MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FIQIH KOMPETENSI TATA CARA PUASA PEMBELAJARAN INTERPRETATIF BERBASIS ICT DI MA NEGERI 1 SRAGEN

 

Suratno

MA Negeri 1 Sragen

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan pembelajaran yang berbasis ICT pada kompetensi Tata cara puasa dan Penerapannya dalam Islam. (2) Meningkatkan hasil belajar siswa dengan pembelajaran yang berbasis ICT pada kompetensi Tata cara puasa dan Penerapannya dalam Islam mata pelajaran Fiqih kelas XII IPA-2 di MA Negeri 1 Sragen. Ketuntasan belajar siswa (yang mendapat nilai di atas KKM atau yang memperoleh nilai lebih dari 70) yaitu dari 6 siswa (15,4%) sebelum tindakan, menjadi 19 siswa (43,9%) setelah Siklus I dan mengalami peningkatan menjadi 33 siswa atau 82,1% setelah Siklus II. Interaksi siswa dalam diskusi kelompok juga mengalami peningkatan dengan kategori terbaik pada Siklus I sebanyak 11,1% pada Siklus II mengalami peningkatan menjadi 55,6%, kategori baik pada Siklus I sebanyak 22,2% pada Siklus II naik menjadi 33,3%, kategori cukup baik pada Siklus I sebanyak 44,5% pada Siklus II berkurang menjadi 11,1%, dan pada Siklus I untuk kategori kurang baik sebanyak 22,2% pada Siklus II tidak ada (0%).

Kata kunci: Fiqih, pembelajaran interpretatif berbasis ICT

 

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Pelaksanaan pengajaran merupakan proses kegiatan mengajar untuk menyanpaikan seperangkat ilmu pengetahuan kepada siswa. Oleh karena itu, seorang guru harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat.

Pembelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen aktivitas dan hasil belajarnya masih rendah, ini ditandai minat dan semangat belajar yang kendor, kemampuan dalam proses menghitung juga rendah, kemampuan menganalisis soal sangat terbatas dan kemampuan dalam pencapaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) masih dibawah standar, secara umum aktivitas dan hasil belajar dianggap masih dibawah rata-rata.

RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Apakah Pembelajaran yang berbasis ICT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pembelajaran Menjelaskan Tata cara puasa dan penerapannya dalam Islam?
  2. Apakah Pembelajaran yang berbasis ICT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pembelajaran Menjelaskan Tata cara puasa dan penerapannya dalam Islam?

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Meningkatkan aktifitas dan kemampuan belajar f
  2. Meningkatkan minat belajar f
  3. Meningkatkan kemampuan menganalisis soal.
  4. Mengerjakan proses matematik (hitungan)dengan baik, cepat dan benar.

MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian adalah:

  1. 1. Bagi siswa dalam menghadapi era globalisasi informasi, dan teknologi yang sangat pesat seperti pada saat sekarang ini sudah seharusnya setiap siswa penuh perhatian yang sangat tinggi terhadap mata pelajaran Fiqih.
  2. 2. Bagi guru, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini merupakan self reflectif teaching untuk meningkatkan proses pembelajaran pada mata pelajaran Fiqih.

KAJIAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI

Konsep Aktivitas Belajar

Menurut Anwar (2005:18) dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia, aktivitas didefinisikan sebagai kegiatan atau kesibukan. Selanjutnya menurut TIM Dosen FIP_IKIP Malang (2000:130) mengungkapkan bahwa manusia adalah merupakan mahluk yang aktif. Keaktifan itu diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, yang mana proses pendidikan adalah merupakan salah satu aktivitas pendidikan.

Menurut Whipple dalam Hamalik (2006:173–174) menjelaskan aktivitas belajar dengan membagi kegiatan-kegiatan murid sebagai berikut: 1) Bekerja dengan alat-alat visual, 2) Mempelajari masaalah-masalah, 3) Mengapresiasi literature, 4) Ilustrasi dan konstruksi, 5) Bekerja menyajikan informasi, dan 6) Cek dan tes.

