Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning
MENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR
DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI INTEGRAL
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL)
PADA SISWA KELAS XII IA 2 SEMESTER
GASAL MAN 1 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Aris Ramadawati
Guru MAN 1 Sragen
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar mata pelajaran matematika materi integral melalui model pembelajaran Contextual Teaching Learning(CTL) bagi siswa kelas XII IA 2 MAN 1 Sragen tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan di mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2017, bertempat di MAN 1 Sragen. Adapun sebagai subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII IA 2 dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa. Prosedur penelitian yang digunakan adalah prosedur Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan nilai hasil ulangan harian tiap siklus dengan norma penilaian terlampir dan teknik non tes digunakan pada lembar observasi keaktifan belajar. Adapun alat pengumpul data berupa nilai hasil belajar dengan mengerjakan soal ulangan harian dengan soal essay dan lembar observasi keaktifan belajar siswa, yang diambil selama pelaksanaan tindakan baik pada siklus 1dan siklus 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran Contextual Teaching learning (CTL) pada siswa kelas XII IA 2 MAN 1 Sragen dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar berdasarkan lembar pengamatan dari siklus 1 ke siklus 2 hasil lembar pengamatan siswa tentang keaktifan belajar didapatkan hasil pada siklus 1 keaktifan rendah terdapat 15 siswa, keaktifan sedang terdapat 6 siswa, sedangkan keaktifan tinggi terdapat 7 siswa dengan rerata 71.43. Pada siklus II didapat hasil pada keaktifan rendah terdapat 10 siswa, keaktifan sedang 8 siswa, keaktifan tinggi terdapat 5 siswa dengan rerata 80.43. Pada hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan nilai terendah dari 70 menjadi 73 atau mengalami peningkatan sebesar 7,14%, pada nilai tertinggi terjadi peningkatan dari nilai 85 menjadi 86 atau mengalami peningkatan sebesar 3,52%, pada nilai rata-rata terjadi peningkatan dari 77,88 menjadi 79,08 atau mengalami peningkatan sebesar 6,88%.
Kata Kunci: Keaktifan siswa, hasil belajar, Model pembelajaran Contextual Teaching Learnung
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Matematika merupakan merupakan mata pelajaran yang dipakai dalam ujian nasional, banyak dari peserta didik yang merasa kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika,akibatnya banyak siswa yang tidak senang dengan pelajaran Matematika. Kesulitan yang dialami ketika siswa telah memahami rumus-rumus dalam matematika, tetapi begitu mereka mengerjakan soal mereka tidak bisa menerapkan rumus tersebut dalam pengerjaannya, akhirnya siswa tidak mau meneruskan dalam mengerjakan soal tersebut. Hal ini disebabkan siswa hanya menghafalkan rumusnya saja tanpa ada konsep yang jelas sehingga dalam pembelajaran siswa hanya menerima teorinya saja, tanpa ada aplikasi dalam mengerjakan soal.
Model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan contoh model pembelajaran yang dapat membantu peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang ada. Hal ini dikarenakan adanya interaksi siswa di dalam kelompoknya dan juga interaksi serta keaktifan dengan guru. Dalam pembelajaran kontektual ini, siswa saling membantu pembelajaran agar setiap anggota kelompok dapat mencapai tujuan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik. Di dalam kelompok, siswa yang berkemampuan lebih tinggi akan membantu proses pemahaman bagi siswa yang berkemampuan sedang atau rendah. Dalam pembelajarankontektual, siswa dikelompokkan secara variatif (beraneka ragam) berdasarkan prestasi mereka sebelumnya, kesukaan, kebiasaan. Adanya kelompok dengan berbagai kemampuan heterogen inilah yang membuat interaksi aktif dalam setiap kelompok dapat berjalan baik.
Pembelajaran Contextual Teaching Learning ini siswa benar-benar dituntut untuk mampu memecahkan masalah yang diberikan oleh seorang guru. Dengan pemilihan pembelajaran Contextual Teaching Learning diharapakan siswa akan mudah memahami pelajaran yang diberikan oleh seorang guru, sehingga implikasinya hasil belajar dan keaktifan belajar akan meningkat. Pembelajaran Contextual Teaching Learning merupan pembelajaran dengan siswa menerima konsep yang diberikan dan dari konsep tersebut siswa mengkontruksi kembali konsep tersebut yang akhirnya dapat menerapkan dalam berbagai soal-soal yang diberikan oleh guru tanpa menghafal lagi. Dengan adanya konsep-konsep tersebut siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,sehingga pembelajaran yang diberikan oleh guru menjadi bernakna dan tidak merupakan teori saja.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka berbagai permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
- Apakah keaktifan siswa dan kemampuan guru ada kecenderungan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran?.
