Meningkatkan Minat Membaca Dengan Menerapkan Metode Contextual Teaching and Learning
UPAYA MENINGKATKAN MINAT MEMBACA AL-QUR’AN SURAH
AL-QADR (97) DAN MENGARTIKAN DENGAN MENERAPKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MATA PELAJARAN PAI SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN KARANGJONG
KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Marpiah
SDN Karangjong Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK
Guru melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan memperbaiki proses pembelajaran PAI siswa kelas VI SDN Karangjong masih menggunakan model pembelajaran konvensional,yang sifatnya searah, kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru, sehingga siswa masih pasif dan membosankan.,siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek. Kondisi yang demikian mengakibatkan rendahnya perolehan nilai ketika guru memberikan tes formatif masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal KKM yaitu 70 dari jumlah 23 siswa yang memperoleh nilai ketuntasan baru 11 siswa atau 48%. Proses pembelajaran menerapkan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) Hasil belajar melalui tes formatif siklus 1 menunjukkan siswa yang mendapat nilai A (Amat baik) sebanyak 7 siswa atau 30% nilai B (Baik) sebanyak 9 siswa atau 40% ,dan nilai C (Cukup) sebanyak 7 siswa atau 30% dan nilai D: 0 siswa (0%). dari jumlah 23 siswa yang memperoleh nilai kreteria A (Amat baik) dan nilai B (Baik) sebanyak 16 siswa atau 70%.Sedangkan nilai tertinggi 90, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata kelas 77 Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) hasil belajar melalui guru memberikan tes formatif dapat diketahui siswa yang mendapat nilai kreteria A (Amat baik) = 10 siswa (43%) siswa yang mendpaat nilai kreteria B (Baik) = 13 siswa (57%) sedangkan siswa yang mendapatkan nilai kreteria C = 0 siswa (0%). Hasil ketuntasan belajar, siswa yang tuntas 23 siswa (100%), yang belum tuntas 0 siswa (0%). tertinggi 90 dan terendah 70. Nilai rata-rata kelas 83 ketentuan KKM 70
Kata Kunci: Membaca Al-Qur’an Menerapkan Metode Contextual Teaching And Learning
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada umumnya kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah, termasuk pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), yang selama ini oleh para siswa.karena kurang untuk belajar waktu banyak digunakan untuk bermain Hal ini terbukti dengan jelas bahwa setiap akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan ulangan nilai yang diperoleh masih belum memenuhi standart yang diinginkan oleh guru maupun sekolah.
Dalam pembelajaran diperlukan untuk menerapkan metode dan langkah strategi pembelajaran.yang dapat membuat siswa tertarik tumbuh minat untuk belajar. Salah satu komponen pengajaran metode menentukan keberhasilan apabila metode yang digunakan sesuai dengan materi yang disajikan dan juga ditunjang dengan sarana dan prasarana yang cukup, memadai serta kemampuan guru dalam mengelola kelas.
Selama ini proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas VI SDN Karangjong masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yang sifatnya searah, kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru, sehingga siswa masih pasif dan membosankan.,siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek. Kondisi seperti tersebut mengakibatkan rendahnya perolehan nilai ketika guru memberikan ulangan masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal KKM 70.
Berdasarkan rendahnya prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa kelas VI SDN Karangjong guru mencoba menggunakan metode yang mungkin dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ,selain itu guru untuk menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa, yang memungkinkan siswa aktif, kreatif juga senang menumbuhkan minat dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan kenyataan diatas perlunya dilaksanakan inovasi menerapkan metode pembelajaran, untuk meningkatkan peran aktif siswa baik individu, maupun kelompok terhadap proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Guru mengajar sebagai fasilitator harus mampu melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga memperoleh hasil yang maksimal, salah satu diantaranya dengan menggunakan media minat baca Al-Qur’an dan mengartikan surah Al-Qadr (97) yang dibacanya serta contoh bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) semua siswa mencapai nilai kreteria ketuntasan yang ditentukan..
Upaya guru untuk meningkatkan minat baca Al-Qur’an surah Al-Qadr(97) dan mengartikan dengan menerapkan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) pada mata pelajaran PAI siswa kelas VI semester I SDN Karangjong dapat memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan yang diharapkan dengan demikian diperlukan kerjasama guru dan siswa adanya komunikasi yang menumbuhkan semangat untuk belajar sesuai dengan saran yang disampaikan oleh guru, selain itu untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan guru yang menyajikan pelajaran meminta bantuan teman sejawat untuk melaksanakan pengamatan selama proses pembelajaran dilaksanakan, bertugas mencatat kekurangan yang terjadi pada guru dan siswa segera dilaksanakan perbaikan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagai guru yang melaksanakan penelitian tindakan kelas menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah guru dengan menerapkan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi belajar membaca Al Qur’an surah Al-Qadr (97) dan mengartikan pada siswa kelas VI semester I di SDN Karangjong tahun pelajaran 2017/2018 ?
2 Apakah guru menerapkan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan kemampuan belajar membaca Al Qur’an surah Al-Qadr (97) dan mengartikan siswa kelas VI semester I di SDN Karangjong tahun pelajaran 2017/2018 ?
3 Apakah guru menerapkan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar membaca Al Qur’an surah Al-Qadr (97) dan mengartikan siswa kelas VI semester I di SDN Karangjong tahun pelajaran 2017/2018 ?
Tujuan Penelitian
Guru melaksanakan penelitian tindakan kelas mempunyai tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan media meningkatkan minat membaca Al-Qur’an surah Al-Qadr(97) dan mengartikannya.
2. Dengan menggunakan media meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an surah Al-Qadr(97) dan mengartikannya
3. Mengetahui pentingnya membaca Al Qur’an dan mengartikannya yang menumbuhkan bersikap kreatif.
4. Menumbuhkan perkembangan pendidikan, agama Islam untuk dalam pembelajaran di bidang membaca Al Qur’an.
5 Untuk membudayakan minat membaca Al Qur’an dan mengartikan menjadi tuntutan bagi guru PAI untuk melakukan pembelajaran interaktif yang lebih menarik dengan menggunakan multi media.
Manfaat Penelitian
Manfaat daripada penelitian sangat luas berdasarkan manfaat:
Manfaat Teoritis
Sebagai hasil penelitian yang dilakssiswaan memberi kontribusi bagi perkembangan pengetahuan khususnya dalam perkembangan pendidikan agama islam dalam membaca Al Qur’an dan mengartikannya.
Manfaat Praktis
Bagi guru
1). Mampu membantu dalam mempercepat proses penyampaian materi membaca Al-Qur’an dengan menggunakan multi media.
2) Sebagai alternatif bagi guru untuk peningkatan wawasan dan ketrampilan mengajar dengan mempergunakan alat peraga yang sesuai materi membaca Al-Qur’an dan mengartikannya
Manfaat bagi siswa
a. Dengan media pembelajaran yang masuk dalam dunia pendidikan, disamping itu siswa telah memiliki dasar dalam belajar membaca, maka akan semakin menarik tantang belajar membaca Al-Qur’an dengan multi media.
b. Siswa dapat merasakan hasil dari kegiatan lebih tertarik materi membaca Al-Qur’an mampu mempercepat menguasai materi yang diajarkan gurunya.
Manfaat bagi sekolah
a Sekolah menyediakan dana untuk membeli alat peraga yang memadai akan menjadikan sekolah, jika pemanfaatan alat mampu membantu proses tercapainya materi pembelajaran yang dirasakan oleh siswa dan berimbas pada keberhasilan sekolah
b Sekolah sesuai dengan visi dan misinya mampu mengaplikasikan untuk
menyediakan sarana dan prasarana yang memadai yang sangat berarti dalam peningkatan mutu pendidikan dikelolanya menjadi meningkat.
KAJIAN PUSTAKA
Minat membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia agar bisa selamat di dunia maupun akhirat. Al-Qur’an merupakan mu’jizat terbesar yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. dan bagi orang yang membacanya akan mendapatkan pahala ibadah.
Dr.H.Muhammad Suma, MA, SH dalam Tafsir Ahkam I mengatakan bahwa: “Betapapun awamnya seorang muslim dan muslimat, niscaya mereka tahu dan harus tahu bahwa Al-Qur’an al karim (yang terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6000 ayat lebih, 77.349 kalimat dan lebih dari 323.000 huruf) itu adalah sumber utama dan pertama agama Islam. Secara garis besar, Al-Qur’an berisikan tentang aqidah (keimanan), akhlak, janji baik dan ancaman buruk (wa’ad dan wa’id), kisah atau sejarah, syariat (hukum), ilmu pengetahuan dan teknologi dan lain-lain.
Setiap Mu’min yakin, bahwa membaca Al-Qur’an saja, sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab Al-Qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang Mu’min baik dikala senang maupun dikala susah, dikala gembira atau sedih. Malahan membaca Al-Qur’an itu bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan Penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.
Sebagai langkah untuk mengoptimalkan penyelenggaraan Pendidikan Agama di sekolah umum yang mempunyai visi dan misi sebagai berikut:Visi Pendidikan Agama di sekolah umum adalah terbentuknya sosok siswa yang memiliki karakter watak dan kepribadian dengan landasan iman dan ketaqwaan serta nilai akhlak atau budi pekerti yang kokoh dan tercermin dalam keseluruhan sikap dan perilaku sehari-hari dan selanjutnya memberi corak bagi pembentukan watak bangsa. Adapun diantara misinya yaitu menyelenggarakan Pendidikan Agama di Sekolah dengan mengintegrasikan aspek pengajaran, pengamalan, serta aspek pengalaman, bahwa kegiatan belajar mengajar di depan kelas, diikuti dengan pembiasaan pengamalan ibadah bersama di sekolah, kunjungan dan memperhatikan lingkungan sekitar serta penerapan nilai dan norma akhlak dalam perilaku sehari-hari.
Maka perlu adanya upaya untuk membangkitkan minat baca Al Qur’an melalui pembelajaran multimedia. Agar pembelajaran ini semakin diminati oleh para siswa dan mudah untuk dipahami. M. Arifin (1991: 12) berpendapat bahwa “Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar siswa baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal “. Team penyusun naskah Pedoman Guru Agama menyimpulkan bahwa:
Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran agama Islam yaitu usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap siswa agar nantinya setelah selesai dari pendidikan, ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam itu sebagai pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akherat kelak.
Pendidikan adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus. Tanggung jawab pendidikannya dipikul secara bersama-sama oleh keluarga, sekolah dan masyarakat. Adapun lembaga pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam mendidik anak-anak yaitu keluarga. Karena di dalam pendidikan keluarga terletak faktor yang sangat mendasar terhadap pembinaan anak selanjutnya. Sehingga dari pendidikan keluarga inilah akan tercetak generasi-generasi yang merupakan dambaan bagi setiap manusia yaitu anak yang berguna bagi keluarga dan masyarakat.
“Membaca Al Qur’an membuat hati kita tenang,membaca buku membuat kita kaya ilmu, membaca peristiwa menjadikan kita lebih bijaksana.†Membaca adalah sebuah kegiatan awal untuk memahami sesuatu dan mengambil manfaat dari sesuatu yang dibaca tersebut. Membaca buku, berarti kita akan memahami isi yang terkandung di dalam buku tersebut dan mengambil pengetahuan di dalamnya. Membaca Alqur’an berarti kita berusaha mengetahui pedoman hidup yang diajarkan Tuhan kepada para hamba-Nya. Membaca peristiwa, membuat kita mengerti tentang arti dan hikmah yang terkandung di dalam peristiwa tersebut untuk kemudian kita jadikan pengalaman yang akan menjadikan diri kita lebih baik di masa yang akan datang.
Menurut Jonhson dalam Sugiyanto (2007) Contextual Teaching and Learning CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian yang dihadapi membutuhkan penyelesaian menjadi tugas
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Contextual Teaching and Learning CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan ilmu yang dipelajari yang merupakan masalah dalam kehidupan sehari-hari
Karakteristik pembelajaran Contextual Teaching and Learning CTL dalam belajar disamping itu terdapat persaingan antar individu dalam kelompok maupun antar kelompok. Oleh sebab itu mencrapkan metode Contextual Teaching and Learning CTL mampu mengatasi kesulitan belajar siswa,karena keterbatasan waktu, guru tidak lagi harus menjelaskan materi. Kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa,guru cukup dengan memberikan arahan dan bimbingan memberikan pengawasan ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran karena hasil belajar dari jumlah 23 yang memperoleh nilai tuntas baru 11 siswa atau 48%..
Penelitian yang relevan
Sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan estafet kehidupan. pendidikan dan kebiasaan yang melakukan di saat sekarang akan menentukan bagaimana masa depan mereka dan masa depan bangsa ini. Sudah`saatnya kita berpikir kembali untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat di mata dunia. Mengubah bangsa kita yang berlabel bangsa berkembang menuju bangsa yang maju, sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia. Dan untuk semua itu, marilah kita merelakan diri untuk memulai dengan guru mendidik siswa kita untuk gemar “membacaâ€. Membaca Al Qur’an, buku,pelajaran menambah ketraqmpilan,pengetahuan wawasan dalam kehidupan. Dengan mencrapkan metode Contextual Teaching and Learning CTL mampu mengatasi kesulitan belajar membaca surah Al-Qadr(97) dan mengartikan pada siswa kelas VI SDN Karangjong.
Kerangka Berfikir
Secara matematis uraian kerangka berfikir dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
1. Kondisi awal, dalam pembelajaran guru menggunakan model konvensional yang sifatnya searah siswa bosan dan pasif nilai Pendidikan Agama Islam (PAI) masih rendah.
2. Guru memberikan tindakan penerapan pemberian contoh bervariasi siklus I dan pada siklus II dikemas seperti kuis nilai Pendidikan Agama Islam (PAI) meningkat.
3. Kondisi akhir: diduga penggunaan minat baca Al-Qur’an dan pemberian contoh bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) materi Surah Al-Qadr(97) pada siswa kelas VI semester I tahun pelajaran 2017/2018.
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah maka sebagai guru yang melaksanakan penelitian mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1.. Diduga guru menerapkan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) meningkatkan motivasi belajar membaca Al Qur’an surah Al-Qadr(97) dan mengartikan pada siswa kelas VI semester I di SDN Karangjong tahun pelajaran 2017/2018.
2. Diduga guru menerapkan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) meningkatkan kemampuan belajar membaca Al Qur’an surah Al-Qadr (97) dan mengartikan siswa kelas VI semester I di SDN Karangjong tahun pelajaran 2017/2018.
3 Diduga guru menerapkan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) meningkatkan hasil belajar membaca Al Qur’an surah Al-Qadr (97) dan mengartikan siswa kelas VI semester I di SDN Karangjong tahun pelajaran 2017/2018.
METODE PENELITIAN
Seting Penelitian
1 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan mulai, bulan Juli 2017 sampai dengan bulan Oktober 2017. Pelaksanaan perbaikan dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran.
2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Karangjong untuk memperbaiki proses pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa kelas VI semester I khususnya kompetensi dasar tentang membaca surah Al-Qadr(97) dan mengartikannya
3 Mata Pelajaran dan teman sejawat
Pada penelitian ini seperti yang dijelaskan diatas yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). guru yang melaksanakan penelitian bekerja sama dengan teman sejawat sebagai observer selama kegiatan dan dokumentasi yang diperlukan.
Subyek Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VI SDN Karangjong yang berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.Untuk meningkatkan hasil belajar PAI tentang membaca surah Al-Qadr (97) dan mengartikan yang masih rendah
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1 Teknik Tes
Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik tes dilakukan untuk memperoleh data yang akurat selama penelitian. Teknik tes dilakukan pada akhir kegiatan belajar mengajar sebagai bentuk evaluasi siswa terhadap materi yang disampaikan. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis yang terdiri dari dua bentuk yaitu pilihan ganda dan isian.
2 Wawancara
Wawancara adalah pertanyaan terbuka yang dilakukan dengan tujuan tertentu. Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang baru saja diberikan. Dengan cara ini, guru mencoba untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami dan sejauh mana penerimaan siswa terhadap materi. Selain itu dengan adanya teknik wawancara ini, siswa mempunyai kesempatan untuk bertanya kepada guru jika ada yang belum jelas.
3 Observasi Berpartisipasi
Observasi berpartisipasi dilakukan guru dengan mengamati aktifitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Observasi yang dilakukan dapat berupa respon/tanggapan siswa selama mengikuti pelajaran, aktif dalam mengajukan pertanyaan dan berani menjawab pertanyaan..Observasi juga meliputi perilaku siswa selama dalam mengikuti pembelajaran siswa mengerjakan soal latihan (tertib/gaduh). Observasi dilakukan oleh guru dibantu oleh teman sejawat agar semua siswa dapat diamati secara keseluruhan baik secara individu maupun kelompok. Hasil observasi kegiatan kemudian dicatat pada lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelum pembelajaran dilaksanakan.
4 Dokumentasi
Sebelum penelitian tindakan kelas dimulai, terlebih dahulu peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian misalnya data siswa, daftar nilai siswa, profil sekolah serta foto-foto kegiatan selama penelitian. Data yang telah diperoleh kemudian diolah sedemikian rupa sebagai bahan penyusunan laporan.
Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh guru selaku peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini adalah:
Teknik Tes dapat dilaksanakan secara lisan, tes tertulis,perbuatanWawancara untuk mengetahui kesulitan dan keberhasilan melalui melaksanakan perbaikan dan tindak lanjut dalam kegiatan yang sedang dilaksanakan Observasi berpartisipasi untuk mengetahui kekurangan selama pembelajaran.
. Validasi Data
Menurut Rochiati (2007:157) sebuah penelitian akan mendapatkan kepercayaan atau dianggap valid apabila mengikuti semua langkah dalam penelitian dan sesuai dengan prosedur. Salah satu langkah dalam prosedur untuk mendapatkan derajat kepercayaan ialah validasi yang dalam penelitian kualitatif disukai dengan istilah verifikasi. Data yang telah terkumpul harus dilakukan uji keabsahan data dengan menggunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data itu (Moleong, 2007:331). Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik trianggulasi metode,trianggulasi sumber dan trianggulasi teori.
Analisa Data
Menganalisis data yang bentuknya berbagai ragam merupakan tugas yang besar bagi peneliti kualitatif. Analisis data dilakukan melalui analisis diskriptif komperatif, yaitu membandingkan nilai test antar siklus maupun dengan indikator kinerja (Sugiyono,2007:93). Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa maka dapat dilihat dari hasil observasi dan nilai ulangan harian siswa. Menurut Sutopo (2002:91) tahapan analisis data dalam penelitian kualitatif terdapat tiga kegiatan utama yang saling berkaitan dan terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Indikator Kinerja
Keberhasilan dalam suatu penelitian dapat diukur dari indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti. Dengan dimanfaatkannya siswa dalam memahami materi sehingga dapat peningkatan hasil belajar siswa dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM 70. Indikator kinerja dianggap berhasil jika terjadi peningkatan hasil belajar yang dapat diketahui dari peningkatan nilai ulangan harian siswa pada akhir pembelajaran guru memberikan tes formatif dan ketuntasan siswa mencapai nilai 70 atau lebih untuk semua siswa.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dalam Rochiati (2007: 36) yang terdiri dari empat komponen yaitu: 1) Perencanaan (planning), 2) Aksi/ tindakan (acting), 3) Observasi (observing), 4) Refleksi (refleting). Kemudian sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya setelah ada refleksi, selanjutnya diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilakssiswaan dalam siklus berikutnya diskripsi masing-masing tahapan penelitian
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi pembelajaran dan hasil penelitian pra siklus
Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa kelas VI SDN Karangjong masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yang sifatnya searah, kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru, sehingga siswa masih pasif dan membosankan.,siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek. Kondisi yang demikian mengakibatkan rendahnya perolehan nilai ketika guru memberikan tes formatif masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal KKM yaitu 70 dari jumlah 23 siswa yang memperoleh nilai ketuntasan baru 11 siswa atau 48%.
Diskripsi pembelajaran dan hasil penelitian siklus I
Proses pembelajaran menerapkan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) Hasil belajar melalui tes formatif siklus 1 menunjukkan siswa yang mendapat nilai A (Amat baik) sebanyak 7 siswa atau 30% nilai B (Baik) sebanyak 9 siswa atau 40% ,dan nilai C (Cukup) sebanyak 7 siswa atau 30% dan nilai D: 0 siswa (0%). dari jumlah 23 siswa yang memperoleh nilai kreteria A (Amat baik) dan nilai B (Baik) sebanyak 16 siswa atau 70%.Sedangkan nilai tertinggi 90, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata kelas 77.
Diskripsi pembelajaran dan hasil penelitian siklus II
Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) hasil belajar melalui guru memberikan tes formatif dapat diketahui siswa yang mendapat nilai kreteria A (Amat baik) = 10 siswa (43%) siswa yang mendpaat nilai kreteria B (Baik) = 13 siswa (57%) sedangkan siswa yang mendapatkan nilai kreteria C = 0 siswa (0%). Hasil ketuntasan belajar, siswa yang tuntas 23 siswa (100%), yang belum tuntas 0 siswa (0%). tertinggi 90 dan terendah 70. Nilai rata-rata kelas 83 menentukan KKM70
Pembahasan pembelajaran dan hasil belajar pra siklus
Proses pembelajaran pada pra siklus siswa pasif, karena tidak ada respon yang menentang, siswa terlihat jenis dan tidak tampak kreatifitas siswa. Hasil belajar pada pembelajaran awal (PAI) siswa kelas VI rendah, yang jelas salah satunya disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan belum sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu model pembelajaran konvensional guru mentransfer ilmu kepada siswa, sehingga siswa pasif dan bahkan bosan. Sehingga dari jumlah 23 siswa yang mencapai KKM baru 11 siswa atau 48%.
Pembahasan pembelajaran dan hasil belajar siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan, meskipun belum semua siswa terlibat aktif. Dari hasil pengamatan sudah ada kreatifitas dan keaktifan siswa. Ada interaksi antar siswa, kerja sama mereka bersaing dalam belajar..Dari hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa penggunaan minat membaca Al-Qur’an surah Al-Qdr 97 dan contoh bervariasi siswa mengalami peningkatan hasil belajar baik dalam ketuntasan belajar maupun nilai rata-rata kelas.Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I berupa hasil tes dan non tes. Hasil observasi yang dilakukan peneliti pelaksanaan siklus I
Pembahasan pembelajaran dan hasil belajar siklus II
Proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran, karena mereka berkompetensi dalam cepat tepat untuk merebutkan hasil terbaik baik individu maupun kelompok, ada interaksi antar individu, kerja sama dalam kelompok mereka bersaing positif. memperhatikan perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II, ada peningkatan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun nilai rata-rata kelas. Dari 23 siswa dinyatakan tuntas. Meskipun demikian tetap diusahakan untuk bergairah dalam belajar dan senang. Jadi secara umum pemberian contoh bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar (PAI) pada kompetensi dasar minat membaca Al-Qur’surah Al-Qadr (97), dengan beberapa cara. Hasil tindakan pada siklus II juga merupakan hasiltes dan non tes. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti sampai siklus II
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan penelitian tentang membaca surah Al-Qadr (97) dan mengartkan yang sudah dilaksanakan dengan menerapkan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat disimpulkan sebagai berikut:
1 Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa kelas VI SDN
Karangjong masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yang sifatnya searah, kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru, sehingga siswa masih pasif dan membosankan.,siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek. Kondisi yang demikian mengakibatkan rendahnya perolehan nilai ketika guru memberikan tes formatif masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal KKM yaitu 70 dari jumlah 23 siswa yang memperoleh nilai ketuntasan baru 11 siswa atau 48%.
2 Proses pembelajaran menerapkan metode Contextual Teaching And
Learning (CTL) Hasil belajar melalui tes formatif siklus 1 menunjukkan siswa yang mendapat nilai A (Amat baik) sebanyak 7 siswa atau 30% nilai B (Baik) sebanyak 9 siswa atau 40% ,dan nilai C (Cukup) sebanyak 7 siswa atau 30% dan nilai D: 0 siswa (0%). dari jumlah 23 siswa yang memperoleh nilai kreteria A (Amat baik) dan nilai B (Baik) sebanyak 16 siswa atau 70%.Sedangkan nilai tertinggi 90, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata kelas 77.
3 Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan
metode Contextual Teaching And Learning (CTL) hasil belajar melalui guru memberikan tes formatif dapat diketahui siswa yang mendapat nilai kreteria A (Amat baik) = 10 siswa (43%) siswa yang mendpaat nilai kreteria B (Baik) = 13 siswa (57%) sedangkan siswa yang mendapatkan nilai kreteria C = 0 siswa (0%). Hasil ketuntasan belajar, siswa yang tuntas 23 siswa (100%), yang belum tuntas 0 siswa (0%). tertinggi 90 dan terendah 70. Nilai rata-rata kelas 83 menentukan KKM 70
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan maka guru sebagai peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:
1 Guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran hendaknya menyiapkan dalam menyusun program menyiapkan, menggunakan media yang sesuai dengan materi yang disajikan sehingga pelaksanakan proses pembelajaran dapat terlaksanakana secara efektif dan efesien memperoleh hasil belajar yang maksimal sesuai dengan waktu yang ditentukan.
2 Guru selama melaksanakan proses pembelajaran hendaknya menguasai karakter materi dan menagajak siswa untuk aktif dalam mengikuti kegiatan yang sedang dilaksanakan sehingga merasa diperhatikan oleh guru, tumbuh motivasi untuk belajar dan terlatih untuk bertanggungjawab.
3 Pihak sekolah untuk dapat memperhatikan kebutuhan guru yang berkaitan dengan pelaksanakan kegiatan pembelajaran untuk menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai sehingga memudahkan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran karena media yang diperlukan sudah tersedia
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, 2008, Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Bandung: YramaWidya.
B., Suryobroto, 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Bell. Gredler (1986: 1). Teori belajar dan pembelajaran, hal. 1.5. Jakarta: Universitas Terbuka..
Bruner (1982). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SD Hal. 1.6. Penerbit Universitas Terbuka. Edisi 1.
Depdiknas, 2003.Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Kurikuium 2004.Jakarta
Depdiknas.2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Fantana (1981). Teori Belajar dan Pembelajaran Hal. 1.8. Jakarta. Universitas Terbuka
Ngalim Purwanto, M, 2006. Psikologi Pendidikan, Bandung:Remaja Rosdakarya
Purnomosidi, dkk. 2008, Matematika Untuk SD/MI Kelas I, Jakarta: Depdiknas
Trianto,2007,Model.model.Pembelajaran.Inovatif.BerorientasiKonstruktivistik, Surabaya: Prestasi Pustaka Publisher
Wardani, IGAK, 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka
W.J.S Poerwadarminto (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga Hal. 756. Jakarta. Balai Pustaka.
W.J.s. Poerwadarminto (2007), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiha Hal. 1355. Jakarta. Balai Pust
Yamin, Martinis, 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press.