MENERAPKAN PENDEKATAN MOTIVASI BELAJAR

DAN METODE DISKUSI DAPAT MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn

MATERI KERJASAMA NEGARA-NEGARA

DI KAWASAN ASIA TENGGARA

KELAS VI.B SEMESTER II SD NEGERI 1 TREMBULREJO

KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Sulastri

SD Negeri 1 Trembulrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

ABSTRAK

Dalam kegiatan berbahasa dibagi menjadi 4 bagian, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kegiatan ini harus saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan atau berdiri sendiri. Namun demikian dari keempat kegiatan berbahasa ini yang banyak mengalami kendala atau kesulitan adalah cara mengungkapan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan. Bahkan ada sebagian orang yang berpendapat bahwa menulis itu sulit dan memerlukan bakat khusus. Untuk itu diadakan perbaikan pembelajaran dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan bagi siswa kelas VI.B SDN Trembulrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora tahun pelajaran 2013/2014 melalui pengembangan kerangka karangan dengan pertanyaan divergen. Tindakan perbaikan dalam penelitian ini dilakukan 2 siklus. Pada siklus I menerapkan pendekatan motivasi belajar dan metode diskusi dapat meningkatkan hasil nilai siswa rata-rata 7,3. Nilai masih di bawah ketuntasan yang ditetapkan yaitu 7,5. Namun dalam siklus II hasil nilai karangan siswa rata-ratanya cukup signifikan yaitu 7,8. Berarti nilai rata-rata sudah di atas ketuntasan. Berdasarkan hasil analisis nilai rata-rata tulisan karangan siswa pada siklus I dan II maka dapat disimpulkan bahwa melalui Menerapkan Pendekatan Motivasi Belajar Dan Metode Diskusi dapat meningkatkan kemampuan belajar bagi siswa kelas VI.B SDN 1 Trembulrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora tahun pelajaran 2013/2014.

Kata kunci: Menerapkan Pendekatan Motivasi Belajar dan Metode Diskusi.


LATAR BELAKANG MASALAH

Sejalan dengan dinamika perkem-bangan kehidupan berbangsa dan berne-gara yang ditandai oleh semakin terbu-kanya persaingan antar bangsa semakin ketat, maka bangsa Indonesia mulai memasuki era reformasi menuju kehidupan yang semakin demokratis.

Dalam era transisi atau proses perjalanan bangsa menuju masyarakat yang madani (sivil society), pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu atau mata pelajaran di sekolah perlu menyesuaikan diri sejalan dengan perubah-an kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Proses pembangunan karakter bangsa (national character building) yang sejak proklamasi kemerdekaan RI telah menda-pat prioritas perlu direvitalisasi agar sesuai dengan arah dan pesan konstitusi Negara RI. Pada hakekatnya proses pembentukan karakter bangsa diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat Indo-nesia yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai titik sentral. Dalam proses itulah, pembangunan karakter bangsa kembali dirasakan sebagai kebutuhan yang sangat mendesak dan tentunya memerlukan pola pemikiran atau paradigma baru.

Tugas PKn dengan paradigma barunya adalah mengembangkan pendidik-an demokrasi yang mengemban tiga fungsi pokok, yaitu mengembangkan kecerdasan warga negara, membina tanggung jawab warga Negara dan mendorong partisipasi warga negara. Kecerdasan warga negara yang dikembangkan untuk membentuk warga negara yang baik bukan hanya dalam dimensi spiritual, emosional, dan sosial sehingga paradigma baru PKn bercirikan multidimensional. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk diajarkan dan ditanamkan mulai sedini mungkin yaitu pada tingkat sekolah-sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dalam hal itu menjadi tanggung jawab sepenuhnya bagi para pendidikan untuk melaksanakan pembela-jaran PKn seoptimal mungkin sehingga peserta didik benar-benar memiliki kemam-puan atau kompetensi yang diharapkan oleh sekolah.

Untuk menguji sejauh mana kom-petensi-kompetensi tersebut dikuasai oleh siswa, maka pada setiap akhir pembela-jaran PKn guru memberikan evaluasi atau penilaian. Dimana alat penilaian yang digunakan haruslah benar-benar mampu digunakan untuk mengukur keberhasilan guru dalam setiap pembelajaran. Dan apabila pada akhir pembelajaran, hasil belajar yang diperoleh siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka guru perlu melaksanakan suatu penelitian dalam bentuk kegiatan pola Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal itulah yang peneliti alami setelah melaksanakan pembelajaran PKn di kelas VI SD Negeri 1 Trembulrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.

