PENINGKATAN MOTIVASI DAN KOMPETENSI GURU

DALAM MENYUSUN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI BIMBINGAN BERKELANJUTAN BAGI GURU-GURU

DI SMP NEGERI 1 JATINEGARA SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Panji Kusuma Dewi

SMP Negeri 1 Jatinegara

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan motivasi dan kompetensi guru-guru SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal dalam menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas melalui bimbingan berkelanjutan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif dengan teman sejawat/kolaboratif melalui 2 (dua) siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi dan kompetensi menyusun laporan PTK bagi guru-guru SMP Negeri 1 Jatinegara melalui bimbingan berkelanjutan mengalami peningkatan cukup signifikan sejalan dengan meningkatnya jumlah laporan PTK dengan kriteria layak yang telah selesai disusun guru selama pelaksanaan bimbingan berkelanjutan. Jika pada kondisi awal tidak ada satupun guru yang telah menyusun laporan PTK, namun setelah dilakukan tindakan penelitian pada Siklus I jumlahnya meningkat sebanyak 11 orang guru atau 50% dan pada Siklus II jumlahnya tetap yaitu sebanyak 11 orang guru atau 50%.

Kata Kunci: Motivasi dan Kompetensi Guru Dalam Menyusun Bimbingan Berkelanjutan.

 

PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Sebagai tenaga profesional diharapkan guru dapat meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, diharapkan guru dapat meningkatkan dan mengembangkan karir demi peningkatan kualitas dan mutu pembelajaran sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan salah satu unsur utama dalam kenaikan pangkat dan pengembangan karir guru, selain kegiatan pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Untuk dapat meningkatkan karir dan jabatannya guru dituntut untuk memenuhi kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, salah satunya diantaranya adalah membuat dan menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas.

Namun kenyataan yang ada di lapangan, kompetensi dan kondisi guru jauh dari harapan. Banyak guru yang mengalami hambatan dan kesulitan dalam melakukan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas. Selain karena kesulitan dan belum pahamnya materi dalam menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas juga disebabkan sebagian besar guru belum memiliki motivasi untuk dapat naik pangkat dan jabatannya.

Keadaan umum diatas, juga terjadi pada guru-guru di SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal yaitu belum semua guru mampu melakukan Penelitian Tindakan Kelas sehingga kenaikan pangkat mereka banyak yang berhenti pada pangkat Pembina/golongan ruang IV/a. Berdasarkan hasil pengamatan dan kajian kondisi awal penelitian berdasarkan studi dokumen kepegawaian diperoleh data dari 22 orang guru berstatus Pegawai Negeri Sipil pada SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal pada awal tahun pelajaran 2019/2020 diperoleh data sebanyak 6 orang berpangkat pembina/golongan ruang IV/a, 1 orang berpangkat III/d, 8 orang berpangkat/golongan ruang III/c, 3 orang berpangkat/golongan ruang III/b, dan 4 orang berpangkat III/a.

Berdasarkan uraian tersebut maka pembatasan masalah pada Penelitian Tindakan sekolah ini adalah sebagai berikut: (1) Masih rendahnya motivasi guru dalam menyusun PTK, (2) Kompetensi Guru dalam menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas masih rendah, (3) Belum ada bimbingan berkelanjutan.

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah motivasi guru dalam menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas dapat ditingkatkan melalui Bimbingan Berkelanjutan bagi guru-guru di SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal pada Semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020? (2) Bagaimanakah Kompetensi guru dalam menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas dapat ditingkatkan melalui Bimbingan Berkelanjutan bagi guru-guru di SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal pada Semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020? (3) Bagaimanakah proses pelaksanaan Bimbingan Berkelanjutan sebagai upaya meningkatkan motivasi dan kompetensi menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas bagi guru-guru di SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal pada Semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020?

Tujuan Penelitian: (1) Memberikan motivasi dan pembinaan kepada para guru untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan karir dan jabatannya, sehingga tidak berhenti pada pangkat dan golongan ruang IV/a saja, bagi guru-guru SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal Semseter Genap Tahun Pelajaran 2019/2020. (2) Meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas melalui bimbingan berkelanjutan bagi guru-guru di SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020. (3) Mendeskripsikan langkah-langkah pelaksanaan bimbingan berkelanjutan yang dilakukan kepala sekolah sebagai upaya meningkatkan motivasi dan kompetensi guru dalam menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas bagi guru-guru di SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020.

KAJIAN PUSTAKA

Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Menurut E. Mulyasa bahwa: “Erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan menurunnya perilaku nakal peserta didik”. Dalam hal itu kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di seklah. Kepala sekolah merupakan penanggung jawab utama atas terselenggaraannya kegiatan pendidikan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Sehingga ketercapaian tujuan pendidikan tersebut sangat bergantung pada kecakapan dan kebijakan kepemimpinan kepala sekolah.

Menurut Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah menerangkan bahwa Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin dan mengelola satuan pendidikan yang meliputi taman kanak-kanak (TK), taman kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah dasar (SD), sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), sekolah menengah atas luar biasa (SMALB), atau Sekolah Indonesia di Luar Negeri. Adapun menurut Wahjosumidjo (1999: 83).

Tugas pembelajaran atau pembimbingan yang dilaksanakan kepala sekolah tersebut merupakan tugas tambahan di luar tugas pokoknya. Selain itu, Kepala Sekolah harus membuat perencanaan dan melaksanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Penilaian prestasi kerja Kepala Sekolah yang dilakukan secara berkala setiap tahun. Penilaian prestasi kerja Kepala Sekolah meliputi Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan perilaku, serta kehadiran. Penilaian prestasi kerja dilaksanakan oleh atasan langsung sesuai dengan kewenangannya meliputi komponen sebagai berikut: hasil pelaksanaan tugas manajerial; hasil pengembangan kewirausahaan; hasil pelaksanaan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan; hasil pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan; dan tugas tambahan di luar tugas pokok. Dalam melaksanakan Penilaian prestasi kerja harus dilakukan berbasis bukti fisik peningkatan mutu 8 (delapan) standar nasional pendidikan.

Kemampuan Guru Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang sangat strategis dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Karena itu, profesi guru harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang sejahtera, bermartabat dan terlindungi sebagaimana di amanatkan dalam Undang-undang Nomor: 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Sejalan dengan hal tersebut diatas, seorang guru harus terus meningkatkan profesionalitasnya melalui berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran maupun kemampuan lain dalam upaya menjadikan peserta didik memiliki keterampilan pembelajaran yang mencakup keterampilan dalam memperoleh pengetahuan (learning to know), keterampilan dalam mengembangkan jati diri (learning to be), keterampilan dalam hidup berdampingan dengan sesama secara harmonis (learning to live together).

Kegiatan untuk meningkatkan profesionalitas guru dikembangkan melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan atau PKB. Sesuai amanat Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, PKB diakui sebagai salah satu unsur utama setelah kegiatan pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan lain yang relevan dengan fungsi sekolah yang diberikan angka kredit untuk pengembangan karir guru khususnya dalam kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru. PKB adalah unsur utama yang kegiatannya juga diberikan angka kredit untuk pengembangan karir guru yang profesional dan PKB mencakup tiga hal: pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif.

Motivasi Guru Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas.

Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Hasibuan (2007: 95) mendefinisikan motivasi adalah suatu pengertian yang mengandung semua alat penggerak alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi agar bekerja mencapai tujuan yang ditentukan (Malayu S.P Hasibuan, 2006: 141).

Menurut Vroom dalam Ngalim Purwanto (2006: 72), motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki. Kemudian John P. Campbell, dkk mengemukakan bahwa motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku. Di samping itu, istilah tersebut mencakup sejumlah konsep dorongan (drive), kebutuhan (need), rangsangan (incentive), ganjaran (reward), penguatan (reinforcement), ketetapan tujuan (goal setting), harapan (expectancy), dan sebagainya.

Menurut Hamzah B. Uno (2008: 66-67), kerja adalah sebagai 1) aktivitas dasar dan dijadikan bagian esensial dari kehidupan manusia, 2) kerja itu memberikan status, dan mengikat seseorang kepada individu lain dan masyarakat, 3) pada umumnya wanita atau pria menyukai pekerjaan, 4) moral pekerja dan pegawai itu banyak tidak mempunyai kaitan langsung dengan kondisi fisik maupun materiil dari pekerjaan, 5) insentif kerja itu banyak bentuknya, diantaranya adalah uang.

Bimbingan Berkelanjutan

Bimbingan berkelanjutan adalah suatu proses pemberian bimbingan yang terus menerus, sistematis dan teknis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam pekerjaan-pekerjaan yang bersifat atau mengenai teknik tertentu, agar tercapai kemampuan tertentu yang diharapkan. Dalam penelitian ini, yang dimaksud bimbingan berkelanjutan penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas adalah pemberian bantuan yang diberikan kepada guru secara terus-menerus, sistematis dan teknis untuk dapat menyusun dokumen laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan kriteria layak sesuai kaidah dan sistematika yang disyaratkan untuk pengajuan angka kredit sesuai permenpan dan RB No.16/2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya.

Pelaksanaan kegiatan bimbingan berkelanjutan dalam penelitian ini didasari adanya kebutuhan guru-guru SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal dalam mengembangkan keprofesianya melalui peningkatan mutu proses pembelajaran yang selanjutnya dilakukan penelitian tindakan dan sekaligus disusun laporannya. Dokumen laporan PTK tersebut selanjutnya dapat dijadikan modal angka kredit kenaikan pangkat pagi guru yang bersangkutan. Waktu dan tempat kegiatan juga dilakukan di sekolah sehingga mudah diikuti semua guru.

Kerangka Berpikir Penelitian

Kondisi awal penelitian menunjukan masih rendahnya kemampuan guru di SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal pada tahun pelajaran 2019/2020 dalam menyusun laporan Penelitian Tindakan kelas. Hal ini dapat diamati bahwa belum semua guru mampu melakukan kegiatan pengembangan profesi terutama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sehingga kenaikan pangkat guru-guru tersebut banyak yang berhenti pada pangkat pembina/golongan ruang IV/a, meskipun mereka sudah lebih dari empat tahun bahkan ada yang sudah 10 tahun berhenti pada pangkat/golongan tersebut.

Upaya yang dilakukan kepala sekolah melalui pembinaan pengembangan profesi guru yang selama ini dilakukan masih belum dapat mengatasi permasalahan rendahnya kompetensi guru dalam menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas, sehingga diperlukan upaya lain yaitu melalui bimbingan berkelanjutan penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas. Pelaksanaan bimbingan berkelanjutan ini dilakukan dengan cara bimbingan per bab secara rutin yang diadakan setiap 2 atau 3 minggu sekali. Siklus I tindakan yang dilakukan dengan memberikan bimbingan secara klasikal dengan materi menyusun laporan PTK yaitu Bab I, Bab II dan Bab III, sedangkan pada siklus II tindakannya adalah memberikan bimbingan secara individu tiap guru peserta bimbingan berkelanjutan dengan materi menyusun laporan PTK yaitu Bab IV dan

METODE PENELITIAN

Objek Tindakan

Objek tindakan dalam penelitian ini adalah motivasi dan kompetensi menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas bagi guru-guru di SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal, dengan tindakan yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan pelatihan berbentuk bimbingan berkelanjutan tentang penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas. Melalui bimbingan berkelanjutan tersebut peneliti berupaya meningkatkan motivasi dan kompetensi guru-guru di SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan kriteria layak mencapai 11 orang atau 50% dari jumlah guru PNS sebanyak 22 orang.

Setting Lokasi dan Subjek Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah bertempat di SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal dengan alamat Jalan Raya Timur Jatinegara, Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal. Waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah adalah pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020, yaitu sejak tanggal 2 Januari 2020 s.d. 30 Juni 2020. Subjek Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah guru-guru di SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal sebanyak 22 orang terdiri 12 laki-laki dan 10 perempuan.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini terdapat 3 jenis teknik pengumpulan data, antara lain: (1) Teknik Pengamatan, (2) Teknik penilaian Produk, (3) Teknik Dokumentasi.

Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dalam bentuk nilai kuantitatif dan nilai kualitatif. Nilai kuantitatif diperoleh dari data hasil pengukuran kelayakan dokumen laporan PTK yang telah selesai disusun guru peserta bimbingan berkelanjutan penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas pada setiap siklus penelitian. Sedangkan kualitatif diperoleh dari data hasil pengamatan terhadap proses pelaksanaan bimbingan berkelanjutan penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas pada setiap siklus penelitian. Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat tiga data yang dikumpulkan dan dianalisis peneliti. Ketiga data tersebut antara lain: (1) Data Pengamatan Motivasi Menyusun PTK, (2) Data Kelayakan Laporan PTK, dan (3) Data Proses Pelaksanaan Bimbingan Berkelanjutan.

Sumber Data

Dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini terdapat dua macam sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian yaitu guru-guru peserta bimbingan berkelanjutan penyusunan Laporan PTK, kepala sekolah/peneliti dan kolaborator, sedangkan sumber data sekunder berasal dari pihak-pihak yang secara tidak langsung berhubungan dengan subjek penelitian yaitu pejabat dinas Dikbud Kabupaten Tegal, dan staf Tata Usaha SMP Negeri 1 Jatinegara.

Data primer yang berasal dari guru peserta bimbingan berkelanjutan berupa dokumen laporan PTK yang telah selesai disusun guru selama kegiatan bimbingan berkelanjutan penyusunan laporan PTK berlangsung, sedangkan data primer yang berasal dari kepala sekolah/peneliti dan kolaborator berupa hasil penilaian kelayakan laporan PTK dan pengamatan motivasi menyusun Laporan PTK.

Data sekunder yang berasal dari pejabat dinas Dikbud Kabupaten Tegal berupa surat izin penyelenggaraan bimbingan berkelanjutan dan surat izin penelitian, data sekunder yang berasal dari staf Tata Usaha SMP Negeri 1 Jatinegara berupa dokumen data kepegawaian guru-guru SMP Negeri 1 Jatinegara Tahun Pelajaran 2019/2020 Semester Genap sebagai peserta bimbingan berkelanjutan penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas.

Cara Pengambilan Simpulan

Cara yang digunakan peneliti untuk pengambilan simpulan penelitian dilakukan dengan menetapkan indikator kinerja bahwa sekurang-kurangnya 11 orang atau 50% guru peserta bimbingan berkelanjutan telah selesai menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan kriteria layak dari jumlah guru peserta bimbingan berkelanjutan sebanyak 22 orang.

Prosedur Penelitian

Kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan dengan dua kali siklus, dimana masing-masing siklus terdapat empat tahapan mengacu pada model siklus dari Kemmis & MC.Taggart (1991: 32) yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti memperoleh informasi bahwa kemampuan menulis karya ilmiah terutama menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas bagi sebagaian besar guru masih sangat rendah. Berdasarkan hasil kajian kondisi awal penelitian, bukti berdasarkan studi dokumen kepegawaian diperoleh data dari 22 orang guru berstatus Pegawai Negeri Sipil pada SMP Negeri 1 Jatinegara Kabupaten Tegal pada awal Tahun Pelajaran 2019/2020 diperoleh data sebanyak 6 orang berpangkat pembina/golongan ruang IV/a, 1 orang berpangkat/golongan ruang III/d, 8 orang berpangkat/golongan ruang III/c, 3 orang berpangkat/golongan ruang III/b dan 3 orang berpangkat III/a. Mereka yang berpangkat pembina/golongan ruang IV/a rata-rata sudah lebih dari empat tahun bahkan ada yang sudah 10 tahun belum dapat naik pangkat.

