MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PERKALIAN MELALUI BELAJAR KOOPERATIF

MODEL TEAM GROUP TOURNAMENT SISWA KELAS II SEMESTER II DI SDN 4 SAMBONGREJO KECAMATAN SAMBONG

KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Yuni Astuti

SDN 4 Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora

ABSTRAK

Hasil belajar matematika pada perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka aktivitas dan hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan belajar minimal. Standar ketuntasan belajar minimal mata pelajaran Matematika yang telah ditetapkan adalah 70 untuk siswa kelas II semester II di SDN 4 Sambongrejo. Penerapan Pembelajaran kooperatif model Team Group Tournament, merupakan tindakan yang diterapkan oleh peneliti dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka siswa kelas II semester II di SDN 4 Sambongrejo dengan model Team Group Tournament, diharapkan dapat membantu guru untuk mengembangkan gagasan tentang strategi kegiatan pembelajaran yang efektif dan inovatif dalam pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik. Kondisi awal, hasil. Ketuntasan pembelajaran adalah 50%. Hanya 10 siswa yang berhasil memenuhi target ketuntasan minima. Perolehan nilai tertinggi adalah 80, nilai terendah 50, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 69 Nilai hasil ulangan yang telah diperoleh siswa, pada siklus I ini juga telah mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut adalah pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 77, sedangkan pada pembelajaran. siklus II, nilai rata-rata 92 dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 90, nilai terendah 70, dengan ketuntasan belajar.sebanyak 20 siswa.Ketuntasan belajar pada siklus II telah mencapai 90%,

Kata Kunci: Aktivitas dan Hasil Belajar Team Group Tournament

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Hasil belajar matematika pada perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka pada ulangan harian pertama, belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Dari hasil ulangan harian masih banyak siswa yang prestasi belajarnya rendah belum mencapai kriteria ketuntasan belajar minimal. Standar ketuntasan belajar minimal mata pelajaran Matematika yang telah ditetapkan siswa Kelas II semester II di SDN 4 Sambongrejo adalah 75.

Penerapan Pembelajaran kooperatif model Team Group Tournament, merupakan tindakan pemecahan masalah yang diterapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar Matematika. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka siswa kelas II semester II di SDN 4 Sambongrejo dengan kooperatif model Team Group Tournament diharapkan dapat membantu guru untuk mengembangkan gagasan tentang strategi kegiatan pembelajaran yang efektif dan inovatif dalam pencapaian kompetensi individual masing-masing peserta didik.

Rumusan Masalah

1. Apakah melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Team Group Tournament dapat meningkatkan kreatvitas belajar tentang perkalian bilangan dua angka siswa kelas II semester II di SDN 4 Sambongrejo tahun pelajaran 2015/2016 ?

2. Apakah melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Team Group Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika tentang perkalian dua bilangan siswa kelas II semester II di SDN 4 Sambongrejo tahun pelajaran 2015/2016?.

Tujuan Penelitian

1. Kooperatif Model Team Group Tournament meningkatkan kreativitas belajar matematika materi melakukan perkalian bilangan dua angka siswa kelas II Semester II di SDN 4 Sambongrejo

2. Kooperatif Model Team Group Tournament meningkatkan hasil belajar Matematika materi tentang perkalian bilangan angka siswa kelas II semester II di SDN 4 Sambongrejo tahun pelajaran 2015/2016.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

1. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat menambah bahan kajian, wawasan khususnya dalam melaksanakan pembelajaran Matematika materi perkalian bilangan.

2. Dalam menerapkan teori belajar untuk mendapatkan hasil yang nyata dan pengalaman yang lebih baik dari Kooperatif Model Team Group Tournament pembelajaran Matematika di SD.

Manfaat Praktis

1. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah bahwa penelitian ini dapat digunakan sebagai model dalam mengimplementasikan upaya menagatasi kesulitan pembelajaran Matematika.

2. Dinas Pendidikan sebagai penyelenggara penyelrnggara dan pengemban amanat untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah dalam rangka pengembangan dan pengendalian pembelajaran yang berkwalitas sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk tercapainya hasil belajar yang maksimalKAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Hakekat Belajar

Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan setiap manusia dalam rangka untuk mencapai sesuatu yang ingin dicapai. Ngalim Purwanto (2006:85) menyimpulkan tentang belajar yaitu: (1) belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku; (2) belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman; (3) untuk dapat disebut belajar maka perubahan itu harus relatif mantap.

