UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN HIMPUNAN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN BERBANTUAN PERMAINAN FINDING MY SECREET WORD PADA SISWA KELAS VII B

SMP NEGERI 1 BALAPULANG SEMESTER GASAL

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Sri Hartati

SMP Negeri 1 Balapulang

 

ABSTRAK

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, dokumentasi, danpengamatan. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus dan setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada siklus pertama peneliti melaksanakan pembelajaran dengan membagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan keinginan siswa dan menggunakan pembelajaran STAD melalui permainan. Pada siklus kedua pembagian kelompok berdasarkan kemampuan siswa yang heterogen dan pada saat pembelajaran dibantu dengan media yang dibaut masing-masing kelompok. Bentuk tes adalah essay. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran materi Himpunan melalui pembelajaran STAD dengan permainan Finding My Secreet Word meningkat dan berimplikasi terhadap meningkat pula aktivitas siswa.Terjadi peningkatan pada siklus I ketuntasan klasikal mencapai 53,13% sedangkan pada siklus II ketuntasan klasikalmencapai87,50%. Begitupun aktivitas siswa meningkat pada setiap pertemuan tatap muka. Persenta seaktivitas siswa pada siklus I sebesar 60,94% dalam kategori cukup aktif sedangkan pada siklus II mencapai 78.13% dalam kategori sangat aktif. Kesimpulannya bahwa melalui pembelajaran STAD berbantuan permainan Finding My Secreet Wordd apat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa materi Himpunan pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Balapulang Semester GasalTahun Pelajaran 2019/2020.

Kata kunci: meningkatkanaktivitasdanhasilbelajarsiswa, STAD, Finding My Secreet Word.

PENDAHULUAN

Matematika telah digunakan di berbagai bidang. Berbagai macam bidang pekerjaan menggunakan matematika dalam kegiatannya seperti bidang konstruksi, manufaktur, perdagangan maupun bidang pekerjaan yang bersifat profesi seperti ilmuwan, perekayasa dan dokter tidak lepas dari matematika. Selain itu matematika merupakan dasar bagi mata pelajaran lain terutama untuk mata pelajaran sains dan ekonomi, oleh karena itu matematika diajarkan mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi.

Namun demikian, pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas sebagian besar masih mengalami masalah. Permasalahan yang muncul di lapangan sangatlah beragam, misalnya permasalahan rendahnya hasil dan aktivitas belajar matematika siswa, penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat, dan kondisi lingkungan belajar yang kurang kondusif. Oleh karena itu, guru perlu melakukan suatu tindakan yang dapat mengatasi berbagai masalah yang muncul di kelas-kelas mereka.

Berbagai masalah tersebut di atas juga terjadi di SMP Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal. Secara umum hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 1 Balapulang masih rendah. Sebagai gambaran, pada tahun pelajaran 2019/2020 ini, berdasarkan analisis ulangan harian Bab sebelumnya, siswa kelas VII B menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswaadalah 54,16 jauh dari KKM yang ditentukan yaitu 72 dan siswa yang tuntas hanya 5siswa dari 32siswa atau hanya 15,63%.

Ketika dalam kegiatan belajar mengajar dilakukakan tanya jawab, terlihat hanya satu duasiswa yang aktif sedangkan yang lain sebagai pendengar dan pengamat saja. Siswa dalam kegiatan pembelajaran masih saling menunjuk teman untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkanlatarbelakangmasalah di atasdapat diidentifikasi beberapa masalah berikut ini: (1) Hasil belajar belajar matematika siswa masih rendah. (2) Aktivitas belajar matematika siswa masih perlu ditingkatkan. (3) Metode pembelajaran di kelas belum bervariasi masih dominan menggunakan metode ceramah. (4) Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).

Berdasarkan latar belakang di atas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah aktivitas belajar siswa materi Himpunan dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) berbantuan permainan FindingMy Secreet Word pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Balapulang Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020? (2) Bagaimanakah hasil belajar siswa materi Himpunan dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) berbantuan permainan FindingMy Secreet Wordpada siswa kelas VII BSMP Negeri 1 BalapulangSemester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020?

Tujuanpenelitian tindakan kelas ini adalah: (1) Meningkatkan aktivitas belajar matematika materi Himpunan melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) berbantuan permainan FindingMy Secreet Wordpada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Balapulang Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020. (2) Meningkatkan hasil belajar matematika materi Himpunan melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) berbantuan permainan Finding My Secreet Word pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Balapulang Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020.

