UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MASUK KELAS

MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL PADA SISWA KELAS IX A

SMP NEGERI 2 MARGASARI KABUPATEN TEGAL SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Endang Marhaeni

SMP Negeri 2 Margasari Kabupaten Tegal

 

ABSTRAK

 Permasalahan dalam penelitian tindakan bimbingan ini adalah rendahnya tingkat kedisiplinan siswa masuk kelas/sekolah pada siswa kelas IX A SMP Negeri 2 Margasari tahun pelajaran 2017/2018. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas selama 2 siklus yang setiap siklusnya dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioral. Dari hasil pengamatan menunjukkan adanya peningkatan kedisiplinan siswa masuk kelas/sekolah datang tepat waktu pada prasiklus terlambat 17 siswa (50%),Bolos 6 siswa (17,6%), alpa 16 siswa (47%) Setelah diadakan tindakan pada siklus 1, terlambat 7 siswa (20,5%), bolos 3 siswa (8,8%),alpa 6 siswa (17,6%). Pada siklus 2 mengalami peningkatan yang signifikan terlambat 3 siswa (8,8%), bolos (0%),alpa 2 siswa (5,8%) . Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kedisiplinan siswa masuk kelas/sekolah .

Kata Kunci: Kedisiplinan masuk kelas, Bimbingan Kelompok, pendekatan behavioral

 

PENDAHULUAN

 Bimbingan merupakan usaha bantuan terhadap individu agar dapat memahami dirinya, menyerahkan dirinya, dan mendapatkan penyesuaian diri dengan lingkungan, sesuai dengan potensi yang ada terutama dengan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

 Pendidikan disekolah tidak hanya sekedar menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik, akan tetapi lebih dari itu yaitu upaya menanamkan nilai-nilai yang berharga bagi kepentingan hidup bersama. Salah satu nilai yang harus ditanamkan lewat aktifitas pendidikan adalah adalah disiplin. Pada umumnya disekolah masalah disiplin dikaitkan dengan kewajiban yang harus ditaati oleh siswa selama mengikuti aktifitas di sekolah. Salah satu kewajiban yang dimaksud adalah mentaati tata tertib sekolah diantaranya adalah disiplin masuk kelas / sekolah. Adapun tata tertib yang berlaku di SMP N 2 Margasari Kabupeten tegal antara lain sebagai berikut: Siswa jam 07.00 tepat harus sudah berada disekolah, bagi siswa yang datang lebih dari jam 07.00 atau terlambat kadang malah memilih pulang karena takut kena sanki sekolah.

Kehadiran di sekolah sangatlah penting. Kalau siswa sering tidak ikut dalam proses pembelajaran akan tertinggal materi pelajaran atau terkena sanki peraturan 90% (sembilan puluh prosen) wajib masuk sekolah, ikut dalam proses kegiatan belajar mengajar dan melaksanakan apa yang ditugaskan oleh guru masing-masing.

Kenyataan yang terjadi di SMP N 2 Margasari Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 masih banyak siswa yang terlambat, tidak masuk tanpa keterangan, sakit, izin kepentingan lain, bolos sekolah, hal tersebut berdasarkan pengamatan penulis, catatan dari guru piket, teman sejawat , laporan guru mapel, laporan wali kelas dan rekap absensi siswa, khususnya di kelas IX A. Ketidak hadiran siswa di kelas/di sekolah mayoritas disebabkan siswa yang sekolah di SMP N 2 Margasari berasal dari keluarga broken home, kurang perhatian orang tua, orang tua cerai, orang tua sibuk, banyak juga orang tua yang kerja diluar kota, jarak tempuh dari rumah kesekolah jauh, KBM yang kurang menyenangkan, dan lain-lain.

Atas dasar latar belakang tersebut diatas, maka Penulis ingin melaksanakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling dengan judul “ Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Masuk Kelas / Sekolah Melalui Layanan Bimbingan Kelompok dengan pendekatan behavioral Pada Siswa Kelas IX A SMP N 2 Margasari Kabupaten Tegal Semester 2, Tahun Pelajaran 2017/2018.