Hasil Belajar

Menurut Slameto (2007:89) untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi hasil belajar meliputi (1) faktor siswa; (2) faktor pengajar (guru); (3) bahan dan materi yang dipelajari; (4) media pengajaran; (5) karakteristik fisik sekolah; (6) faktor lingkungan dan situasi. Karakteristik siswa meliputi karakteristik psikis yang terdiri dari kemampuan intelektual dan kemampuan non intelektual seperti sikap dan kebiasaan belajar, minat, perhatian, bakat, motivasi dan kondisi psikis seperti pengamatan, fantasi, persepsi, dan perasaan.

Hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan dalam memahami, memformulasikan menghitung dan menganalisa soal dalam mencapai suatu tujuan yang ada pada indikator RPP yang telah ditentukan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena suatu proses dikatakan berhasil apabila dilihat output dalam hal ini hasil belajar siswa, baik secara individu maupun kelompok. Hasil belajar yang diharapkan jika kompetensi yang diharapkan sekolah yakni tercapai 85% siswa telah mencapai KKM = 70.

 

 

Media ICT

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap perkembangan pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan iptek perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, terutama sekali yang berkaitan dengan faktor-faktor pengajaran di sekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai guru (Asnawir, 2002:vii). Sehingga guru dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara baik berdaya guna dan berhasil guna.

Pembelajaran yang berbasis ICT adalah Pembelajaran yang memakai media Teknologi dan Komunikasi (Information and Comunication Tehnology atau ICT). Pada bidang pembelajaran (Learning), dengan menggunakan fasilitas elektronika (e), penggabungan antara keduanya disebut pembelajaran melalui elektronik atau e_learning. Dengan demikian, e-Lerning atau pembelajaran melalui on-line adalah pembelajarn yang pelaksanaanya didukung oleh teknologi seperti telepon, audio, video, tape, trasmisi, atau komputer.

HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

  1. Pembelajaran yang berbasis ICT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pembelajaran tata cara puasa dan Penerapanya.
  2. Pembelajaran yang berbasis ICT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pembelajaran tata cara puasa dan Penerapanya.

METODE PENELITIAN

SETTING PENELITIAN

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2012/2013 semester genap, Pebruari tahun 2013 , sesuai dengan dengan program semester (Promes) penyampaian materi tata cara puasa dan penerapannya dalam Islam mata pelajaran Fiqih Kelas XII IPA-2 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Sragen

SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian diambil dari kelas XII IPA-2 karena hasil belajar dan kerjasama antarsiswa pada pembelajaran kompetensi sebelumnya masih rendah dibanding kelas yang lain. Jumlah siswa Kelas XII IPA-2 ada 38 siswa.

TEKNIK DAN ALAT PENGUMPUL DATA

Sumber Data

Karena subjek penelitian adalah siswa kelas XII IPA-2 , maka sumber data di dapat dari siswa kelas XII IPA-2 dengan segala macam bentuk kegiatan yang dilaksanakan di kelas. Selain itu sumber data diperoleh dari guru atau teman kolaborator dalam penelitian.

 

 

Jenis Data

Jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari:

  1. Tes hasil belajar berupa tes hasil belajar produk dan tes unjuk kerja
  2. Lembar observasi
  3. Jurnal siswa

Cara Pengambilan data

Cara Pengambilan data dalam penelitian adalah sebagai berikut:

  1. Aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran diperoleh dengan cara mengamati kegiatan siswa yang ada kaitannya dengan proses pembelajaran dengan mencatatnya pada lembar observasi.
  2. Konsepsi siswa tentang tata cara puasa , diperoleh dengan cara sebagai berikut:

1). Konsepsi awal siswa sebelum mengikuti proses pembelajaran diperoleh melalui lembar jawaban pertanyaan yakni dengan cara meminta siswa menjawab pertanyaan secara tertulis sebagai kegiatan awal dari tiap-tiap proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2). Konsepsi siswa setelah mengikuti pembelajaran diperoleh melalui tes akhir pada setiap siklus pembelajaran.

