu memberikan bekal pengetahuan kepada anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman. Karena itu, guru harus selalu belajar dan saling bertukar pengalaman agar guru memiliki pengalaman yang banyak melalui kegiatan KKG. Jadi antara KKG dan guru saling terkait untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Salah satu hal yang diperlukan agar tujuan KKG dapat tercapai yaitu dengan kehadiran guru dalam setiap kegiatan KKG. Dengan menghadiri kegiatan KKG, maka guru akan memiliki pengalaman yang lebih dibandingkan dengan pengalaman pribadinya. Karena di dalam kegiatan KKG, guru dapat memperoleh pengalaman dari guru lain. Selain itu, permasalahan yang muncul dapat diselesaikan secara bersama-sama dalam kegiatan KKG, dan hal ini akan mempercepat peningkatan kemampuan atau pengetahuan guru.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut (1) Melalui penerapan kartu kendali dapat meningkatkan kehadiran guru dalam kegiatan KKG di Gugus Basuki Rahmat Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. (2) Melalui penerapan kartu kendali dapat meningkatkan partisipasi guru dalam kegiatan KKG di Gugus Basuki Rahmat Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai bulan Mei 2016. Dengan rincian pengurusan perijinan; pembuatan bab 1, 2 dan 3; pelaksanaan tindakan tiap siklus (siklus 1 dan 2); pengolahan dan analisis data, pembahasan, penarikan simpulan dan saran serta melengkapi laporan secara keseluruhan. Penelitian ini dilaksanakan di Gugus Basuki Rahmat Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Pemilihan tempat tersebut dikarenakan saat ini peneliti adalah sebagai pengawas TK/SD dengan cakupan wilayah tersebut.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah para guru yang berada di Gugus Basuki Rahmat sejumlah 59 orang yang biasa melaksanakan kegiatan KKG di Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri.
Metode dan Alat Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang benar-benar objektif dan lengkap, maka dibutuhkan suatu alat pengumpul data. Alat itu harus tepat dan sesuai dengan keperluan penelitian. Sebab kekeliruan dalam memilih metode pengumpul data akan menyebabkan penelitian tidak tepat. Teknik pengumpulan data banyak ragamnya dan masing-masing teknik mempunyai karakteristik sendiri-sendiri serta mempunyai kelemahan dan kelebihan. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan teknik observasi dan dokumentasi.
Metode Analisis data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berbentuk nilai dari hasil observasi dan dokumentasi yang dilakukan selama siklus I dan siklus II. Bentuk data hasil observasi diberi skor yang berbentuk angka atau kuantitatif, sehingga dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan antara skor sebelum ada tindakan, skor dari siklus I maupun skor dari siklus II.
Validasi Data
Validitas data dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan dan ketelitian item-item tes dalam penelitian. menurut Madya (2007:37) dikemukkan ada lima kriteria validitas yang dipandang paling tepat untuk diterapkan pada penelitian tindakan yang bersifat transformative. Kelima kriteria validitas tersebut adalah validitas demokratik, validitas hasil, validitas proses, validitas katalitik, dan validitas dialogis.
Indikator Kinerja
Untuk mengukur pencapaian tujuan penelitian, maka indikator kinerja penelitian yaitu sebagai berikut (1) Paling tidak 90% guru hadir dalam kegiatan KKG. (2) Paling tidak setiap guru hadir sebanyak 90% dari seluruh kegiatan KKG. (3) Paling tidak 75% guru mengajukan masalah, usul dan saran dalam kegiatan KKG.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan. Banyaknya siklus dalam penelitian tindakan ini adalah sebanyak 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu merencanakan, tindakan, pengamatan, refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal sebelum adanya atau digunakannya kartu kendali sebagai sarana untuk meningkatkan kehadiran guru dalam kegiatan KKG, nampak bahwa guru masih belum dapat menghadiri sepenuhnya kegiatan KKG. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai macam hal yang dapat melemahkan motivasi dan semangat untuk berpartisipasi dalam kegiatan KKG. Beberapa faktor yang mungkin dapat menjadikan guru kurang aktif dalam kegiatan KKG antara lain dikategorikan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Bagi guru yang merasakan adanya kemajuan dengan mengikuti kegiatan KKG, maka hal ini tidak menjadi masalah bagi guru. Sedangkan bagi guru yang kurang merasakan adanya kemajuan dari kegiatan KKG, maka guru menjadi tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan KKG. Apalagi ada beberapa informasi bahwa kegiatan KKG hanya monoton dan tidak kreatif, serta kurang dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh guru. Karena itu ada segelintir guru yang merasa kurang dapat memperoleh manfaat dengan kegiatan KKG.