Atas dasar latar belakang masalah tersebut diatas, Penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut ; (1) 1. Masih banyak siswa terlambat memilih pulang kembali , tidak masuk sekolah karena takut kena sanki. (2) 2. Tidak masuk keselokah tanpa keterangan, bolos, terlambat khususnya di kelas IX A. (3) Input siswa rendah, sehingga kurang disiplin. (4) Metode yang di gunakan guru kurang menyenangkan / kurang efektif.

Dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah; (1) Apakah melalui layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioral dapat meningkatkan kedisiplinan siswa masuk kelas/ sekolah pada siswa kelas IX A SMP N 2 Margasari Kabupaten tegal semester dua, tahun pelajaran: 2017/2018 ? (2) Bagaiman Langkah- langkah pelaksanan layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioral dalam meningkatkan kedisiplinan siswa masuk kelas/ sekolah pada kelas IX A SMP N 2 Margasari, Kabupaten Tegal semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 ?

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka penulis mempunyai dua tujuan, yaitu; (1) Meningkatkan kedisiplinan masuk kelas/ sekolah pada siswa kelas IX A SMP N 2 Margasari Kabupaten Tegal Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioral. (2) Mendiskripsikan langkah-langkah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioral dalam meningatkan kedisiplinan masuk kelas/ sekolah pada siswa kelas IX A SMP N 2 Margasari Kabupaten Tegal Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018.

KAJIAN PUSTAKA

Definisi Disiplin.

Menurut Murtini S.Pd (2008: 9) mendefinisikan disiplin adalah ketaatan, kepatuhan, atau ketentuan yang berlaku.

Menurut The Liang Gie (1972: 76) dalam Bagiyati mendifinisikan disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan peraturan yang telah ada dengan rasa senang.

Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian disiplin adalah suatu sikap konsisten dalam melakukan kegiatan, yang dibudayakan disekolah,suatu keadaan tertib dimana orang taat, patuh pada peraturan yang telah ada dengan rasa senang, selalu melaksanakan tugas dan kewajibanya, kehidupanya tertib dan teratur, dan tidak suka mengulur- ulur waktu atau menunda pekerjaanya.

Pengertian masuk kelas/Sekolah.

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan. Menurut ayat1 pasal 1 undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, kepribadian, ketrampilan, kecerdasan, akhlak mulia serta pengendalian diri yang diperlukan pada dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, yang dimaksud kedisiplinan masuk sekolah adalah kedisiplinan masuk kelas merupakan ketaatan, kepatuhan dan ketepatan pada suatu aturan yang berlaku di sekolah yang dilakukan secara sadar tanpa adanya paksaan atau dorongan dari pihak luar agar siswa dalam keadaan tertib, teratur, tepat waktu pada saat masuk kelas/ sekolah.

Tujuan kedisiplinana masuk kelas/ sekolah.

Kedisiplinan masuk kelas/ sekolah perlu diadakan dengan tujuan agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan lancar tidak terganggu oleh siswa terlambat, bolos, dan tidak masuk tanpa keterangan.

Menurut Schaefer (1978:57) dalam Yulia Rintiyastini membagi tujuan penanaman disiplin menjadi dua, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek dari penanaman disiplin adalah untuk membuat seseorang terlatih dan terkontrol. Misalnya memberi tahu bentuk tingkah laku yang pantas dan tidak pantas.Contoh konkrit adalah siswa tidak datang terlambat, tidak sering alpa, tidak membolos, mematuhi perintah orang tua atau guru dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan kedisiplinan masuk kelas/ sekolah adalah agar individu memiliki kwalitas mental dan moral yang baik, mematuhi peraturan, memiliki kebiasaan yang baik, mampu mengontrol dan mengarahkan tingkah laku,pendirian, dan kemampuanya untuk melaksanakan tanggung jawab atau melakukan yang positif.

Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno (1997:53) dalam Bagiyati bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan yang mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna untuk mengembangkan pribadi, atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama anggota kelompok melalui suasana dinamika kelompok yang intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota dibawah bimbingan pemimpin kelompok (Konselor).

 Menurut Gazda (1967: 6.3) dalam buku ajar PLPG mendefinisikan bimbingan kelompok merupakan suatu proses dimana Konselor terlibat dalam sejumlah klien dalam waktu yang sama, jumlahnya bervariasi maksimal 6 – 8 orang, yang mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan / atau pengentasan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok.

Atas dasar pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah- masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial. Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga kelompok yaitu kelompok kecil (2 – 6) orang, Kelompok sedang (7 – 12) orang, dan kelompok besar (13 – 20) orang ataupun kelas (20-40)

Tujuan Bimbingan Kelompok

Secara umum bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan.

Secara khusus bimbingan kelompok mempunyai tujuan dapat memahami topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual, hangat dan menjadi perhatian peserta.

Melalui dinamika kelompok yang inisiatif pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkan tingkah laku yang lebih efektif, dalam hal ini kemampun berkomunikasi verbal dan non verbal ditingkatkan . (Prayitno.2004:93) dalam Bagiyati

 Dari beberapa tujuan layanan bimbingan kelompok menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan sebuah layanan bimbingan konseling yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan sosial siswa, meningkatkan kemampuan berkomunikasi antar individu, mengembangkan sikap dan tindakan nyata untuk mencapai hal-hal yang diinginkan didalam anggota kelompok.

Kerangka Berfikir

 Kedisplinan siswa masuk kelas/ sekolah pada siswa kelas IX A SMP N 2 Margasari Kabupaten Tegal Semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 cenderung rendah, hal ini terlihat dari banyaknya siswa kurang mematuhi tata tertib sekolah, sering terlambat, sering bolos dan sering alpa dan tidak takut menerima sanksi jika melanggar tata tertib sekolah. Hal itu disebabkan input siswa yang masuk ke SMP 2 Margasari rata – rata rendah dan berasal dari keluarga tidak mampu, broken home, model bimbingan konseling yang dilakukan guru kurang menyenangkan dan kurang efektif, Petugas piket dalam melakukan tugas kurang efektif sehingga banyak siswa yang datang terlambat masuk sekolah,bolos, alfa. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini peneliti ingin memperbaikinya melalui penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dengan judul “ Upaya Peningkatan Kedisiplinan masuk kelas/Sekolah Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan pendekatan behavioral Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 2 Margasari Kabupaten Tegal Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018“. Pada saat belum menggunakan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioral kedisiplinan masuk kelas pada siswa kelas IX A rendah.Untuk itu perlu dilakukan perubahan tindakan, yaitu: Tindakan pertama siklus I melalui bimbingan kelompok besar dengan pendekatan behavioral dilanjutkan dengan pemanggilan siswa, setelah melakukan siklus I kemudian dilakukan siklus II yaitu melalui layanan bimbingan kelompok kecil dengan teknik behavioral dilanjutkan dengan pemanggilan orang tua. Dari Siklus I ke Siklus II diharapkan terjadi peningkatan kedisiplinan siswa masuk kelas bagi siswa kelas IX A SMP N 2 Margasari Kabupaten Tegal pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018.

Hipotesis Tindakan

 Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir diatas dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Melalui Layanan Bimbingan Kelompok dengan teknik behavioral dapat meningkatkan kedisiplinan siswa masuk kelas / sekolah pada kelas IXA SMP Negeri 2 Margasari Kabupaten Tegal Semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Margasari Kabupaten Tegal, yang berlokasi di jalan Raya Pakulaut. SMP Negeri 2 Margasari. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX A SMP Negeri 2 Margasari Kabupaten Tegal semester dua tahun pelajaran 2017/2018 yang terlambat, bolos dan alpa sampai dengan bulan Januari. Penelitian ini dilaksanakan enam bulan yaitu mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni tahun pelajaran 2017/2018.

Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data pada penelitian tindakan bimbingan dan konseling menggunakan teknik: (1) Observasi (Pengamatan), (2) Metode Dokumentasi, (3) Metode Tes. (4) Metode Catatan Lapangan.

Analisis Data

Dalam menganalisis data penelitian tindakan bimbingan dan konseling, peneliti membandingkan antara data yang diperoleh pada saat kondisi awal sebelum diadakan tindakan, dibandingkan dengan data yang diperoleh setelah melalui tindakan pada siklus 1 dengan tindakan pada siklus 2, ketiga data tersebut dianalisis menggunakan teknik deskripitif komparatif dilanjutkan refleksi.

Sumber data

 Sumber data penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini berupa data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah data yang diperoleh dari subyek penelitian yaitu kelas IX A SMP Negeri 2 Margasari Semester 2 Tahun Pelajaran 2017 / 2018 tentang data kedisiplinan masuk kelas/sekolah. Adapun sumber data sekunder adalah data yang berasal dari wali kelas, rekap absensi, guru piket, teman sejawat sebagai observer selama proses penelitian dengan menggunakan lembar observasi, observer mengamati aktivitas subyek penelitian untuk mengetahui aktivitas siswa pada pelaksanaan bimbingan kelompok.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling ini dikatakan berhasil apabila tercermin adanya peningkatan kedisiplinan masuk sekolah dengan adanya perubahan disiplin dari siklus 1 ke siklus 2 siswa yang terlambat masuk sekolah, bolos, dan alpa dalam dua minggu dihitung dari hari efektif dalam proses pembelajaran setelah dilakukan tindakan layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioral Jumlah prosentasi siswa yang berhasil meningkatkan kedisiplinannya yaitu tidak terlambat, tidak bolos, tidak alfa, sebanyak 90% pada akhir siklus.

Prosedur penelitian

Penelitian tindakan bimbingan dan konseling, direncanakan dengan dua siklus, dimana tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahap tersebut digambarkan oleh Suharsimi Arikunto (2002:45) sebagai daur berulang atau spiral yang saling terkait. Keempat tahapan tersebut meliputi: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Adapun informan dalam penelitian ini penulis berkolaborator dengan teman sejawat yaitu Ibu Setya Lestari, S.Pd. NIP. 198405292009032003 selaku guru BK kelas VIII untuk mengamati proses jalannya layanan bimbingan kelompok dan untuk merefleksi segala kegiatan yang telah dilakukan selama pelaksanaan bimbingan kelompok.

Uraian Penelitian Secara Umum

Penelitian ini adalah penelitian tindakan bimbingan yang dilakukan sebanyak 2 siklus dengan berkolaborasi dengan teman sejawat khususnya kolaborasi pada siklus berlangsung untuk membantu melaksanakan pengamatan secara bersama-sama, di mana tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu; Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi. Apabila siklus pertama belum berhasil maka dilanjutkan siklus kedua dan seterusnya.

Hasil Prasiklus

 Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX A SMP Negeri 2 Margasari semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 yang sering terlambat, bolos dan alpa. Alasan memilih kelas IX A sebagai subyek penelitian karena tingkat kedisiplinan masuk kelas / sekolah pada siswa kelas tersebut rendah. Hal ini didasarkan oleh hasil pengamatan, rekap absensi, laporan dari wali kelas, guru mapel, catatan guru piket, dan catatan teman sejawat bahwa anak-anak pada kelas tersebut sering datang terlambat, bolos, dan alpa. Karena yang menjadi sasaran subjek penelitian ini kelas IX A maka pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas tersebut yaitu kelas IX A. Karena Guru BK tidak punya jam masuk kelas secara terjadwal, maka penelitian ini dilaksanakan diluar jam pelajaran atau minta waktu pada guru mapel. Penelitian ini adalah penelitian tindakan bimbingan konseling yang direncanakan 2 siklus.

Deskripsi Siklus 1

 Hasil pengamatan pada siklus 1 yang dilaksanakan pada bulan Februari minggu ke-1 – 4 Tahun 2018 menunjukan bahwa dari 17 (50%) siswa yang terlambat turun menjadi 7 (20,5%), siswa yang bolos dari 6 (17,6%) siswa turun menjadi 3 siswa (8,8%), dan yang alpa 16 siswa (47%) turun menjadi 6 siswa (17,6%) setelah mendapatkan bimbingan kelompok ada beberapa siswa yang masih terlambat masuk kelas/ sekolah, dapat dilihat pada penjelasan berikut ini. Terlambat 17 siswa (50%), Bolos 6 siswa (17,6%), Alpa 18 siswa (47%).

Berdasarkan uraian diatas setelah guru BK mengadakan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioral ternyata dapat diketahui adanya peningkatan kedisiplinan siswa datang di kelas/sekolah, pada saat awal sebelum diberikan tindakan dan setelah diberikan tindakan bimbingan kelompok (siklus 1) pada bulan Februari tahun 2018, peningkatan itu bisa dilihat dimana pada saat awal sebelum diberi tindakan ada 17 siswa (50%) yang datang terlambat menjadi 7 siswa (20,5%) yaitu siswa asuh kode 002, 009, 013, 018, 019, 020,dan 026, sedangkan 6 siswa (17,6%) yang bolos sekolah menjadi 3 siswa (8,8%) yaitu kode 018, 020,029, sedangkan 16 (47%) yang alpa menjadi 6 siswa (17,6%) yaitu kode 018, 020, 026, 029, 030, 032.

Refleksi (Reflektion)

Melihat dari data kondisi awal dan setelah diberikan tindakan bimbingan kelompok (siklus 1) dengan bimbingan kelompok besar, terjadi peningkatan kedisiplinan siswa tetapi belum cukup signifikan. Untuk itu maka perlu ditindaklanjuti dengan mengadakan siklus 2, agar peningkatan kedisiplinan siswa masuk kelas/sekolah bisa meningkat secara optimal.

Deskripsi Hasil Siklus 2

 Karena melihat data pada siklus I, masih ada siswa yang terlambat datang kesekolah, bolos dan alpa maka perlu adanya tindakan bimbingan kelompok pada siklus 2 dilaksanakan pada Minggu ke- 1 – 5 bulan Maret, supaya dapat meningkatkan kedisiplinan siswa lebih maksimal datang ke sekolah tepat waktu , tidak bolos dan alpa.

Hasil pengamatan pada siklus 2 yang dilakukan oleh kolaborator terhadap peneliti bulan Maret minggu ke 1 – 5 Tahun 2018 menunjukan suatu keberhasilan pada layanan bimbingan kelompok dengan teknik konseling behavioral pada siklus 2.

Kemudian untuk prosentase data hasil observasi peningkatan kedisiplinan siswa masuk kelas / sekolah pada siklus 2 dapat dilihat pada penjelasan berikut: Terlambat 3 siswa (8,8%), Bolos 0 siswa (0%), Alpa 2 siswa (5,8%).

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui adanya peningkatan kedisiplinan siswa masuk kelas/ sekolah pada pada bulan April 2018, yang pada siklus 1 yang terlambat turun 11,7% dari 7 siswa (20,5%) menjadi 3 siswa (8,8%) yaitu no.kode 018, 020, 026, siswa yang bolos turun (8,8%) dari 3 siswa (8,8%) menjadi 0 siswa (0%), dan yang alpa turun (11,8%) dari 6 siswa (17,6%) menjadi 2 siswa (5,8%) yaitu dengan kode 018, dan 020 . Dari penjelasan tadi jelas terjadi peningkatan kedisiplinan yang sangat signifikan setelah diberikan tindakan berupa bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioral pada siklus 2.

Refleksi (Reflection)

 Bila kita lihat kondisi siklus 1 dalam kedisiplinan masuk kelas/sekolah sudah ada peningkatan tetapi masih ada siswa yang datang terlambat tujuh siswa, bolos tiga siswa , sedang yang alpa enam siswa , tetapi setelah diberikan tindakan siklus 2 ada peningkatan kedisiplinan siswa dalam masuk kelas/sekolah dari tujuh siswa yang terlambat menjadi tiga siswa, yang bolos dari tiga siswa menjadi tidak ada lagi yang bolos, yang alpa dari enam siswa menjadi dua siswa, itupun terjadi pada siswa yang sama baik terlambat maupun alpa.

 Berdasarkan hasil observasi peningkatan kedisiplinan siswa selama proses layanan bimbingan kelompok pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukan keberhasilan indikator kinerja maka PTBK tidak dilanjutkan ke siklus 3, selanjutnya peneliti tetap menggali faktor penyebabnya tiga siswa yang terlamabat dan yang alpa kemudian ditindak lanjuti dengan layanan konseling individual dan pemanggilan orang tua.

Pembahasan

 Secara teortis dapat dibuktikan bahwa setelah diadakan penelitian tindakan bimbingan konseling untuk meningkatkan kedisiplian siswa masuk kelas / sekolah melalui layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioral dimana terlihat adanya peningkatan prosentase siswa dalam kedisiplinan datang ke kelas / sekolah tepat waktu dibandingkan dengan prosentase pada waktu pra tindakan, pemberian layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioral yang diberikan kepada siswa yang terlambat, bolos dan alpa telah membuat siswa menjadi lebih disiplin untuk masuk kelas / sekolah tepat waktu, mengikuti proses pembelajaran dengan baik, hal tersebut terbukti dengan adanya perubahan siswa yang terlambat, bolos dan alpa ada penurunan yang signifikan. Dari hasil penelitian tindakan bimbigan konseling ini, maka hipotesis siswa yang tertulis diatas yang berbunyi ”Melalui layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioral dapat meningkatkan kedisiplinan masuk kelas / sekolah pada siswa kelas IX A semester 2 tahun pelajaran 20117/2018.

 Dari hasil penelitian tindakan bimbingan konseling yang sudah diuraikan diatas dapat dijelaskan bahwa masa pra tindakan pada bulan januari sampai dengan bulan Februari, jumlah 34 siswa dari berbagai variasi ketidak disiplinan masuk kelas / sekolah baik itu terlambat, bolos dan alpa, pada kondisi awal terlambat 17 siswa (50%), turun (29,5%) menjadi 7 siswa (20,5%), bolos 6 siswa (17,6%) turun (8,8%) menjadi 3 siswa (8,8%), alpa 16 siswa (47%) turun (29,4%) menjadi 6 siswa (17,6%), pada siklus 1, tetapi setelah diberi tindakan pada siklus 2 terjadi peningkatan yang signifikan kedisiplinan masuk kelas/ sekolah pada kondisi awal siswa terlambat 17 siswa (50%) turun 41,2% pada akhir siklus menjadi 3 siswa (8,8%), siswa bolos dari 6 siswa (17,6%) turun 17,6% menjadi 0 siswa (0%), sedangkan siswa yang alpa pada kondisi awal ada 16 siswa (47%) turun 41,2% menjadi 2 siswa (5,8%).

PENUTUP

Simpulan

 Berdasarkan hasil analisis setiap akhir siklus dan pembahasan hasil penelitian pada bab. IV, Peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1.     Masalah rendahnya kedisiplinan siswa masuk kelas / sekolah perlu adanya tindakan khusus untuk menyelesaikanya antara lain sebagai berikut:

a.     Masa pra tindakan yaitu mendapatkan data-data siswa yang terlambat, bolos, alpa baik melalui pengamatan peneliti, catatan siswa yang terlambat dari guru piket, wali kelas teman sejawat, rekap absensi.