Validasi Data

Hasil belajar pada setiap siklus divalidasi dengan instrumen yang berupa: Soal tes, Lembar Jawab, Kunci Jawaban, Soal Tes, Hasil atau Nilai Tes, Rencana Pembelajaran pada setiap siklus.

Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran divalidasi dengan lembar observasi kerjasama antar siswa yang memuat kerjasama kelompok, bertanya teman, bertanya guru, presentasi, serta menjawab pertanyaan.

Analisis Data

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu: untuk analisis hasil belajar dengan membandingkan nilai tes, meliputi nilai tes sebelum tindakan, Siklus I dan Siklus II dengan indikator kerja. Analisis penggunaan media ICT dalam pembelajaran dengan memaparkan hasil observasi.

PROSEDUR PENELITIAN

 Prosedur penelitian ini direncanakan terdiri dari 2 siklus (Siklus I dan Siklus II). Tiap siklus dilaksanakan berdasarkan indikator yang ingin dicapai pada setiap faktor yang diselidiki. Untuk mendapatkan pemahaman awal siswa tentang Menjelaskan Tata cara puasa dan penerapannya dalam Islam maka dilakukan tes awal yang hasilnya akan dijadikan tolok ukur dalam menetapkan tindakan.

 

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KONDISI AWAL

Hasil ulangan harian (formatif) pada tes kompetensi dasar sebelumnya (sebelum tindakan) diperoleh hasil yang masih rendah, yaitu hanya 15,79% atau 6 siswa dari 38 siswa yang memperoleh nilai secara klasikal diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan batas nilai 75. Hal ini disebabkan karena aktivitas dan belajar siswa yang masih rendah, cara pembelajaran yang masih terfokus pada guru, dan rasa canggung untuk bertanya guru, serta belum terbiasa dengan belajar diskusi kelompok. Selain itu juga karena siswa merasa kesulitan dengan menghafal banyak rumus. Pada hal belajar Fiqih tidak semestinya menghafal, tetapi lebih ditekankan pada pemikiran dan penalaran konsep.

Supaya siswa tidak merasa sulit belajar Fiqih dan tidak canggung bertanya, sebagai upaya meningkatkan aktivitas belajar yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa, serta membiasakan interaksi dalam diskusi kelompok maka dengan menerapkan penggunaan media ICT dalam pembelajaran dan diskusi kelompok diharapkan semua hal di atas dapat teratasi, karena metode ini lebih menekankan pada peningkatan aktivitas siswa dan interaksi siswa dalam diskusi kelompok.

SIKLUS I

 Untuk mengatasi kondisi di atas dilakukan penelitian tindakan kelas, yang dimulai dengan Siklus I yang terdiri dari:

Perencanaan

Pada tahap ini guru merencanakan pembelajaran dengan menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan mempertimbangkan kondisi awal, menyiapkan bahan ajar, sumber dan bahan presentasi LKS (Lembar kerja Siswa), menyusun soal tes, mempersiapkan CD pembelajaran fiqih, mendesain presentasi pembelajaran dengan program Powerpoint yang berhubungan dengan kompetensi cara berpuasa dan membagi siswa dalam kelompok belajar.

Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini semua media sudah siap di operasikan, guru menayangkan materi tata cara puasa dan Penerapanya yang didalamnya sudah ada tujuan yang akan dicapai pada kompetensi dasar di materi itu. Kemudian guru menyampaikan pertama apersepsi, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Observasi dan Evaluasi

Hasil Belajar Siswa

  • Nilai Individu Siswa

Dari data nilai hasil tes Siklus I yang diikuti sejumlah 38 siswa. didapat distribusi nilai sebagai berikut: nilai terendah (minimum) 25, nilai tertinggi (maksimum) 75, dan rata-rata nilai (mean) sebesar 50,39.

Dengan demikian dari sudut ketuntasan belajar (yang mendapat nilai di atas KKM secara klasikal atau yang memperoleh nilai hasil belajar lebih dari 69% telah mengalami peningkatan biarpun belum seberapa yaitu dari 6 siswa (15,79%) sebelum tindakan setelah Siklus I menjadi 9 siswa (23,69%).

