MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENJUMLAHAN BILANGAN MELALUI MODELTGT

TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS II SEMESTER I

DI SDN SEMAWUR KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Nurhayati

SDN Semawur Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan melaksanakan penelitian meningkatkan kemampuan guru dan siswa serta hasil belajar matematika tentang penjumlahan bilangan melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament pada siswa kelas II semester I di SDN Semawur Guru melaksanakan penilaian dari 29 siswa yang memperoleh nilai 50 sebanyak 4 yang mendapat nilai 60 sebanyak 4 siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak 2 siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 2 siswa, yang mendapat nilai 90 sebanyak 2 siswa, nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90, nilai rata-rata 66, ketuntasan belajar 50%. Pembelajaran siklus I menerapkan metode kooperatif tipe TGT Teams Games Tournament memberikan tes formatif, dari 29 siswa, nilai 60 sebanyak 4 siswa, nilai 70 sebanyak 4 siswa,,yang mendapat nilai 80 sebanyak 2 siswa, yang mendapat nilai 90 sebanyak 2 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai ,100 sebanyak 2 siswa, nilai rata-rata 76 ketuntasan belajar 71%. Pembelajaran siklus II, melaksanakan menerapkan metode kooperatif tipe TGT Teams Games Tournament tes formatif jumlah 29 siswa ,yang mendapat nilai 70 sebanyak 2 siswa, yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa , yang memperoleh nilai 90 sebanyak 4 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai 100 sebanyak 4 siswa nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 100 dengan nilai rata-rata 87,.Peningkatan nilai rata-rata pra siklus 66, ,menjadi 76 pada siklus I dan pada siklus II nilai rata-rata menjadi 87 ketuntasan belajar 100%.sekolah menentukan KKM 70.

 Kata Kunci:    Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Kooperatif  Tipe TGT Teams Games Tournaments

 

 PENDAHULUAN

 Latar Belakang Masalah

 Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi siswa. Siapapun tidak akan pernah menyangkal bahwa pembelajaran matematika adalah yang paling sulit. Melihat hasil evaluasi siswa yang masih jauh dari yang diharapkan dari ketuntasan belajar yang dilaksanakan yaitu dari jumlah 29 siswa baru 14 siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar, guru berusaha merefleksi diri. Bersumber dari masalah tersebut maka penelitian ini dilaksanakan. Pada materi penjumlahan bilangan, guru mencari penyebab hasil belajar siswa kelas II semester I di SDN Semawur.Meskipun siswa sudah mempunyai pengalaman dalam menghitung tetapi jika masalah tersebut dituangkan dalam pelajaran matematika ternyata siswa masih belum mampu menyelesaikannya. pengerjaan hitung bilangan penjumlahan bilangan

 Guru menyadari bahwa masih kurangnya hasil belajar siswa disebabkan beberapa faktor antara lain siswa kurang aktif dalam pembelajaran, matematika kurang efektifnya waktu yang direncanakan belum bisa mencapai hasil belajar yang diharapkan ,sehingga konsentrasi siswa kurang terpusat materi tentang penjumlahan bilangan dan akhirnya mempengaruhi hasil belajar. maka dari itu, guru memperbaiki pembelajaran yang telah berlangsung melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Teams Games Tournaments untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam menyelesaikan pengerjaan hitung penjumlahan bilangan yang hasil belajar siswa yang diharapkan bisa meningkat secara maksimal.Dari masalah tersebut guru berusaha secara maksimal untuk mewujudkan harapan semua siswa mencapai nilai ketuntasan yang dipersyaratkan oleh sekolah menentukan KKM 70.

Rumusan Masalah

 Berdasarkan uraian latar belakang masalah guru yang melaksanakan penelitian  merumuskan masalah sebagai berikut::

 1   Apakah guru melalui metode kooperatif tipe TGT Teams Games Tournament dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika tentang penjumlahan siswa kelas II semester I di SDN Semawur tahun pelajaran 2017/2018 ?