- Mengapa hasil belajar rendah pada mata pelajaran Matematika ?
- Apakah melalui pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada materi Integral ?
- Apakah melalui pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan keaktifan belajar pada mata pelajaran Matematika pada materi Integral ?
Pembatasan Masalah
Agar dalam penelitian dapat mencapai hasil yang optimal perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut:
- Permasalahan dibatasi pada bagaimana upaya meningkatkan keaktifan belajar dengan menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) pada mata pelajaran Matematika Materi Intergal pada siswa kelas XII IA 2 MAN 1 Sragen Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018.
- Permasalahan dibatasi pada bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) pada mata pelajaran Matematika Materi Integral pada siswa kelas XII IA 2 MAN 1 Sragen Semster Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
- Apakah melalui model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan keaktifan belajar bagi siswa kelas XII IA 2 MAN 1 Sragen Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018?.
- Apakah melalui model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa kelas XII IA 2 MAN 1 Sragen Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018?.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
- Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar pada mata pelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) bagi siswa kelas XII IA 2 MAN 1Sragen Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018.
- Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) bagi siswa kelas XII IA 2 MAN 1Sragen Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018.
Manfaat Penelitian
Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
- Memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran Matematika di Sekolah Madrasah Aliyah
- Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan pelajaran Matematika di Madrasah Aliyah.
- Bagi guru dan siswa , penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan terhadap hal-hal yang telah diusahakan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran yang telah diberikan.
- Sebagai masukan untuk mendukung dasar teori bagi penelitian yang sejenis dan relevan.
|
KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA
Kajian Teori
Pengertian Keaktifan Siswa
Menurut Anton M. Mulyono (2001: 26) keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatankegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaranakan tercipta situasi belajar aktif.
Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam kegiatan pembelajaran ini sangat dituntut keaktifan siswa, dimana siswa adalah subjek yang banyak melakukan kegiatan, sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Menurut Raka Joni (1992: 19-20) dan Martinis Yamin (2007: 80- 81) menjelaskan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan manakala: (1) pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa, (2) guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar (3) tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar), (4) pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencapai siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep, dan (5) melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
|
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu Dan Tempat Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama satu semester dengan mengambil data kondisi awal pada nilai awal semester gasal dengan materi Integral tak tentu dari fungsi aljabar dan trigonometri dan pelaksanaan tindakan dilakukan pada tahun pelajaran 2017/2018. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah di MAN 1 (Madrasah Aliyah Negeri) Sragen yang terletak di jalan Sumpah Pemuda no 25 Sragen dengan mengambil kelas XII IA 2 di mana peneliti mengajar di kelastersebut.
|
Subyek penelitian dan Obyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IA 2 MAN 1 Sragen pada semester gasal tahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa.
Sumber Data.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
- Data kondisi awal yang berupa nilai hasil ulangan pada awal semester gasal dengan materi integral serta data keaktifan siswa selama pembelajaran pada semester gasal pada awal pembelajaran.
- Data siklus 1 yang berupa nilai ulangan harian pada akhir siklus I serta data lembar observasi pada keaktifan belajar pada siklus I
- Data siklus 2 yang berupa nilai ulangan harian pada akhir siklus II serta data lembar observasi pada keaktifan belajar pada siklus II
Teknik dan Alat Pengumpulan Data.
- Teknik Pengumpulan Data.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan metode non tes. Metode tes digunakan untuk mengetahui nilai hasil belajar dan metode non tes digunakan untuk mengetahui data keaktifan belajar.
- Alat Pengumpulan Data.
Pada metode tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar menggunakan nilai hasil ulangan pada akhir siklus I dan siklus II dan pada metode non tes yang digunakan untuk penilaian keaktifan belajar siswa menggunakan lembar observasi.
Validitas Data
Validasi data pada penelitian ini menggunakan dua metode yaitu:
- Untuk keaktifan belajar siswa menggunakan Triangulasi data, yaitu kolaborasi dengan guru-guru Matematika MAN 1 Sragen, dengan cara meneliti dan berdiskusi dengan guru Matematika tentang lembar observasi keaktifan belajar.