  • Nilai Kelompok

Dari hasil tes siklus I dapat ditentukan nilai peningkatan individu pada lembar nilai peningkatan individu untuk menentukan nilai kelompok guna memberikan penghargaan kelompok sebagai bagian dari pelaksanaan interaksi siswa dalam diskusi kelompok.

Observasi

Jika dikaitkan dengan hasil observasi guru oleh kolaborator guru Fiqih terhadap aktivitas siswa dalam kelompoknya selama proses belajar mengajar sudah cukup baik tetapi belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini disebabkan antara lain, siswa belum terlalu paham dengan penerapan pendekatan media ICT dalam proses pembelajaran, sehingga mengakibatkan aktivitas siswa tidak optimal.

Refleksi

Pada Siklus I ini karena belum terbiasa penerapan pendekatan media ICT dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa masih belum optimal, siswa sering meninggalkan kegiatan dalam kelompoknya dan bergabung dengan kelompok lain, dan banyak siswa yang tidak memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan baik yang diajukan oleh guru maupun oleh anggota kelompoknya.

Secara garis besar kelemahan pada Siklus I yaitu membutuhkan waktu yang agak lama melebihi yang direncanakan untuk menye-suaikan diri dengan suasana kelas. Kelebihannya aktivitas siswa mulai meningkat dengan mulai berlatih bekerja sama dalam satu team atau kelompok.

SIKLUS II

Kesalahan tindakan yang terjadi pada Siklus I diperbaiki pada Siklus II, yang juga terdiri dari kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, dengan merancang berdasarkan kesalahan, kelemahan, dan kekurangan yang sudah terjadi pada Siklus I.

Perencanaan

Dengan menetapkan/merumuskan keunggulan dan kelemahan yang dicapai pada kegiatan Siklus 1, meninjau kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada materi pokok Listrik Dinamis, dan mengevalusi kembali media “ ICT”, Lembar kerja Siswa(LKS), lembar observesi untuk kegiatan siswa dan guru, alat evaluasi penilaian proses dan hasil belajar yang telah disiapkan.

Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini, meliputi:

  1. a) Kegiatan Pendahuluan: guru membimbing siswa melakukan apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
  2. b) Kegiatan Inti: guru menyampaikan pokok-pokok materi yang ber-hubungan dengan materi analisa laporan keuangan dengan menggunakan media ICT, guru membagi siswa ke dalam kelompok dan diminta me-ngerjakan LKS dengan bantuan media ICT, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan rebutan antara kelompok untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pokok analisa laporan keuangan dan guru memberikan penghargaan pada kelompok terbaik.
  3. c) Kegiatan Penutup: guru membimbing siswa merangkum materi pe-lajaran, guru memberi tugas membuat jurnal sebagai refleksi dari hasil kegiatan pembelajaran, dan pada akhir Siklus II, guru melakukan evaluasi atau tes formatif.

Observasi dan evaluasi

Hasil belajar Siswa

  • Nilai Individu Siswa

Data nilai hasil tes belajar pada Siklus II yang diikuti sejumlah 38 siswa, didapat distribusi nilai sebagai berikut: nilai terendah (minimum) 45, nilai tertinggi (maksimum) 100, dan rata-rata nilai (mean) sebesar 86,84.

Dengan demikian dari sudut ketuntasan belajar (yang mendapat nilai diatas KKM atau lebih dari 75) telah mengalami peningkatan yaitu dari 9 siswa (23,68% pada Siklus I).menjadi 33 siswa atau 86,84% (pada Siklus II).

2) Nilai Kelompok

Dari hasil tes siklus II dapat ditentukan nilai peningkatan individu pada lembar nilai peningkatan individu untuk menentukan nilai kelompok guna memberikan penghargaan kelompok sebagai bagian dari interaksi siswa dalam belajar kelompok.

Observasi

Berdasarkan hasil observasi pada Siklus II ini baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa telah menunjukkan peningkatan yang positif, dalam arti bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang diharapkan dalam rencana pembelajaran (RPP). Dimana kekurangan–kekurangan pada Siklus I sudah diantisipasi. Sedangkan aktivitas dan interaksi siswa dalam diskusi kelompok telah mengalami peningkatan dalam arti bahwa sebagian besar siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran.

