PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR SEGI TIGA DAN SEGI EMPAT

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KAR-SAN

BAGI SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 LEBAKSIU

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Sabeni

SMP Negeri 1 Lebaksiu Kabupaten Tegal

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika materi segi empat dan segitiga pada siswa kelas VII D SMP Negeri I Lebaksiu semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020. Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Tindakan pada siklus I Pembelajaran dengan Kar – San dilaksanakan dengan membagi siswa menjadi 8 kelompok dengan anggota 4/5 anak secara heterogen,tiap kelompok diberi undian soal untuk didiskusikan dan dijawab secara bergiliran sesuai undian, sedangkan pada siklus II tiap-tiap kelompok diberikan kesempatan menunjuk perwakilannya maju mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keakifan dan hasil belajar matematika materi segi empat dan segi tiga pada siswa kelas VII D SMP Negeri I Lebaksiu Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020..

Kata Kunci: Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika, Kooperatif

 

PENDAHULUAN

Matematika merupakan ilmu dasar yang memiliki peranan penting dalam segala aspek kehidupan, sehingga matematika memiliki fungsi sebagai pelayan. Dengan demikian sangat wajar jika mata pelajaran matematika mendapatkan alokasi waktu lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Ini berlaku hampir di seluruh jenjang dan jenis pendidikan.

Namun dalam kenyataannya, prestasi peserta didik pada mata pelajaran matematika belum sesuai harapan. Hal semacam ini juga dialami oleh siswa kelas VII D SMP Negeri I Lebaksiu. Keadaan ini ditunjukan dari hasil ulangan baik ulangan harian, ulangan tengah semester maupun ulangan semester, yang mana rata-ratanya masih dibawah KKM. Sesuai dengan KKM mata pelajaran matematika semester genap tahun pelajaran 2019/2020 untuk kelas VII ditentukan 72, sedangkan hasil ulangan harian yang sudah dilaksanakan dengan hasil sebagai berikut: 3 siswa mendapat nilai kurang dari 40, 15 siswa mendapat nilai antara 40 sampai dengan 60,10 siswa mendapat nilai antara 60 sampai dengan 80,dan 6 siswa memperoleh nilai diatas 80, dengan rata-rata siswa kelas VII D baru mencapai 62.

Dalam mempelajari pokok bahasan bangun datar segi tiga dan segi empat tentu setiap siswa mempunyai pengalaman yang yang berbeda-beda. Materi ini perlu visualisasi yang kongkrit dari masing-masing obyek yang dibahas. Optimalisasi penyampaian materi ini akan berdampak pada keberhasilan siswa, hasil belajar kognitif mata pelajaran matematika siswa kelas VII sebagian siswa masih rendah.

Dari uraian tersebut maka salah satu upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan memperbaiki metode dan pendekatan pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang peneliti anggap cocok untuk dicoba digunakan adalah model pembelajaran Kar – San atau Kartu Arisan dengan pendekatan realitik.

Sedangkan pendekatan realitik adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sehari-hari sebagai sumber inspirasi dalam pembentukan konsep dan mengaplikasikan konsep-konsep tersebut, atau dikatakan suatu pembelajaran matematika yang berdasarkan pada hal-hal nyata atau hal yang riel bagi siswa.

Dari beberapa permasalahan yang muncul, maka untuk memudahkan dalam perumusannya perlu diidentifikasikan sebagai berikut: (1) Guru hanya menggunakan metode pembelajaran yang konvensional, (2) Guru belum secara optimal dalam menggunakan media pembelajaran yang tepat dan sesuai. (3) Motivasi belajar, perhatian dan kemandirian siswa masih rendah pada materi segitiga dan segi empat.

Dalam penelitian ini Penulis merumuskan masalah sebagiai berikut: (1) Bagaimanakah Model Pembelajaran Kar – San mampu meningkatkan keaktifan belajar matematika pada materi bangun datar segi tiga dan segi empat pada siswa kelas VII D SMP Negeri I Lebaksiu Semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020? (2) Bagaimana Model Pembelajaran Kooperatif Kar – San dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi bangun datar segi tiga dan segi empat bagi siswa kelas VIID SMP Negeri I Lebaksiu pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020?

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain: (1) Untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika materi bangun datar segi tiga dan segi empat bagi siswa kelas VIID SMP Negeri I Lebaksiu pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020. (2) Dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kar – San untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada pokok bahasan bangun datar segi tiga dan segi empat bagi siswa kelas VIID SMP Negeri I Lebaksiu pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020.

KAJIAAN PUSTAKA

Pengertian Belajar

Menurut Vernon S. Gerlach dan Donal P. Ely dalam bukunya Teaching and Media Systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati.

Slameto (2003: 5) menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Lebih lanjut Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2009: 35) menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

 

 

Hasil Belajar

Arikunto (2007: 133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati,dan dapat diukur.

Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut: (1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode, (2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari, (3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip, (4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil, (5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program, (6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pengertian Keaktifan Belajar

Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman: 2001: 98).

Thorndike mengemukakan keaktifan belajar siswa dalam belajar dengan hokum Law of exercise nya menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan – latihan dan MC Keachie menyatakan berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan “ manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu “ (Dimyati, 2009: 45).

Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif

Pembelajaran Kooperatif

Menurut Trianto (2009: 56) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas – tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi setiap anggota memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.

Menurut Arends (1997: 111) menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri – ciri sebagai berikut: 1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar; 2) kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah; 3) bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku jenis kelamin yang beragam; 4) penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yang luas terhadap keragaman ras, budaya agama dan strata social. Kemampuan dan ketidakmampuan (Ibrahim, dkk, 2000: 9) pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas – tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain.

Dari uraian beberapa ahli tentang pembelajaran kooperatif dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara kelompok, mereka diajarkan ketrampilan – ketrampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi baik, diskusi dan sebagainya.

Model Pembelajaran Kooperatif Kar-San

Pembelajaran harus berprinsip pada pemberdayaan semua potensi siswa untuk meningkatkan pemahaman fakta, konsep, dan prinsip dalam kajian ilmu yang dipelajarinya. Pembelajaran harus berpusat pada siswa agar kreatif, menyenangkan dan menantang dan belajar melalui perbuatan (Muslich. 2008: 71).

Metode kartu arisan adalah salah satu pembelajaran kooperatif, dimana siswa bekerjasama dalam kelompok untuk mendiskusikan kesesuaian jawaban dari setiap pertanyaan yang keluar dari dalam gelas yang telah dikocok oleh guru. Siswa dibentuk kelompok dan setiap jawaban digulung dan dimasukkan ke dalam gelas kemudian siswa yang memegang kartu jawaban menjawab setelah dikocok terlebih dahulu. Setiap kelompok mendapatkan kartu jawaban yang sama begitu juga dengan jumlahnya dengan kelompok lain.

Perlu diingat bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran yang sukses di mana tim kecil, masing-masing dengan siswa dari berbagai tingkat kemampuan, menggunakan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang subjek. Setiap anggota tim bertanggung jawab tidak hanya untuk belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan belajar, sehingga menciptakan suasana prestasi. Siswa bekerja melalui penugasan sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dan menyelesaikannya.

 

 

Bangun Datar Segi Tiga

Segi tiga adalah bangun datar yang memiliki tiga sisi dan tiga titik sudut.Berdasarkan besar kecilnya sudut ada tiga jenis segi tiga yaitu segi tiga segitiga lancip dimana ketiga sudutnya merupakan sudut lancip (kurang dari 900), segitiga siku siku salah satu sudutnya siku siku atau 900 dan segitiga tumpul dimana salah satu sudutnya sudut tumpul (lebih dari 900 kurang dari 180). Sedangkan bedasarkan panjang pendeknya sisi, ada dua jenis segi tiga yaitu segi tiga sama sisi dan segi tiga sama kaki.

Bangun Segi Empat

Segiempat adalah suatu bangun datar yang dibatasi oleh empat sisi. Ada beberapa jenis segiempat yang sering ditemui, yaitu: (1) Persegi, (2) Persegi panjang, (3) Trapesium, (4) Jajaran genjang, (5) Belah ketupat, (6) Layang-layang.

Kerangka Berfikir

Pada tahap awal sebelum guru menggunakan pendekatan model pembelajaran kooperatif dengan media Kartu Arisan (Kar-san) hasil belajar matematika siswa kelas VII-D SMP Negeri I Lebaksiu masih rendah. Dengan rendahnya hasil belajar matematika guru berupaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa tersebut pada tahun pelajaran 2019/2020 semester II. Upaya yang dilakukan dengan inovasi melalui pendekatan pembelajaran kooperatif dengan media Kartu Arisan (Kar- san).

Pembelajaran dengan Tipe Kartu Arisan (Kar- san) yang dilakukan peneliti terdiri dari 2 siklus. Siklus I berisi paket I meliputi sifat-sifat bangun segi empat. Siklus II berisi paket II meliputi keliling dan luas bangun datar segi empat. Tindakan siklus I membagi siswa mnjadi 8 kelompok dengan anggota 4 siswa secara heterogin, sedangkan pada siklus II tiap tiap kelompok diminta perwakilannya untuk mempresentasekan hasil diskusi didepan kelas.

Mencermati hal tersebut diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Kartu Arisan (Kar- san) efektivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas VII-D SMP Negeri 1 Lebaksiu Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020 meningkat.

METODE PENELITIAN

Objek Tindakan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini mengambil objek tindakan penelitian berupa hasil belajar Matematika materi Segi Tiga dan Segi Empat pada siswa kelas VII-D SMP Negeri I Lebaksiu Tahun Pelajaran 2019/2020. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan media Kartu Arisan (Kar- san) peneliti akan berupaya meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas VII-D SMP Negeri I LebaksiuTahun Pelajaran 2019/2020.

Setting Lokasi/Subjek Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMP Negeri I Lebaksiu yang beralamat Jalan Kauman 2 Desa Lebaksiu Lor Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-D SMP Negeri I Lebaksiu semester II Tahun Pelajaran 2019/2020 berjumlah 32 siswa.

 

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Metode Tes, (2) Metode Dokumentasi, (3) Metode Observasi, dan (4) metode Catatan lapangan.

Analisis Data

Data penelitian tindakan kelas ini terdapat dua jenis data yang dikumpulkan peneliti untuk selanjutnya dianalisis.

Data Observasi Keaktifan Belajar

Keaktifan siswa diukur dengan lembar observasi yang berisi 5 aspek observasi yaitu: 1.Perhatian siswa terhadap penjelasn guru. 2. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan atau menjawa pertanyaan dari guru atau siswa lain, 3.Semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 4.Keaktipan siswa dalam diskusi kelompok. 5.Kesungguhan siswa dalam pemecahan masalah.

Data Hasil Belajar.

Hasil belajar siswa, merupakan data kuantitatif berupa nilai yang diperoleh dari tes, selanjutnya dianalisis nilai masing-masing siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal dari masing-masing siklus,untuk mengetahui nilai tertinggi,terendah,rata rata dan prosentase ketuntasan belajar siswa.

Sumber Data

Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas ini berasal dari dua macam data yaitu hasil belajar dan keaktifan belajar. Sumber data hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar atau ulangan pada tiap akhir siklus berupa nilai nilai hasil belajar, sedangkan sumber data keaktifan belajar siswa diperoleh melalui observasi baik yang dilakukan peneliti maupun dari bantuan teman sejawat.

Cara Pengambilan Simpulan (Indikator Keberhasilan Penelitian)

Pengambilan simpulan penelitian ini ditetapkan peneliti dengan menentukan indikator capaian sebagai berikut:

Hasil belajar siswa pada penelitian ini mencakup ketuntasan belajar perorangan dan klasikal. Indikator capaian pada ketuntasan belajar perorangan ditetapkan jika siswa memperoleh nilai hasil belajar lebih dari atau sama dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal mapel Matematika sebesar 72 (KKM = 72), sedangkan ketuntasan belajar klasikal ditetapkan jika jumlah siswa yang telah tuntas belajar perorangan dalam satu kelas telah mencapai lebih dari atau sama dengan 70%.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Langkah setiap siklus terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

 

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi keaktifan darib34bsiswa terdapat 12 siswa kurang aktif,10 siswa cukup aktit,7 siswa aktif dan 5 siswa sangat aktif.

Sedangkan hasil ulangan harian materi Garis dan Sudut siswa kelas VII-D SMP Negeri I Lebaksiu semester II tahun pelajaran 2019/2020 sebagai berikut: jumlah siswa 34 anak, nilai rata-rata 62, nilai tertinggi 90, nilai terendah 25, tuntas belajar 12 siswa (36%) dan belum tuntas belajar 22 siswa (64%).

