Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN PADA MATERI PENGERTIAN NORMA DAN MACAM-MACAM NORMA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIIF SMP NEGERI 1
MARGASARI SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Toridah
SMP Negeri 1 Margasari
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn materi pengertian norma dan macam – macam norma menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Teknik pengumpulan data yang digunakanya yaitu, observasi, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan penerapan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi pengertian norma dan macam – macam norma. Hal ini dibuktikan dari hasil belajar siswa pada pra siklus terdapat 26 siswa atau81% yang belum tuntas dalam belajarnya, sedangkan 6 siswa atau 19% telah tuntas dalam belajarnya dengan nilai rata-ratanya adalah 60,1. Hasil belajar siswa pada siklus I terdapat 17siswa atau 53% yang belum tuntas belajarnya dan 15 siswa atau 47% tuntas dengan nilai rata-ratanya adalah 68. Hasil belajar siswa pada siklus II, siswa yang belum tuntas adalah 9 siswa atau 28% dan siswa yang tuntas ada23 siswa atau 72% dengan nilai rata-rata 81. Penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran Jigsawdapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn.
Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Pendidikan Kewarganegaraan, norma, jigsaw
PENDAHULUAN
Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai peranan yang sangat penting. Guru harus mampu merencanakan, melaksanakan,dan menilai pengajaran. Perencanaan yang baik memungkinkan terciptanya suatu kegiatan pembelajaran dengan baik. Kegiatan yang baik memungkinkan terciptanya hasil penilaian yang baik, sehingga akan menghasilkan anak didik yang berkualitas.
Penguasaan materi pembelajaran dapat menentukan nilai sebagai hasil belajarnya, kondisi rendahnya hasil belajar siswa pada materi Pengertian Norma dan Macam-macam norma tercermin dalam hasil belajar siswa kelas VII F Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 SMP Negeri 1 Margasari. Hal itu, dapat diketahui dari nilai rata – rata harian siswa. Dari nilai ulangan harian yang pernah dilakukan banyak siswa mendapatkan nilai dibawah 75 Angka tersebut dapat diartikan, pemahaman siswa terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih rendah.
Kenyataan hasil belajar siswa pada Materi Pengertian Norma dan Macam-macam Norma yang rendah tersebut kurang diperbaiki. Sebab, Pendidikan Kewarganegaraan termasuk mata pelajaran inti dengan nilai minimum penuntasan belajar 75. Disamping itu pendidikan di Sekolah Menengah Pertama juga dinyatakan bahwa salah satu tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran adalah agar siswa menaruh perhatian isu – isu dan masalah – masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
Dari uraian latar belakang masalah diatas ada beberapa hal yang menjadi masalah dalam pembelajaran PKn adalah: (1) Metode pembelajaran yang disajikan oleh guru masih terpusat pada guru sehingga siswa mudah bosan dalam mengikuti pelajaran. (2) Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik minat dan perhatian siswa. (3) Model pembelajaran yang digunakan guru masih monoton, sebatas ceramah dan kurang bervariasi.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawdapat meningkatkan aktifitas belajar pada mata pelajaran PKn materi pengertian norma dan macam-macam norma kelas VII F SMP Negeri 1 Margasari tahun pelajaran 2017/2018 semester ganjil? (2) Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawdapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran PKn materi pengertian norma dan macam-macam norma kelas VII F SMP Negeri 1 Margasari tahun pelajaran 2017/2018 semester ganjil?
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tindakan ini adalah: (1) Meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran PKN materi norma dan macam-macam norma nelalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Margasari Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 (2) Meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PKN materi norma dan macam-macam norma nelalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Margasari Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018
KAJIAN PUSTAKA
Hakekat Belajar
Menurut Hamalik (2005:52) belajar dapat diartikan modifikasi atau memperkuat tingkah laku melaluli pengalaman dan latihan. Sedangkan menurut Jauhari (2000:75) belajar adalah proses untuk memperoleh perubahan yang dilakukan secara sadar, aktif, dinamis, sistematis, berkesinambungan, integratif, dan tujuan yang jelas.
Pengertian belajar menurut para ahli memiliki difinisi yang berbeda–beda. Belajar adalah suatuy proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan (Slameto. 1988: 6).
Pendefinisian tentang pengertian belajar yang bermacam – macam menunjukan bahwa di humpai konsep – konsep tentang belajar yang menimbulkan corak khas uraian dan pembicaraan mengenai belajar namun semua itu tergantung sudut pandang dan penekanannya.(Sumadi Suryabrata,1993: 294).tidak memberikan batasan secara langsung tentang belajar, melainkan mengidentifikasi kegiatan – kegiatan disebut belajar.
Belajar itu membawa perubahan dalam arti behavioral changes actual maupun potensial, perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru dan bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
Hasil Belajar
Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan hasil belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Rohani, 2010:205).kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia ingin menerima pengalaman belajar yang optimal yang dapat dicapai dari kegiatan belajar di sekolah untuk pelajaran. Hasil belajar seperti yang dijelaskan guru masing – masing. hasil yang dicapai atau ditonjolkan oleh anak sebagai hasil belajar, baik berupa angka atau huruf serta tindakannya yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing – masing anak dalam periode tertentu.
Kemampuan anak didik berdasarkan hasil dari pengalaman atau pelajaran setelah mengikuti program belajar secara periodik dengan selesainya proses mengajar pada umumnya dilanjutkan dengan adanya suatu evaluasi. Dimana evaluasi ini mengandung maksud untuk mengetahui kemajuan belajar atau penugasan siswa atau terhadap materi yang diberikan oleh guru.Hasil belajar dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah Kognitif meliputi tiga aspek, berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Ranah afektifmencakup tujuan yang bekaitan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi.
Aktifitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan interaksi aktif sebagai perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan dan nilai sikap menurut kemampuan anak dalam perubahan. Menurut Sardiman, (Sardiman, 2011: 100)aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam proses belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi piaget menerangkan dalam buku Sardiman bahwa jika seorang anak berfikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak berfikir.
Hakekat Pendidikan Kewarnegaraan
Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio cultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan UUD 1945. Mata Pelajaran Kewarganegaran berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada pemerintah bangsa dan Negara Indonesia dengan mengrefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki tujuan untuk mengembangkan sikap positif dan demokratis berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia. Karakter yang diinginkan tentu dilakukan melalui proses penanaman nilai untuk dapat mengambil nilai yang baik serta diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan mata Pelajaran Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi – kompetensi sebagai berikut:
1. Berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan pada pemerinthan yang berdaulat.
2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter – karakter masyarakat pemerintah Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa – bangsa lain.
4. Berintraksi dengan bangsa – bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi berdasarkan pada karakter – karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup dalam kehidupan keluarga dan pemerintahan Negara berdasarkan kedaulatan rakyat akan terlihat sebagai gambarannya.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Seorang manusia dapat melihat dalam perubahan yang terjadi, tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Konsep tersebut adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diamati.
Model PembelajaranJigsaw
Jigsaw merupakan kata yang berasal dari bahasa ingris dengan terjemahan dalam bahasa indonesiannya “gergaji ukirâ€. Pola Pembelajaran model pembelajaran Jigsaw menyerupai pola cara penggunaan sebuah gergaji, yaitu siswa melakukan aktivitas belajar dengan melakukan kerja sama dengan siswa lain dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bersama. Sementara menurut pendapat ahli salah satunya Sudrajat (2008:1) mengartikan Pembelajaran Model pembelajaran Jigsaw sebagai sebuah tipe pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, dimana dalam kelompok tersebut terdiri dari beberapa siswa yang bertanggung jawab untuk menguasai bagian dari materi ajar dan selanjutnya harus mengajarkan materi yang telah dikuasai tersebut kepada teman satu kelompoknya.
Model pembelajaran Jigsaw akan menjadi sebuah solusi yang efektif apabila diterapkan dalam pengajaran terhadap materi ajar yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi ajar tersebut tidak harus urut dalam penyampaiannya
Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil Penelitian di bawah ini relevandengan penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Herlina Hariani Sasti yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 9 Yogyakarta Kelas X Semester II 2006/2007â€. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan model pembelajaran Kooperatif dengan teknik Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan dan kerjasama.
2. Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh Tatik Riyanti yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Jigsaw Dalam Peningkatan Presetasi Hasil Belajar Akutansi Siswa Kelas XB SMK N I Pedan Klaten Ajaran 2008/2009â€. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan model Kooperatif dengan metode Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar.
Kerangka Berfikir
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran, hasil belajar dapat berupa nilai tes, unjuk kerja, penugasan, hasil kerja dan portofolio. Adapun proses pembelajaran yang tepat untuk melibatkan semua siswa adalah menggunakan model pembelajaran Jigsaw. Pada model pembelajaran ini siswa mampu memahami materi yang akan dipelajari kemudian membuat pola kerja kelompok yang bertujuan untuk dapat memahami materi dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Model pembelajaran Jigsaw diduga dapat meningkatkan hasil belajar karena siswa yang pandai dapat mengarahkan siswa yang kurang mampu saat mengerjakan tugas – tugas yang dibahas.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas peneliti mengajukan hipotesis tindakan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn materi Pengertian Norma dan Macam-macam Norma pada siswa kelas VII F semester I SMP Negeri 1 Margasari Tahun Pelajaran 2017/2018.
MOTODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 MargasariJl.Lapangan Timur Margasari Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. SMP Negeri 1 Margasari terdiri dari 27 rombongan belajar yaitu 9 rombongan belajar untuk kelas VII, 9 rombongan untuk kelas VIII dan 9 rombongan belajar untuk kelas IX. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII F semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 berjumlah 32 anak, yang terdiri dari siswa laki-laki 12 anak dan siswa perempuan 20 anak.
Adapun diadakannya penelitian ini adalah dikarenakan prosentase aktivitas dan hasil belajar yang rendah yaitu:
1. Aktivitas siswa hanya sebesar 45% aktif sedangkan sisanya yaitu sebesar 55% masih rendah
2. 81,3% nilai hasil belajar siswa masih dibawah KKM
3. Hanya 18,7% nilai hasil belajar siswa yang sudah mencapai KKM
Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data dalam penelitian ini meliputi: (1) Metode Dokumentasi, (2) Metode Pengamatan/Observasi, (3) Metode tes, dan (4) Metode Catatan Lapangan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Pra Siklus
Aktivitas Belajar
Dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa kelas VII/F pada materi pengertian norma dan macam-macam norma sangat rendah. Hal ini dapat diketahui dari hasil pengamatan sewaktu proses pembelajaran pra siklus berlangusng sebelumnya. Banyak siswa yang sering mengobrol, bercanda dan menjahili teman sebangkunya, siswa terlihat pasif dan ada beberapa pula yang mengantuk tidur-tiduran bersandar dimeja sehingga membuat beberapa siswa lainnya menjadi tidak fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Hasil Belajar
Berdasarkan hasil penelitian serta latar belakang masalah pada kegiatan pra siklus ini, hasil belajar sangat rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya kesiapan dan minat siswa dalam menerima pelajaransehingga nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil tes masih kurang dari KKM. Adapun hasil belajar dari penelitian pra siklus ini dapat dilihat pada laporan berikut.
Dari laporan di atas dapat dijelaskan tentang prosentase hasil belajar siswa. Hasil belajar dari total keseluruhan siswa yaitu 32 siswa dengan kriteria sangat kurang sebanyak 37,5%. kriteria kurang sebanyak 43,8%. kriteria cukup mencapai 18,7%. Sedangkan nilai dengan kriteria baik dan kriteria sangat baik tidak ada satupun siswa yang mencapainya.
Berdasarkan laporan, dapat dilihat pada mata pelajaran PKn kelas VII F materi pengertian norma dan macam-macam norma yang telah memenuhi KKM sebanyak 6 siswa 18,7%. Sedangkan yang belum tuntas KKM sebanyak 26 siswa dengan prosentase sebesar 81,3% dengan nilai rata-rata 60.
Refleksi
Berdasarkan dari hasil kegiatan pra siklus dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas belajar siswa kurang optimal, karena siswa kurang memperhatikan terhadap pelajaran yang diberikan. Selain itu, hasil belajar pra siklus juga rendah dengan nilai rata-rata 60. Siswa yang tuntas sebanyak 18,7%, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 81,3%. Untuk itulah peneliti merasa perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus I yang akan di uraikan selanjutnya.
Deskripsi Hasil Siklus I
Aktivitas Belajar
Pembelajaran siklus I dilaksanakandengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw. Pada siklus Ipeneliti meminta bantuan pada teman sejawat sebagai observer untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa pada siklus I ini mengalami peningkatan diantaranya siswa mulai aktif dan fokus terhadap pelajaran yang diajarkan. Adapun hasil pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada hasil berikut.
Hasil Belajar
Pada kegiatan siklus I hasil belajar siswa kelas VIIF SMP Negeri 1 Margasari mulai mengalami peningkatan jika dibandingkan pada saat prasiklus meski hanya beberapa siswa, sehingga nilai hasil tes formatif yang diperoleh siswa pada akhir pembelajaran siklus I cukup baik. Adapun prosentase hasil belajar yang diperoleh dari hasil analisa pada siklus I sebagai berikut:
Dari tabel di atas dapat dijelaskan mengenai prosentase hasil belajar siswa yang menunjukkan adanya peningkatan. Kriteria sangat kurang 18,7%. kriteria kurang hanya 34,4%. Kriteria cukup 40.6%. Sedangkan kriteria baik 6.3% dan tidak ada satu siswa pun yang mencapai kriteria sangat baik%.
Pada deskripsi di atas dapat diketahui nilai siswa. rentang nilai 0 – 59 sejumlah 6 siswa. Jumlah siswa dengan rentang nilai 60 – 74 ada 11 siswa. Rentang nilai 75 – 84 ada 13 siswa. Sedangkan rentang nilai 85 – 94 sebanyak 2 siswa dan nilai 95 – 100 tidak ada satu siswa pun yang mencapainya.Dengan demikian pelajaran PKn materi pengertian norma dan macam – macam norma menggunakan model Jigsaw, pada siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Margasari yang telah memenuhi KKM ada 15 siswa sebanyak 46.9%. Sedangkan yang belum tuntas ada 17 siswa sebanyak 53,1% dengan nilai rata-rata 68.
Refleksi
Aktivitas belajar siswa pada siklus I sudah mulai ada peningkatan. Siswa sudah mulai berpartisipasi secara aktif, dan hanya sedikit siswa yang masih suka bercanda dan masih tidak fokus dalam pelajaran sehingga aktivitas siswa pada siklus I ini belum sepenuhnya optimal.
Hasil belajar pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I, rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 68. Namun, secara keseluruhan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I belum menunjukkan peningkatan hasil belajar yang optimal. Masih ada kekurangan yang akan diperbaiki pada siklus II.
Deskripsi Hasil Siklus II
Aktivitas Belajar
Setelah melakukan pengamatan, aktivitas siswa pada kegiatan siklus II terjadi peningkatan. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini berlangsung optimal dengan ditambahkannya satu alat visual yaitu proyektor.
Hasil Belajar
Hasil belajar siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan yang sangat baik dibandingkan dengan siklus I. Pada kegiatan siklus II siswa bisa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran apalagi ketika model pembelajaran Jigsaw mulai diterapkan, sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Adapun prosentase hasil belajar siswa yang diperoleh dari kegiatan siklus II sebagai berikut:
Dari laporan di atas dapat dijelaskan mengenai perolehan prosentase hasil belajar siswa yang semakin meningkat. Pada tabel tersebut, hasil belajar siswa yang masuk kriteria sangat kurang bernilai 0% dan kriteria kurang9 anak atau 28,1%. Kriteria cukup 12 anak atau 37,5%. sedangkan kriteria baik 3 anak atau 9,4% dan kriteria amat baik sejumlah 8 anak dengan prosentase 25%.
Pada deskripsi, dapat uraikan bahwa siswa dengan rentang nilai 0 – 59 sejumlah 0 siswa dan 60 – 74 ada 9 siswa. Jumlah siswa dengan rentang nilai 75 – 84 ada 12 siswa. Sedangkan jumlah siswa dengan rentang nilai 85 – 94ada 3 siswa dan rentang nilai 95 – 100 ada 8 siswa.
Dengan demikian mata pelajaran PKN materi pengertian norma dan macam-macam norma dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw pada siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Margasari yang telah memenuhi KKM ada 23 siswa sebanyak 71,8%. Sedangkan siswa yang belum tuntas hanya 9 siswa sebanyak 28,1% dengan nilai rata-rata mencapai 81.
Refleksi
Dari tabel hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus II terjadi peningkatan yang baik. Siswa sudah mulai tertarik dan terbiasa dengan model pembelajaran Jigsawdan siswa secara aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa mampu menguasai materi yang diberikan, memahami dan menerapkan konsep yang telah dipelajari. Dengan demikian, kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II telah berhasil dengan baik dan optimal.
Pembahasan Antar Siklus
Pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan model Jigsaw pada materi materi pengertian norma dan macam-macam norma semester I tahun pelajaran 2017/2018 kelas VII F dapat terlaksana dengan baik dan telah mendapat hasil yang memuaskan. Kegiatan pembelajaran dimulai dari para siklus dan mengalami perbaikan pada tahap siklus I dan siklus II.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada kegiatan belajar pra siklus, aktivitas belajar siswa rendah sehingga hasil belajar siswa juga rendah. Hal ini dilihat dari hasil tes formatif dengan perolehan nilai rata-rata 60.Oleh karena itu, diadakan perbaikan pembelajaran siklus I dengan menggunakan model Jigsaw. Jika dibandingkan dengan kegiatan belajar sebelumnya, pada siklus I terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa meskipun belum optimal. Dan hasil belajar ini dapat dilihat telah mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata pada siklus I yaitu 68. Pada kegiatan siklus II, aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat jika dibandingkan dengan siklus I. Aktivitas belajar pada siklus II dibuat lebih menyenangkan dan juga siswa telah jauh lebih memahami materi dan model Jigsaw yang digunakan. Nilai rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 81.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari hasil pembahasan, peneliti menarik kesimpulan bahwa:
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktifitas belajar PKn materi pengertian norma dan macam-macam norma pada siswa kelas VII FSMP N 1 Margasari hal ini terbukti dari tingginya interaksi siswa di dalam kelas dalam proses pembelajaran .
2. Penerapan model ppembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi pengertian norma dan macam-macam norma pada siswa kelas VII FSMP N 1 Margasari. Terbukti dari Perolehan nilai rata-rata yang awalnya di pra siklus hanya 60 menjadi 68 pada siklus I dan naik lagi menjadi 81 pada siklus II. Prosentase ketuntasan pun tak urung mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari pra siklus yang hanya 18,7% menjadi 46,8% pada siklus I serta naik lagi menjadi 71,8% pada siklus II hipotesis terbukti.
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Guru PKnsebaiknya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena terbukti jauh lebih efektif dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Sebaiknya model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw digabungkan dengan media pembelajaran yang sekiranya mampu menarik perhatian dan minat para siswa sehingga siswa mampu terpancing untuk lebih fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara
Herlina Hariani Sasti, 2007. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi. Yogyakarta: SMA Negeri 9
Jauhari. 2000. Hakikat Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Rohani, 2010. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sardiman, 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Slameto, 1988.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Bina Aksara
Slameto, 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya
Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan. Model Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sumadi Suryabrata. 1993. Metode Penelitian. Jakarta: CV Rajawali.
Tatik Riyanti, 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Jigsaw Dalam Peningkatan Presetasi Hasil Belajar Akutansi Siswa Kelas XB. Klaten: SMK N I Pedan
Widodo, Ari. 2006. Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal, (Online),(http://widodo.staf.upi.edu/files/2011/03/2006-Revisi-Taksonomi-Bloom-dan-Pengembangan-Butir-Soal.pdf, diakses tanggal 7 September 2017).