 2   Apakah guru melalui metode kooperatif tipe TGT Teams Games Tournament dapat meningkatkan motivasi belajar matematika tentang penjumlahan siswa kelas II semester I di SDN Semawur tahun pelajaran 2017/2018 ?

 3.  Apakah guru melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika tentang penjumlahan siswa kelas II semester I di SDN Semawur melalui metode Kooperatif Tipe TGT Teams Games Tournament tahun pelajaran 2017/2018 ?

 Tujuan Penelitian

Guru melaksanakan penelitian tindakan kelas memiliki tujuan di antaranya adalah

 1   Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh sebelumnya dalammelaksanakan pembelajaran di dalam kelas..

 2   Untuk mengembangkan kemampuan akademik sebagai guru professional,yang berguna dalam karier.

3      Untuk meningkatkan aktivitas kegiatan belajar siswa melalui memberikan tugas kerja kelompok dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika pada kompetensi dasar penjumlahan siswa kelas II di SDN Semawur.

4      Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan memberikan motivasi secara terus menerus dalam membangkitkan semangat belajar.

5      Untuk menumbuhkan semangat belajar siswa tidak takut lagi dengan pelajaran matematika,sehingga pembelajaran menjadi sukses dalam waktu mendatang

 Manfaat Penelitian

 Bagi Guru

 a.  Memperbaiki proses kegiatan pembelajaran waktu yang selanjutnya

 b.  Menambah kreatifitas dalam mengembangkan materi yang akan diajarkan

 c.   Menambah kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan pembelajaran

 d.  Menjadi guru yang profesional dalam melaksanakan pembelajaran.

 Bagi Siswa

 a.  Siswa akan menjadi senang pada pelajaran matematika

 b.  Memperbaiki cara belajar yang lebih baik dalam kegiatan mendatang

 c.   Belajar siswa saling kompetisi untuk meningkatkan prestasi

 d.  Siswa mampu dan terampil dalam menyelesaikan soal matematika

 Bagi Sekolah

 a.  Sekolah mendapat masukan tentang cara penelitian tindakan kelas

 b.  Sekolah akan berkembang jika guru berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran

 c.   Meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah

 d.  Pembelajaran di sekolah menjadi lebih bermutu

 KAJIAN PUSTAKA

 Guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak harus terpaku dengan menggunakan satu model. Guru sebaiknya juga menggunakan model yang bervariasi agar jalannya pembelajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian siswa. Menurut Kiensmen (1992) dalam kurikulum 2004 (2003:2) suatu model pembelajaran terdapat beberapa ciri sebagai berikut. Adanya penjelasan teoritik, ilmiah dan penemuan, tujuan yang akan dicapaii,tingkah laku guru dan siswa yang khusus.model pembelajaran diperlukan suatu yang khusus. Oleh karena itu, seorang guru harus kompeten dalam memilih suatu model pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT mengacu pada pengajaran di mana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar.. Beberapa buku yang membahas masalah ini adalah Circle of Learning, Learning Together and None, karya David dan Roger, ditambah Cooperative in The Classroom, kemudian Spencer Kagan dalam bukunya Cooperative Learning: Resources for Teacher.

Guru sebelum memberikan tugas harus melihat keterampilan social yang diperlukan dalam kelompok itu agar dapat bekerja sama dalam kegiatan mereka. Sekali keterampilan itu ditetapkan maka akan sangat membantu siswa untuk dapat bekerja sama dengan temannya secara efektif, di samping itu juga meningkatkan pencapaian akademik dan membangun keterampilan yang dianggap penting sepanjang mereka. Seperti halnya dengan membagi siswa dalam kelompok belajar yang beranggotakan 5 siswa yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku (Slavin: 1994). Dalam metode Teams Games Tournaments TGT siswa memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.

 Langkah-langkah yang dapat dilakukan pada saat pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT), adalah sebagai berikut:

a.     Siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 5 siswa. Anggota terdiri dari 5 anggota hanya apabila kelas tidak dapat dibagi habis dengan 5. Untuk menempatkan siswa dalam kelompok,urutkan mereka dari atas ke bawah berdasarkan kinerja akademik tertentu dan bagilah daftar siswa yang telah urut itu menjadi 6.Kemudian ambil satu siswa dari tiap perempatan itu sebagai anggota tiap tim yang berimbang.

b.     Membuat lembar kegiatan siswa (LKS) dan kuis pendek untuk pelajaran yang akan diajarkan.

c.     Guru menyampaikan atau membacakan tugas yang harus dikerjakan oleh tim, pada saat kelompok sudah terbentuk.

d. Bila tiba saatnya soal bagikan dalam bentuk evaluasi yang lain dan berikan waktu yang cukup. Jangan mengizinkan siswa untuk bekerja sama pada saat mengerjakan kuis tersebut, sebab mereka harus menunjukkan bahwa mereka telah belajar sebagai individu..

Alasan guru memilih Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) karena mempunyai keunggulan.

1.     Siswa dilatih keterampilan-keterampilan matematika yang spesifikasi untuk membantu sesama temannya.

2.     Siswa diberikan pengahargaan atas kerja sama baik yang dapat menjadi motivasi

3.     Memanfaatkan permainan dalam kelompok (menggunakan uang mainan untuk menyelesaikan soal cerita yang melibatkan nilai uang.

Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments TGT ini yaitu: Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menentukan model pembelajaran yang lebih sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa

Kerangka Berpikir

 Pada pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan sebagian siswa yang merasa kesulitan dalam pengerjaan maka disusun kerangka berfikir sebagai berikut ;.

1.   Guru melalui menerapkan metode kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa kelas II semester I di SDN Semawur tahun pelajaran 2017/2018

2.   Guru melalui menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II semester I di SDN Semawur tahun pelajaran 2017/2018

3.   Guru melalui menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa kelas II semester I di SDN Semawur tahun pelajaran 2017/2018

Hipotesis Tindakan

 Berdasarkan uraian dari landasan teori dan kerangka berfikir maka hipotesis tindakan yang akan diajukan adalah sebagai berikut

1.   ”Diduga melalui metode kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) meningkatkan kemampuan belajar matematika tentang penjumlahan bilangan siswa kelas II semester I di SDN Semawur tahun pelajaran 2017/2018 ”

2.   Diduga melalui metode kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) meningkatkan motivasi belajar matematika tentang penjumlahan bilangan siswa kelas II semester I di SDN Semawur tahun pelajaran 2017/2018 ”

3.   Diduga melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) meningkatkan hasil belajar matematika tentang penjumlahan bilangan siswa kelas II semester I di SDN Semawur tahun pelajaran 2017/2018 ”

 METODE PENELITIAN

 Seting Penelitian

 Penelitian ini dilakukan di SDN Semawur merupakan tempat tugas sebagai guru dalam penelitian yang ingin dicapai meningkatkan hasil belajar siswa penjumlahan dan pengurangan bilangan. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas II yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan , mulai dari bulan Juli 2017 sampai dengan bulan Oktober 2017 Jadwal pelaksanaannya sudah diatur oleh guru sendiri yang melaksanakan penelitian sesuai jam pembelajaan.

 Sumber Data

 Data Penelitian Tindakan Kelas ini diambil atau dikumpulkan melalui guru kelas yaitu sebagai peneliti sendiri dan siswa kelas II semester I di SDN Semawur sebagai subyek dalam penelitian ,melalui kegiatan dokumen hasil penilaian lembar kerja maupun tes formatif pra siklus,yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan tindakan penelitian,melalui kegiatan pembelajaran siklus I dan kegiatan pembelajaran siklus II observasi dilaksanakan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam melaksanakan pembelajaran,dokumentasi.