Berdasarkan laporan, nilai kondisi awal dari 34 siswa ternyata yang tuntas belajar 12 siswa atau 36%, sedangkan yang belum tuntas belajar 18 siswa atau 64%.

Identifikasi terhadap penyebab terjadinya masalah sebagaimana telah dianalisis di atas adalah pemilihan metode pembelajaran yang masih konvensional. Penggunaan metode itu belum mampu meningkatkan semangat dan keaktifan belajar semua siswa karena masih didominasi siswa tertentu, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa belum merata seperti ditunjukkan pada indikator ketuntasan belajar klasikal baru mencapai 12 siswa (36%).

Mencermati permasalahan di atas perlu kiranya upaya lain yang dilakukan peneliti untuk dapat melakukan proses pembelajaran lebih menarik, dan merangsang bagi semua siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga para siswa secara merata akan lebih mudah memahami materi pelajaran. Upaya menggunakan pembelajaran kooperatif dengan media Kartu Arisan layak untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini.

Deskripsi Siklus I

Nilai Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar.

Analisis keaktifan hasil belajar Siswa kelas VII D SMP Negeri I Lebaksiu Semester GenapTahun Pelajaran 2019/2020, sebagai berikut: jumlah siswa 34 anak,kurang aktif 8anak,cukup aktit 10, aktif 9 anak dan sangat aktif 7 anak.

Analisis hasil ulangan harian materi Segi Empat pada siswa kelas VII-D SMP Negeri I Lebaksiu semester II tahun pelajaran 2019/2020 sebagai berikut: jumlah siswa 34 orang, Nilai rata-rata 65, nilai tertinggi 90, nilai terendah 30, memperoleh nilai ≥ 72 (tuntas belajar sesuai KKM 72) adalah 18 siswa (53%) dan belum tuntas belajar 16 siswa (47%).

Berdasarkan laporan di atas, nilai hasil ulangan siklus 1 dari 34 siswa ternyata yang tuntas belajar 18 siswa atau 53%, sedangkan yang belum tuntas belajar 16 siswa atau 47%.

Refleksi Tindakan

Berdasarkan analisis hasil observasi, nilai tes hasil belajar, dan hasil wawancara dengan teman sejawat diperoleh gambaran refleksi sbb:

  1. Keaktifan siswa dalam pembelajaran lebih meningkat dibanding kondisi awal sehingga pembelajaran sudah berpusat pada siswa, peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan membimbing kegiatan siswa. Siswa berusaha untuk mendapatkan dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui kerjasama dalam kelompok, sehingga siswa merasa lebih mudah memahami materi.
  2. Dilihat dari sisi proses dan hasil belajar yang diperoleh siswa telah menunjukkan adanya peningkatan berupa nilai rata-rata dari 62 menjadi 65.
  3. Dilihat dari sisi guru itu sendiri terlihat adanya suatu proses optimalisasi tugas dengan memberikan pembelajaran yang menarik, kreatif dan bermakna bagi pencapaian hasil belajar siswa.

Kelebihan-kelebihan yang ditemukan pada siklus I akan tetap dipertahankan dan diupayakan untuk lebih ditingkatkan lagi pada siklus II.

Deskripsi Siklus II

Hasil Tindakan

Hasil tindakan pada siklus II sebagai perbaikan atas siklus I secara garis besar sebagai berikut:

Nilai Hasil Pengangamatan Keaktifan Belajar.

Dari pengamatan pada kegiatan pembelajaran siklus II dengan jumlah siswa 34 anak diperoleh informasi 4 anak kurang aktif, 8 anak cukup aktif,12 anak aktif dan 10 anak sangat aktif.

Hasil Pembelajaran

Analisis hasil ulangan harian matematika materi keliling dan luas segiempat pada siswa kelas VII-D SMP Negeri I Lebaksiu semester II tahun pelajaran 2019/2020 sebagai berikut: jumlah siswa 34 orang; nilai rata-rata 73, nilai tertinggi 90, nilai terendah 40, memperoleh nilai ≥ 72 (tuntas belajar sesuai KKM 72) adalah 24 siswa (71%) dan belum tuntas belajar 10 siswa (29%).

Berdasarkan laporan di atas, nilai hasil ulangan siklus II dari 34 siswa ternyata yang tuntas belajar 24 siswa atau 71%, sedangkan yang belum tuntas belajar 10 siswa atau 29%.

Refleksi Tindakan

Berdasarkan analisis hasil observasi, nilai tes hasil belajar, dan hasil wawancara dengan teman sejawat diperoleh gambaran refleksi sebagai berikut:

  1. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran lebih meningkat dibanding kondisi pada siklus I sehingga pembelajaran sudah berpusat pada siswa, peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan membimbing kegiatan siswa. Siswa berusaha untuk mendapatkan dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui kerjasama dalam kelompok, sehingga siswa merasa lebih mudah memahami materi.
  2. Dilihat dari sisi proses dan hasil belajar yang diperoleh siswa telah menunjukkan adanya peningkatan berupa nilai rata-rata dari 65 menjadi 73
  3. Dilihat dari sisi guru itu sendiri terlihat adanya suatu proses optimalisasi tugas dengan memberikan pembelajaran yang menarik, kreatif dan bermakna bagi pencapaian hasil belajar siswa Kelebihan yang ditemukan pada siklus II akan tetap diupayakan untuk lebih ditingkatkan lagi.

Mencermati berbagai kekurangan yang ditemukan pada siklus II maka perlu ditindaklanjuti lagi dengan penelitian berikutnya. Hasil refleksi ini diguanakan sebagai dasar untuk menyusun RPP dan pelaksanaan pembelajaran selanjutnya.

Pembahasan

Dari pengamatan pada setiap siklus pembelajaran keaktifan siswa mengalami kenaikan yang sangat berarti,pada siklus I masih ada siswa yang kurang aktif sebanyak 8 anak di siklus II tinggal 4 anak sedangkan siswa yang cukup aktif siklus I 10 anak siklus II menjadi 8 anak.Untuk siswa yang aktif pada siklus I ada 9 anak siklus II menjadi 12 anak, sedangkan yang sangat aktif pada siklus I ada 7 anak pada siklus II menjadi 10 anak, ini menggambarkan bahwa keaktifan siswa mengalami keneikan yang cukup baik.

Kemampuan menghitung luas keliling dan Luas bangun segi empat dan segitiga dapat dilihat bahwa hasil tes pada siklus I dan dilanjutkan pembelajaran siklus II telah menghasilkan perubahan nilai tes yang berarti. Nilai rata-rata siklus I sebesar 65 dengan ketuntasan 53% dan masih ada 16 siswa belum memenuhi nilai KKM. Nilai rata-rata siklus II sebesar 73 dengan ketuntasan 71% dan masih ada 10 siswa belum memenuhi nilai KKM.

PENUTUP

Simpulan

Simpulan dari penelitian peningkatan keaktifan dan hasil belajar, menghitung luas dan keliling segiempat dan segitiga dengan model pembelajaran Kartu Arisan pada siswa kelas VII D SMP Negeri I Lebaksiu Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut:

  1. Hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran terjadi peningkatan. Peningkatan itu terlihat dari hasil tes antara siklus I dan siklus II. Berdasarkan skor tes nilai rata-rata pada siklus I sebesar 65 meningkat 8 menjadi 73 pada siklus II. Ketuntasan belajar siswa dari siklus I sebesar 53% meningkat 18% menjadi 71%.
  2. Ada sedikit kendala yang harus diatasi pada pembelajaran model pembelajaran Kartu Arisan, tetapi sudah dapat diatasi sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan hasil prestasi belajar, karena dengan model pembelajaran Kartu Arisan pembelajaran jadi menyenangkan dan lebih menarik untuk diikuti.

Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan simpulan hasil penelitian sebagai berikut:

  1. Guru lain diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kartu Arisan dalam pembelajaran matematika, mengingat cukup signifikan dampak positip terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
  2. Guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Kartu Arisan tetap memperhatikan kesesuaian materi dengan tujuan yang hendak dicapai, karakeristik siswa dan ketersediaan sarana prasarana.

DAFTAR PUSTAKA

Arends. 1997. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstuktivitis. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Arikunto, Suharsimi. 2019. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

A Sardiman, 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada

Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 2017. Kamus Besar Bahasa Indinesia.Jakarta: Balai Pustaka

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineeka Cipta

Dimyati, 2009. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta

Ibrahim. M.,at al.2000. Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: University Press.

Mohh.Uzer Usman, 2009, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Erlangga

Muslich,Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Komputer dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Nana Sudjana, 2004. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo

Nana Sudjana, 2009. Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Trianto, 2009, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Prenanda Media Group.