- Untuk tes hasil belajar menggunakan validitas isi, yaitu yang berupa Kisi-kisi soal ulangan harian pada siklus I dan Siklus II.
Analisis Data
Pada penelitian ini menggunakan dua analisis data yaitu:
- Pada keaktifan belajar siswa menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan pada hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.
- Pada tes hasil belajar menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal dengam nilai tes pada siklus I dan Siklus II.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. penelitian ini terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Untuk menerapkan perangkat pembelajaran kontekstual digunakan rancangan penelitian tindakan, selain itu juga memecahkan masalah-masalah praktis, juga untuk memperbaiki strategi pembelajaran.
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Deskripsi Keaktifan Belajar
Pembelajaran pada mata pelajaran matematika pada awal semester gasal dengan materi integral tak tentu pada tahun pelajaran 2017/2018 dimana mata pelajaran matematika disampaikan dengan metode ceramah dimana guru hanya bertindak sebagai fasilitator tanpa melibatkan keaktifan siswa, di mana siswa hanya sebagai pendengar saja. Hal ini akan menbuat siswa enggan memperhatikan penjelasan dari guru, sehingga yang ada di kelas siswa bercakap-cakap, tidur-tiduran bahkan ada yang mengerjakan tugas lain. Mereka merasa apa yang dijelaskan oleh guru tidak bisa mereka menerimanya, hal ini mengakibatkan keaktifan belajar siswa menjadi berkurang.
Dalam pembelajaran dengan metode yang berpusat pada gutu ternyata di dalam kelas siswa sangat ramai, bahkan ada yang bercakap-cakap dengan teman lain, dengan adanya pembelajaran yang berpusat pada guru keaktifan siswa juga sangat rendah sekali, sehingga dalam pembelajaran guru tidak efisien dikarenakan banyak dari siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Dalam pembelajaran kondisi awal banyak dari siswa yang bosan denga pembelajaran dengan metode ceramah, sehingga siswa tidak mau mendengarkan penjelasan dari guru.
Deskripsi Hasil Belajar
Pada kondisi awal hasil belajar siswa sangat rendah sekali dan nilai terendah dicapai pada nilai 65 dan nilai tertinggi hanya 76 . Hal ini disebabkan pembelajaran yang diberikan oleh guru hanya berbentuk ceramah saja. Dan peserta didik hanya sebagai pendengar, hal ini akan membuat siswa bosan, sehingga siswa banyak yang pasif dan enggan untuk bertanya ataupun untuk mengerjakan tugas, prestasi yang dicapai oleh siswa sangat rendah sekali.
Deskripsi Hasil Siklus I
Pada hasil pengamatan pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pada pengamatan tentang keaktifan belajar siswa, siswa masih ada yang berbicara sendiri dan keaktifan siswa masih agak kurang karena ada sebagian siswa yang masih menggandalkan pada teman yang lain dalam mengerjakan tugas dari guru, dan keaktifan bertanya dalam kegiatan belajar mengajar sudah mulai nampak, siswa sudah banyak yang aktif dalam diskusi antar kelompok karena presentasi serta lembar kerja dilakukan secara kelompok.
Dari tes hasil belajar terjadi peningkatan nilai terrendah dari 65 menjadi 70 atau mengalami peningkatan 7,69%. Nilai tertinggi terjadi peningkatan dari 76 menjadi 81 atau terjadi peningkatan 6,57% dan nilai rerata naik dari 70,47 menjadi 75,21 atau mengalami kenaikan sebesar 6,72%.
Berdasarkan hasil di atas masih ada siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM, sehingga perlu adanya tindakan pada siklus II. Dengan model pembelajaran CTL yang seefektif mungkin, sehingga diharapkan banyak siswa yang antusias dalam mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar, karena itu peneliti berusaha untuk membimbing siswa dengan baik dan berusaha untuk mendorong keaktifan belajar siswa dengan menggunakan Model pembelajaran CTL.
Deskripsi Hasil Siklus II
Pada hasil pengamatan tentang keaktifan belajar siswa, sebagian besar sudah terlibat dalam pembelajaran dan mulai aktif dalam diskusi serta sudah aktif dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, sehingga pembelajaran pada siklus II dirasakan benar-benar berkesan pada siswa. Pada pengamatan tentang keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran ini tidak ada siswa yang tidur-tidur ataupun bercakap-cakap, sehingga membuat materi pelajaran yag disampaikan dengan metode pembelajaran kontekstual dapat dirasakan oleh siswa.
Pada pembelajaran dengan Model pembelajaran CTL pada siklus II pambagian kelompok dibuat lebih kecil yaitu 4 siswa akan membuat siswa lebih aktif. Pada pemberian masalah yang diberikan pada siswa benar-benar siswa sudah benar-benar telah melakukan mengaplikasikan menghitung luas daerah dan volume benda putar. Pada kegiatan presentasi benar-benar siswa sudah mulai bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru, sehingga diharapkan pada pembelajaran siklus II dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar.
Pembahasan
Tabel 14. Pembahasan Tindakan dari Kondisi Awal,Siklus 1,Siklus 2
- Tindakan
No | Kondisi Awal | Siklus 1 | Siklus 2 |
1. | Dalam pembelajaran hanya dengan ceramah saja dan belum memanfaatkan metode pembelajaran kontekstual | Dalam pembelajaran sudah mengunakan metode Kontekstual dengan pembagian kelompok beranggotakan 6 siswa dan tiap kelompok diberi satu lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok. Pada pembelajaran ada pemberian tugas dan presentasi kelompok tentang hasil praktek. | Dalam pembelajaran sudah menggunakan metode Kontekstual dengan menbuat tugas menghitung volume kerucut dengan cara langsung serta dengan integral serta terdapat pembagian kelompok yang beranggotakan 4 siswa dan kelompok terakhir beranggotakan 3 siswa. Setiap kelompok mendapat dua tugas, pada kegiatan akhir diadakan presentasi dari masing-masing kelompok.
|
- Hasil Belajar Siswa
NO | Kondisi Awal | Siklus 1 | Siklus II | Refleksi dari kondisi awal ke kondisi Akhir |
1 | Nilai hasil ulangan harian pada kondisi awal nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 76 dengan nilai rerata 70.47. | Nilai hasil ulangan harian pada siklus I nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 81 dengan nilai rerata 75.21. | Nilai hasil ulangan harian serta nilai tugas didapat hasil nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 87 dengan nilai rerata 78.13. | Dari kondisi awal ke kondisi akhir terjadi peningkatan prestasi belajar dari nilai terendah terjadi peningkatan dari 65 menjadi 76 atau mengalami peningkatan 15.92%, nilai tertinggi terjadi peningkatan dari 76 menjadi 87 atau mengalami peningkatan sebesar 14.47%., sedangkan pada nilai rata-rata terjadi peningkatan dari 70.47 menjadi 78.13 atau mengalami peningkatan sebesar 10.86%. Adanya peningkatan hasil belajar ini disebabkan siswa sudah menemulakan konsep-konsep tentang integral tentu, dengan adanya penemuan konsep tersebut, siswa dapat menggunakan konsep tersebut dalam mengerjakan soal.sehingga konsep yang diterima siswa tidak hanya berupa teori-teori saja. Adanya penemuan konsep yang baru siswa dengan mudah dapat menghitung luas daerah yang dibatasi kurva serta mengitung volume banda putar dengan konsep yang telah diberikan oleh guru |
Hasil Tindakan
Pada pembelajaran dengan Model pembelajaran Contextual Teaching Learning yang merupakan bentuk pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki nya dengan penerapannya dalam kehidupan siswa dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dan hasil belajar siswa.
Pada pembelajaran dengan menggunakan Model pembelajaran CTL ternyata berdasarkan lembar observasi keaktifan belajar siswa dapat meningkatkan rerata keaktifan belajar siswa dari 71.43 menjadi 80.43. Sedangkan pengamatan yang dilakukan oleh kolaborator, siswa sudah berinteraksi dengan siswa lain, siswa lebih aktif bertanya dan siswa juga lebih aktif untuk menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Pada pembelajaran ini walaupun terjadi peningkatan keaktifan belajar, karena bentuk pembelajaran merupakan hal yang baru, sehingga pada siklus I masih terjadi siswa yang bercakap-cakap atau mereka hanya sebagai pendengar saja.
Pada hasil belajar siswa juga terjadi peningkatan nilai rerata 70.47 menjadi 78.13 atau mengalami peningkatan sebesar 10.86%, sehingga secara teoritik pembelajaran dengan menggunakan Model pembelajaran Contextual Teaching Learning terjadi peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar.
Pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching Learning ternyata secara empirik didapat hasil sebagai berikut:
- Keaktifan belajar siswa dari kondisi awal ke kondisi akhir terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa dengan terbukti pada penilaian dengan lembar observasi aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan retata keaktifan siswa dari 71.43 menjadi 80.43 atau mengalami peningkatan 12,62%.
- Dari kondisi awal ke kondisi akhir terjadi peningkatan hasil belajar dari nilai terendah terjadi peningkatan dari 65 menjadi 76 atau mengalami peningkatan 15.92%, nilai tertinggi terjadi peningkatan dari 76 menjadi 87 atau mengalami peningkatan sebesar 14.47%., sedangkan pada nilai rata-rata terjadi peningkatan dari 70.47 menjadi 78.13 atau mengalami peningkatan sebesar 10.86% sebesar 19,92%.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning pada mata pelajaran matematika pada materi Integral bagi siswa kelas XII IA 2 MAN 1 Sragen semester Gasal tahun 2017/2018 berdasarkan hasil lembar pengamatan siswa tentang keaktifan belajar didapatkan hasil pada siklus 1 keaktifan rendah terdapat 15 siswa, keaktifan sedang terdapat 6 siswa, sedangkan keaktifan tinggi terdapat 7 siswa dengan rerata 71.43. Pada siklus II didapat hasil pada keaktifan rendah terdapat 10 siswa, keaktifan sedang 8 siswa, keaktifan tinggi terdapat 5 siswa dengan rerata 80.43.
- Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning pada mata pelajaran matematika pada materi Integral bagi siswa kelas XII IA 2 MAN 1 Sragen semester Gasal tahun 2017/2018 dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan nilai terendah dari 65 menjadi 76 atau mengalami peningkatan 15.92%, nilai tertinggi terjadi peningkatan dari 76 menjadi 87 atau mengalami peningkatan sebesar 14.47%., sedangkan pada nilai rata-rata terjadi peningkatan dari 70.47 menjadi 78.13 atau mengalami peningkatan sebesar 10.86% sebesar 19,92%.
Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, implikasi yang dapat peneliti sampaikan adalah:
- Pembelajaran dengan Model pembelajaran Contextual Teaching Learning yang merupakan pembelajaran yang menbantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa menbuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada siswa kelas XII IA 2 MAN 1 Sragen Semester Gasal tahun pelajaran 2017/2018.
- Pembelajaran dengan Model pembelajaran Contextual Teaching Learning yang merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran dan dikaitkan dengan dunia nyata serta mengkaitkan informasi dengan pengetahuan yang dimiliki ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IA 2 MAN 1 Sragen Semester Gasal tahun pelajaran 2017/2018.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:
Bagi Sekolah
Penelitian dengan class-room action research membantu dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
Bagi Guru
- Untuk meningkatkanhasil belajar mata pelajaran Matematika diharapkan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching Learning.
- Untuk meningkatkan keaktifan, kreativitas siswa dan keefektifan pembelajaran diharapkan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching Learning.
- Untuk memperoleh jawaban yang tepat, sesuai dengan tujuan penelitian disarankan untuk menggali pendapat atau tanggapan siswa dengan kalimat yang lebih mengarah pada proses pembelajaran dengan model pembelajaran Contextual Teaching Learning.
Bagi Siswa
- Peserta didik hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.
- Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya kedalam kehidupan sehari-hari.
Bagi Peneliti.
- Hendaknya peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis sedapat mungkin terlebih dahulu menganalisis kembali perangkat pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti ini untuk disesuaikan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung, dan karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat penelitian tersebut.
- Hendaknya penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya dengan mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkapkan dan dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anonim. 2007. Pendekatan kontekstual. Jakarta: Depdiknas.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Burhan Bangun. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Sragen: Rajawali Press.
Depdiknas, 2003. Pendekatan Kontekstual . Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek PGSD.
Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta bekerjasama dengan Depdikbud.
Elaine B. Johnson, 2007. Contextual Teaching and Learning. Bandung: Mizan Learning Center (MCL).
Elaine B. Johnson, 2008. Contextual Teaching and Learning. Jakarta: Mizan Learning Center (MCL).
Gino, HJ, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Sragen: UNS Press.