KAJIAN PUSTAKA

Belajar dan Pembelajaran

Woolfolk (2007: 248) menyatakan bahwa, menurut pandangan kognitif, belajar dipandang sebagai proses aktif dari siswa, bukan sekedar hanya menerima pengetahuan tetapi mencari informasi baru untuk menyelesaikan masalah dan mengorganisasikan kembali apa yang telah diketahui untuk mendapat pengetahuan baru.

Sementara Winkel (2004: 59) menyatakan bahwa belajar pada manusia adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Sedangkan Arends (2009: 17) menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan sosial dan budaya di mana siswa mengkonstruk pengetahuan yang dipengaruhi oleh interaksi pengetahuan sebelumnya dan peristiwa pembelajaran baru.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil simpulan bahwa belajar adalah konstruk kognitif yang relatif permanen sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan yang diperoleh dari pengalaman. Belajar dipandang sebagai proses aktif individu dalam membentuk pengetahuan baru berdasarkan skema atau pengetahuan yang sudah ada.

Pembelajaran Matematika

Sutherland (2007: 32) menyatakan bahwa belajar matematika adalah belajar tentang penggunaan alat-alat baru yang memungkinkan untuk menyelesaikan masalah yang akan sulit atau tidak mungkin untuk menyelesaikan dengan alat yang lama. Hal ini menunjukan bahwa belajar matematika adalah belajar menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi terkait dengan matematika.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil simpulan, pembelajaran matematika adalah prosesinteraksi siswa dengan sumber belajar matematika yang direncanakan, dilaksanakan, dimonitoring dan dievaluasi oleh guru matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan matematika.

Aktivitas Belajar

Belajar sangat dibutuhkan adanya aktivitas, dikarenakan tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Pada proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek siswa, baik jasmani maupun rohani sehingga perubahan perilakunya dapat berubah dengan cepat, tepat, mudah dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif afektif maupun psikomotor (Nanang Hanafiah, 2010: 23).

Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2010: 24) menjelaskan bahwa aktivitas belajar dapat memberikan nilai tambah (added value) bagi siswa, berupa hal-hal berikut ini: (1) Siswa memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya aktivitas internal untuk belajar sejati. (2) Siswa mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral. (3) Siswa belajar dengan menurut aktivitas dan kemampuannya. (4) Menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan siswa. (5) Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuh kembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme. (6) Menumbuh kembangkan sikap kooperatif dikalangan siswa sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan dan serasi dengan kehidupan di masyarakat di sekitarnya.

Menurut Mulyono Abdurrahman, “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Menurut W.S. Winkel “Hasil belajar adalah perubahan sikap atau tingkah laku setelah anak melalui proses belajar”. Sedangkan menurut M. Bukhori mengemukakan hasil belajar adalah “hasil yang telah dicapai atau ditunjukkan oleh murid sebagai hasil belajarnya, baik itu berupa angka, huruf, atau tindakan mencerminkan hasil belajar yang dicapai oleh masing-masing anak dalam periode tertentu.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Menurut Slavin (2010: 4) pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaraan di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling berinteraksi, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang banyak digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD). Menurut Slavin (2010: 143), STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu: (1) Presentasi kelas, (2) Tim (kelompok), (3) Kuis, (4) Skor kemajuan individual, (5) Rekognisi tim (penghargaan kelompok).

Permainan Finding My Secreet Word

Pembelajaran matematika tidak harus dilakukan di kelas, tidak harus guru yang menjelaskan dan tidak harus menggunakan papan tulis dalam penyampaian materinya. Salah satu penerapannya menggunakan permainan ”Finding My Secreet Word”.

Diawali dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok, dimana satu kelompok terdiri atas 4 orang siswa. Masing-masing anggota kelompok mempunyai tugas yang berbeda-beda, 1 orang bertugas mencatat soal (word) pada tempat yang telah ditentukan, satu orang bertugas menjawab soal dan kunci jawaban di lembar yang telah disediakan, 1 orang bertugas memberi skor dan 1 orang bertugas menulis jawaban dari kelompok lain pada tempat soal yang disediakan.

Kerangka Berpikir

Pelaksanaan pembelajaran di kelas sebagian besar masih mengalami masalah. Secara umum hasil belajar matematika siswa di kelas VII B SMP Negeri 1 Balapulang masih rendah. Berdasarkan analisis ulangan harian Bab sebelumnya, siswa kelas VII B menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa adalah 54,16 jauh dari KKM yang ditentukan yaitu 72 dan siswa yang tuntas hanya 5 siswa dari 32 siswa atau hanya 16%.

Rendahnya hasil dan aktivitas belajar matematika siswa ini diduga karena dalam pembelajaran peneliti masih dominan menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah. Pembelajaran dilakukan dengan cara satu arah dengan berpusat pada guru (teacher centered). Siswa kurang diberi kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri. Peneliti juga kurang memberi penguatan terutama penguatan positif pada siswa jika siswa mampu menjawab soal-soal latihan dengan betul. Refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan membuat kesimpulan yang dilakukan oleh siswa juga tidak maksimal.

Untuk mengatasi permasalahan pada pembelajaran matematika seperti tersebut di atas, peneliti melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan permainan Finding My Secreet Word.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi Himpunan pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Balapulang semester gasal tahun pelajaran 2019/2020. (2) Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika materi Himpunan pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Balapulang semester gasal tahun pelajaran 2019/2020.

 

METODE PENELITIAN

Objek Tindakan

Objek tindakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah aktivitas dan hasil belajar matematika siswa. Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai siswa meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh melalui proses belajar. Pada penelitian ini hasil belajar yang diukur dibatasi hanya pada aspek pengetahuan. Sedangkan aktivitas belajar adalah ketertarikan, keingintahuan atau kesukaan untuk mempelajari suatu objek atau kegiatan. Pada penelitian ini aktivitas yang diukur adalah aktivitas belajar matematika.

Setting, Lokasi dan SubjekPenelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII B SMP Negeri 1 Balapulang yang beralamat di Jl Merpati Balapulang Kulon, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Desember 2019. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Balapulang tahun pelajaran 2019/2020 dengan banyaknya siswa sebagai subjek penelitian adalah 32 siswa.

Metode Pengumpulan Data

Terdapat beberapa metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, dapat dijelaskan sebagai berikut: Metode Tes, Metode Observasi, dan Metode Dokumentasi.

Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data dalam penelitian ini dibedakan menjadi data primer dan data sekunder.

  1. Data Primer yang terdiri dari data hasil belajar dan data aktivitas belajar.
  2. Data Sekunder meliputi Data keterlaksanaan pembelajaran, Data subjek penelitian (siswa), Data subjek penelitian (siswa)

Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua jenis data yang dikumpulkan peneliti untuk selanjutnya dianalisis yaitu antara lain:

Data Hasil Belajar

Data hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes tulis berbentuk soal essay.Data yang diukur dengan instrumen tes hasilnya kemudian dianalisis untuk diketahui jumlah nilai masing-masing siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal.

Data Hasil Observasi

Data observasi perilaku siswa dilakukan dengan menggunakan lembar observasi pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran.

Cara Pengambilan Simpulan

Pengambilan simpulan penelitian ini ditetapkan peneliti dengan menentukan indikator capaian sebagai berikut:

  1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran ditetapkan indikator capaiannya adalah jika aktivitas siswa dalam pembelajaran telah mencapai lebih dari 75% atau termasuk dalam kategori sangat aktif,maka aktivitas siswa dinyatakan sudah meningkat.
  2. Hasil belajar siswa pada penelitian ini mencakup ketuntasan belajar perorangan dan klasikal. Indikator capaian pada ketuntasan belajar perorangan ditetapkan jika siswa memperoleh nilai hasil belajar sama atau di atas nilai KKM = 72, sedangkan ketuntasan belajar klasikal ditetapkan jika jumlah siswa yang telah tuntas belajar perorangan dalam satu kelas telah mencapai sama atau di atas 85%.

Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan ini mengikuti tahap-tahap penelitian sebagaimana dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Hopkins, 2008: 51) yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

METODE PENELITIAN

Objek Tindakan

Objek tindakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah aktivitas dan hasil belajar matematika siswa. Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai siswa meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh melalui proses belajar.

Setting, Lokasi dan SubjekPenelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII B SMP Negeri 1 Balapulang yang beralamat di Jl Merpati Balapulang Kulon, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Desember 2019. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Balapulang tahun pelajaran 2019/2020 dengan banyaknya siswa sebagai subjek penelitian adalah 32 siswa.

Metode Pengumpulan Data

Terdapat beberapa metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, dapat dijelaskan sebagai berikut: Tes, Observasi, dan Dokumentasi

Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua jenis data yang dikumpulkan peneliti untuk selanjutnya dianalisis yaitu antara lain: (1) Data Hasil Belajar, (2) Data Hasil Observasi

Data Penelitian Tindakan Kelas yang diproleh dianalisis dengan analisis komparatif, yaitu membandingkan data dari Siklus I dan Siklus II, dari aspek:

  1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran
  2. Nilai rata-rata
  3. Presentase siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM

Cara Pengambilan Simpulan

Pengambilan simpulan penelitian ini ditetapkan peneliti dengan menentukan indikator capaian sebagai berikut:

  1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran ditetapkan indikator capaiannya adalah jika aktivitas siswa dalam pembelajaran telah mencapai lebih dari 75% atau termasuk dalam kategori sangat aktif,maka aktivitas siswa dinyatakan sudah meningkat.
  2. Hasil belajar siswa pada penelitian ini mencakup ketuntasan belajar perorangan dan klasikal. Indikator capaian pada ketuntasan belajar perorangan ditetapkan jika siswa memperoleh nilai hasil belajar sama atau di atas nilai KKM = 72, sedangkan ketuntasan belajar klasikal ditetapkan jika jumlah siswa yang telah tuntas belajar perorangan dalam satu kelas telah mencapai sama atau di atas 85%.

Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan ini mengikuti tahap-tahap penelitian sebagaimana dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Hopkins, 2008: 51) yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Selintas Tentang Kondisi Awal

Pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas sebagian besar masih mengalami masalah, termasuk di SMP Negeri 1 Balapulang. Permasalahan yang muncul di lapangan sangatlah beragam, misalnya rendahnya hasil dan aktivitas belajar matematika siswa.

Sebagai gambaran, pada tahun pelajaran 2019/2020 ini, berdasarkan analisis ulangan harian Bab sebelumnya, siswa kelas VII B menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa adalah 54,16 jauh dari KKM yang ditentukan yaitu 72 dan siswa yang tuntas hanya 5 siswa dari 32 siswa atau hanya 15,63%.

Deskripsi Hasil Siklus I

Dari 32 siswa kelas VII B pada pertemuan pertama dan kedua diperoleh bahwa siswa yang aktif meningkat, ada 9 siswa yang kategori sangat aktif, 13 siswa kategori cukup aktif, 9 siswa kategori kurang aktif, dan 1 siswa masih dalam kategori tidak aktif.

Dalam laporan hasil pengamatan, hasil belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa peserta didk yang tuntas ada 17 orang dari jumlah 32 orang atau 53,13%. Sedangkan untuk yang belum tuntas mencapai 15 siswa dari 32 orang atau 46,88% dan tingkat ketercapaian belum mencapai ketuntasan klasikal yaitu 85%.

Tahap Refleksi

Berdasarkan analisis hasil observasi dan wawancara dengan teman sejawat diperoleh gambaran refleksi sebagai berikut:

  1. siswa terlihat cukup aktif dalam mengikuti pelajaran, hal ini dapat dilihat dari analisis hasil observasi aktivitas siswa sebesar 55,86% pada siklus I pertemuan pertama dan 66,02% pada pertemuan kedua.
  2. dalam proses pembelajaran terlihat guru sudah mulai melakukan optimalisasi tugas dengan memberikan pembelajaran yang menarik, kreatif dan bermakna bagi pencapaian hasil belajar siswa.
  3. pembelajaran sudah berpusat pada siswa (student center), peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan membimbing kegiatan siswa.

Kelebihan-kelebihan yang ditemukan pada siklus I ini akan tetap dipertahankan dan diupayakan untuk lebih ditingkatkan lagi.

Deskripsi Hasil Siklus II

Hasil observasi pada pertemuan pertama dan kedua mengalami peningkatan aktivitas siswa. Besarnya persentase aktivitas siswa pada tiap indikator observasi pada pembelajaran siklus I dapat digambarkan sesuai pada laporan berikut: Secara keseluruhan aktivitas siswa kelas VII B pada saat pembelajaran rinciannya sebagai berikut: memperhatikan penjelasan guru 99,22%, membuat atau menyusun soal individu 69,53%, berdiskusi menentukan soal yang akan digunakan dalam kelompoknya 78,13%, memberi gagasan dalam kelompoknya saat menjawab soal dari kelompok lain 75,39%, kerjasama siswa dalam tugas kelompok 72,66%, partisipasi siswa dalam presentasi kelompok 73,83%. Rata-rata dari keenam indikator aktivitas siswa tersebut pada pertemuan 1 adalah 74,48% kategori cukup aktif menjadi 81,77% pada pertemuan kedua, meningkat menjadi kategori sangat aktif.

Hasil pengamatan tiap individu, dari 32 siswa kelas VII B pada pertemuan pertama dan kedua diperoleh bahwa ada peningkatan keaktifan siswa, ada 26 siswa yang kategori sangat aktif, 5 siswa kategori cukup aktif, 1 siswa kategori kurang aktif, dan tidak ada siswa dalam kategori tidak aktif.

Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dijelaskan bahwa peserta didk yang tuntas ada 28 orang dari jumlah 32 siswa atau 87,50%. Sedangkan untuk yang belum tuntas mencapai 4 siswa dari 32 siswa atau 12,50% sehingga sudah mencapai ketuntasan klasikal yaitu 85%.

Tahap Refleksi

Refleksi tindakan pembelajaran siklus II yang diperoleh berdasarkan analisis hasil observasi dan diskusi dengan teman sejawat yaitu Lilis Ujianti, S.Pd. sebagai kolaborator diperoleh gambaran refleksi sebagai berikut:

  1. Proses pembelajaran dengan metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) berbantuan permainan Finding My Secreet Word pada materi Operasi Himpunan cukup efektif meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran sebagaimana analisis lembar observasi pada pertemuan pertama diperoleh rata-rata sebesar 74,48% dan meningkat lagi menjadi 81,77% pada pertemuan kedua dengan kategori sangat aktif.
  2. Pembelajaran dengan metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) berbantuan permainan Finding My Secreet Word jika dikemas dalam bentuk yang lebih menarik maka proses pembelajaran menjadi jauh lebih menyenangkan.
  3. Pembagian kelompok dengan anggota yang heterogen kemampuannya, menghasilkan proses pembelajaran yang lebih hidup serta hasil belajar yang lebih menigkat.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

  1. Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) berbantukan permainan Finding My Secreet Word dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika materi Himpunan pada siswakelas VII B SMP Negeri 1 Balapulang Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020.
  2. Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) berbantukan permainan Finding My Secreet Word dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi Himpunan pada siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Balapulang Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020, terbukti siswa yang tuntas pada siklus I sebesar 53,13% meningkat menjadi 87,50% pada siklus II.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, disampaikan saran-saran sebagai berikut:

Bagi Guru

  1. Hasil penelitian dapat dijadikan referensi dan rujukan bagi guru lain jika ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama.
  2. Guru dalam menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) tetap memperhatikan kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, karakteristik siswa dan ketersediaan sarana prasarana.
  3. Guru dalam menerapkan STAD harus memperhatikan tiga hal penting yang juga harus diperhatikan guru antara lain sistem pengelompokkan siswa, semangat bekerja sama antarnsiswa, dan penataan atau pengelolaan ruang kelas untuk kerja kelompok.
  4. Guru dalam pembelajaran menerapkan permainan Finding My Secreet Word, harus memperhatikan penekanan pada siswa untuk belajar terlebih dahulu agar menguasai materi yang akan dibahas, terutama dalam pembuatan soal dan kunci jawaban.

Bagi Sekolah

  1. Perlu dilakukan penelitian menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) berbantuan permainan Finding My Secreet Worduntuk materi pelajaran matematika yang lain maupun mata pelajaran yang lain.
  2. Perlu menyediakan saran prasarana yang mendukung kegiatan belajar mengajar, terutama LCD.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R.I. 2009. Learning to teach (9th ed.). NewYork: McGraw-Hill.

ErmanSuhermandkk.StrategiPembelajaranMatematikaKontemporer. Bandung: UPI.

Firmanto, I.A. & Sapti, M. 2013. Meningkatkan minat dan hasil belajar matematika melalui metode STAD menggunakan LKS berbasis PMR. Diambil pada tanggal 30 Juli 2017, dari http: //download. portalgaruda.org.

HamalikOemar. Proses belajarmengajar. Jakarta: PT Bumiaksara, 2003.

Kemdikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58, Tahun 2014, tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

 

Kemdikbud. 2014. Materi pelatihan implementasi kurikulum 2013 tahun 2014 mata pelajaran matematika SMP/MTs: untuk guru. Jakarta: Kemdikbud.

NCTM. 2000. Principles and standards for school mathematics. Reston, V.A: NCTM.

Nitko, A.J. & Brookhart, S.M. 2007. Educational assesment of students. Upper Saddle River: Pearson Education, Inc.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Rusman, Kurniawan, D. & Riyana, C. 2012. Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi: mengembangkan profesionalitas guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Slavin, R. E. 2010. Cooperative learning: teori, riset, dan praktik. Bandung: Nusa Media.

Sutherland, R. 2007. Teaching for learning mathematics. New York: Open University Press.

Winkel, W.S. 2004. Psikologi pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Woolfolk, A. 2007. Educational psychology (10th ed.). Boston: Pearson Education, Inc.