MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERINDIKATOR MASTER DAPAT MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN AIR
MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERINDIKATOR MASTER DAPAT MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN AIR
PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013
SEKOLAH DASAR NEGERI PACAR, REMBANG, REMBANG
Ngaisah
Guru Mapel IPA di Kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Pacar
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Pacar, Rembang, Rembang. Dengan nilai terendah 40 karena kurangnya pemahaman siswa yang disebabkan pembelajaran IPA selama ini kurang dikaitkan dengan pengetahuan siswa sebelumnya, tidak ada variasi dalam mengajar, sehingga siswa pasif dan hasil belajar rendah dalam pembelajaran. Untuk itu, rumusan masalah dalam penelitian ini: 1. apakah pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER dapat meningkatkan keterampilan guru?, 2. apakah pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER dapat meningkatkan aktivitas siswa?, 3. apakah pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER dapat meningkatkan respon siswa, dan 4. apakah pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Pacar Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang ?. Penelitian ini bertujuan meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, respon siswa, dan hasil belajar dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan PBI berindikator MASTER. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berkolaborasi dengan guru kelas IV. Siswa kelas IV SDN Pacar sebanyak 33 siswa, terdiri dari 16 siswa putra dan 17 siswa putri. Alat pengumpul data yang digunakan adalah soal tes, lembar observasi dan foto kegiatan pembelajaran dengan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata keterampilan guru pada pembelajaran IPA melalui Pendekatan PBI berindikator MASTER pada siklus I adalah 1,7, Siklus II 3,07, dan siklus III 3,7. Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh rata-rata skor 1,66 siklus II 3,18. Dan siklus III 3,74. Untuk respon siswa terhadap pembelajaran pada siklus I memperoleh rata-rata persentase 50%, siklus II 77,5% dan siklus III 87,5%. Sedangkan hasil belajar siswa meningkat dari siklus I mendapat ketuntasan 40%, siklus II 85%, dan siklus III menjadi 95%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan PBI berindikator MASTER dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, respon siswa, hasil belajar di SDN Pacar Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Saran bagi siswa adalah sebaiknya siswa aktif dalam pembelajaran sehingga sesuai ketuntasan yang diharapkan, sebaiknya guru mengetahui pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER, dan sekolah adalah menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung pembelajaran.
Kata kunci: Kualitas Pembelajaran, Problem Based Instruction.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan pembelajaran IPA di SD Negeri Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang masih mengalami hambatan dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Belajar. Faktor penyebabnya adalah guru jarang memberi stimulus dalam mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan masalah nyata kehidupan sehari-hari sehingga siswa belum mempunyai gambaran tentang materi yang akan dipelajari, kurang berminat mengikuti pelajaran, dan malas bertanya serta mengungkapkan ide tentang permasalah-an. Dalam pembelajaran tidak adanya variasi tentang gaya mengajar, media, dan sumber belajar yang digunakan. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat materi tanpa dilibatkan dalam pembelajaran. Dengan demikian, dalam menangkap materi pembelajaran kurang efektif. Selain itu, dalam membimbing diskusi kelompok kecil, sistem pengelompokan untuk diskusi belum heterogen, secara individu maupun kelompok siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
Dari permasalahan diatas, pengelo-laan kelas yang dilakukan selama ini kurang baik sehingga mengakibatkan hasil belajar rendah. Untuk meningkatkan kuali-tas pembelajaran dilakukan melalui peng-amatan keterampilan guru oleh kepala sekolah dan guru kelas V SD Negeri Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang sebagai kolaborator. Sedangkan aktivitas siswa diamati oleh guru kelas IV.
Dalam BSNP (2006) ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator yang dicapai minimal 75%. Di kelas IV SD Negeri Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Air hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih ada siswa yang rata-rata memper-oleh nilai 56,5 dengan nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 80. Dengan demikian hasil pembelajaran yang diperoleh siswa SD Negeri Pacar hanya mampu menyerap 56,5%. Sedangkan yang menjadi harapan adalah nilai 60 dan kriteria ketuntasan belajar 75%. Apabila hasil belajar siswa rendah dan belum mencapai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan maka dikatakan pembelajaran belum berhasil.