Refleksi

Pada Siklus II siswa lebih bersemangat belajar, terlihat dari aktivitas siswa bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru, siswa tampak serius dan semangat menjelaskan atau mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, dalam mengerjakan soal tampak tiap siswa bersaing dengan siswa atau kelompok yang lain untuk menunjukkan hasilnya ke depan maupun menyelesaikan hasil diskusi. Pembelajaran juga tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan. Sehingga siswa sudah menyadari dan memahami sasaran yang harus dicapai dalam pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran ICT.

PEMBAHASAN ANTAR SIKLUS

Hasil Belajar Siswa

Nilai Individu

Sebelum tindakan tidak ada siswa yang memperoleh kriteria sangat baik, pada Siklus I hasil belajar individu sebanyak 0% dengan kriteria sangat baik, dan pada Siklus II hasil belajar individu dengan kriteria sangat baik sebanyak 5,26%. Pada kriteria baik sebelum tindakan ada 2,63%, pada Siklus I hasil belajar individu dengan kriteria baik sebanyak 0% dan pada Siklus II sebanyak 42,11%.Pada kriteria cukup baik sebelum tindakan 13,16%, pada Siklus I sebesar 23,68% dan pada Siklus II sebesar 39,47%. Sedangkan pada kriteria kurang baik sebelum tindakan 84,21% , pada Siklus I sebanyak 76,32% dan pada Siklus II sebesar 13,16%.

Nilai Kelompok

Kelompok dengan kategori terbaik pada Siklus I sebanyak 11,1% pada Siklus II mengalami peningkatan menjadi 55,6%, kategori baik pada Siklus I sebanyak 22,2% pada Siklus II naik menjadi 33,3%, kategori cukup baik pada Siklus I sebanyak 44,5% pada Siklus II berkurang menjadi 11,1%, dan pada Siklus I untuk kategori kurang baik sebanyak 22,2% pada Siklus II tidak ada (0%).

Aktivitas Siswa

Aktivitas guru maupun aktivitas siswa telah menunjukkan peningkatan yang positif, dalam arti bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang diharapkan dalam rencana pembelajaran. Dimana kekurangan–kekurangan pada siklus I sudah diantisipasi pada Siklus II. Sedangkan aktivitas siswa dalam kelompok telah mengalami peningkatan dalam arti bahwa sebagian besar siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan dalam penelitian, bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media ICT dapat dijelaskan bahwa, nilai hasil belajar siswa sebelum pembelajaran (tes awal) dengan menggunakan pendekatan media ICT sangatlah rendah dan belum mencapai standar ketuntasan belajar (KKM = 75). Rata-rata nilai tes awal untuk tes siklus I yang dilakukan sebelum pembelajaran yaitu sebesar 61,5 dengan presentasi siswa yang tuntas adalah sebesar 15,79%. Setelah pelaksanaan tindakan pertama melalui pendekatan media ICT pada pokok bahasan tata cara puasa dan penerapanya diperoleh gambaran ketuntasan belajar siswa melalui tes akhir tindakan Siklus I., dimana dari 38 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sejumlah 9 siswa dan 29 siswa lain masih memperolah nilai dibawah 75,0 secara deskriptif nilai rata-rata hasil belajar siswa pada tindakan Siklus I sebesar 50,39 dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 23,68% sehingga dikategorikan masih rendah.

Pada tindakan Siklus II dari 38 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM = 75 sejumlah 33 siswa dan 5 siswa yang lain masih memperolah nilai dibawah 75, secara deskriptif nilai rata-rata hasil belajar siswa pada tindakan Siklus II sebesar 86,84 dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 86,84% sehingga dikategorikan sangat baik. Berdasarkan hasil analisis nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan media ICT terlihat mengalami peningkatan dari Siklus I, Siklus II sampai dengan post test.