b.     Siklus 1 dilaksanakan pada Minggu ke- 1- 4 bulan Februari 2018, diadakan layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioral sebanyak 2 kali pertemuan dengan menggunakan kelompok besar hasil kurang signifikan, masih ada siswa yg kurang disiplin, pada pra siklus siswa yang terlambat 17 (50%) menjadi 7 (20,5%) pada siklus 1 turun 29,5%, siswa yang bolos dari 6 (17,6%) menjadi 3 (8,8%) turun 8,8%, dan siswa yang alpa dari 16 (47%) menjadi 6 (17,6%) turun 29,4%.

c.     Siklus 2 dilaksanakan Minggu 1 – 5 bulan maret 2018 menyempurnakan lagi apa yang masih kurang dari siklus 1 guna untuk lebih meningkatkan lagi kedisiplinan siswa masuk kelas /sekolah, melalui layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioral sebanyak 2 kali pertemuan dengan menggunakan kelompok kecil, hasil cukup signifikan peningkatan kedisiplinan masuk kelas/sekolah.

Pada siklus 1 siswa yang masih terlambat 7 (20,5%) menjadi 3 (8,8%) pada siklus 2 turun 11,7%, siswa yang bolos dari 3 (8,8%) menjadi 0 (0%) turun 8,8%, sedangkan siswa yang alpa dari 6 (17,6%) menjadi 2 siswa (5,8%) berati turun 11,8%.

d.     Dari hasil PTBK yang sudah diuraikan diatas dapat dijelaskan terjadi peningkatan yang signifikan kedisiplinan masuk kelas/sekolah setelah diberkan tindakan pada siklus 2, pada kondisi awal siswa terlambat 17 (50%) turun 41,2% pada akhir siklus menjadi 3 siswa (8,8%), siswa yang bolos dari 6 (17,6%) turun 17,6% menjadi 0 siswa (0%), sedangkan siswa yang alpa pada kondisi awal ada 16 siswa (47%) turun 41,2% menjadi 2 siswa (5,8%), siswa yang masih terlambat dan alpa terjadi pada siswa yang sama yaitu siswa kode 018, 020, dan 026, kemudian ditindak lanjuti dengan pemberian layanan konseling individual dan pemanggilan orang tua, sedangkan pada siswa yang sudah dapat meningkatkan kedisiplinannya pada setiap siklus selalu mendapat apresiasi / hadiah berupa pujian dari pimpinan kelompok.

2.     Kendala dalam layanan layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioral adalah dibutuhkan waktu yang cukup lebih untuk mengorganisasikan siswa dalam pembentukan kelompok.

Saran

 Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1.   Siswa.

Siswa hendaknya selalu meningkatkan kedisiplinan masuk kelas/sekolah tepat waktu dengan cara berangkat sekolah sebelum jam tujuh siswa sudah sampai sekolah, tidak bolos dan tidak sering alpa, mematuhi tata tertib yang ada disekolah sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dan dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

2.     Guru Bimbingan Konseling

 Guru Bk seyogyanya menerapkan model layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan behavioral dalam menangani siswa yang tidak disiplin masuk kelas / sekolah, terlambat, bolos dan alpa dengan menggunakan kelompok kecil (5-12 siswa) agar bimbingan lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Bagiyati. 2012. Penelitian Tindakan Bimbingan Dan Konseling. Ngaglik Sleman Yogyakarta: Paramita Publishing.

Gantina Komalasari. Eka Whyuni. Karsih. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: Permata Puri Media.

Lilis Ratna Purnamasari.2012. Teknik- teknik Konseling. Semarang: Buku Ajar BK.UNES.

Murtini. 2008. Akhlak Siswa terhadap Guru. Semarang: PT. Sindur Press.

 Prayitno..2004. BUKU II Pelayanan Bimbingan dan Konseling SLTP. Padang: PT. Ikrar Mandiri abadi.

Suharsimi Arikunto.2011. Penilaian dan Penelitian Bidang Bimbingan dan Konseling. Aditya Media. Yogyakarta.

Yulia Rintiyastini-Suzy Yulia Charlote S. 2006. Bimbingan Konseling 2 SMP. Jakarta: PT. Gelora Pratama.