 Alat Pengumpulan Data

 Penelitian kualitatif adalah penelitian dilaksanakan melalui observasi pemberian angket, wawancara dan mengadakan melaksanakan kegiatan pembelajaran guru dan belajar siswa dalam mempelajari materi pembelajaran matematika.tentang penjumlahan biangan Hal ini digunakan untuk memperoleh pemahaman tentang alasan yang mendasari dan motivasi. Metode pengumpulan data kualitatif cukup bervariasi,bisa menggunakan tehnik tersetruktur dan semi tersetruktur

 Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan angka-angka. Data diambil dari hasil belajar siswa yang berhubungan dengan populasi sampel yang telah dipilih pengmbilan sebagai servei.

 Teknik Pengambilan Data

 Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui: Tes tertulis ini dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Pada setiap siklus. Nilai yang diperoleh pada ulangan inilah sebagai data yang akan dianalisis. Observasi dilakukan oleh teman sejawat sesama Guru yang mengampu

 Refleksi dari teman sejawat sesama Guru yang mengajar mata pelajaran matematika dan dibantu oleh teman sejawat yang melaksanakan pengamatan selama kegiatan penelitian dilangsungkan setelah proses pembelajaran selesai pada setiap siklus. Kekurangan yang terjadi setiap siklus baik dari perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran didiskusikan untuk memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan yang lebih baik dari pada siklus sebelumnya, dengan demikian tujuan perbaikan pembelajaran dapat segera diselesaikan dengan sebaik-baknya,karena sudah direncanakan secara baik melengkapi kekurangan yang terjadi sebelumnya.

 Validasi Data:

 Validasi hasil belajar siswa yang berbentuk nilai hasil tes tertulis yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus pembelajaran..validasi proses, yaitu memeriksa kelayakan data dari proses penyusunan , hasil observasi dan hasil refleksi melalui triangulasi, yakni melalui sumber data dan metode yang digunakan, baik dari peneliti, observer dan kepala sekolah.

 Analisis Data

 Pada penelitian tindakan kelas ini analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif, yaitu:Menganalisis hasil belajar siswa yang bentuknya nilai ulangan pada akhir setiap siklus. Nilai hasil ulangan (tes) pada setiap siklus dianalisis secara diskriptip komparatif, dengan cara membandingkan nilai ulangan (tes) pada setiap siklus dengan indikator kinerja. Menganalis observasi teman sejawat dan kepala sekolah dengan menggunakan analisis diskriptip berdasarkan hasil observasi dan refefleksi setiap siklus.

Indikator Kinerja

 Indikator yang peneliti gunakan terhadap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:, Indikator Input: minat dan hasil belajar siswa dari hasil pembelajaran sebelum

 pelaksanaan tindakan kelas.,.Indikator Proses: pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas melalui siklus 1 dan siklus II.,Indikator Output: minat dan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas.

 Prosedur Penelitian

 Penelitian yang dilaksanakan penulis melalui Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari Dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, Planning pelaksanaan Action, pengamatan Obseving /Observasi, dan Reflecting /Refleksi..

 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 Hasil Penelitian Pra Siklus

Sesuai hakekat Penelitian Tindakan Kelas pengamatan dilakukan oleh guru sendiri Namun karena menyita banyak waktu maka peneliti meminta bantuan teman sejawat utnuk membantu mengumpukan data melalui observasi. Hasil tes formatif dari jumlah 29 siswa diperoleh: nilai 50 ,sebanyak 4 siswa nilai 60,sebanyak 4 siswa nilai 65 ,sebanyak 5 siswa nilai 70 ,sebanyak 4 siswa nilai 75 ,sebanyak 4 siswa nilai 80, sebanyak 4 siswa nilai 85 ,sebanyak 4 siswa dan nilai 90 sebanyak 4 siswa nilai terendah 50,nilai tertinggi 90.Nilai rata-rata.66 ketuntasan belajar 50%.