Jika dikaitkan dengan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam kelompok untuk tindakan Siklus I selama proses belajar mengajar secara deskriptif diperoleh bahwa tingkat aktivitas siswa masih berada pada kategori cukup. Hal ini disebabkan antara lain, siswa belum terlalu paham dengan penerapan pendekatan media ICT dalam proses pembelajaran, sehingga mengakibatkan aktivitas siswa belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Disamping itu pada tindakan Siklus I ini aktivitas guru dalam menerapkan pendekatan media pembelajaran ICT belum mencapai kriteria yang diharapkan.

Berdasarkan hasil analisis aktivitas siswa dalam kelompoknya serta hasil belajar siswa dalam pemberian tindakan dengan menggunakan pembelajaran berbasis ICT diperioleh peningkatan baik aktivitas siswa dalam kelompok maupun hasil belajar siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya dapat diterima.

PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan bahwa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang berbasis ICT pada siswa dapatlah disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

  1. Dapat meningkatkan hasil belajar, dilihat dari:
  2. Peningkatan Nilai Individu yaitu dari kategori sangat baik sebelum tindakan sebesar 0%, setelah tindakan pada Siklus I yaitu menggunakan pendekatan pembelajaran yang berbasis ICT pada siswa menjadi 0% dan setelah Siklus II menjadi 5,26%. Kategori baik dari 2,63% menjadi 0% setelah Siklus I, dan 42,11% setelah siklus II. Kategori cukup baik dari 13,16% menjadi 23,68% setelah Siklus I, dan 39,47% setelah siklus II, ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai 86,84%.
  3. Interaksi siswa dalam kelompok juga mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang berbasis ICT pada siswa, peningkatan nilai kelompok untuk kriteria terbaik 11,1% pada Siklus I menjadi 55,6% pada Siklus II. Kriteria baik pada Siklus I sebesar 22,2%, pada Ssiklus II sebesar 33,3%, ini berarti interaksi siswa dalam kelompok terjadi peningkatan.
  4. Sedangkan untuk rata-rata hasil belajar siswa dari tes awal, tes tindakan Siklus I dan Siklus II sampai pada tes formatif atau post test mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas siswa dan interaksi siswa dalam diskusi kelompok seiring dengan peningkatan hasil belajar siswa.

SARAN

Ada beberapa saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan penelitian ini, yaitu:

  1. Guru hendaknya melaksanakan pembelajaran dengan memperhatikan tingkat kesulitan kompetensi pelajarannya. Pendekatan, metode dan media pembelajaran yang tepat dapat membangkitkan kerjasama antar siswa, sehingga pembelajaran lebih interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi dan insfiratif, yang pada akhirnya dapat mewujudkan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
  2. Bagi siswa, yang perlu diperhatikan bahwa peningkatan belajar melalui interaksi dalam diskusi kelompok lebih baik dari pada belajar sendiri, karena dalam belajar diskusi kelompok dituntut kerja sama dan tanggung jawab untuk mencapai hasil yang maksimal.
  3. Bagi kepala sekolah hendaknya selalu memberi motivasi kepada para guru untuk melakukan inovasi pembelajaran. Dukungan berupa fasilitas dan kebutuhan yang diperlukan guru dalam melaksanakan inovasi pembelajaran tentu akan memperlancar proses. Sedangkan dukungan berupa peningkatan kemampuan dan mengembangkan profesinya sangat diperlukan dengan memberi kesempatan yang luas untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, baik di forum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) maupun ditingkat yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Asnawir, Basyiruddin Usman, (2002). Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press.

Asrori, Mohammad, Prof. Dr., (2008). Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV Wacana Prima.

Arikunto, Suharsimi, (2003). Manajemen Penelitian, Jakarta: Bumi Akasara.

Depag, (2002).Pedoman Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih, Jakarta: Depar-temen Agama RI – Development of Madrasah Aliyahs Project (DMAP).

Depdiknas, 2003. Kurikulum Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Fiqih, Jakarta: Ditjen Dikasmen Dikmenum.

Hamalik, Oemar, (2006). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Kanginan, Marthen, (2007). Fiqih untuk MA Kelas XII Semester 2 (KTSP 2006), Jakarta: Erlangga.