Karakteristik pembelajaran berda-sarkan masalah adalah pengajuan perta-nyaan, keterkaitan dengan disiplin ilmu yang lain, menyelidiki autentik memamer-kan hasil kerja dan kolaborasi (http://www.problembasedinstructionKanreguru’sBlog.htm). Pembelajaran berdasar-kan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk mengajarkan siswa untuk mandiri dalam membangun pengetahuan-nya sendiri tanpa menggantungkan pada guru yang seharusnya sebagai fasilitator. Pembelajaran ini membantu untuk mem-proses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar mau-pun kompleks.
Problem Based Instruction (PBI) menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran. Pen-dekatan ini fokusnya tidak banyak pada apa yang sedang dikerjakan siswa tetapi pada apa yang siswa pikirkan selama mereka mengerjakan. Meskipun peran guru dalam pelajaran yang berbasis masalah kadang-kadang juga melibatkan presentasi dan menjelaskan berbagai hal kepada siswa, tetapi guru lebih sering memfung-sikan sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa dapat belajar untuk berpikir dan menyelesaikan masalahnya sendiri (Sugiyanto,2009:152). Berdasarkan uraian diatas, upaya peningkatan kualitas pembe-lajaran melalui model pembelajaran inovatif yang salah satunya adalah Problem Based Instruction (PBI) perlu Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Melalui Pendekatan Problem Based Instruction (PBI) Berindikator Master Dapat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Air Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pacar Kecamatan Rembang Kabupa-ten Rembang Semester I Tahun Pelajaran 2012/ 2013.
Rumusan Masalah
1. Apakah pendekatan PBI berindikator MASTER dapat meningkatkan keteram-pilan guru dalam pengelolaan pembela-jaran IPA kelas IV SD Negeri Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rem-bang?
2. Apakah dengan pendekatan PBI berin-dikator MASTER dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pelajaran IPA?
3. Apakah melalui pendekatan PBI berin-dikator MASTER dapat meningkatkan respon siswa terhadap pembelajaran IPA?
4. Apakah dengan penerapan pendekatan PBI berindikator MASTER dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang?
Tujuan Penelitian
Secara umum yang menjadi tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk menemukan pola penerapan pende-katan PBI berindikator MASTER dalam pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.
Secara khusus penelitian tindakan kelas ini bertujuan: 1) Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam pengelolaan pem-belajaran IPA di kelas IV, 2) Untuk meningkatkan aktivitas siswa terhadap pembelajaran IPA melalui pendekatan PBI berindikator MASTER, 3) Untuk mening-katkan respon siswa kelas IV SD Negeri Pacar dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan PBI berindikator MASTER., 4) Untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HI-POTESIS
Pengertian Kualitas Pembelajaran
Pembelajaran merupakan terje-mahan dari Learning. Guru mengajar da-lam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Jadi, sub-jek pembelajaran adalah peserta didik (Agus Suprijono, 2009: 11-12). Proses pembelajaran memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan belajar untuk membantu siswa memperoleh pengalaman yang akan merubah tingkah laku siswa. Menurut Werner (dalam Monks F.J. dkk, 1982:1) menyatakan bahwa pmbelajaran menunjukkan suatu proses tertentu yaitu proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali dan pembelajaran menunjuk pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari seberapa besar suasana belajar men-dukung terciptanya kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan dan bermakna bagi pembentukan profe-sionalitas kependidikan. Oleh karena itu, kualitas pembelajaran secara operasional dapat diartikan sebagai intensitas keter-kaitan antara guru, siswa, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal.
Pengertian IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone me-nyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk menda-patkan dan mempergunakan pengetahuan tersebut.
Hakikat IPA
Pada hakikat ini, IPA atau sains ada 4 macam yaitu sebagai produk, proses, sikap dan teknologi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a) Sains sebagai produk
Sains sebagai produk yang men-cakup fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori.
b) Sains sebagai proses
Sains sebagai proses, disini IPA tidak dipandang sebagai kata benda, kumpulan pengetahuan atau fakta untuk dihafalkan tetapi sebagai kata kerja untuk mencapai sesuatu (http://www.hakikat-ipa.html). Siswa tidak hanya sebagai pendengar saja tetapi keaktifan siswa dan guru sebagai fasilitator yang membuat kelas menjadi lebih menyenangkan dan kondusif.
c) Sains sebagai sikap
Sains sebagai sikap yaitu memo-tivasi siswa untuk mengembangkan pen-tingnya mencari jawaban dan penjelasan rasional tentang fenomena alam dan fisik serta melibatkan dalam aktivitas pembe-lajaran.
d) Sains sebagai teknologi
Sains sebagai teknologi merupakan pelaksanaan pembelajaran IPA untuk siswa dapat mempelajari kehidupan nyata, meng-identifikasi masalah, dan memanfaatkan teknologi. IPA (Sains) berupaya membang-kitkan minat manusia agar mau meningkat-kan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tidak ada habisnya.
Pendekatan Problem Based Instruct-ion (PBI)
Salah satu strategi inovatif yang bisa dterapkan adalah problem based instruction (PBI). PBI merupakan salah satu pendekatan konstruktivis. Adapun teori konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan banyak ide.
PBI menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk mendapatkan dan menggu-nakan secara tepat sumber-sumber pem-belajaran. Tiap pelajaran dalam PBI dimulai dengan siswa dituntut bertanggungjawab atas pendidikan yang mereka jalani, serta diarahkan untuk tidak terlalu tergantung pada guru. PBI membentuk siswa mandiri yang dapat melanjutkan proses belajar pada kehidupan dan karir yang akan mereka jalani.
Pendekatan PBI menekankan ke-mandirian siswa untuk menemukan sendiri informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut dapat ditemukan di lingkungan sekitar siswa. Proses ini dapat juga disebut sebagai proses internalisasi, oleh karena inti didalam interaksi tersebut siswa aktif memahami dan menghayati makna dari lingkungannya.
Penggunaan pendekatan PBI da-lam pembelajaran selain dapat meng-aktifkan siswa juga melatih siswa untuk lebih mandiri ddalam belajar karena dalam era globalisasi dituntut kemandirian untuk mempersiapkan persaingan dalam lingkup yang lebih luas. Seorang guru hanya berperan sebagai fasilitator atau tutor yang memandu siswa menjalani proses pendidikan. Ketika siswa menjadi lebih cakap dalam menjalani proses belajar PBI, guru akan berkurang keaktifannya. Masalah-masalah yang didesain dalam PBI memberi tantangan pada siswa untuk lebih mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah secara efektif.
Menurut Trianto (2007:71) lang-kah-langkah pembelajaran PBI antara lain: a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, b) Guru membimbing siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll), c) Guru mendorong siswa untuk mengum-pulkan informasi yang sesuai, melaksana-kan eksperimen untuk mendapatkan penje-lasan dan pemecahan masalah, pengum-pulan data, hipotesis, pemecahan masalah, d) Guru membimbing siswa dalam meren-canakan dan menyiapkan karya yang se-suai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya, e) Guru membimbing siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
MASTER
a) Motivating mind (memotivasi pikiran)
Sebelum memulai guru perlu menginformasikan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaku-kan serta tujuan yang akan dicapai. Memotivasi pikiran dilaksanakan pada kegiatan awal pembelajaran di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
b) Acquire the facts (mengenali fakta-fakta)
Pada kegiatan ini, dibahas tentang pertanyaan atau kesulitan yang dihadapi siswa selama belajar mandiri.. Dalam pe-laksanaan pembelajaran, mengenali fakta ini dilaksanakan pada kegiatan inti (eks-plorasi).
c) Search out the meaning (menggali makna)
Pada langkah ini guru dapat melak-sanakan pembelajaran dengan model pem-belajaran yang inovatif, dan menggunakan media pembelajaran yang mendukung. Pelaksanaan dalam pembelajaran terjadi pada waktu kegiatan inti (elaborasi).
d) Trigger the memory (memicu memori)
Untuk memicu ingatan atau memo-ri siswa, guru meminta siswa untuk mem-buat kesimpulan dan rangkuman tentang materi yang telah dipelajari. Pelaksanaan dalam pembelajaran pada kegiatan inti (elaborasi) tetapi berbeda dengan menggali makna. Pada bagian ini yang ditonjolkan adalah menuliskan laporan.
e) Exhibit what you know (memper-lihatkan apa yang anda ketahui)
Pada langkah ini siswa diminta menyimulasikan, mempraktekkan hal-hal yang telah terkait dengan kegiatan pembelajaran dengan presentasi. Kegiatan ini dilakukan pada pelaksanaan pembela-jaran elaborasi bagian akhir sampai bagian konfirmasi.
f) Reflect on the process (merefleksikan proses)
Pada langkah terakhir, guru dan siswa melihat kembali kegiatan yang sudah dilaksanakan serta menyimpulkan materi. Hal ini bertujuan agar siswa memahami materi yang telah dipelajari. Kegiatan pem-belajaran ini dilaksanakan pada kegiatan akhir.
Kerangka Berfikir
Pada kondisi awal, kualitas pembelajaran (keterampilan guru, aktivitas siswa, respon siswa, hasil belajar siswa) masih rendah karena menggunakan pendekatan tradisional, Untuk meningkat-kannya maka guru menerapkan pendekat-an pembelajaran inovatif yang salah satunya adalah Problem Based Instruction (PBI) karena dengan pendekatan ini dapat mengaitkan materi dengan kehidupan nyata siswa dan terlibat secara langsung dalam pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Adapun pelaksanaannya dilakukan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus tiga kali pertemuan yang disertai dengan kegiatan observasi. Setiap siklus menunjuk-kan keberhasilan yang berbeda pada hasil belajar siswa. Dengan meningkatnya kete-rampilan guru, aktivitas dan respon siswa dalam pembelajaran, maka hasil belajar siswa meningkat dan kualitas pembelajaran pun meningkat.
Hipotesis Tindakan
Jika pembelajaran IPA pada pokok bahasan Air di kelas IV SD Negeri Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang pada semester I tahun pelajaran 2012/ 2013 menggunakan pendekatan PBI berin-dikator MASTER, maka keterampilan guru, aktivitas siswa, respon siswa, dan hasil belajar siswa meningkat.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Pacar Kecamatan Rembang Kabupa-ten Rembang yang beralamatkan di Desa Pacar, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang.
Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah Guru yang berkolaborasi dengan rekan guru kelas IV, siswa kelas IV SD Negeri Pacar Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang yang berjumlah 33 siswa yaitu 16 siswa putra dan 17 siswa putri.
Sumber Data
1. Siswa. Sumber data siswa didapatkan dari hasil observasi sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus ketiga, evaluasi dan lembar aktivitas siswa yang diamati pengamat, catatan lapangan dan angket.
2. Guru. Sumber data guru berasal dari lembar observasi aktivitas guru yang diamati oleh pengamat, catatan lapangan dan angket.
3. Data dokumen. Sumber data yang diambil dari hasil belajar siswa dan berupa foto kegiatan pembelajaran.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi teknik tes dan non tes. Teknis tes berupa tes tertulis dengan alat pengumpul data berupa soal. Teknik non tes berupa observasi, dengan alat pengumpul data berupa lembar observasi.
Validasi Data
1. Data kuantitatif berupa hasil belajar kelas IV yang diambil dengan cara memberikan tes diakhir siklus.
2. Data kualitatif didapatkan dari kete-rampilan guru, aktivitas belajar siswa, dan respon siswa pada pembelajaran IPA berlangsung dengan pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBA-HASAN
Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus I
Analisis hasil penilaian keteram-pilan guru dalam mengelola pembelajaran siklus I (lampiran 4) menunjukkan hasil keterampilan guru dalam pembelajaran melalui pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER pada siklus I bahwa pendahuluan memperoleh skor rata-rata 2,3. Kegiatan inti memperoleh skor rata-rata 2,2. Penutup memperoleh skor rata-rata 3. Pengelolaan kelas memperoleh skor rata-rata 2,5. Skor rata-rata keseluruhan keterampilan guru pada siklus I adalah 1,7 dengan kriteria kurang baik (C).
Hasil observasi dalam dalam lembar aktivitas siswa (instrumen II) memperoleh rata-rata sebesar 1,62 dengan kriteria cukup baik (C). Keaktifan siswa dalam kelompok dan mengumpulkan infor-masi memperoleh kriteria C antara rentang 1,6 – 2,5. Antusias dalam pemecahan ma-salah, ketepatan dalam membuat laporan dan ketepatan mengevaluasi kegiatan memperoleh kriteria D antara 1,0 sampai 1,5 .
Respon siswa pada siklus I seperti dalam instrumen 3 meliputi 60% siswa merasa senang, jelas cara guru mengajar dan membimbing melalui pendekatan Pro-blem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER. 40% cukup menarik dalam inovasi dan keantusiasan pembelajaran.
Hasil belajar IPA melalui Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER bahwa siswa mengalami ketun-tasan belajar sebanyak 14, sedangkan 19 belum tuntas dalam belajar dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40.
Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus II
Analisis hasil penilaian keteram-pilan guru dalam mengelola pembelajaran siklus II (lampiran 5) menunjukkan hasil keterampilan guru dalam pembelajaran melalui pendekatan Problem Based Ins-truction (PBI) berindikator MASTER pada siklus II bahwa pendahuluan memperoleh skor rata-rata 3. Kegiatan inti memperoleh skor rata-rata 3. Penutup memperoleh skor rata-rata 3. Pengelolaan kelas memperoleh skor rata-rata 3,5. Skor rata-rata keseluruhan keterampilan guru pada siklus II adalah 3,07 dengan kriteria baik (B).
Hasil observasi yang diperoleh selama pembelajaran IPA siswa memper-oleh rata-rata dalam lembar aktivitas siswa (instrumen II) sebesar 3,18 dengan kriteria baik (B). Siklus II ini keaktifan siswa dalam kelompok, antusias dalam pemecahan masalah, mengumpulkan informasi, kete-patan dalam membuat laporan memper-oleh skor rata-rata 3,3 kriteria baik (B) dengan rentang antara 2,6 sampai 3,5. Ketepatan mengevaluasi memperoleh skor rata-rata 2,5 kriteria cukup (C) dengan rentang antara 1,6 – 2,5.
Respon siswa pada siklus II seperti dalam instrumen 3 meliputi 80% siswa merasa senang, jelas dengan cara guru mengajar dan membimbing pembelajaran melalui pendekatan Problem Based Ins-truction (PBI) berindikator MASTER, dan siswa antusias. 70% cukup menarik dalam inovasi pembelajaran.
Hasil belajar IPA melalui Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER bahwa siswa mengalami ketuntas-an belajar sebanyak 17, sedangkan 3 belum tuntas dalam belajar dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50.
Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus III
Analisis hasil penilaian keterampil-an guru dalam mengelola pembelajaran siklus III (lampiran 6) menunjukkan hasil keterampilan guru dalam pembelajaran melalui pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER pada siklus III bahwa pendahuluan memperoleh skor rata-rata 4. Kegiatan inti memperoleh skor rata-rata 3,5. Penutup memperoleh skor rata-rata 3,5. Pengelola-an kelas memperoleh skor rata-rata 4. Skor rata-rata keseluruhan keterampilan guru pada siklus III adalah 3,7 dengan kriteria sangat baik (A).
Hasil observasi yang diperoleh selama pembelajaran IPA siswa memper-oleh rata-rata dalam lembar aktivitas siswa (instrumen II) sebesar 3,74 dengan kriteria sangat baik (A). Siklus III ini keaktifan siswa dalam kelompok, antusias dalam pe-mecahan masalah, mengumpulkan infor-masi, ketepatan dalam membuat laporan memperoleh skor rata-rata 3,7 kriteria sangat baik (A) dengan rentang antara 3,6 sampai 4. Sedangkan ketepatan meng-evaluasi kegiatan memperoleh 3,2 kriteria baik (B) dengan rentang antara 2,6 sampai 3,5.
Respon siswa pada siklus III seperti dalam instrumen 3 meliputi 90% siswa merasa senang, jelas cara guru mengajar, membimbing melalui pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER, dan siswa antusias. 80% menarik dalam inovasi pembelajaran.
Hasil belajar IPA melalui Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER bahwa siswa mengalami ketuntas-an belajar sebanyak 31, sedangkan 2 siswa belum tuntas dalam belajar dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 55.
Pembahasan
Kualitas pembelajaran dengan adanya interaksi antar siswa maupun guru yang menciptakan lingkungan belajar yang aktif. Penerapan pembelajaran IPA melalui pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER di terapkan di kelas IV. Data hasil analisis yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran dengan pendekatan PBI berindikator MASTER sebagai berikut:
Tabel 4.10 Rekapitulasi Peningkatan Ketrampilan Guru, Aktivitas Siswa, Respon Siswa dan Hasil Belajar Siswa
NO |
Kategori Analisis |
Siklus I |
Siklus II |
Siklus III |
Peningkatan (%) |
1 |
Keterampilan guru |
1,7 |
3,07 |
3,7 |
50% |
2 |
Aktivitas siswa |
1,66 |
3,18 |
3,74 |
41,6 % |
3 |
Respon siswa |
50 % |
77,5 % |
87,5 % |
37,5 % |
4 |
Hasil belajar siswa |
40 % |
85 % |
95 % |
55 |
Keterampilan guru dalam pembelajar-an
Terdapat kenaikan skor rata-rata sebesar 2,0 atau meningkat 50% dengan menggunakan pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER. Untuk siklus I guru masih terlihat kaku dalam memberikan bimbingan sehingga kegiatan pembelajaran belum berjalan secara optimal. Untuk siklus II dan siklus III pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Guru lancar dalam memberikan bimbingan ataupun dalam mengkondisikan kelasnya.
Menurut Isjoni (2009: 92) peran guru dalam Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) kelompok kooperatif diantaranya adalah sebagai motivator, dalam hal ini guru berperan sebagai pemberi semangat pada siswa untuk aktif berpartisipasi. Peran ini sangat peting dalam rangka memberikan semangat dan dorongan belajar kepada siswa dalam mengembangkan aktivitas siswa, baik dalam mengembangkan keahlian dalam bekerja sama, mengembangkan rasa empati, maupun berkomunikasi saat bertanya, mengemukakan pendapat atau menyampaikan permasalahannya.
Aktivitas siswa
Pada siklus I masih baru dilaksanakan dalam pembelajaran sehingga dalam pelaksanaannya siswa masih merasa canggung dan belum terbiasa. Hal ini dapat dilihat dalam aktivitas siswa dalam kelompok yang meningkat sebesar 1,66 atau meningkat 41,6%. Dalam Trianto (2007:62) disebutkan bahwa pembelajaran PBI dengan kelompok kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.
Respon siswa
Terdapat kenaikan sebesar 37,5% untuk respon siswa terhadap penggunaan pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER antara lain siswa merasa senang dengan cara guru menyampaikan materi, inovasi pembelajar-annya menarik, cara guru membimbing jelas, dan keantusiasan siswa meningkat.
Menurut John Dewey (dalam Trianto 2007:67) pembelajaran PBI adalah interaksi antara stimulus dengan respon. Stimulus didapatkan dari guru mengajar dengan pendekatan PBI dan siswa menanggapi dengan respon yang terdapat pada lembar respon siswa dengan 4 kategori yaitu cara guru menyampaikan materi, inovasi pembelajarannya menarik, cara guru membimbing jelas, dan keantusiasan siswa meningkat.
Hasil belajar siswa
Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 55%. Hal ini membuktikan bahwa pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER dapat mening-katkan hasil belajar siswa. Dan ini sesuai dengan yang disebutkan dalam BSNP (2008:7) bahwasannya kriteria ketuntasan ideal yang harus dicapai adalah lebih dari 75%. Sehingga dapat dikatakan bahwa ketuntasan belajar telah tercapai.
PENUTUP
Simpulan
1. Skor keterampilan guru pada siklus I adalah 1,7 dengan kriteria cukup. Pada siklus II adalah 3,07 dengan kriteria baik dan rata-rata keterampilan guru pada siklus III adalah 3,7 dengan kriteria sangat baik dikarenakan pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER terdapat sintaks untuk guru yang dapat meningkatkan keterampilan guru dengan mempersiapkan media dan alat peraga.