 Hasil Penelitian Siklus I

 Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I metode kooperatif tipe TGT Teams Games Tournament bertujuan untuk memperbaiki prosees pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil siswa dan pemahaman terhadap materi tentang penjumlahan dari jumlah 29 siswa guru memberikan tes formatif diperoleh:.nilai 60 sebanyak ,4 siswa:.nilai 65 sebanyak ,4 siswa nilai 70, sebanyak 5 siswa:.nilai 75 sebanyak ,4 siswa nilai 80 , sebanyak 4 siswa:.nilai 85 sebanyak ,4 siswa nilai 90 sebanyak 4 siswa dan nilai terendah 60 ,nilai tertinggi 90.Nilai rata-rata 76 ketuntasan belajar 71%.

 Hasil Penelitian Siklus II

 Pembelajaran siklus II metode kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) berjalan sesuai dengan rencana.,dalam melaksanakan perbaikan. Berdasarkan pengamatan peneliti serta hasil diskusi dengan observer dapat diketahui bahwa perhatiaan siswa terhadap proses pembelajaran sudah baik. Hasil tes formatif diperoleh nilai dari jumlah 29 siswa yang memperoleh:nilai 70 sebanyak,5 siswa yang memperoleh nilai 75 ,sebanyak 6 siswa yang memperoleh nilai 80 ,sebanyak 6 siswa yang memperoleh nilai 85 ,sebanyak 6 siswa dan yang memperoleh nilai 90 sebanyak ,6 siswa , nilai terndah 70 dannilai tertinggi 90 Nilai rata-rata 87 ketuntasa 100%.

 Pembahasan

Pada pembelajaran pra siklus peneliti menggunakan metode konvensional pembelajaran bahasa Indonesia melalui metode ceramah, ternyata hasilnya kurang memuaskan tingkat penguasaan materi pembelajaran di bawah kriteria ketuntasan minimal. Siswa banyak yang belum memahami materi. penjumlahan dan pengurangan Teori holistik yang merupakan teori kognitif berdasarkan teori pembelajaran bermakna (meaning instruction) dari Aussabel, memberi warna perlunya atau pentingnya materi pelajaran.Dari jumlah 29 siswa baru 11 siswa yang mencapai ketuntasan.

 Pada siklus I pembelajaran melalui penerapan metode kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) ternyata sangat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran sehingga hasil tes formatif mengalami peningkatan. Namun peningkatan belum mencapai ketuntasan yang diharapkan,semua siswa untuk memncapai kreteria ketuntasan minimal atau lebih dari 29 siswa yang mencapai nilai kreteria tuntas meningkat tapi peningkatannya masih sangat sedikit menjadi 10 siswa atau 71% kenaikannya belum menunjukkan hasil yang menggembirakan.namun penelitian belum memperoleh hasil yang maksimal sesuai harapan.

 Pada pembelajaran siklus II mengefektifkan lagi melalui penerapan metode kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT dengan memanfaatkan untuk melakukan kerja kelompok, memberikan tanggungjawab siswa untuk memecahkan masalah dan meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia sehingga penguasaan materi mencapai ketuntasan. Dengan menyampaikan bentuk, tujuan pembelajaran ditambah dengan tugas rumah, siswa berhasil meningkatkan prestasi belajar.

 Data hasil pembelajaran pra siklus nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 85,nilai rata-rata 70, perbaikan pembelajaran siklus I nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 90 nilai rata-rata sebesar 76, perbaikan pembelajaran siklus II ,nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 90 nilai rata-rata 81 ,sebelum melaksanakan penelitian sampai melaksanakan penelitian siklus I dan siklus II selalu mengalami peningkatan.

 Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru sebelum menerapkan metode pembelajaran dan pembelajara siklus I,siklus II setelah guru menerapakan metode kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT.Dari hasil pembelajaran awal nilai rata-rata yang diperoleh 66 ketuntasan belajar mencapai 66%, Peningkatan pembelajaran sikuls I nilai rata-raa yang diperoleh menjadi 76 atau ketuntasan belajar yang diperoleh menjadi 76%,mengalami peningkatan sebesar 10%.peningkatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II,nilai rata-rata yang diperoleh siswa mengalami peningkatan menjadi 87 ketuntasan belajar siswa menjadi 87%,sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II sebesar 11%. Jadi upaya guru melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui kegiatan dua siklus meningkatkan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Kesimpulan

 Berdasarkan hasil penelitian tentang aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) pada siswa kelas II semester I di SDN Semawur Peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

 1. Guru melaksanakan penilaian dari 29 siswa yang memperoleh nilai 50 sebanyak 4 yang mendapat nilai 60 sebanyak 4 siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak 2 siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 2 siswa, yang mendapat nilai 90 sebanyak 2 siswa, nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90, nilai rata-rata 66, ketuntasan belajar 50%.

 2.  Pembelajaran siklus I menerapkan metode kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) memberikan tes formatif, dari 29 siswa, nilai 60 sebanyak 4 siswa, nilai 70 sebanyak 4 siswa,,yang mendapat nilai 80 sebanyak 2 siswa, yang mendapat nilai 90 sebanyak 2 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai ,100 sebanyak 2 siswa, nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90 dengan nilai rata-rata 76 ketuntasan belajar 71%.

3.   Pembelajaran siklus II, melaksanakan menerapkan metode kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) tes formatif jumlah 29 siswa ,yang mendapat nilai 70 sebanyak 2 siswa, yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa , yang memperoleh nilai 90 sebanyak 4 siswa, sedangkan yang memperoleh nilai 90 sebanyak 4 siswa nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 90 dengan nilai rata-rata 87,.Peningkatan nilai rata-rata pra siklus 66, ,menjadi 76 pada siklus I dan pada siklus II nilai rata-rata menjadi 87 ketuntasan belajar 100%.sekolah menentukan KKM 70.

 Saran

 Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan

metode kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) maka yang perlu di perhatikan yaitu

1.     Guru sebaiknya ketika melaksanakan pembelajaran sebaiknya menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan bervariasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa karena bisa lebih menarik perhatian dalam belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan.

2.     Guru sebaiknya sebelum melaksanakan pembelajaran untuk menyiapkan rencana pembelajaran,metode media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga pembelajaran berjalan efektif mencapai hasil yang diharapkan.

3.     Guru dalam melaksanakan pembelajaran berguna mengembangkan ilmu pengetahuan ,mengembangkan ketrampilan yang dimiliki,mengembangkan aktivitas, meningkatkan kualitas pristasi belajar siswa yang dilaksanakan dan mengembangkan kemampuan keprofesiannya sehingga dapat dikatakan sebagai seorang guru yang profesional

DAFTAR PUSTAKA

Fish John & Evans Jennifer, 1995, Managing Special Education (codes, charters, and competition) , Buckingham, Open University Press.

Foreman, Phil. 2000, Integration And Inclusive In Action 2nd Edition, Australia: Nelson

 Thomson Learning, Victoria

Http//: Suhadinet-Wordpress.com /2008/03/28, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT.

Harwell J. M., 1998, Complete Learning Disabilities handbook New Second Edition, California, USA: The Center for Applied Research in Education,.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 2006, Pendidikan Dasar dan Menengah

Moch Sholeh Y.A. Ichrom, 2004. Menjadikan Lingkungan Inklusif ramah terhadap pembelajaran (LIRP). Jakarta: Direktorat Pendidikan Luar Biasa, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Mulyasa, E. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Paimin. Joula Ekaningsih, 1998. Agar SiswaPintar Matematika. Jakarta: Puspa Swara

Suharsimi A. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim FKIP (2007), Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan), Jakarta, Universitas Terbuka

Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajaryang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara