Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Supervisi Akademik
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU KELAS IV DAN V
DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI SUPERVISI AKADEMIK
DI DABIN V UPT PENDIDIKAN KECAMATAN KOTA KUDUS SEMESTER
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Fajar Sri Utami
Pengawas Dabin V UPT Pendidikan Kecamatan Kota Kudus
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian tindakan sekolah (PTS) ini adalah kemampuan melaksanakan pembelajaran masih bersifat tradisional terutama pada guru-guru di Dabin V UPT Pendidikan Kecamatan Kota Kudus belum mampu melaksanakan pembelajaran kontekstual. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual melalui supervisi akademik di Daerah Binaan V Upt Pendidikan Kecamatan Kota Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020. Subjek dalam penelitian ini adalah semua guru di Dabin V sebanyak 20 orang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Nopember 2019 dengan tujuan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual bisa berhasil maksimal. Kegiatan penelitian meliputi (1) tahap persiapan proposal (2) membuat instrumen (3) pelaksanaan supervisi akademik secara kelompok dalam siklus I dan supervisi akademik secara individu (percakapan individu) dalam siklus II (4) menganalisa data (5) pembahasan (6) membuat laporan. Supervisi akademik dengan tindakan pembimbingan secara kelompok kecil dan individu, peneliti berhasil meningkatkan mutu proses pembelajaran. Bukti keberhasilan tersebut adalah bahwa mutu proses pembelajaran yang dilakukan guru di Dabin V dari kondisi awal sebelum siklus I ke kondisi akhir siklus II terdapat peningkatan dari skor 49 menjadi 67 pada siklus I, dan 78 pada siklus II. Total kenaikan sebesar 29. Kenaikan skor mutu pembelajaran ini merupakan hasil dari proses pembimbingan secara individu oleh peneliti.
Kata kunci: kompetensi guru, pembelajaran kontekstual, supervisi akademik
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun dalam pelaksanaannya seringkali kita tidak sadar bahwa masih banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan kreativitas peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas di sekolah merupakan kewajiban dan harapan bagi guru secara umum, namun hal ini masih belum dilakukan dengan maksimal oleh guru. Mereka belum banyak kreatif menggunakan model-model pembelajaran maupun teknik-teknik pendekatan yang baru. Guru hanya menyampaikan materi pelajaran saja, kurang kontrol terhadap kondisi siswa saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan tersebut, maka dapat dikaji lebih lanjut dalam bentuk penelitian, sehingga judul yang ditetapkan adalah ”Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Kontekstual melalui Supervisi Akademik di Daerah Binaan V UPT Pendidikan Kecamatan Kota Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020”.
Rumusan Masalah
Apakah penerapan supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi guru kelas IV dan V dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual di Daerah Binaan V UPT Pendidikan Kecamatan Kota Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020?”
Tujuan Penelitian
Untuk menguji penerapan supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi guru kelas IV dan V dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual di Daerah Binaan V UPT Pendidikan Kecamatan Kota Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa, dan peneliti.
Bagi Guru
- Dengan dilaksanakan penelitian melalui penerapan supervisi akademik, guru dapat memprediksi kendala-kendala yang mungkin terjadi dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan, sehingga mampu mengatasi kendala-kendala tersebut.
- Dengan guru mampu mengatasi kendala-kendala dalam pembelajaran, maka guru dapat meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran.
- Dengan kemampuan dan keterampilan guru terus meningkat, maka akan dihasilkan guru-guru yang profesional.
Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas serta prestasi belajar siswa.
Bagi Peneliti
- Dengan penelitian melalui penerapan supervisi akademik, peneliti mendapat pengalaman baru yaitu melakukan penelitian yang sangat bermanfaat dalam memperoleh angka kredit pengembangan profesi.
- Peneliti dapat membantu guru dalam mengatasi kendala-kendala yang muncul ketika sedang melaksanakan pembelajaran melalui penerapan supervisi akademik, sehingga keberadaan kepala sekolah lebih dirasakan oleh guru
KAJIAN PUSTAKA
Landasan Teori
Pada bagian ini akan disajikan berbagai teori yang digunakan sebagai dasar acuan penelitian ini. Teori yang digunakan diambil dari berbagai sumber yang relevan baik dari buku, jurnal, maupun internet. Landasan teori yang telah disusun dijabarkan sebagai berikut.
Kompetensi Guru
Kompetensi diakui sebagai faktor yang memegang peran penting dalam keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya. Sebagai contoh guru sebagai salah satu profesi, Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyatakan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya Mendiknas RI melalui Permen Nomor 16 Tahun 2007 menetapkan Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Identifikasi kompetensi guru yang tepat dianggap memiliki nilai prediksi yang valid untuk keberhasilan guru dalam pekerjaannya.
”Apakah arti sebenarnya kompetensi dan bagaimana pula dengan pengertian kompetensi guru?”, menjadi pertanyaan yang sangat penting untuk dijawab. Pemahaman yang mendalam tentang pengertian kompetensi akan memberikan dasar dalam upaya menjadi guru yang berhasil sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan.
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik menjadi kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang membantu. Menurut Dimyati dan Mudjiono (dalam Sagala, 2011:62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa akan belajar jika mereka mengetahui makna dan kegunaan dari materi akademisnya dan mengetahui makna kegiatan mereka di sekolah. Selain itu siswa akan belajar jika mereka mengaitkan informasiyang baru dengan pengetahuan sebelumnya dan pengalaman mereka sendiri.
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen yakni: konstruktivisme (contructivism), bertanya (question), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling) dan penilaian sebenarnya (authentic assessment).
Supervisi Akademik
Pendidikan pada hakekatnya adalah sebuah transformasi yang mengubah input menjadi output. Untuk menjadi output, dalam transformasi tersebut diperlukan suatu proses yang berlangsung secara benar, terjaga serta sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Pada pendidikan, untuk menjamin terjadinya proses yang benar tersebut, diperlukan pengawasan (supervisi).
Supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah di SD Daerah Binaan V UPT Pendidikan Kecamatan Kota Kudus yang terdiri dari 7 SD yaitu SD 1 Purwosari, SD 2 Purwosari, SD 3 Purwosari, SD Demangan, SD NU Mafatihul Ulum, SD 3 Demaan, dan SDIT Al Islam.
Peneliti memilih tempat penelitian di SD Dabin V karena peneliti mendapat tugas dinas sebagai pengawas SD di wilayah tersebut dan merupakan Daerah Binaan peneliti sehingga hasil penelitian ini tidak mengganggu kegiatan pembelajaran justru membantu guru memecahkan masalahnya.
Subjek penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan sekolah yang menjadi subjek yaitu guru kelas IV dan V di Daerah binaan V UPT Pendidikan Kecamatan Kota Kudus, yang berdasarkan hasil supervisi rutin, guru-guru tersebut masih memiliki kemampuan yang belum maksimal dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian tindakan sekolah, dengan empat langkah pokok yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Penelitian dilakukan tahapan secara berkelanjutan selama empat bulan.
Tindakan yang dilakukan adalah berupa supervisi akademis yang akan dilakukan secara bertahap yaitu siklus I supervisi dilakukan menggunakan supervisi akademik secara kelompok, kemudian siklus II dilakukan supervisi secara individual yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi. Keempat langkah tersebut selalu berkaitan antara satu dengan yang lain. Begitu pula pelaksanaannya, antara siklus I dan seterusnya saling berkaitan. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kekurangan dan kelemahan pada siklus I, dan seterusnya.
Untuk memecahkan masalah yang ada di Daerah Binaan V UPT Pendidikan Kecamatan Kota Kudus, perlu adanya tindakan khusus yang dilakukan oleh pengawas sekolah, yaitu upaya peningkatan kemampuan guru kelas IV dan V Sekolah Dasar dalam pembelajaran berpusat kooperatif melalui supervisi akademik di Daerah Binaan III UPT Pendidikan Kecamatan Kota Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019. Tindakan tersebut dilakukan melalui supervisi akademik secara maksimal dengan tahapan yang pertama yaitu melaksanakan supervisi akademik secara kelompok dan yang kedua melaksanakan supervisi akademik secara individu di dalam kelas masing-masing guru.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di delapan SD Negeri/swasta di Daerah Binaan V Kecamatan Kota Kudus, yakni SD Negeri 1 Purwosari, SD Negeri 2 Purwosari, SD Negeri 3 Purwosari, SD Negeri Demangan, SD NU Mafatihul Ulum, SD Negeri 3 Demaan, dan SDIT Al Islam.
Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (PTS) tentang kompetensi guru kelas IV dan V dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual melalui supervisi akademik yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I pemberian tindakan berupa supervisi akademik secara kelompok dan pada tindakan siklus II berupa supervisi akademik secara individu terhadap semua guru kelas IV dan V di Daerah binaan V UPT Pendidikan Kecamatan Kota Kudus.
Deskripsi Kondisi Awal Penelitian
Berdasarkan hasil temuan di lapangan pada kondisi awal, guru yang mengajar belum mengkaji ulang pengembangan silabus dan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kompetensi yang akan diajarkan, sehingga dalam pelaksanaan proses pembelajaran tidak ada perencanaan dengan baik, karena itu bisa saja terjadi materi yang berulang-ulang diberikan pada siswa, sedangkan kompetensi yang lain tidak tersampaikan secara keseluruhan, sehingga materi yang diperoleh siswa tidak sesuai yang diharapkan.
Pembelajaran di kelas pada umumnya masih menggunakan cara-cara lama, yaitu menerangkan diikuti contoh soal kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan soal latihan dan pembahasan, sehingga kegiatan siswa hanya menghafal rumus dan menghitung menggunakan rumus terbut. Walaupun dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) telah dikenalkan pembelajaran kontekstual, namun para guru masih enggan menggunakannya dalam pembelajaran. Padahal dengan pembelajaran kontekstual anak akan belajar lebih bermakna, karena pembelajaran kontekstual menggunakan pengalaman atau dunia nyata siswa.
Rata-rata kualitas pembelajaran yang dilakukan guru-guru di Daerah binaan V sangat rendah rata-rata 63,5 dalam kategori kurang, maka guru-guru tersebut perlu disupervisi akademik secara kelompok maupun individu agar hasilnya bisa meningkat.
Diskripsi Siklus I
Tindakan penelitian pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 5 sampai 17 September 2019, sedangkan siklus II pada tanggal 17 sampai 29 Oktober 2019. Hasil data pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II adalah data pengamatan selama proses penelitian dengan pembinaan kelompok dan pembinaan individu. Sedangkan analisis data hasil penelitian diperoleh melalui hasil pelaksanaan pembelajaran kontekstual.
Siklus I terdiri dari dua pertemuan atau dua kali supervisi akademik dan empat tahap kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Deskripsi Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi siklus I dapat diketahui bahwa kualitas pembelajaran kontekstual secara klasikal belum mencapai target penelitian dan belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Untuk itu, diperlukan tindakan pembinaan perbaikan pada siklus II untuk mengatasi masalah yang ada pada siklus I. Pelaksanaan tindakan pembinaan perbaikan siklus II masih sama seperti pada siklus I dengan segala perbaikan pada pembinaan managerial sehingga pada siklus II diharapkan ada peningkatan.
Pembahasan Hasil Tindakan
Dalam pembelajaran siklus I dan II, guru telah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang pada kondisi awal masih bersifat konvensional. Hasil pengamatan pada siklus I dan II menunjukkan bahwa guru kelas IV dan V dalam melaksanakan pembelajaran pendekatan kontekstual terdapat peningkatan yang signifikan (sesuai data hasil penelitian). Keadaan tersebut mencerminkan bahwa guru-guru tersebut sangat dinamis dan senantiasa ada keinginan untuk memperbaiki diri dalam melaksanakan pembelajaran.
Pada siklus I ada peningkatan sebesar 9,2% jika dibandingkan dengan kondisi awal sehingga hasil tersebut masih belum maksimal dan belum memenuhi target yang diharapkan maka perlu dilakukan supervisi akademik secara individual pada tindakan siklus II. Hasil rata-rata kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran kontekstual pada siklus II sebesar 84 termasuk dalam kategori baik, sedangkan hasil rata-rata pada siklus I sebesar 72,7 termasuk dalam kategori cukup baik. Ada peningkatan sebesar 11,3% dari siklus I dan 20,5% dari kondisi awal.
Kondisi awal ke siklus I kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual mengalami peningkatan yaitu 9,2%. Sedangkan dari siklus I ke siklus II peningkatan sebesar 11,3%. Walaupun peningkatan relatif kecil, namun peneliti maupun guru sama-sama merasa lega dan puas karena dari kondisi awal, siklus I dan siklus II kemampuan guru dalam pembelajaran kontekstual semakin meningkat. Demikian juga dalam tingkat ketercapaian pembelajaran telah sesuai dengan indikator yang diharapkan, yaitu nilai-rata minimal yang dicapai 82,00 dan 70% atau (14 orang guru) telah mencapai nilai minimal 82,00 yang termasuk dalam kualifikasi baik berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Sekolah yang berjudul: “Peningkatan Kompetensi Guru Kelas IV dan V dalam Melaksanakan Pembelajaran Kontekstual melalui Supervisi Akademik di Daerah Binaan V UPT Pendidikan Kecamatan Kota Kudus Semester I Tahun Pelajaran 2019/2020” ternyata dapat terbukti kebenarannya.
Supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil observasi/pengamatan terjadi peningkatan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual dari siklus ke siklus. Dari kondisi awal ke siklus I meningkat dari 63,5 menjadi 72,7 yaitu sebesar 9,2%, sedangkan dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan dari 72,7 menjadi 84 yaitu sebesar 11,3%. Apabila dilihat dari kondisi awal ke siklus II peningkatan cukup tinggi yaitu dari 63,5 menjadi 84 yaitu sebesar 20,5%. Namun, apabila dilihat dari rata-rata skor peningkatan sebesar 10,25%.
Saran-saran
- Kepada rekan-rekan kepala sekolah, agar dalam melakukan pembinaan atau supervisi dilakukan bervariasi menurut kondisi guru, sehingga mudah mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik. Bagi pengurus KKG hendaknya pembelajaran kontekstual menjadi materi dalam kegiatan KKG, sehingga semua guru kelas dapat melaksanakan pembelajaran kontekstual secara benar.
- Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Alfonso, R.J., G.R. Firth, dan R.F. Neville. 1981. Instructional Supervision: A Behavioral System. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Depdiknas. 2005. Pendekatan Kontekstual, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
————-. 2006. Peningkatan Mutu Pendidikan di SMP. Jakarta: Depdiknas.
………….. 2008. Penyusunan Program Pengawasan Sekolah (Bahan Pelatihan Pengawas Sekolah). Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Dharma, Surya. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: Depdiknas.
Glickman, C.D 1995. Supervision of Instruction. Boston: Allyn And Bacon Inc.
Johan. 2005. Contextual Teaching Learning. Harvard University.
Karmidi. 2008. Supervisi Klinis. Semarang: Mimbar Pendidikan.
Kunandar. 2009. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Mahmudi. 2007. Supervisi dan Aministrasi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Standar Kompetensi Guru untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Purwanto. 2005. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Armico.
Sagala,Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Alfabeta
Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Suradi. 2003 Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah. Semarang: Pendidikan Matematika FMIPA UNNES