Aktivitas Belajar

Menurut Sriyono, dkk. (Sriyono, 2002: 75) Keaktifan adalah pada saat guru mengajar ia harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif, jasmani maupun rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani

Selain itu dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa setiap kali mengajar lebih baik daripada sekedar memberi pelajaran lisan saja. Sebab, hal tersebut akan mendorong siswa memecahkan masalah dan mendorong guru lebih kreatif dan berinisiatif (Sriyono, 2002: 77-78).

Hakikat Matematika

Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan tehnologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia (Amin, Zaenul Ittihad, 2008:211). Oleh karena itu pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik

Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar dipengaruhi oleh siswa salah satunya adalah motivasi. Motivasi adalah suatu dorongan untuk merangsang supaya siswa senang belajar Matematika (E Mulyasa, 2008: 200). Mengenai belajar menurut Ansari (2000:9) pengertiannya adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

Hipotesis Tindakan

1. Diduga melalui penerapan pembelajaran Kooperatif Model Team Group Tournament meningkatkan kreativitas belajar tentang perkalian bilangan dua angka siswa kelas II semester II di SDN 4 Sambongrejo tahun pelajaran 2015/2016.

2. Diduga melalui penerapan pembelajaran Kooperatif Model Team Group Tournament meningkatkan hasil belajar matematika tentang perkalian bilangan dua angka siswa kelas II semester II di SDN 4 Sambongrejo tahun pelajaran 2015/2016.

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, dimulai dari bulan Januari 2016 sampai dengan bulan April 2016.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas II semester II di SDN 4 Sambongrejo yang berjumlah 20 siswa. terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan,sedangkan sebagai obyek adalah meningkatkan kreativitas dan hasil belajar matematika tentang perkalian dua bilangan melalui penerapan pembelajaran Kooperatif Model Team Group Tournament.

Sumber Data

Sumber data yang diperoleh oleh peneliti adalah data hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sendiri dan data hasil pengamatan yang diperoleh dari teman sejawat yang mendapingi peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II. Sedangkan Teknik non tes meliputi teknik Observasi dan dokumentasi.

Peneliti menggunakan alat pengumpulan data berbentuk butir soal ulangan, lembar observasi/ lembar pengamatan (unjuk kerja) bagi siswa maupun guru. Butir soal digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa yang berupa nilai ulangan, sedangkan lembar pengamatan digunakan untuk menilai aktivitas, dan keaktifan belajar siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Validasi Data

Untuk mendapatkan hasil belajar hasil yang valid, maka butir soal sebelum dibuat harus dibuat kisi-kisi terlebih dahulu yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan tujuan bahasannya tidak mengelompok pada satu pokok bahasan saja. Alasan kedua materi matematikakai harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Analisis Data

Data berupa kwantitatif berbentuk angka, hasil belajar dianalisis berupa deskriptif komparatif (membandingkan) dilanjutkan dengan refleksi. Deskriptif komparatif (membandingkan) nilai hasil belajar dari kondisi awal dibandingkan dengan nilai siklus kesatu, nilai siklus kesatu dengan siklus kedua, dan nilai kondisi awal dengan kondisi akhir.

Indikator Kinerja

Merupakan kondisi akhir/target yang hendak diharapkan atau dicapai. Berdasarkan pengalaman yang telah lalu dan hasil yang diperoleh pada soal pada saat melakukan penelitian tindakan kelas. Dan target indikator kinerja ini diharapkan jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah.

Prosedur Penelitian

Peneliti dalam mengadakan penelitian ini tidak hanya menggunakan satu metode saja, suatu misal metode ceramah, eksperimen dan sebagainya, melainkan menggunakan metode yang bervariasi dan menggunakan alat peraga

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada hasil ulangan yang dilaksanakan pada pembelajaran tersebut didapatkan hasil yang cukup rendah. Dari rekap hasil nilai ulangan pada pembelajaran awal didapatkan nilai rata-rata sebesar 69, nilai tertinggi sebesar 80, nilai terendah sebesar 50. Untuk ketuntasan belajar, baru mencapai 50%. Pada Pembelajaran ini baru ada 10 siswa yang telah mendapatkan nilai dalam kategori tuntas.

Hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai sangat baik ada 6 siswa,atau 30% yang mendapat nilai baik adalah 6 siswa atau (30%), dari jumlah 20 siswa yang masih mendapatkan nilai Cukup sebanyak 4 siswa (20%) , sedangkan yang mendapat nilai kurang dan sangat kurang ada 4 siswa (20%). Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 20 siswa terdapat 12 siswa atau 60,% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 8 siswa atau 40,% belum mencapai ketuntasan dalam belajar. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 90, nilai terendah 60, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 77,.

Berdasarkan data tersebut di atas diketahui bahwa pada siklus II ini, siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 18 siswa (90%) yang berarti sudah ada peningkatan. Sedangkan yang belum tuntas ada 2 siswa atau 10%. Adapun dari hasil nilai siklus II dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 90, nilai terendah 70, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 92,.

Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini tidak ada kendala yang begitu berarti, telah berjalan dengan baik. Mengenai nilai hasil ulangan yang telah diperoleh siswa, pada siklus II ini juga telah mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut adalah pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 92,, sedangkan pada pembelajaran siklus I nilai rata-rata mencapai 77,. Ketuntasan belajar pada siklus II telah mencapai 90%,

Pembahasan siap siklus

Pembahasan Pra Siklus

Berdasarkan ketuntasan belajar siswa, dari sejumlah 20 siswa hanya 10 siswa atau 50% yang mencapai ketuntasan belajar dengan skor standar Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 75. Sedangkan sebanyak 10 siswa atau 50% terendah adalah 50, dengan rata-rata kelas sebesar 69

Pembahasan Siklus I

Hasil tes siklus 1, menunjukkan hasil belajar siswa telah emngalai peningkatan. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 20 siswa terdapat 12 siswa atau 60% perolehan nilai tertinggi telah mencapai 90, nilai terendah 60, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 77.

Pembahasan Siklus II

Hasil tes siklus II ketuntasan belajar menjadi 18 siswa atau 90%. Sedangkan hasil rekapitulasi nilai hasil ulangan siklus II dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi telah mencapai 90, nilai terandah 70 dan nilai rata-rata adalah 92.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Melalui penerapan pembelajaran kooperatif Model Team Group Tournament (TGT) dapat meningkatkan keaktifan belajar tentang perkalian bilangan bagi siswa Kelas II semester II di SDN 4 Sambongrejo Tahun Pelajaran 2015/2016. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan hasil observasi yang memperoleh peningkatakan keaktifan belajar siswa..

2. Melalui penerapan pembelajaran kooperatif Model Team Group Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika tentang perkalian bilangan bagi siswa Kelas II semester II di SDN 4 Sambongrejo tahun pelajaran 2015/2016..

3. Peningkatan belajar siswa pra siklus dari 20 siswa baru 10 yang tuntas atau 50%. Siklus I dari 20 siswa yang tuntas 12 siswa atau 60%,sedangkan pada siklus II dari 20 siswa yang tuntas 18 siswa atau 90% didikung oleh hasil empiris yang menyatakan bahwa ada peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 92 dan peningkatan ketuntasan belajar sebesar 90%.

Saran

Berkaitan dengan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka dikemukakan saran sebagai berikut:

1 Guru hendaknya mengusahakan semaksimal mungkin kondisi pembelajaran yang mampu menarik minat dan aktivitas belajar bagi siswa, meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam kegiatan pembelajaran.

2. Guru harus dapat memanfaatkan dengan baik media dan alat peraga pembelajaran yang ada di sekolah tempat mengajarnya masing-masing.Guru juga harus senantiasa meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam kegiatan pembelajaran.

3. Untuk sekolah, hendaknya Sekolah mampu memfasilitasi pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sekolah hendaknya mampu membudayakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas, sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa.Pihak sekolah hendaknya menyiapkan segala perangkat pembelajaran, baik itu media maupun alat peraga pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Zaenul Ittihad, 2008, Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka.

Aqib, Zainal, 2008, Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Bandung: Yrama Widya.

B., Suryobroto, 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas, 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Kurikuium 2004. Jakarta

Depdiknas.2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada.

Purnomosidi, dkk. 2008, Matematika Untuk SD/MI Kelas II, Jakarta: Depdiknas

Ngalim Purwanto, M, 2006. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya

Trianto,2007, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Surabaya: Prestasi Pustaka Publisher

Wardani, IGAK, 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka

Yamin, Martinis, 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press.