Memperhatikan kondisi awal di atas, tentunya diperlukan pembaharuan dalam kegiatan KKG. Pembaharuan dimaksudkan agar guru dapat hadir dalam setiap kegiatan yang diadakan. Pembaharuan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kartu kendali sebagai sarana untuk memberikan motivasi bagi guru agar hadir dalam kegiatan KKG.
Kondisi awal sebelum diadakan tindakan, menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki skor kehadiran kurang dari 90%, yang terlihat dari rata-rata yaitu sebesar 76,1% dari 8 kali pertemuan. Melihat keadaan tersebut dapat diperkirakan bahwa tingkat kehadiran guru masih belum maksimal, karena mestinya guru memiliki kehadiran yang tinggi hingga mencapai hampir 100%. Karena itulah, perlunya tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kehadiran guru dalam kegiatan KKG.
Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan tindakan yaitu pengawas menghadiri kegiatan KKG yang telah dijadwalkan. Dalam pelaksanaan tindakan, pengawas sekolah membawa lembar observasi, membagikan kartu kendali kepada guru, dan memberikan daftar hadir untuk diisi guru yang hadir. Setiap guru mendapat 4 lembar kartu kendali. Kemudian diberi penjelasan cara pengisian dan gunanya kartu kendali, yaitu diisi lengkap dan akan dikumpulkan dalam 4 kali pertemuan KKG selama 2 bulan. Setelah pertemuan selesai, daftar hadir, lembar observasi, dan kartu kendali yang telah diisi dikumpulkan dan didokumentasikan.
Setelah kartu kendali dikumpulkan, kemudian dibahas satu persatu. Pada kartu kendali yang mengungkapkan suatu permasalahan, kemudian didiskusikan bersama. Hasil diskusi kemudian dicatat. Demikian juga dengan usul atau saran yang dituliskan di kartu kendali, didiskusikan dan hasilnya dicatat. Hasil diskusi kemudian dibacakan di akhir pertemuan agar semua guru memahami atau mengetahui secara keseluruhan hasil pertemuan atau kegiatan KKG. Demikian pula dengan pertemuan berikutnya, kegiatan tetap dilakukan seperti pertemuan pertama. Hasil dari siklus I, menunjukkan bahwa dengan menggunakan kartu kendali sebagai sistem kehadiran guru dalam kegiatan KKG, kehadiran guru tetap naik turun. Namun, secara keseluruhan meningkat dari pra siklus, yaitu dapat dilihat dari rata-rata kehadiran guru pra siklus sebesar 76,1% meningkat menjadi 86,9%. Dari hasil siklus I ini, belum memenuhi harapan sebagaimana yang diinginkan, yaitu minimal kehadiran guru dalam kegiatan KKG sebesar 90%. Dengan data tersebut menunjukkan bahwa perlakuan pada siklus I sudah memberikan efek positif terhadap kehadiran guru, namun masih belum mampu mencapai target sebagaimana yang diharapkan, yaitu 90%.
Sedangkan partisipasi guru dalam kegiatan KKG dapat dilihat dari kartu kendali, yaitu pada isian permasalahan yang dihadapi dan usul/saran. Dari keempat pertemuan pada siklus satu, partisipasi guru menunjukkan bahwa guru yang mengajukan permasalahan dalam siklus I rata-rata 48 orang atau kurang lebih sebesar 81,8%. Dengan besarnya partisipasi tersebut, berarti pada siklus I belum dapat memenuhi kriteria hasil yang memuaskan, karena belum mencapai batas minimal yang diharapkan. Demikian pula dengan jumlah guru yang mengajukan usul, diperoleh rata-rata sebanyak 46 orang guru atau sebesar 78%. Karena itu, partisipasi guru selama siklus I belum memenuhi batas minimal indikator kinerja.
Berdasarkan pelaksanaan dan hasil pengamatan sebagaimana diungkapkan di atas, ternyata kehadiran guru dalam kegiatan KKG masih belum ada peningkatan yang signifikan sebagaimana diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari naik turunnya jumlah guru yang hadir selama 4 kali pertemuan. Namun, rata-rata kehadiran selama 4 kali pertemuan ada peningkatan dibandingkan dengan pra siklus, yaitu dari 76,1% menjadi 86,9%. Peningkatan kehadiran guru dalam siklus I tersebut belum mencapai batas minimal kehadiran sebagaimana diharapkan dalam indikator.
Partisipasi guru dalam kegiatan dapat dilihat pada pengajuan permasalahan dan usul atau saran yang tertulis dalam kartu kendali. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa selama 4 kali pertemuan pada siklus I, diketahui rata-rata guru yang mengajukan permasalahan sebanyak 48 orang atau sebesar 81,8%. Jika dilihat dari besarnya, maka jumlah tersebut sudah banyak dan merupakan sebagian besar dari guru yang hadir. Demikian pula dalam pengajuan usul atau saran, diketahui rata-rata selama 4 kali pertemuan terdapat 46 orang atau sebesar 78,0%. Hal ini menunjukkan pula bahwa sebagian besar guru sudah mengajukan usul atau saran tertulis dalam kartu kendali. Sedangkan dari hasil observasi diketahui bahwa ada guru yang tidak proaktif atau tidak bersemangat, ada guru yang aktif dalam diskusi, maupun ada guru yang pasif. Namun, dari sejumlah guru yang hadir, paling banyak adalah guru yang aktif. Hal ini menunjukkan bahwa guru mulai bisa mengikuti kegiatan diskusi dalam memecahkan masalah. Hal ini kemungkinan karena adanya kartu kendali. Dengan adanya kartu kendali maka setiap guru yang hadir akan menuliskan permasalahannya serta mengajukan usul atau saran secara tertulis, meskipun tidak semua guru demikian. Karena itu, setiap guru sudah mempunyai masalah yang akan diungkapkan. Hal ini tentunya juga akan mengarahkan guru untuk ikut serta dalam membahas setiap permasalahan atau usul yang diajukan oleh guru.
Berdasarkan uraian tersebut, masih ada guru yang belum berpartisipasi dalam kegiatan KKG maupun hadir dalam pertemuan KKG. Berbagai masalah mungkin menyebabkan hal tersebut. Karena itu, perlu diberikan motivasi lagi agar guru memiliki persepsi yang penting terhadap kegiatan KKG, terutama untuk hadir dalam kegiatan dan lebih penting lagi ikut berpartisipasi dalam usaha pemecahan masalah.
Deskripsi Siklus II
Sebagaimana rencana di atas, pelaksanaan observasi dilakukan oleh pengawas sekolah. Observasi dilakukan setiap dua minggu sekali, yaitu dalam kegiatan KKG. Dalam pelaksanaan observasi, pengawas sekolah membawa lembar observasi, membagikan kartu kendali kepada guru, memberikan daftar hadir untuk diisi guru yang hadir. Kartu kendali diberikan kepada guru saat pertemuan pertama dalam siklus, dan setiap guru mendapat 4 lembar kartu kendali, untuk dikumpulkan selama 4 kali pertemuan KKG dalam 2 bulan. Setelah pertemuan selesai, daftar hadir, lembar observasi, dan kartu kendali yang telah diisi dikumpulkan dan didokumentasikan. Berdasarkan kegiatan siklus II, diperoleh hasil bahwa prosentase rata-rata kehadiran dalam kegiatan KKG selama 4 pertemuan sudah melebihi 90% sebagai batas yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan adanya efek positif yang diperoleh dari adanya kartu kendali untuk mengetahui tingkat kehadiran guru dalam kegiatan KKG.
Sementara itu, partisipasi dalam kegiatan KKG, diperoleh hasil bahwa guru yang mengajukan permasalahan dalam siklus II rata-rata 55 orang atau kurang lebih sebesar 92,8%. Dengan besarnya partisipasi tersebut, berarti pada siklus II hampir memenuhi kriteria hasil yang memuaskan. Demikian pula dengan jumlah guru yang mengajukan usul, diperoleh rata-rata sebanyak 54 orang guru atau sebesar 91,1%. Karena itu, partisipasi guru selama siklus II juga belum memenuhi batas minimal indikator kinerja, namun mengalami peningkatan.
Berdasarkan pelaksanaan dan hasil pengamatan sebagaimana diungkapkan di atas, ternyata kehadiran guru dalam kegiatan KKG mengalami peningkatan yang signifikan sebagaimana diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah guru yang hadir selama 4 kali pertemuan pada siklus II. Rata-rata kehadiran selama 4 kali pertemuan ada peningkatan dibandingkan dengan siklus I, yaitu dari 86,9% menjadi 96,6%. Peningkatan kehadiran guru dalam siklus II tersebut sudah mencapai batas minimal kehadiran sebagaimana diharapkan dalam indikator.
Partisipasi guru dalam kegiatan dapat dilihat pada pengajuan permasalahan dan usul atau saran yang tertulis dalam kartu kendali. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa selama 4 kali pertemuan pada siklus II, diketahui rata-rata guru yang mengajukan permasalahan sebanyak 55 orang atau sebesar 92,8%. Jika dilihat dari besarnya, maka jumlah tersebut lebih banyak dari siklus I. Sedangkan dalam pengajuan usul atau saran, diketahui rata-rata selama 4 kali pertemuan terdapat 54 orang atau sebesar 91,1%. Hal ini menunjukkan bahwa guru yang mengajukan usul atau saran mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Sedangkan dari hasil observasi diketahui bahwa ada guru yang tidak bersemangat lebih sedikit. Dari sejumlah guru yang hadir, paling banyak adalah guru yang aktif. Hal ini menunjukkan bahwa guru bisa mengikuti kegiatan diskusi dalam memecahkan masalah. Hal ini kemungkinan karena digunakannya kartu kendali dalam kegiatan KKG.
Berdasarkan uraian tersebut, guru yang berpartisipasi dalam kegiatan KKG maupun hadir dalam pertemuan KKG mengalami peningkatan. Hal tersebut dimungkinkan karena guru semakin memandang bahwa kegiatan KKG sangat penting, selain adanya pengawasan dengan menggunakan kartu kendali. Karena, dengan adanya kartu kendali, kehadiran dan partisipasi guru dalam kegiatan KKG akan mudah dilacak.
PEMBAHASAN
Tindakan yang dilakukan pada siklus I yaitu dengan menggunakan kartu kendali sebagai alat untuk mencatat kegiatan guru dalam KKG, ternyata dapat meningkatkan kehadiran guru dalam kegiatan KKG. Kartu kendali yang digunakan untuk mencatat berbagai hal kegiatan setiap guru dalam setiap kegiatan KKG dapat memacu guru untuk hadir dalam kegiatan KKG. Kartu kendali yang digunakan dalam penelitian ini berisikan tentang nama guru, NIP, Instansi, Jabatan, tanggal kegiatan, jenis kegiatan, permasalahan yang dihadapi, usul/saran, yang dikumpulkan dalam pertemuan KKG. Selanjutnya, kartu kendali tersebut ditandatangani oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah yang hadir dalam kegiatan KKG. Adanya kartu kendali tersebut, maka guru dapat mempersiapkan segala sesuatu yang menjadi permasalahan atau uneg-uneg usul atau saran kepada KKG. Jadi, dengan kartu kendali, guru telah menyiapkan tersebut sejak dari rumah. Karena itu, mereka menjadi bersemangat untuk hadir karena harus mengumpulkan kartu kendali. Dengan mengumpulkan kartu kendali secara otomatis permasalahan yang dihadapi sudah tertampung termasuk usul atau saran yang diharapkan. Peningkatan kehadiran guru dalam kegiatan KKG dari keadaan awal ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 10,8%.
Berbagai hal yang terkait dengan kartu kendali dapat diterima oleh sebagian guru. Karena itu hasil analisis data pada siklus II cukup menggembirakan. Pada siklus II peningkatan kehadiran guru dalam kegiatan KKG sudah dapat memenuhi harapan, bahkan lebih tinggi meskipun tidak terlalu tinggi. Pada siklus II ini, diperoleh rata-rata peningkatan kehadiran guru sebesar 96,6%, lebih tinggi 6,6 poin dari 90% yang diharapkan. Jadi, penggunaan kartu kendali untuk mengetahui kehadiran guru dalam kegiatan KKG yang dilakukan pada siklus II cukup memberikan pengaruh pada peningkatan kehadiran guru dalam kegiatan KKG.
Berdasarkan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini, hasilnya dapat dilihat dari data-data yang terkumpul dan dari hasil pengamatan, serta kehadiran dalam kegiatan KKG selama pelaksanaan tindakan, maka diperoleh kesimpulan yang didasarkan pada analisis data yang ada, yaitu kehadiran dan partisipasi dapat ditingkatkan melalui penerapan kartu kendali. Simpulan tersebut diambil dari hasil refleksi pada pembahasan/diskusi yang intinya adalah sebagai berikut.
Hasil pembinaan: Dari kondisi awal hingga kondisi akhir terdapat peningkatan kehadiran guru dalam mengikuti kegiatan KKG dari persentase kehadiran 86,9% menjadi 76,6% meningkat sebesar 11,2%. Proses Pembinaan: Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan partisipasi guru dalam mengikuti kegiatan KKG, Sehingga proses pembinaan dalam kegiatan KKG dapat berjalan lancar, dapat meningkatkan kehadiran dan partisipasi guru dalam mengikuti kegiatan KKG di Gugus Basuki Rahmat Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan pada Bab IV, maka penelitian ini menyimpulkan sebagai berikut (1) Penggunaan kartu kendali mampu meningkatkan kehadiran guru dalam kegiatan KKG di Gugus Basuki Rahmat Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri. (2) Penggunaan kartu kendali dapat meningkatkan partisipasi guru dalam mengajukan permasalahan dan usul atau saran dalam kegiatan KKG di Gugus Basuki Rahmat Kecamatan Jatiroto Kabupaten Wonogiri.
Saran-saran
Kepada Guru
Kepada guru diharapkan dapat ikut berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan KKG. Partisipasi aktif dalam kegiatan KKG setidaknya diwujudkan dalam bentuk kehadiran, yaitu mengikuti kegiatan KKG. Untuk dapat selalu menghadiri kegiatan KKG, guru dapat memulai dengan berpersepsi baik terhadap kegiatan KKG. Persepsi yang baik tersebut dapat diawali dengan bersilaturahmi dengan sesama guru. Kemudian dilanjutkan dengan bincang-bincang tentang pelaksanaan tugas, dan dilanjutkan ke berbagai hal seperti diskusi atau pemecahan masalah.
Kepada Pengawas dan Kepala Sekolah
Kepada Pengawas dan Kepala sekolah diharapkan dapat memberikan motivasi kepada guru agar guru dapat selalu hadir dalam kegiatan KKG. Motivasi dapat diberikan dengan mengajak berpikir positif dalam kegiatan KKG. Berpikir positif yang dimaksud adalah menganggap bahwa kegiatan KKG tidak hanya untuk kepentingan pribadi guru, akan tetapi lebih bernilai ibadah dan wujud dari tanggung jawab dalam membina generasi muda.
Kepada Peneliti yang Akan Datang
Kepada peneliti yang akan datang diharapkan hasil penelitian ini menjadi inspirasi untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam tentang kegiatan KKG. Hasil penelitian ini masih dapat ditingkatkan ke jenjang yang lebih mendalam seperti mengungkapkan berbagai permasalahan yang dihadapi guru berdasarkan kartu kendali yang terkumpul, saran-saran yang diharapkan dari guru dan tentunya jumlah guru yang dapat hadir dalam kegiatan KKG.
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi. 2010. Pedoman Pelaksanaan KKG. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2009. Pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 0487/U/1982 tentang Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Madya. 2007. Teori Dan Praktik Penelitian Tindakan Action Research. Bandung: Alfabeta.
Riyanto dan Martinus. 2007. Kelompok Kerja yang Efektif. Yogyakarta: Kanisius.
Robbins. 2004. Teori Organisasi Struktur Desain & Aplikasi edisi 3. Alih bahasa Jusuf Udaya. Jakarta: Arcan.
Tjiptono. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Andi Offset.