Penelitian ini bermula dari keresah-an peneliti setelah melihat rendahnya pemahaman dan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn materi Kerjasama Negara-Negara di Kawasan Asia Tenggara. Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Kerjasama Negara-Negara di Kawasan Asia Tenggara maka peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang, identifikasi dan analisa masalah maka yang menjadi fokus perumusan masalah yang akan dikemukakan peneliti adalah: “Apakah dengan menerapkan pendekatan motivasi belajar dan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi Kerjasama Negara-Negara di Kawasan Asia Tenggara kelas VI semester II SD Negeri 1 Trembulrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupa-ten Blora tahun pelajaran 2013/2014.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah: (1) Mendiskripsikan penerapkan pendekatan motivasi belajar dalam pembelajaran PKn tentang materi Kerjasama Negara-Negara di Kawasan Asia Tenggara kelas VI semester II SD Negeri 1 Trembulrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupa-ten Blora tahun pelajaran 2013/2014. (2) Mendiskripsikan penerapan metode diskusi dalam pembelajaran PKn tentang materi Kerjasama Negara-Negara di Kawasan Asia Tenggara kelas VI semester II SD Negeri 1 Trembulrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupa-ten Blora tahun pelajaran 2013/2014.

KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran PKn di SD

Sapriya dan Winataputra (2006) mengemukakan bahwa tugas PKn dalam paradigma barunya adalah mengembang-kan kecerdasan warga negara, membina tanggung jawab warga negara, dan mendorong partisipasi warga negara. Kecerdasan warga negara yang dikembangkan untuk membentuk warga negara yang baik bukan hanya dalam dimensi spiritual, emosional, dan sosial, sehingga paradigma baru PKn beririkan multidimensional. Selanjutnya, untuk me-ngembangkan masyarakat yang demokratis melalui pendidikan kewarganegaraan digunakanlah suatu strategi-strategi khusus yang sesuai dengan paradigma baru Pkn. Salah satunya dengan memfokuskan pada kegiatan belajar siswa aktif (Active Students Learning) dan pendekatan inkuiri (Inquiry Approach). Dengan begitu model pembelajaran Pkn dengan paradigma barunya memiliki karakteristik sebagai berikut: membelajarkan dan melatih siswa berfikir secara kritis, membawa siswa untuk mengenal dan memecahkan setiap masalah sesuai dengan metode ilmiah dan ketrampilan sosial lain yang sejalan dengan pendekatan inkuiri.

Pendekatan Motivasi

Pengertian Motivasi

Lestari (2007) mengemukakan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuat-an guna mencapai tujuan tertentu. Se-dangkan motif adalah gaya dalam diri seseorang yang mendorong untuk melaku-kan sesuatu. Motivasi belajar dapat timbul dari dalam diri siswa (motivasi intrinsik) dan pengaruh dari luar diri siswa (motivasi ekstrinsik). Dalan konteks ini guru berperan sebagai motivator untuk menumbuhka kedua motivasi tersebut agar siswa dapat belajar dengan baik motivasi intrinsik telah dimiliki setiap siswa dengan adanya potensi rasa ingin tahu, rasa ingin maju dan lain-lain. Sedangkan motivasi ekstrinsik dapat timbul dari upaya guru melalui penerapan ganjaran dan penghargaan (reward) serta hukuman (punishmen) yang berorientasi pada upaya memotivasi siswa untuk belajar. Untuk menunjang keberhasilan belajar secara kelompok, maka guru harus memberikan motivasi dan bimbingan terhadap individu dan kelompok.

Penerapan Pendekatan Motivasi Da-lam Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran diper-lukan usaha yang maksimal untuk menciptakan lingkungan belajar yang dapat memotivasi siswanya. Lebih lanjut lestari (2007) menjelaskan pada dasarnya ada dua macam motivasi yang dapat menentukan keberhasilan seseorang, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Di antara keduanya motivasi intrinsik merupakan yang terpenting dalam diri seseorang. Motivasi inilah yang diharapkan lebih ditingkatkan dalam diri individu. Hal ini dapat dimengerti karena motivasi intrinsic merupakan sumber yang kuat dan positif dalam kehidupan manusia. Untuk meningkatkan motivasi intrinsik, diperlukan usaha untuk menciptakan suatu kegiatan belajar yang menantang, yang dapat mendorong rasa ingin tahu anak yang dapat mengontrol dan dapat meningkatkan daya imajinasi.

Faktor-faktor psikologis yang juga perlu dipertimbangkan dalam meningkat-kan motivasi seseorang adalah bagaimana guru menciptakan suatu ligkungan belajar yang menyenangkan dan memotivasi siswanya. Sebelum pelaksanaan kegiatan belajar, guru perlu membuat perencanaan lebih dahulu. Guru harus jeli dalam melihat kelompok siswa yang ada di kelasnya, apakah tipe individualistic, kooperatif atau tipe komperirif/senang bersaing. Guru juga harus terlibat bagaimana iklim kelas, interaksi guru dan siswanya, kegiatan manajemen guru di kelas, cara guru mengajar juga turut berpengaruh dalam memotivasi siswanya.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Pelaksanaan dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Trembulrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora pada mata pelajaran PKn kelas VI semester II.