2. Hasil rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 1,66 dengan kriteria cukup. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus II adalah 3,18 dengan kriteria baik dan rata-rata aktivitas pada siklus III adalah 3,74 dengan kriteria sangat baik. Pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER membuat siswa memecahkan masalah sendiri bukan berasal dari informasi yang diberikan guru dengan kelompok kooperatif siswa mampu bertanggungjawab, memecahkan masalah dalam diskusi sehingga siswa menjadi aktif.
3. Respon siswa terhadap pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER meningkat sebesar 37,5% antara lain siswa merasa senang dengan cara guru menyampaikan materi, inovasi pembelajarannya menarik, cara guru membimbing jelas, dan keantusiasan siswa meningkat.
4. Peningkatan hasil belajar yang diperoleh dari siklus 1-III pada pembelajaran IPA melalui pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa 40%, siklus II adalah 85%, dan siklus III meningkat menjadi 95%.
Saran
1. Siswa sebaiknya aktif dalam pembela-jaran sehingga dapat berjalan sesuai ketuntasan yang diharapkan.
2. Sebaiknya guru (peneliti dan kolabolator) mengetahui pendekatan Problem Based Instruction (PBI) berindikator MASTER, untuk segera dicari pemecahannya dengan kerjasama antar sesama guru dan siswa dalam hal meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang memudahkan guru dalam membimbing dan siswa untuk memecahkan masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Alim, Muhammad Baitul. 2009. Teori Kognitif Psikologi Perkembangan Jean Piaget.http://www.teori-kognitif-psikologi-perkembangan-jean-piaget.htm.(2 Okt 2009).
Arends, Richard I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: Mac Millan Publishing.
Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Aqib, Zaenal. 2009. Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Yrama Widya
BNSP. 2008. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: DEPDIKNAS
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hartati, Sri. 2006. Peningkatan Keterampilan Pengelolaan dan Keterampilan Proses IPA Di SD Melalui Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction)
Isjoni. 2009. Pembelaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogjakarta: Pustaka Pelajar
Kamala, Izzatin. 2008. Pengertian Pendidikan IPA.http://www.Pengertian Pendidikan IPA Izzatin Kamala Weblog.htm.(19 Juni 2008)
Kanreguru.2009. Pengajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction). http://www.problembasedinstructionKanreguru’sBlog.htm.(18Sep 2009).
Kholil, Anwar. 2008. Teori Vygotsky Tentang Pentingnya Stategi Belajar. http://www. teori-vygotsky-tentang-pentingnya.html.(11 April 2008)
Manahal, Susriyati. 2007. Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dengan Strategi Cooperatif Pada Mata Pelajaran Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V MI Jenderal Sudirman Malang.
Mergendoller,J.R,dkk. 2000. The Effectiveness Of Problem Based Instruction. Journal Of Education Research.
Monks, F. J, dkk. 1982. Psikologi Perkembangan (Ontwikkelings Psychologie). Yogyakarta: GM University Press.
Nurkhasanah, Lina. 2010. Metode Pengajaran.http://www.lina_nurkhasanah,, MetodePengajaran.html.(19 Apr 2010).
Rose, C. & Nichols, M. (2003). Accelerated Learning For 21th Century. Bandung: Nuansa Cendekia.
Slavin, Robert E. 1994. Educational Psychology Theory and Practice. Massachussetts: Paramount.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Mata Padi Presindo.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sutanto, Purwo dkk. 2004. Sains 4. Klaten: CV.Sahabat.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. http://www.mengembangkan-model-pembelajaran.html.(22 Jan 2009).
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional.
Wikimedia. 2010. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam. http://www.pengertianIlmu_Pengetahuan_Alam.htm.(27 Mei 2010)
. 2008. Pembelajaran sains.http://www. hakikat-ipa.html.(10 Mar 2008).
. Modul Pembelajaran Kelas IV: CV. Pustaka Bengawan
. Peningkatan Kualitas Pembelajaran 2.http://www.Scribd.com.(24 Peb 2011)
Pengertian Kualitas.http://www.definisi-pengertian.blogspot.com.(24 Peb 2011)