Deskripsi Siklus I

Hasil penelitian yang diperoleh pada Siklus I terdiri atas hasil pengamatan motivasi guru menyusun laporan PTK dan hasil penilaian kelayakan guru-guru selama tindakan Siklus I berlangsung. Kedua data hasil penelitian tersebut, antara lain:

Hasil pengamatan motivasi guru menyusun laporan PTK

Pengamatan motivasi guru peserta bimbingan berkelanjutan penyusunan laporan PTK diukur dan dianalisis menggunakan lembar pengamatan motivasi yang terdiri dari 8 (delapan) indikator pengamatan diperoleh hasil pengamatan setiap guru bimbingan berkelanjutan.

Hasil pengamatan motivasi menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas setiap guru peserta bimbingan berkelanjutan penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas sebagaimana dipaparkan pada tabel di atas selanjutnya disusun rekapitulasi hasil pengamatan motivasi menyusun laporan PTK.

Berdasarkan laporan diatas motivasi guru peserta bimbingan berkelanjutan dalam menyusun laporan PTK dengan motivasi kriteria rendah sebanyak 3 orang atau 13,64%, kriteria sedang sebanyak 5 orang atau 22,72%, kriteria cukup sebanyak 3 orang atau 13,64% dan kriteria tinggi sebanyak 11 orang atau 50%.

Hasil pengamatan kemampuan menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penilaian kemampuan guru menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diukur dan dianalisis dengan menggunakan instrumen penilaian kelayakan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari tujuh belas aspek penilaian kelayakan laporan pada penyusunan Bab I sampai Bab III memperoleh hasil penilaian setiap guru peserta bimbingan berkelanjutan:

Berdasarkan hasil penilaian kemampuan menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) setiap guru peserta bimbingan berkelanjutan di atas kemudian disusun rekapitulasi laporan hasil penilaian kelayakan kemampuan guru menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Berdasarkan penilaian kemampuan guru peserta bimbingan berkelanjutan sebagaimana tabel di atas diperoleh hasil kelayakan laporan PTK dengan kriteria tidak layak sebanyak 3 orang atau 13,64%, kriteria kurang layak sebanyak 5 orang atau 22,72%, kriteria cukup layak sebanyak 3 orang atau 13,64% dan kriteria layak sebanyak 11 orang atau 50%.

Deskripsi Siklus II

Berdasarkan pengamatan dan penilaian yang telah dilakukan peneliti selama siklus II berlangsung, diperoleh 2 (dua) data hasil penelitian sebagaimana hasil penelitian yang telah dipaparkan pada Siklus I diatas, Kedua hasil penelitian yang diperoleh pada Siklus II, antara lain:

Hasil pengamatan motivasi guru menyusun laporan PTK

Pengamatan motivasi guru peserta bimbingan berkelanjutan penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas diukur dan dianalisis menggunakan lembar pengamatan motivasi yang terdiri 8 (delapan) indikator pengamatan motivasi menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Hasil pengamatan motivasi menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) setiap guru peserta bimbingan berkelanjutan penyusunan laporan PTK sebagaimana dipaparkan pada tabel di atas selanjutnya di susun rekapitulasi hasil pengamatan motivasi menyusun laporan PTK.

Berdasarkaan hasil pengamatan, motivasi guru peserta bimbingan berkelanjutan dalam menyusun laporan PTK dengan motivasi kriteria rendah sebanyak 4 orang atau 18,18%, kriteria sedang sebanyak 7 orang atau 31,82%, kriteria cukup sebanyak 0 orang atau 0% dan kriteria tinggi sebanyak 11 orang atau 50%.

Hasil penilaian kemampuan menyusun laporan PTK

Penilaian kemampuan guru menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diukur dan dianalisis dengan menggunakan instrumen penilaian kelayakan laporan PTK terdiri dari lima aspek penilaian memperoleh hasil penilaian setiap guru peserta bimbigan teknis.

Menurut pengamatan diatas, penilaian kemampuan guru peserta bimbingan berkelanjutan diperoleh data hasil kelayakan laporan PTK dengan kriteria tidak layak sebanyak 4 orang atau 18,18%, kriteria kurang layak sebanyak 7 orang atau 31,82% kriteria cukup layak sebanyak 0 orang atau 0% dan kriteria layak sebanyak 11 orang atau 50%.

PENUTUP

Simpulan

  1. Pelaksanaan bimbingan berkelanjutan penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas bagi guru-guru SMP Negeri 1 Jatinegara, Kabupaten Tegal Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan kriteria layak sesuai kaidah dan sistematika yang disyaratkan untuk pengajuan angka kredit sesuai Permenpan dan RB No.16/2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya,
  2. Pelaksanaan kegiatan bimbingan berkelanjutan penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas pada guru-guru di SMP Negeri 1 Jatinegara, Kabupaten Tegal dilakukan dengan memberikan bimbingan penyusunan laporan PTK yaitu dimulai dari penyusunan judul PTK, Bab I sampai Bab V. Bimbingan pada Siklus I dilakukan secara klasikal kepada guru peserta bimbingan berkelanjutan. Bimbingan yang dilakukan peneliti pada Siklus II adalah dengan cara individu kepada guru peserta bimbingan berkelanjutan dan memberikan kemudahan dalam mencarikan atau meminjamkan buku sumber atau referensi tentang Penelitian Tindakan Kelas.

Saran

  1. Dokumen laporan PTK dengan kriteria layak yang telah selesai disusun guru-guru SMP Negeri 1 Jatinegara, Kabupaten Tegal sebagai peserta kegiatan bimbingan berkelanjutan penyusunan laporan PTK perlu dilengkapi dengan lampiran-lampiran penunjang laporan PTK nya. Lampiran penunjang tersebut misalnya RPP setiap siklus penelitian, kisi-kisi dan instrumen penelitian, rekapitulasi hasil nilai/kerja siswa. contoh hasil nilai/kerja siswa, daftar hadir siswa, foto-foto kegiatan penelitian dan surat ijin penelitian.
  2. Laporan PTK dengan kriteria layak merupakan salah satu kebutuhan guru dalam hal kepemilikan dokumen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan jenis publikasi ilmiah. Oleh karena itu, laporan PTK sebagai hasil kegiatan bimbingan berkelanjutan yang termasuk kriteria layak dapat dijadikan modal angka kredit kenaikan pangkat bagi guru yang bersangkutan.
  3. Bagi sekolah kegiatan bimbingan berkelanjutan penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas merupakan upaya sekolah dalam rangka mengembangkan profesi guru, jenis kegiatan ini sesuai dengan petunjuk teknis penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), untuk itu pelaksanaan kegiatan tersebut perlu diprogramkan dan dianggarkan dalam Rencana Kerja Sekolah/Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

E.Mulyasa. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Remaja Rosdakarya: Bandung

Hamzah B. Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta

Hasibuan. Malayu S.P. 2007. Organisasi dan Motivasi. PT. Bumi Aksara: Jakarta

Kemendikbud. 2012. Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), Buku 4. Dirjen PMPTK: Jakarta

Kemmis S & Mc. Taggart R. 1991. The Action Rearch Reader. Deakin University Press: Australia

Malayu Hasibuan. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ngalim Purwanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Permenpan dan RB No.16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Depdiknas: Jakarta

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Balai Pustaka

Suharsimi Arikunto. Suhardjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta

Supardi dan Suhardjono. 2012. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Berdasarkan Permenpan dan Reformasi Birokrasi No.16 Tahun 2009. Edisi Revisi. Penerbit Andi: Yogyakarta

UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Depdiknas: Jakarta

Wahjosumidjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Rajawali Pers: Jakarta

Wiriaatmadja. Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Remaja Rosdakarya: Bandung