Prosedur Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran PKn di kelas VI semester II dilakukan dalam tiga tahap yang masing-masing melalui empat tahap yaitu: Tahap perencanaan, Tahap pelaksanaan, Tahap pengumpulan data, dan Tahap refleksi.

Diskripsi Per Siklus

Pra Siklus

Berdasarkan data yang terkumpul pada analisis tes formatif tingkat ketuntasan hanya mencapai 52%, penguasaan materi haya 8 siswa dari 18 siswa. Hal ini sebagai acuan untuk bekal pada siklus selanjutnya. Tahap refleksi ini dibantu oleh dua teman guru dan pembimbing yang hasilnya berupa: (a) Analisis perbutir soal tes formatif dengan tabel hasil tes formatif. (b) Grafik tes formatif. (c) Tujuan perbaikan pembelajaran.

Siklus I

Berdasarkan data yang terkumpul pada analisis tes formatif tingkat ketuntasan hanya mencapai 80%, penguasaan materi hanya 13 siswa dari 18 siswa. Hal ini sebagai acuan untuk bekal pada siklus selanjutnya.

Tahap refleksi ini dibantu dua teman Guru dan pembimbing yang hasilnya berupa: (a) Analisis perbutir soal tes formatif dengan tabel hasil tes formatif. (b) Grafik tes formatif. (c) Tujuan perbaikan pembelajaran.

Siklus II

Dari hasil analisis tes formatif dalam analisis tingkat ketuntasan mencapai 100%. Peneliti yang dibantu dua teman Guru telah berhasil menuntaskan dari siklus ke siklus yaitu: Pra Siklus = 52%, Siklus I = 80%, Siklus II = 100%. Dari hasil penuntasan siklus ke siklus ternyata ada peningkatan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Hasil Penelitian

Pra Siklus

Perhitungan hasil pencapaian siswa dalam mengerjakan tes formatif Pra Siklus didapat kategori nilai, Melihat hasil tes formatif Pra Siklus ternyata rata-rata hanya 55,6 dari tingkat ketuntasan penguasaan materi yang diberikan oleh guru, sehingga guru perlu mengadakan langkah-langkah perbaikan supaya siswa memahami pembelajaran tersebut.

Siklus I

Pada Siklus I ternyata nilai rata-rata dan tingkat ketuntasan materi, siswa sudah menunjukkan perubahan yang cukup menggembirakan dari 18 siswa yang rata-rata mencapai 70,4 sedangkan tingkat ketuntasan 80% berarti sudah ada pening-katan dari Pra Siklus.

Siklus II

Pada Siklus II ini menunjukkan tingkat prestasi yang sudah maksimal. Dari 18 siswa nilai rata-ratanya mencapai 85,6 dan semua siswa tuntas, karena tingkat ketuntasan 100%.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan selama Pra Siklus dan Dua Siklus dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1) Pelaksanaan pembelajaran dengan mene-rapkan metode ceramah, tanya jawab, penugasan dan diskusi telah berhasil meningkatkan pembelajaran PKn kelas VI semester II di SD Negeri 1 Trembulrejo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. (2) Hasil kemajuan dalam Pra Siklus dan Dua Siklus adalah Pra Siklus nilai rata-rata 55,6 dengan ketuntasan mencapai 52%, Siklus I nilai rata-rata 70,4 tingkat ketuntasan mencapai 80%, Siklus II nilai rata-rata 85,6 tingkat ketuntasan mencapai 100%. (3) Dari hasil kemajuan selama Pra Siklus dan Dua Siklus menggunakan metode tanya jawab, ceramah, penugasan dan diskusi meskipun belum maksimal.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas untuk melibatkan semua aspek dan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam diri siswa selama proses pembe-lajaran berlangsung, diantarannya: (1) Guru benar-benar menguasai materi pembelajaran. (2) Guru harus siap menghadapi konflik karena hal yang baru akan mendapat perhatian lebih dari yang lama. (3) Memberi perhatian khusus pada siswa yang kurang berprestasi dan siswa yang lain, demikian pula siswa yang melakukan kesalahan tidak mengulangi kesalahannya lagi. (4) Guru hendaknya mampu menciptakan suasana komunikasi dua arah antara guru dan murid.

DAFTAR PUSTAKA

Lestari , Hera; Taufiq, Agus; Lestari, Puji (2007). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Purwanto , Ngalim (1990). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tim Bina Karya Guru (2007). Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD Kelas VI. Jakarta: Erlangga

Winataputra, Udin. S (2004). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka

Winataputra, Udin. S (2007). Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka.